Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kompenen Perencanaan

2.1.1 Pengertian Perencanaan

Perencanaan (planning) adalah fungsi dasar (fundemental) manajemen, karena


organizing, staffing, directing, dan controlling harus terlebih dahulu direncanakan.
Perencanaan ini adalah dinamis. Perencanaan ini ditunjukan pada masa depan yang peuh
dengan ketidakpastian, karena adanya perubahan kondisi dan situasi.

Perencanaan adalah upaya manusia secara sadar memilih alternatif masa depan yang
dikehendaki dan kemudian mengarahkan sumberdaya untuk mewujudkan tujuan (Gito
Sudarmo 2001). Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan manajerial yang
mencakup penelitian lingkungan, penggambaran sistem organisasi secara keseluruhan
memperjelas visi, misi dan filosofi organisasi, memperkirakan sumber daya organisasi,
mengidentifikasi dan memilih langkah-langkah tindakan, memperkirakan efektifitas tindakan
dan menyiapkan karyawan untuk melaksanakannya (Gilles, 1994).

Perencanaan (planning), merupakan fungsi dasar dari manajemen dan semua fungsi
dalam manajemen tergantung dari fungsi perencanaan.. Hal ini sesuai dengan definisi
perencanaan dari Swansburg dan Swansburg (1999), bahwa perencanaan adalah proses
berkelanjutan yang diawali dengan menetapkan tujuan, dan kemudian melaksanakannya
sesuai dengan proses, memberikan umpan balik dan melakukan modifikasi rencana jika
diperlukan. Lebih lanjut Swansburg dan Swansburg (1999) menjelaskan bahwa perencanaan
merupakan proses berfikir atau proses mental dalam membuat keputusan dan peramalan yang
berorientasi pada masa yang akan datang (Sri Mugianti, 2016).

2.1.2 Tujuan Perencanaan

Berikut ini adalah tujuan perencanaan dalam manajemen (Sri Mugianti, 2016) :

1. Meningkatkan peluang untuk sukses

2. Menstimulasi berfikir analisis

3. Mencegah terjadinya krisis manajemen

4. Memfasilitasi berfikir kritis dan membuat keputusan secara fleksibel.

5. Meningkatkan keterlibatan staf dan komunikasi


6. Menjamin biaya yang efektif

2.1.3 Syarat Perencanaan

1. Faktual atau Realitis. Hal ini berarti apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai
denan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapai
Keperawatan.

2. Logis atau Rasional. Hal ini berarti apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal
sehinggal perencanaan tersebut dapat dijalankan.

3. Fleksibel. Perencanaan yang baik justru diharapkan tetap dpat beradaptasi dengan
perubahan di masa yang akan datang, sekalipun tidak berarti bahwa Iplanning Idapat
kita ubah seenaknya.

4. Komitmen. Perencanaan yang baik harus melahirkan komitmen terhadap seluruh


anggota organisasi untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi.
Komitmen dapat dibangun dalam perusahaan jka seluruh anggota di perusahaan
beranggapan bahwa perencanaan yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai oleh organisasi.

5. Komprehensif. Perencanaan yang baik harus memenuhi syarat komprehensif, artinya


menyeluruh dan mengakomodasikan aspek-aspek yang terkait langsung maupun tidak
langsung terhadapat perushaan.

2.2 Jenis Perencanaan yang di Susun Kepela Ruang Rawat

Perencanaan dalam manajemen keperawatan berdasarkan jangka waktunya dibagi


menjadi 3 jenis, yaitu perencanaan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Dalam perencanaan di ruang perawatan biasanya yang digunakan adalah perencanaan jangka
pendek yaitu rencana harian, bulanan dan rencana tahunan.

a. Rencana Harian

Rencana Harian adalah rencana yang berisi kegiatan masing-masing perawat yang dibuat
setiap hari sesuai perannya. Rencana dibuat oleh kepalaruang, ketua tim/perawat primer
dan perawat pelaksana. Isi rencana harian Kepala Ruangan meliputi:

- Asuhan Keperawatan

- Supervisi Katim dan Perawat pelaksana

- Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang terkait
b. Rencana Bulanan

Rencana Bulanan adalah rencana yang berisi kegiatan dalam satu bulan. Rencana ini harus
disinkronkan dengan rencana harian. Rencana ini biasanya dibuat oleh kepala ruang dan
ketua tim/perawat primer.

