I. Pendahuluan
Penyehatan Lingkungan merupakan proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat
kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya.
Penyehatan Lingkungan adalah program kesehatan yang
dirancang untuk membawa perubahan/perbaikan, baik di dalam
masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.
Jadi, promosi kesehatan tidak hanya meningkatkan pengetahuan,
sikap dan praktek kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau
memperbaiki lingkungan (baik fisik maupun non fisik) dalam rangka
memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Penyehatan Lingkungan merupakan pilar utama kesehatan
masyarakat, karena semua bidang atau program kesehatan
mempunyai aspek perilaku. Penyakit menular maupun tidak
menular terjadi, bukan hanya karena agen atau penyebab penyakit
saja, melainkan juga karena faktor perilaku manusia. Demikian juga
masalah kesehatan yang lain seperti kesehatan lingkungan,
kesehatan reproduksi, gizi, imunisasi, kecelakaan dan sebagainya,
selalu melibatkan perilaku.
Strategi yang digunakan dalam pelaksanaan program
promosi kesehatan adalah Advokasi (Advocacy), Dukungan Sosial
(Social support) dan Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
yang disertai dengan semangat Kemitraan.
II. Latar Belakang
Inspeksi sanitasi sangat berperan aktif di dalam lingkungan
masyarakat dalam suatu proses pengamatan, pencatatan dan
penyuluhan. Beberapa komponen lingkungan dengan
menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai tolak ukur
yang dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terkendali dalam
satu siklus waktu tertentu yang menekankan kegiatan pada
sumber, ambient (lingkungan), pemaparan dan dampak pada
manusia.
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga. Rumah haruslah sehat dan nyaman agar
penghuninya dapat berkarya untuk meningkatkan produktivitas.
Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan merupakan faktor risiko penularan berbagai jenis
penyakit khususnya penyakit berbasis lingkungan seperti Demam
Berdarah Dengue, Malaria, Flu Burung, TBC, ISPA dan lain - lain.
Pada Tahun 2016 sebanyak 10.441 rumah diperiksa dan yang
memenuhi syarat rumah sehat sebesar 6.390 (61,20%) sedikit
meningkat dibandingkan dengan tahun 2015 yang mencapai 6.250
(59,86%).
Tempat – tempat umum dan Pengelolaan Makanan adalah
kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan pemerintah,
swasta atau perorangan yang langsung digunakan oleh
masyarakat. Pengawasan sanitasi tempat umum bertujuan untuk
mewujudkan kondisi yang memenuhi syarat kesehatan agar
masyarakat pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya
penularan penyakit serta tidak menyebabkan gangguan terhadap
kesehatan masyarakat di sekitarnya. Risiko dari pengelolaan
makanan mempunyai peluang yang besar dalam penularan
penyakit karena jumlah konsumen relatif banyak dalam waktu yang
bersamaan. Cakupan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
meliputi sarana pendidikanjumlah SD 29 memenuhi syarat 15
(51,7%), jumlah Cakupan Tempat Pengelolaan Makanan
memenuhi syarat jumlah 407 memenuhi syarat 139 (34,2%)
Berkaitan dengan hal-hal tersebut maka dipandang perlu
untuk meningkatkan pelaksanaan kegiatan inspeksi sanitasi di
wilayah Puskesmas Karangreja.
VII. Sasaran
Sasaran Kegiatan Inspeksi Sanitasi :
a) Masyarakat
b) Sekolah