Laporan Fitokim
Laporan Fitokim
PENDAHULUAN
4
1. Simplisia nabati: simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan
ataueksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhann adalah isi sel yang secara
spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu
dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni
2. Simplisia hewan
3. Simplisia pelikan (mineral)
Simplisia yang aman dan berkhasiat adalah simplisia yang tidak
mengandung bahaya kimia, mikrobiologis, dan bahaya fisik, serta
mengandung zat aktif yang berkhasiat. Cirisimplisia yang baik adalah
dalam kondisi kering (kadar air < 10%), untuk simplisia daun, bila diremas
bergemerisik dan berubah menjadi serpihan, simplisia bunga bila diremas
bergemerisik dan berubah menjadi serpihan atau mudah dipatahkan, dan
simplisia buah dan rimpang (irisan) bila diremas mudah dipatahkan. Ciri lain
simplisia yang baik adalah tidak berjamur, dan berbau khas menyerupai
bahan segarnya (Herawati, Nuraida, dan Sumarto, 2012).
Proses pemanenan dan preparasi simplisia merupakan proses yang
menentukan mutu simplisia dalam berbagai artian, yaitu komposisi senyawa
kandungan, kontminasi danstabilitas bahan. Namun demikian simplisia
sebagai produk olahan, variasi senyawa kandungan dapat di perkecil,
diaturatau dikonstankan (Depkes RI, 2000).
Dalam hal simplisia sebagai bahan baku dan produk siap konsumsi
langsungdapat dipertimbangkan 3 konsep untuk menyusun parameter standar
umum:
1. Simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya memenuhi 3
parameter mutu umum suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis
(identifikasi), kemurnian (bebas dari kontaminasi kimia dan biologis)
serta aturan penstabilan (wadah, penyimpanan dan transportasi).
5
jawab terhadap respon biologis harus mempunyai spesifikasi kimia,
yaitu informasi komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan.
6
Kadar aktif suatu senyawa dalam suatu tumbuhan berbeda-beda dan
sangat bergantung pada bagian tanaman yang diambil, waktu pengambilan,
umur tumbuhan dan lingkungan tempat tumbuh. Identifikasi sampel perlu
dilakukan oleh ahlinya, serta sampel harus disimpan dengan nomor kode
sampel di herbarium untuk memudahkan penelusuran kembali.
1. Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan dengan cara pencucian sampel yang bertujuan
untuk menghilangkan sampel dari tanah dan kotoran lainnya yang melekat.
Pencucian dilakukan dibawah air mengalir.
2. Perajangan
Beberapa sampel memerlukan perajangan terlebih dahulu sebelum
dikeringkan, yang bertujuan untuk membantu proses pengeringan. Tanaman
yang baru diambil, jangan langsung dirajang, tetapi dijemur dalam keadaan
utuh selama 1 hari, selanjutnya baru dirajang dengan menggunakan pisau
atau alat pemotong lainnya sehingga membentuk irisan tipis atau sesuai
dengan bentuk yang diinginkan.
3. Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang dapat
disimpan dalam waktu yang lebih lama. Secara umum simplisia harus
dikeringkan pada suhu dibawah 30oC, untuk menghindari terurainya
komponen kimia yang terdapat dalam tumbuhan akibat dari pengaruh suhu.
Sampel harus dihindari dari sinar matahari langsung karena adanya potensi
transformasi kimia akibat dari radiasi sinar UV. Dengan mengurangi kadar
air dan menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau
perusakan simplisia.
7
4. Penghalusan
Jika sampel yang akan dihaluskan jumlahnya sedikit maka akan digunakan
blender. Tetapi jika jumlah sampel banyak, maka dianjurkan untuk
menghaluskan dengan menggunakan peralatan penghancur skala industri.
Serbuk adalah sediaan obat tradisional berupa butiran homogen
dengan derajat halus yang cocok bahan bakunya berupa simplisia sediaan
galenik, atau campurannya (DepKes RI,1994). Serbuk Simplisia adalah sediaan
Obat Tradisional berupa butiran homogen dengan derajat halus yang sesuai,
terbuat dari simplisia atau campuran dengan Ekstrak yang cara penggunaannya
diseduh dengan air panas (BPOM,2014).