Setiap skhir bulan KEpala ruangan melakukan evaluasi, berdasarkan hasil evaluasi tersebut
kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjur dalam rangka peningkatan kualitas
hasil. Kegiatan yang mencakup rencna bulanan karu adalah :

- Membuat jadwal dan memimpin case sonference

- Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga

- Membuat jadwal dinas

- Membuat jadwal petugas TAK

- Membuat jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan

- Membuat jadwall supervise dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat
pelaksana

- Melakukan audit dokumentasi

- Membuat laporan bulanan

c. Rencana Tahunan

Rencana Tahunan adalah rencana yang dibuat setiap tahun sekali, yang dibuat berdasarkan
hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya, rencana ini biasanya dibuat oleh kepala ruang.
Rencana kegiatan tahunan mmencakup :

- Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses
kegiatan serta evaluasi mutu pelayanan

- Melaksanakan rotasi tim untuk peyegaran anggoata masing-masing tim

- Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah
pencapaiannya. Ini bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP
bahkan meningkatkannya di masa mendatang

- Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi penignkatan jenjang karir


perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk
melanjutkan pendidikan formal, membuat jadwal untuk mengikuti pelatihan-
pelatihan.

2.3 Proses Penyusunan Rencana Penyeleseian Masalah Manajemen

1. Analisis situasi
Untuk membangun sebuah organisasi layanan keperawatan ataupun untuk
menjalankannya dengan membuat program,setiap organisasi layanan keperawatan
harusmerumuskan jati dirinya dan memetakan diri dan lingkungannya. Sangat diperlukan
upaya untuk memusatkan konsentrasi organisasi layanan keperawatan pada satu atau
beberapa bidang tertentu.
Proses manajemen merupakan proses yang holistik ,melibatkan banyak sisi yang akan
berinteraksi. Sebagai langkah dalam proses ini ,langkah teknis yang dapat dipelajari
adalah bagaimana keperawatan mampu meletakkan masalah dengan suatu metode
analisis tertentu seperti menggunakan analisis SWOT,analisis TOWS dll.
Analisi SWOT adalah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif
(menggambarkan situasi). S(Strength) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kekuatan dari keperawatan atau program layanan asuhan keperawatan pada saat ini. W
(Weakness) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari keperawatan atau
program layanan asuhan keperawatan pada saat ini. O(Opprtunity) adalah situasi atau
kondisi yang merupakan peluang diluar keperawatan dan memberikan peluang di luar
keperawatan dan memberikan peluang berkembang bagi layanan keperawatan dimasa
depan . T(Threat) adalah situasi yang merupakan ancaman bagi keperawatan yang datang
dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi layanan keperawatan dimasa depan.

2. Mengidentifikasi masalah dan prioritas


3. Menentukan tujuan program
4. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
5. Menyusun rencana kerja operasional

Proses perencanaa melibatkan dua elemen penting yaitu


1. Tujuan (goals)
Pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapakan dapat diraih atau dicapai oleh
individu,kelompok,atau seluruh organisasi.
Dari sisi kejelasan tujuan tujuan dibedakan menjadi tujuan yang dinyatakan dan
tujuan aktual dan nyata. Tujuan yang dinyatakan adalah tujuan yang dinyatakan
secara formal oleh sebuah institusi layanan kepada publik,dan menjadi jaminan
terhadap kejelasan institusi layanan dimata publik. Sebagai contoh ʺuntuk
meningkatkan kepuasan pasien ʺ. Dengan adanya pernyataan ini ,maka pasien dapat
mengevaluasi apakah dalam kenyataanya keperawatan berhasil meningktakan
kepuasaan pasien atau tidak.
Adapun tujuan yang aktual dan nyata adalah tujuan yang tidak dinyatakan pada
publik ,namu secara aktual dan nyata ,berusaha dicapai oleh para anggota di dalam
sebuah layanan keperawatan. Sebagai contoh, ʺmeningkatkan insentif bagi perawat
yang berprestasi kerjaʺ. Tujuan ini biasanya tidak dinyatakan kepada publik,namun
disampaikan kepada para anggota keperawatan.
2. Rencana (plans)
Adalah segala bentuk konsep dan dokumentasi yang menggambarkan tujuan akan
dicapai dan bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber keperawatan akan
dialokasikan,penjadwalan dari proses pencapaian tujuan,hingga segala hal yang
terkait dengan pencapaian tujuan.

