RANGKUMAN SKRIPSI
Oleh :
EVI EMILIA WATI
2007310455
N.I.M : 2007310455
Jurusan : Akuntansi
Hal ini karena kebanyakan para pengusaha kecil dan menengah berangkat dari
kalangan menengah ke bawah. Selain itu, peranan UKM terutama sejak krisis
moneter tahun 1998 dapat dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses
kedudukannya pada saat ini dalam dunia usaha. Wulan dan Nindita (2009)
membagi kedudukan UKM sebagai berikut (1) Kedudukan UKM sebagai pemain
utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) Penyedia Lapangan kerja
terbesar, (3) Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi daerah dan
pemberdayaan masyarakat, (4) Pencipta pasar baru dan inovasi, (4) Untuk UKM
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan besaran Produk Domestik Bruto
yang diciptakan UKM dalam tahun 2008 mencapai nilai Rp 1.013,5 triliun (56,7
persen dari PDB). Jumlah unit usaha UKM pada tahun 2008 mencapai 42,4 juta,
sedangkan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ini tercatat 79,0 juta
pekerja. Pertumbuhan PDB UKM periode 2005 – 2008 ternyata lebih tinggi
1
2
terdapat potensi yang besar jika hal ini dapat dikelola dan dikembangkan dengan
baik yang tentunya akan dapat mewujudkan usaha menengah yang tangguh.
Sementara itu, di sisi yang lain UKM juga masih dihadapkan pada masalah yang
pengelolaan yang baik memerlukan keterampilan akuntansi yang baik pula oleh
yang dihadapi oleh sebagian besar UKM, seperti melakukan pembinaan dan
mengajukan pinjaman kepada pihak bank. Pihak perbankan sendiri tidak ingin
tidak memiliki laporan kinerja usaha dan keuangan yang baik sebagai syarat untuk
memperoleh kredit. Hal ini terjadi karena UKM tidak dibiasakan untuk
kegiatan usaha dan posisi keuangan perusahaan. Padahal dengan adanya laporan
tersusun secara sistematis. Laporan keuangan berguna bagi pemilik untuk dapat
modal yang dicapai dan juga dapat mengetahui bagaimana keseimbangan hak dan
kewajiban yang dimiliki sehingga setiap keputusan yang diambil oleh pemilik
yang dilaporkan secara lengkap bukan hanya didasarkan pada asumsi semata.
Kebanyakan dari UKM hanya mencatat jumlah uang yang diterima dan
dikeluarkan, jumlah barang yang dibeli dan dijual, dan jumlah piutang / utang.
Namun, pencatatan itu hanya sebatas pengingat saja dan tidak dengan format yang
diinginkan oleh pihak perbankan. Meskipun tidak dapat dipungkiri mereka dapat
mengetahui jumlah modal akhir mereka setiap tahun yang hampir sama jumlahnya
jika kita mencatat dengan sistem akuntansi (H. Jati, Beatus B., Otniel N., 2004).
perusahaan. Hal ini memungkinkan para pelaku UKM dapat mengidentifikasi dan
tindakan koreksi tepat waktu. Para pelaku UKM tidak hanya dapat menghitung
untung atau rugi, tetapi yang terpenting untuk dapat memahami makna untung
satu komponen yang mutlak harus dimiliki oleh UKM jika mereka ingin
dalam hal ini adalah pihak perbankan. Untuk itu, kebiasaan untuk mencatat setiap
kegiatan usaha yang terjadi dan menyusun laporan keuangan harus ditumbuhkan
di kalangan UKM.
4
Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas secara tidak
masih rendah dan memiliki banyak kelemahan (Wahdini & Suhairi, 2006).
keuangan bagi UKM. Sudarini (1992) dalam Wahdini & Suhairi (2006) juga
keuangan jauh lebih besar daripada kelebihan pajak yang harus dibayar.
biaya yang lebih besar bagi UKM dibandingkan dengan manfaat yang dapat
samping itu, tersedianya informasi yang lebih akurat melalui informasi akuntansi
(memberatkan) bagi UKM (Wahdini & Suhairi, 2006). Dalam penelitian Wahdini
dan Suhairi (2006:3) studi yang sama juga pernah dilakukan di beberapa negara,
Chen, & Tearney, 1989; Knutson & Hendry, 1985; Nair & Rittenberg 1983;
Wishon 1985). Hal ini telah mendorong komite Standar Akuntansi Internasional
Akuntansi Keuangan yang khusus bagi UKM. Saat ini telah diterbitkan SAK baru
(statutory), yaitu Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan
Laporan Arus Kas (Homes & Nicholls, 1989). Dalam penelitian ini juga
terungkap bahwa sebahagian besar UKM yang menjadi responden tidak mampu
Dari hal-hal yang telah dijelaskan tersebut juga riset-riset yang ada, maka
akuntansi pada usaha kecil dan menengah. Hal inilah yang mendorong peneliti
untuk menguji hipotesis mengenai persepsi para pelaku UKM terhadap penerapan
akuntansi. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini akan mengambil topik
perusahaan.
METODE PENELITIAN
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
permasalahan yang ingin diteliti atau penyebab utama suatu gejala (Arikunto,
2002 : 102).
8
H2 : PAK
dari variabel bebas yang diberikan dan diukur untuk menentukan ada
H1 : PAK
H2 : KPU
dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
dan sarana melakukan pengukuran. Oleh sebab itu didalam setiap kegiatan
Setiap konsep harus ditentukan ukuran-ukuran yang lebih jelas dan tegas.
Operasionalisasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 1
DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL
dari objek yang diteliti. Analisis ini mengemukakan data-data responden seperti
perusahaan dalam sebulan, jenis usaha yang dijalankan, umur perusahaan, tingkat
manajer/pemilik UKM.
1. Normalitas
Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
normal. Seperti diketahui bahwa uji F dan t mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Sehingga asumsi ini tidak boleh dilanggar agar uji
Uji normalitas dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan analisis grafik dan
uji statistik dengan melihat nilai skewnwss atau kemiringan kurva (α3) dan nilai
2. Multikolinearitas
antar variabel bebas melalui besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi
multikolinearitas apabila koefisien korelasi antar variabel bebas lebih besar dari
0.6. Dengan cara lain uji ada tidaknya multikolinearitas ini dapat dilakukan
dengan mengukur berapa besar nilai tolerance (α) dan nilai variancenya (VIF).
Apabila α hitung < α dan VIF hitung > VIF, terjadi multikolinearitas
dapat dihitung koefisien determinasi ganda dari hasil regresi tersebut. Lihat nilai
tolerancenya apakah lebih kecil dari 0.10, apabila lebih kecil berarti
multikolinearitas terjadi. Lihat juga nilai variancenya apakah lebih besar dari 10,
3. Heteroskedastisitas
varians dari residual observasi yang satu dengan yang lain. Jika residualnya
memiliki varians yang sama disebut terjadi homokedastisitas dan jika variansnya
adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun
scatterplot antara Z prediction yang merupakan variabel bebas dan nilai residual
maupun bergelombang.
tidak langsung.
i. Merumuskan hipotesis
ii. Menentukan level of signifikant atau signifikansi tetapan (α) sebesar 0,05
atau 0,1
Variance (ANOVA) untuk membandingkan nilai rata-rata tiga atau lebih sampel
Jika nilai F mempunyai signifikansi atau probabilitas lebih kecil dari 0,05
(ρ< 0,05) maka hipotesis Ho akan ditolak, berarti bahwa grop memiliki variance
yang berbeda dan sebaliknya. ANOVA digunakan untuk menguji hubungan antara
satu variabel dependen (skala metrik) dengan satu atau lebih variabel independen
(skala nonmetrik atau kategorikal dengan kategori lebih dari dua). ANOVA juga
melakukan Post Hoc Test untuk melihat besarnya perbedaan variabel dependen
antar kategori variabel independen, yaitu dengan melihat hasil Turkey test dan
i. Merumuskan hipotesis
14
Ho1 : Tidak ada perbedaan penerapan akuntansi dilihat dari kategori jenis
ii. Menentukan level of signifikant (α), dalam penelitian ini sebesar 0,05
gunakan untuk mendeteksi beberapa variabel yang berelasi dengan variabel yang
diuji. Uji hipotesis ini dipergunakan untuk mengetahui arah dan besarnya
15
KPU = b0 + b1 PAK
Keterangan:
menggunakan uji signifikansi simultan (Uji Statistik F). Uji statistik F akan
menolak Ho dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 ( ρ< 0,05 ).
Pengujian dengan cara seperti ini dipergunakan untuk menunjukan apakah semua
probabilitas signifikansi F-hitung lebih kecil dari 0,05 maka Ho dapat ditolak dan
sebaliknya. Apabila kita menolak Ho, berarti kita menerima hipotesis alternatif
i. Merumuskan hipotesis
ii. Menentukan level of signifikant (α), dalam penelitian ini sebesar 0,05
hipotesis kedua dan ketiga digunakan uji t. Pengujian ini dimaksudkan untuk
membandingkan nilai t-hitung dan nilai t-tabel dengan tingkat signifikansi lebih
kecil dari 0,05 ( ρ< 0,05 ). Bila probabilitas signifikansi t-hitung lebih kecil dari
0,05 maka Ho dapat ditolak dan sebaliknya. Apabila kita menolak Ho, berarti kita
1. Merumuskan hipotesis
3. Menghitung nilai t
terhadap kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini ditemukan bukti bahwa semua
data residual berdistribusi normal, sehingga untuk hipotesis pertama alat uji yang
1.8.1 Hipotesis 1
omzet perusahaan.
jumlah karyawan memiliki nilai p-value jauh > 0,05 yang berarti tidak signifikan.
Itu berarti bahwa tidak ada pengaruh jenis kelamin, tingkat pendidikan
sehingga tidak ada perbedaan penerapan akuntansi dilihat dari kategori jenis
perusahaan memiliki nilai p-value < 0.05 yang berarti signifikan. Itu berarti
bahwa ada pengaruh omzet perusahaan dengan penerapan akuntansi sehingga ada
keuangan yang harus dilakukan oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
akuntansi. Adapun, perusahaan yang omzetnya masih kecil banyak yang belum
keuangan dengan rinci, cukup perhitungan manual saja. Selain itu, dengan omzet
perusahaan yang masih kecil perusahaan merasa harus menanggung beban yang
banyak waktu.
akuntansi pada tiap responden, namun perbedaan yang ada hanya disebabkan oleh
dijelaskan sebagai berikut. Penerapan akuntansi pada UKM dengan omzet kurang
statistik tidak berbeda signifikan. Begitu pula antara penerapan akuntansi pada
penerapan akuntansi dengan omzet lebih dari Rp 75.000.000,- tidak jauh berbeda
akuntansi pada UKM dengan omzet kurang dari Rp 25.000.000,- dan penerapan
akuntansi pada UKM dengan omzet lebih dari Rp 75.000.000,- sangat berbeda
karena secara statistik berbeda signifikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin
akuntansi.
jenis transaksi yang bervariasi, dan frekuensi yang sering. Oleh karena itu, UKM
akuntansi yang lengkap. Pencatatan akuntansi yang lengkap dilakukan tidak hanya
untuk mengetahui laba atau rugi selama satu periode, tetapi juga untuk
membutuhkan lebih dari sekedar catatan akuntansi harian yang biasa dibuat UKM
melainkan catatan akuntansi rinci seperti yang disyaratkan oleh ETAP, yaitu
laporan keuangan.
21
membuat pencatatan akuntansi sederhana, yang penting bisa mengetahui laba atau
pencatatan akuntansi yang sederhana. Karena UKM yang omzetnya masih kecil
jumlah utang – piutangnya, jumlah pendapatannya, dan laba atau ruginya. Yang
paling penting bagi pemilik/manajer UKM dengan omzet kecil adalah bukan
bisa berjalan.
1.8.2 Hipotesis 2
Hasil pengujian hipotesis kedua pada sampel yang diteliti ditemukan bukti
bahwa penerapan akuntansi memiliki nilai p-value < 0.05 yang berarti signifikan,
22
dapat melihat secara nyata kinerja perusahaan, yaitu melalui laporan keuangan.
dilakukan di perusahaan besar, usaha kecil dan menengah juga perlu menerapkan
akuntansi agar dapat berkembang dan mampu bersaing dengan perusahaan besar.
Di Indonesia juga telah ditetapkan suatu standar khusus untuk akuntansi pada
UKM, yaitu ETAP. Standar tersebut sengaja dibuat agar usaha kecil dan
usaha kecil dan menengah (UKM) untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar
dapat bersaing dengan perusahan – perusahaan asing. Hal ini terbukti dengan
berbagai hasil yang diperoleh pada pengujian yang dilakukan, ketika akuntansi
menerapkan akuntansi.
1.9 Kesimpulan
terhadap penerapan akuntansi. Sampel penelitian ini adalah UKM yang berlokasi
di wilayah Surabaya dan Sidoarjo berdasarkan database dari Dinas Koperasi dan
23
UKM Wilayah Jawa Timur . Pengujian dilakukan dengan uji ANOVA dan
Regresi Linear. Uji ANOVA digunakan untuk melakukan uji beda. Uji Regresi
akuntansi pada UKM di wilayah Surabaya dan Sidoarjo sudah cukup baik.
Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat rata-rata dari jawaban responden
yang sebagian besar menjawab netral, setuju, dan sangat setuju pada setiap
variabel.
tidak ada perbedaan penerapan akuntansi dilihat dari kategori jenis kelamin,
hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Muhamad
memiliki aktivitas operasional yang padat, jenis transaksi yang bervariasi, dan
omzet kurang dari Rp 25.000.000,-. Oleh karena itu, UKM yang memiliki
akuntansi harian yang biasa dibuat UKM melainkan catatan akuntansi rinci
1.10 Saran
jumlah sampel penelitian dan tidak hanya pada UKM yang berlokasi di
sampel penelitian pada subjek lain yang terkait dengan usaha kecil dan
lebih akurat. Selain itu untuk mencegah terjadinya suatu kondisi dimana
responden bosan dan malas dalam mengisi kuesioner, dapat dibuat suatu
4. Jumlah sampel yang kecil dan keterbatasan data dalam penelitian ini,
penelitian. Dengan jumlah sampel yang lebih besar dan sebaran sampel yang
lebih besar agar hasil yang diperoleh bisa mewakili populasi, sehingga data
Duc Son, Dang, et al. 2006. Users’ Perceptions and Uses of Financial Reports of
Small and Medium Companies (SMCs) in Traditional Economies :
Qualitative Evidence From Vietnam. Journal of Qualitative Research in
Accounting & Management, III. Pp 218 – 235.
Erna Wahyu Kristanti. 2007. Studi Terhadap Standar Pelaporan Keuangan Usaha
Kecil dan Menengah di Wilayah Depok. Skripsi Sarjana dipublikasikan,
Universitas Negeri Jakarta.
Holmes, Scott, dan Des Nicholls. 1989. Modelling the Accounting Information
Requirements of Small Businesses. Acoounting and Business Research,
Vol. 19, No. 74. Pp 143 – 150.
26
27