Serbuk dari simplisia memiliki beberapa persyaratan yaitu:
Kadar air tidak lebih dari 10 %.
Angka lempeng total tidak lebih dari 10 3.Angka kapang dan khamir
tidak lebih dari 10 4.Mikroba pathogen negatif.
Aflatoksin tidak lebih dari 30 bpj.
Untuk penggunaan bahan tambahan seperti pengawet, serbuk dengan
bahan baku simplisia dilarang ditambahkan bahan pengawet. Wadah dan
penyimpanan untuk serbuk simplisia ialah dalam wadah tertutup baik; disimpan
pada suhu kamar, ditempat kering dan terlindung dari sinar matahari langsung
(DepKes RI,1994).
8
1.3 KLASIFIKASI TANAMAN
1. Temulawak
Keluarga : Zingiberaceae
Abu : (3-7) %
Pasir : 1%
9
2. Kunyit
Keluarga : Zingiberaceae
3. Laos
Keluarga : Zinciberaceae
10
4. Kencur
Keluarga : Araceae
5. Jahe
Keluarga : Zinciberaceae
Zat berkhasiat : Pati, damar, oleo resin, gingerin dan minyak atsiri
mengandung
Zingiron, zingiberol, zingiberin, borneol, kamfer,
sineol felandren
11
Jenis – jenis jahe berdasarkan bentuk :
1. Jahe putih besar, rimpangnya lebih besar dan ruas rimpangnya lebih
menggembung.
2. Jahe putih kecil, ruasnya kecil agak rata sampai sedikit menggembung.
3. Jahe merah, rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari jahe putih
kecil
2. Jahe segar yang dicuci secara hati – hati dikupas lapisan gabus dan dicuci
berulang - ulang dan dikelantang,. Jika dimaserasi dengan air kapur akan
nampak putih karena lapisan kapurnya dan disebut Jahe putih (White
ginger).
3. Jahe segar atau yang dikeringkan tanpa pengolahan khusus dan dipakai
untuk bumbu masak disebut Jahe hijau (Green ginger)
Waktu panen :
12
6. Daun jambu biji
Keluarga : Myrtaceae
7. Daun suji
Keluarga : Ruscaceae
13
8. Daun pace
Famili : Rubiaceae
14
1.3 METODE KERJA
1.4.1 Alat dan Bahan
Alat
1. Pisau
2. Gunting
3. Alas Pemotong/Talenan
4. Kertas Koran
5. Baskom & Nampan
6. Tampah Untuk Meniris Sampel Basah
7. Timbangan Digital
8. Lemari Pengering
9. Kain Hitam
10. Desikator
11. Blender
12. Mortir & Alu
13. Spatula & Sudip
14. Ayakan
15. Sendok
16. Plastik
17. Silikagel
Bahan
1. Curcuma domestica Rhizoma (kunyit)
2. Zingiber officinnale Rhizoma (jahe)
3. Curcuma xanthorrizha Rhizoma (temulawak)
4. Alpinia galanga Rhizoma (laos)
5. Dracanea angustifolia Folium (daun suji)
6. Psidium guajava Folium (daun jambu biji)
7. Morinda citrifolia Folium (daun pace)
8. Syzygium polyanthum Folium (daun salam)
15
1.4.2 Prosedur Kerja
Pemilihan sampel
Pilihlah sampel dari tumbuhan yang akan diisolasi kangdungan kimianya
Pengambilan sampel
Lakukan pengambilan sampel, serta lakukan pencatatan terhadap :
Bagian tanaman yang diambil
Umur tanaman (jika memungkinkan Waktu pengambilan
Lokasi pengambilan jumlah (gram) sampel segar yang diambil)
Identifikasi
Lakukan indentifikasi organoleptik tumbuhan atau sampel tersebut. Meliputi
(bau, warna, dan bentuk )
Perajangan
Untuk mempermudah dan membantu proses pengeringan, maka sampel yang telah
disortasi basah dan ditiriskan, selanjutnya dirajang dengan menggunakan pisau
atau pemotong lainnya sehingga membentuk irisan tipis, jika sampel yang diambil
adalah daun, maka proses perajangan tidak diperlukan.