2.4 Perencanaan dalam Manajemen Asuhan Keperawatan Diruang Rawat dan Puskesmas

2.4.1 Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat inap


Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen. Perencanaan adalah koordinasi
dan integrasi sumber daya keperawatan dengan menerapkan proses maanjemen untuk
mencapai asuhan keperawatan dan tujuan ayanan keperawatan (Hubber,2000). Suarli dan
Bachtiar (2009) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu kepuusan dimasa yang akan
datang tentang apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaiman yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu yang dapat ditinjau dari proses, fungsi, dan keputusan.

a. Pengorganisasian
Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja dengan pembagian tugas
dari masing-masing personel. Sebagai contoh untuk pengelolaan di ruang rawat inap, maka
diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :
1. Kepala Ruangan.
2. Perawat Primer.
3. Perawat Asosiet.
Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan misi Rumah
sakit atau Puskesmas, hasil penyelenggaraan model asuhan keperawatan sebelumnya,
bagaimana kekuatan sumber daya yang ada dan sarana serta prasarana yang telah
diidentifikasi pada pengumpulan data sebelumnya.
b. Rencana Strategi Perencanaan
Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan bagaimana rencana
strategis yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan didalam Manajemen Keperawatan.
Organisasi mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk dan penerapan praktek keperawatan
yang professional, bagaimana format dan pendokumentasian, mengatur kebutuhan tenaga
perawat, mengatur tugas dan wewenang dari masing-masing perawat di ruangan, jadwal
kerja dari masing-masing perawat, bagaimana mensupervisi perawat, bagaimana system
kepemimpinannya, instalasi instalasi yang menunjang idalam proses keperawatan seperti
farmasi, radiologi, laboratorium, gizi (jalur opersional). Hubungan dengan bagian-bagian lain
yang turut mendukung didalam organisasi rumah sakit ini (anggaran, karyawan, non medis).
c. Pengaturan dan Kegiatan
Pada tahap ini setelah semua rencana strategis disusun maka mulai dilakukan penentuan
kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan kapan waktunya. Setelah seluruh kegiatan
ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu pelaksanaanya, selanjutnya mulai dilakukan
persiapan untuk pelaksanaannya. Inti dari tahap ini adalah mulai menyiapkan bahan-bahan
yang diperlukan seperti dokumen-dokumen untuk pemberian bukti pelaksanaan, bagaimana
deskripsi tugasnya, sekaligus juga pengaturan kembali jadwal (pembagian tugas).
d. Persiapan Pendokumentasian
Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain bentuk sistim
dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasinya. Termasuk didalam pesiapan ini adalah mengevaluasi kesesuaian format yang
dipergunakan selama ini berdasarkan criteria : apakah sudah sesuai dengan standar
dokumentasi keperawatan, apakah mudah atau dipahami semua perawat yang ada di ruangan,
apakah efisien dan efektif dalam pelaksanaannya. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut
kemudian ditentukan tentang model pendokumentasian yang sesuai.
e. Persiapan Evaluasi
Evaluasi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan sekaligus
didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara umum.
Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh kepala ruang.
Swanburg (2000) menyatakan bahwa dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk
menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan.
Lingkup Manajemen Keperawatan (Suyanto, 2008) terdiri dari:
Manajemen pelayanan keperawatan dirumah sakit dikelola oleh bidang perawatan
yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
a) Manajemen puncak (kepala bidang keperawatan)
b) Manajemen menengah (kepala unit pelayanan/supervisor)
c) Manajemen bawah (kepala ruang perawatan)
d) Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan yang dilakukan dengan menggunakan proses
keperawatan pada prinsipnya menggunakan konsep-konsep manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.
(Suyanto, 2008).
Proses manajemen keperawatan. Proses manajemen keperawatan menurut
Nursalam (2007) yaitu:
a. Pengkajian- pengumpulan data. Pada tahap ini seseorang manajer dituntut tidak
hanya mengumpulkan informasi tentang keadaan pasien, melainkan juga
mengenai institusi (rumah sakit atau puskesmas):’’ tenaga keperawatan,
administrasi, dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi organisasi
keperawatn secara keseluruhan. Manajer perawat yang efektif harus mampu
memanfaatkan proses manajemen dalam mencapai suatu tujuan melalui usaha
orang lain.
b. Perencanaan. Menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan disini dimaksud untuk
menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien,
menehgakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, menetapkan ukuran dan
tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan.
c. Pelaksanaan. Manajemen keperawatan yang memerlukan kerja melalui orang lain,
maka tahap implementasi dalam proses manajemen terdiri atas bagaimana
manajer memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan yang telah
direncanakan.
d. Evaluasi. Tahap akhir manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu
melaksanakan perannya sesuai dengan organisasi yang telah ditetapkan serta
mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung
dalam pelaksanaan.