16
Pengeringan
Sampel yang telah dirajang dikeringkan dengan cara :
Dikeringkan dibawah sinar matahari
Diangin-anginkan tanpa terkena sinar matahari langsung
Penyimpanan
Simplisia kering disimpan dalam wadah tertutup rapat dan bebas dari kelembaban
udara.
17
Pembuatan Serbuk Simplisia
Serbuk yang telah halus diayak untuk mendapatkan derajat kehalusan tertentu
kemudian ditimbang dan dimasukan dalam wadah, diberi label.
18
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 HASIL
HASIL PERCOBAAN
19
Pengamatan hari-2 Lembab 13 September 2019
Pengamatan hari-3 Agak Kering 16 September 2019
Pengamatan hari-4 Kering 17 September 2019
Pengamatan hari-5 Sangat Kering 18 September 2019
Tanggal sampel kering dan dilakukan
Rabu, 18 September 2019
penyimpanan
8 IDENTIFIKASI SIMPLISIA
KERING
Bau Khas
Warna Hijau Kecoklatan
Bentuk Potongan Satu Ruas Jari
Lainnya (kekhasan) -
Berat simplisia kering (gram) Matahari : 26,86 g
Diangin-angin : 31,54 g
Rendemen kering (%)
(berat kering / berat basah setelah
20
ditiriskan x 100%)
9 PENYIMPANAN
Wadah penyimpanan Wadah tertutup rapat
Kondisi penyimpanan Serbuk Kering
Praktikan Dosen
( ) ( )
21
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM : PENYERBUKAN SIMPLISIA
KELOMPOK :1A
I. HASIL PERCOBAAN
Praktikan Dosen
( ) ( )
22
DAUN SUJI
23
Pengeringan dengan matahari Pengeringan dengan diangin-angin
Rabu, 11- september- 2019 Rabu, 11- september- 2019
24
Pengeringan dengan matahari Pengeringan dengan diangin-angin
Senin, 16- september- 2019 Senin, 16- september- 2019
25
LEMBAR KERJA DAUN JAMBU BIJI
PRAKTIKUM : PENYIAPAN SAMPEL BAHAN ALAM
KELOMPOK :1A
HASIL PERCOBAAN
26
Tanggal sampel kering dan dilakukan
Rabu, 25 September 2019
penyimpanan
8 IDENTIFIKASI SIMPLISIA
KERING
Bau Khas
Warna Hijau Kecoklatan
Bentuk Agak memanjang
Lainnya (kekhasan)
Berat simplisia kering (gram) Matahari : 87,51 g
Diangin-anginkan :77,91 g
Rendemen kering (%)
26,72 %
(berat kering / berat basah setelah
27
ditiriskan x 100%)
9 PENYIMPANAN
Wadah penyimpanan Wadah Tertutup Rapat
Kondisi penyimpanan Serbuk Kering
Praktikan Dosen
( ) ( )
28
LEMBAR KERJA PENYERBUKAN DAUN JAMBU BIJI
PRAKTIKUM : PENYERBUKAN SIMPLISIA
KELOMPOK : 1A
Praktikan Dosen
( ) (
29
DAUN JAMBU BIJI
Berat daun jambu biji 432,73 gram Berat daun jambu biji setelah di cuci
yaitu 619,16 g
30
Pengeringan dengan matahari Pengeringan dengan diangin-angin
Kamis, 19- september- 2019 Kamis, 19- september- 2019
31
Pengeringan dengan matahari Pengeringan dengan diangin-angin
Selasa, 24- september- 2019 Selasa, 24- september- 2019
32
Proses dihancurkan daun yang sudah kering sebelum diblender
33
2.1 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan penyiapan sampel bahan alam dan
pembuatan serbuk simplisia. Perlu diketahui simplisia adalah bahan alam yang
telah dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami
pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan tidak lebih dari 60°C
(BPOM,2014).
Hal yang pertama kali dilakukan adalah pengumpulan bahan baku. Kadar
senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda, antara lain tergantung
pada :
Waktu panen.
2. SORTASI BASAH
34
tinggi, oleh karena itu pembersihan simplisia dari tanah yang terikut dapat
mengurangi jumlah mikroba awal.
3. PENCUCIAN
4. PERAJANGAN
35
5. PENGERINGAN
36
Pada praktikum kali ini pengeringan simplisia dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
Cara ini dilakukan untuk mengeringkan bagian tanaman yang relatif keras
seperti kayu, kulit kayu, biji dan sebagainya, dan mengandung senyawa aktif yang
relatif stabil oleh panas. Pengeringan dengan sinar matahari merupakan suatu cara
yang mudah dan murah, yang dilakukan dengan cara membiarkan bagian yang
telah dipotong-potong di udara terbuka diatas tampah-tampah tanpa kondisi yang
terkontrol seperti suhu, kelembaban dan aliran udara. Dengan cara ini kecepatan
pengeringan sangat tergantung kepada keadaan iklim, sehingga cara ini hanya
baik dilakukan di daerah yang udaranya panas atau kelembabannya rendah, serta
tidak turun hujan. Hujan atau cuaca yang mendung dapat memperpanjang waktu
pengeringan sehingga memberi kesempatan pada mikroba untuk tumbuh sebelum
simplisia tersebut kering. Pengeringan dengan matahari mempunyai
kelebihan yaitu murah, tetapi mempunyai banyak kekurangan yaitu suhu
dan kelembapan yang tidak dapat dikontrol, perlu area penjemuran yang
luas,mudah terkontaminasi, simplisia mudah hilang, misalnya diterbangkan angin,
dimakan hewan atau mungkin mudah dicuri.
B. Dengan diangin-anginkan.
37
Tumbuhnya jamur pada proses pengeringan dapat mempengaruhi komposisi dari
zat aktif maupun minyak atsiri. Pengeringan sinar matahari dengan kain hitam,
relatif berlangsung lebih lama karena sirkulasi udara kurang bagus, sehingga
transfer uap air keluar dari rimpang menjadi lebih lambat, jadi kecepatan
pengeringan lebih lambat.
a) Luas Permukaan
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan
berarti kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak
tertampung dan disingkirkan dari bahan.
38
Setelah pengeringan harus dibuat dalam bentuk serbuk halus untuk
memperkecil ukuran partikel simplisia sehingga luas permukaan partikel
menjadi besar sehingga cairan penyari yang akan mudah melarutkan senyawa
aktif dari simplisia tersebut.
Jika ingin melakukan proses maserasi akan lebih efektif bila simplisia telah
berbentuk serbuk halus karena pada prosesnya setelah dihomogenkan antara
simplisia dengan alkohol kemudian akan disaring, maka akan lebih efektif jika
yang disaring telah berbentuk serbuk halus.
6. SORTASI KERING
39
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk
pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu
pengeringan tidak lebih dari 60°C.
3.2 SARAN
Pada praktikum ini lakukan metode kerja dengan baik dan teliti,
serta lakukan dokumentasi karena setiap tahap mulai dari pemilihan
sampel bahan alam sampai penyerbukan simplisia sangat mempengaruhi
standart dari simplisia tersebut.
40
DAFTAR PUSTAKA
BPOM, 2014, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat
Tradisional BPOM:Jakarta, hal 3,11.
DepKes RI, 1994, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:661/Menkes/Sk/Vii/1994 Tentang Persyaratan Obat
Tradisional,DepKes:Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat. Edisi I. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan. Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1985. Cara PembuatanSimplisia
Sarker, SD. Latif, Z. Gray. A.I. 2006. Natural Product Isolation. ,HumanaPress,
New Jersey.
41