2.4.2 Penerapan Manajemen Keperawatan Pada Setting Pelayanan di Rumah Sakit


Keberhasilan manajemen keperawatan dalam mengelola suatu organisasi keperawatan
dapat dicapai melalui upaya penerapan prinsip-prinsip manajemen keperawatan yaitu:
a) Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan
b) Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif
c) Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
d) Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien
e) Manajemen keperawatan harus terorganisir
f) Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
g) Divisi keperawatan yang baik
h) Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif
i) Pengembangan staf
j) Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawanan
Pada setting ruang rawat rumah sakit kita mengenal adanya kepala ruangan (karu).
Kepala ruangan adalah tenaga perawat yang diberikan tugas memimpin satu ruang rawat
dan bertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan. Adapun hal-hal yang
dikelola oleh kepala ruang yaitu:
1. SDM Keperawatan
2. Sarana dan prasarana
3. Biaya/anggaran
4. Sistem informasi
5. Karu secara terus menerus belajar dan menguasai pengetahuan manajemen yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah manajerial.
6. Karu berasumsi bahwa perawat pelaksana memerlukan peningkatan kompetensi.
7. Organisasi tetap eksis melalui upaya karu melakukan perubahan/pembaharuan.
Adapun lingkup kegiatan kepala ruangan (Huber, 2006) yaitu:
a. Mengelola praktik klinik keperawatan dan askep di ruang rawat
b. Mengkoordinasikan pelayanan ruangan dengan dengan tim kesehatan.
c. Mengelola keuangan
d. Mengelola SDM keperawatan di ruangan
e. Bertanggung jawab terhadap staf dan pengaturan shift.
f. Mengevaluasi kualitas dan askep yang tepat.
g. Mengorientasikan dan mengembangkan staf
h. Menjamin terlaksananya standar dan aturan lain.
i. Mempertahankan kenyaman/keamanan pasien
2.4.3 Ketenagaan keperawatan di ruang rawap inap
Pengaturan staf dan penjadwalan adalah komponen utama dalam manajemen
keperawatan. Swanburg (2000) menyatakan bahwa pengaturan staf keperawatan
merupakan proses yang teratur, sistematis, rasional diterapkan untuk menentukan jumlah
dan jenis personel keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan
pada standar yang ditetapkan sebelumnya. Manajer bertanggung jawab dalam mengatur
sistem kepegawaian secara keseluruhan (Gillies, 2000). Ketenagaan adalah kegiatan
manajer keperawatan untuk merekrut, memimpin, memberikan orientasi, dan
meningkatkan perkembangan individu untuk mencapai tujuan organisasi (Marquis dan
Huston, 2010). Ketenagaan juga memastikan cukup atau tidaknya tenaga keperawatan
yang terdiri dari perawat yang profesional, terampil, dan kompeten. Kebutuhan
ketenagaan dimasa yang akan datang harus dapat diprediksi dan suatu rencana harus
disusun secara proaktif untuk memenuhi kebutuhan.
Manager harus merencanakan ketenagaan yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan asupan pasien. Upaya harus dilakukan untuk menghindari kekurangan dan
kelebihan personalia saat ada fluktuasi jumlah dan akuitas pasien. Kebijakan prosedur
ketenagaan dan penjadwalan harus tertulis dan dikomunikasikan kepada semua staf.
Kebijakan dan penjadwalan tidak boleh melanggar undang-undang ketenagakerjaan atau
kontrak pekerja. Kebijakan ketenagaan harus yang ada harus diteliti secara berkala untuk
menentukan apakah memenuhi kebutuhan staf dan organisasi. Upaya harus terus
dilakukan agar dapat menggunakan metode ketenagaan dengan inovatif dan kreatif
(Marquis dan Huston, 2010).

2.4.4 Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di puskesmas


Menurut Menkes (2015) yaitu puskesmas merupakan garda depan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan dasar. Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan
manajemen risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di Puskesmas, maka perlu
dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan
yaitu melalui mekanisme akreditasi. Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala
paling sedikit tiga tahun sekali, demikian juga akreditasi merupakan salah satu
persyaratan kredensial sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bekerja
sama dengan BPJS.
Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan mutu,
kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem
manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan
manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.
Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi Puskesmas adalah keselamatan dan hak
pasien dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas. Prinsip ini ditegakkan
sebagai upaya meningkatkan kualitas dan keselamatan pelayanan.
Mugianti, Sri. 2016. Manajemen Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai