Neraca, secara umum, menyajikan informasi mengenai kekayaan perusahaan dan klaim-
klaim sehubungan dengan kekayaan tersebut. Klaim dalam hal ini, bisa berupa utang atau
kepemilikan saham oleh pihak luar (kreditur dan pemegang saham).
1
Menggunakan ketentuan di atas, maka yang bisa diklasifikasikan ke dalam kelompok
aset lancar adalah item-item berikut ini:
2
Dasar penentuan nilai persediaan—yang saat ini dibatasi hanya dalam metode
FIFO dan metode biaya rata-rata tertimbang (weighted-average cost)—harus
disebutkan dengan jelas dalam “penjelasan laporan keuangan”. Khusus di
perusahaan manufaktur, bahan baku, barang dalam proses, dan barang juga harus
disclosed secara terpisah, entah itu di catatan kaki atau dalam “penjelasan laporan
keuangan”.
e. Uang Muka Biaya (Biaya Dibayar Dimuka)
“Uang Muka Biaya” (prepaid expenses) adalah aset yang timbul akibat
pembayaran muka untuk biaya yang manfaatnya tidak habis terpakai dalam satu
periode. Bisa juga disebut “Biaya Dibayar Dimuka.” Misalnya: sewa dibayar
dimuka, asuransi dibayar dimuka, dan aset pajak tangguhan jangka pendek.
3
Masuk dalam kelompok ini, antara lain: tanah, bangunan/gedung, mesin,
peralatan, furniture, dan kendaraan.
Akumulasi penyusutan atas kelompok aset tak lancar ini harus disajikan dalam
laporan keuangan atau di catatan kaki atau di bagian penjelasannya. Misalnya:
Bangunan = Rp xxx
Akumulasi Penyusutan = (Rp xxx)
Nilai Buku Bangunan = Rp xxx
Atau
Bangunan (net dari akumulasi Rp xxx) = xxx
Metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan, harus disebutkan di
bagian “penjelasan laporan keuangan”.
d. Aset Tak Berwujud
“Aset Tak Berwujud” (intangible assets) adalah aset tak lancar perusahaan yang
tidak memiliki wujud fisik, akan tetapi diharapkan akan mendatangkan manfaat—
baik di masa kini maupun di masa yang akan datang.
Masuk dalam klasifikasi ini adalah:
4
Diharapkan bisa diselesaikan (dibayar/dilunasi) dalam kurun waktu
operasional normal perusahaan; atau
Jatuh tempo dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan dari tanggal laporan
posisi keuangan (tanggal neraca); atau
Dimiliki untuk maksud diperdagangkan; atau
Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian laibilitas
selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Jika tak satupun diantara keempat kriteria di atas terpenuhi, maka suatu liabilitas
diklasifikasikan sebagai “liabilitas jangka panjang”.
a. Kewajiban yang timbul dari pembelian barang atau jasa yang digunakan
dalam operasional normal perusahaan, diantaranya:
Utang Dagang
Lebih jauh lagi, laibilitas lainnya yang masuk klasifikasi jangka pendek adalah:
liabilitas tidak diselesaikan dalam siklus operasi normal tetapi jatuh tempo untuk
diselesaikan dalam waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan atau dimiliki
untuk tujuan diperdagangkan. Misalnya:
5
Cerukan bank;
Bagian jangka pendek dari laibilitas keuangan jangka panjang;
Dividen terutang;
Pajak penghasilan terutang; dan
Terutang nonusaha lainnya
2. Liabiltas Tak Lancar (noncurrent liabilities)
Kewajiban-kewajiban yang akan terselesaikan melebihi siklus operasional normal
perusahaan masuk klasifikasi “Liabilitas Jangka Panjang”, antara lain:
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun laporan posisi keuangan
menurut IFRS 1 antara lain :
6
f. Tidak lagi mengakui prinsip konservatif, namun diganti dengan prinsip kehati-
hatian (Prudence)
2. Pengungkapan dan Penyajian Laporan Keuangan
a. Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas :
Laporan posisi keuangan (neraca)
Laporan laba rugi komprehensif
Laporan perubahan ekuitas
Laporan arus kas
Catatan atas laporan keuangan
Laporan posisi keuangan komparatif awal periode dan penyajian
retrospektif terhadap penerapan kebijakan akuntansi
b. Berdasar ilustrasi IFRS :
Asset : Asset Tidak Lancar
Asset Lancar
Ekuitas : Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk
Hak nonpengendali
Liabilitas : Liabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka pendek
c. Istilah minority interest (hak minoritas) diganti menjadi non controlling interest
(hak non pengendali) dan disajikan dalam Laporan perubahan ekuitas.
d. Tidak mengenal istilah pos luar biasa (extraordinary item)
e. Laibilitas jangka panjang disajikan sebagai Laibilitas jangka pendek jika akan
jatuh tempo dalam 12 bulan meskipun perjanjian pembiayaan kembali sudah
selesai setelah periode pelaporan dan sebelum penerbitan laporan keuangan
3. Laporan Arus Kas
a. Dianjurkan menggunakan metode langsung, namun metode tidak langsung tetap
diperbolehkan
b. Item pos luar biasa tidak diperbolehkan dalam IFRS
4. Persediaan
a. Pengukuran persediaan berdasarkan biaya atau net realizable value (nilai realisasi
bersih) mana yang lebih rendah.
b. IFRS melarang penggunaan metode LIFO (Last In First Out). Hanya boleh
menggunakan metode FIFO atau rata-rata tertimbang
7
5. Perubahan Kebijakan dan Prinsip Akuntansi dan Kesalahan Mendasar
a. Dicatat secara retrospektif dan dilakukan penyajian kembali terhadap laba ditahan
serta adanya penjelasan efek kumulatif perubahan pada saat periode dilakukan
perubahan
b. Konsep kesalahan mendasar (fundamental error) dihapus dan diganti dengan Prior
period error (Kesalahan periode lalu)
c. Perubahan estimasi dicatat secara retrospektif dengan cara melakukan
penyesuaian atas laba atau rugi tahun terjadinya perubahan estimasi dan laba rugi
periode yang akan datang jika mempengaruhi keduanya.
6. Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
a. Mengatur pengungkapan dan penyesuaian laporan keuangan terkait peristiwa baik
yang bersifat favorable maupun unfavorable yang terjadi antara akhir periode
pelaporan hingga tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit
b. Istilah events after balance sheet date (peristiwa setelah tanggal neraca) direvisi
menjadi Events after reporting period (Peristiwa setelah periode pelaporan)
c. Terdapat istilah tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit (the date when
the financial statements are authorised for issue).
d. Terdapat pengungkapan fakta adanya pihak yang dapat mengubah laporan
keuangan setelah diterbitkan jika ada
7. Kontrak Kontsturksi
IAS mengharuskan penggunaan metode persentase penyelesaian (percentage of
completion method) untuk melakukan pengakuan terhadap pendapatan dan beban jika
realisasi konstruksi dapat diestimasi dengan andal. IAS 11 memberikan pedoman
yang sangat terbatas dalam menentukan estimasi realisasi kontrak
8. Pajak Penghasilan
a. IAS 12 mengatur tentang beda temporer (temporary difference) antara basis pajak
dengan basis komersil yang dijadikan basis dalam mengakui aktiva atau
kewajiban pajak tangguhan
b. Mencakup perbedaan temporer akibat adanya hibah pemerintah (government
grants)
c. Pengakuan pajak tangguhan yang berasal dari Goodwill yang muncuk dari
penggabungan usaha tidak diijinkan
d. Tidak mengatur pengungkapan yang berasal dari pos luar biasa
e. Tidak mengatur tentang PPh Final
8
f. Tidak mengatur tentang SKP
g. Terdapat pengaturan beda temporer dari perbedaan basis pelaporan fiscal dan
komersial sebagai konsekuensi penerapan model revaluasi sebagaimana diatur
dalam IAS 16
9. Aktiva Tetap
a. Penerapan prinsip nilai wajar dalam penilaian Aset. Aktiva dapat diukur dengan
menggunakan dua pendekatan, yaitu model revaluasi dan model harga perolehan.
b. Nilai selisih akibat adanya revaluasi disajikan dalam lapora laba rugi dan ekuitas
c. Metode penyusutan yang digunakan harus ditelaah secara periodik. Koreksi akibat
penelaahan ini akan diperlakukan sesuai dengan IAS 8. Dimungkinkan juga
perubahan terhadap metode penyusutan jika dalam hasil review terdapat
perubahan signifikan dengan pola pemanfaatan ekonomi yang diharapkan dari
aktiva tersebut.
d. Manajemen harus melakukan review atas nilai residu dan masa manfaat aktiva
setiap tahun. Jika terdapat perubahan, maka disesuaikan dengan menggunakan
IAS 8
10. Sewa
a. Aktiva sewa pembiayaan dikapitalisasi jika kontrak sewa mengalihkan secara
substansial seluruh resiko dan manfaat terkait kepemilikan aktiva. Suatu sewa
diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan mengalihkan
secara substansial seluruh resiko dan manfaat terkait kepemilikan aktiva.
b. Kriteria yang harus dipenuhi untuk diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan:
Pengalihan kepemilikan aktiva pada akhir masa sewa
Lesse memiliki hak opsi untuk membeli dengan harga cukup rendah di
akhir masa sewa
Masa sewa meliputi sebagian besar umur ekonomis aktiva
Pada awal sewa nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum
mendekati nilai wajar aktiva
Aktiva sewa bersifat khusus dimana lessee yang menggunakannya tanpa
perlu modifikasi
c. Tidak mengatur tentang sewa pembiayaan tanah
11. Pendapatan
9
a. Pendapatan diakui jika dapat terukur dengan andal, manfaat ekonomi yang
probable. Jika pendapatan diakui dari transaksi penjualan, maka pendapatan
diakui jika resiko dan manfaat aktiva yang diperjual belikan telah dialihkan pada
pembeli
b. Pengakuan pendapatan pada industry khusus tidak diatur
12. Imbalan Kerja
a. Imbalan kerja dibagi dalam dua kelompok yaitu imbalan kerja jangka pendek dan
imbalan pasca kerja
b. Dengan menggunakan metode Projected unit credit method
c. Tidak mengatur imbalan kerja ekuitas
13. Hibah Pemerintah
Hibah pemerintah, termasuk yang bersifat moneter, diakui ketika terdapat kepastian
bahwa entitas yang menerima akan memenuhi semua persyaratan yang diharuskan
dalam ketentuan. Hibah akan diakui sebagai laba pada periodeperiode pelaporan
dimana entitas mengeluarkan biaya untuk memperoleh hibah tersebut
10
a. Definisi dan criteria pihak yang memiliki hubungan istimewa diatur secara detail
b. Pengungkapan dilakukan secara luas termasuk pengungkapan tentang kompensasi
yang diberikan perusahaan terhadap manajemen dan karyawan kunci dalam
bentuk imbalan jangka pendek, imbalan pasca kerja, imbalan jangka panjang,
pemutusan hubungan kerja dan imbalan saham
c. Pengeliminasian akun ketika dilakukan konsolidasi laporan keuangan harus
diungkapkan
17. Dana Pensiun
a. Standar ini digunakan untuk seluruh entitas yang menyelenggarakan program
pension
b. Laporan keuangan dibedakan antara :
Dana pension iuran pasti, terdiri dari laporan aktiva bersih yang tersedia
untuk manfaat dan informasi terkait kebijakan pendanaan.
Dana pension manfaat pasti, terdiri dari laporan informasi aktiva bersih,
nilai sekarang manfaat yang dijanjikan, serta surplus dan deficit.
c. Penilaian investasi menggunakan nilai wajar
18. Laporan Keuangan Konsolidasi
a. Akun minority interest dihapuskan dan diganti dengan non controlling interest
yang disajikan sebagai bagian ekuitas
b. Pengendalian ada jika suatu entitas memiliki 50% hak suara, kecuali dapat
dibuktikan bahwa tidak ada pengendalian.
c. Laporan keuangan konsolidasi harus mencakup “semua” anak perusahaan, kecuali
jika akuisisi terhadap anak perusahaan termasuk criteria sebagai dimiliki untuk
dijual, maka harus disajikan sebagaimana diatur dalam IFRS 5 tentang Non-
current Assets Held for Sale and Discontinued Operations
d. Entitas induk dapat tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasi jika :
Entitas induk tersebut adalah entitas anak yang dimilikiseluruhnya, atau
entitas anak yang dimiliki sebagian olehentitas lainnya dan pemilik lain,
termasuk pihak yang tidakmemiliki hak suara, yang telah diinformasikan
dan tidakmenolak entitas induk tersebut untuk tidak menyajikanlaporan
keuangan konsolidasian;
Instrumen utangdan instrumen ekuitas entitas induk tersebut tidak
diperdagangkan di pasar public
11
Entitas induk sedang tidak dalam proses menerbitkan sekuritas ke public
Entitas induk akhir atau entitas induk antara telah menghasilkan laporan
keuangan konsolidasi sesuai IFRS
e. IFRS mengijinkan penggunaan penggunaan 2 pendekatan, yaitu pendekatan
proporsi kepemilikan dan pendekatan nilai wajar.
19. Investasi di Perusahaan Asosiasi
a. Terdapat pengaturan rinci tentang penjabaran dan selisih penjabaran mata uang
asing terhadap nilai investasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.
b. Terdapat pengaturan tentang cara pembuktian pengaruh signifikan suatu
perusahaan sehingga perusahaan investee dikategorikan sebagai perusahaan
asosiasi
20. Pelaporan dalam Kondisi Ekonomi Hiperinflasi
a. Kriteria kondisi hiperinflasi :
penduduknya lebih memilih untuk menyimpan kekayaan mereka dalam
bentuk aset nonmoneter atau dalam mata uang asing yang relatif stabil.
Jumlah mata uang lokal yang dimiliki segera diinvestasikan untuk
mempertahankan daya beli;
penduduknya mempertimbangkan jumlah moneter bukan dalam mata uang
lokal tetapi dalam mata uang asing yang relatif stabil. Harga-harga
mungkin dikuotasikan dalam mata uang asing tersebut;
harga yang berlaku dalam penjualan dan pembelian secara kredit
ditentukan dengan memasukkan faktor ekspektasi hilangnya daya beli
selama periode kredit, bahkan jika periode kreditnya singkat;
suku bunga, upah dan harga dikaitkan dengan indeks harga; dan
tingkat inflasi kumulatif selama tiga tahun mendekati atau melebihi 100%.
b. Terdapat prosedur detail bagaimana cara menyajikan kembali akun akun dalam
laporan keuangan
21. Modal Ventura
a. Kerja sama operasi dibagi atas tiga skema, yaitu pengendalian bersama operasi,
pengendalian bersama aktiva, dan pengendalian bersama entitas
b. Menggunakan metode ekuitas atau metode proporsional
22. Laporan Keuangan Interim
12
a. Penyajian laporan keuangan interim harus dilakukan secara komparatif dengan
periode interim tahun sebelumnya untuk laporan laba rugi, arus kas dan laporan
perubahan ekuitas. Namun neraca periode interim dibandingkan dengan neraca
tahunan yang terakhir
b. Manajemen dapat menyajikan laporan keuangan dengan format ringkas
(condensed financial statement) dengan selected explanatory notes
23. Penurunan Nilai Aktiva
a. Penurunan nilai aktiva tidak boleh melampauai batas nilai tercatatnya
b. Perusahaan tidak diperkenankan melakukan reversal atas penurunan nilai Goodwil
pada periode interim sebelumnya
24. Agrikultur
a. Mengatur penyajian aktiva biologi dan produk pertanian serta pelaporannya yang
menggunakan nilai wajar
b. Menggunakan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual (konsep akresi).
Selisihnya dimasukkan dalam laporan laba rugi
13
2. Hasil dari laporan keuangan menghasilkan informasi yang relevan dan handal
untuk keperluan bisnis
Ada beberapa ketentuan yang harus ditaati sebelum merubah kebijakan
akuntansi yang ada :
1. Dalam kondisi terdapat standar akuntansi yang mengatur secara spesifik
Mengikuti ketentuan yang ditetapkan dalam standar tersebut. Namun ketentuan
dalam paragraf selanjutnya memberikan sedikit kelonggaran yaitu diijinkan untuk
tidak mengikuti ketentuan dalam suatu standar dalam kondisi dampak
penerapannya tidak material dan tidak dimaksudkan untuk mencapai tujuan suatu
penyajian teretentu yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pelaporan
keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang berisi informasi relevan dan
andal.
2. Dalam kondisi tidak terdapat standar akuntansi yang mengatur secara spesifik
Jika tidak erdapat standar akuntansi yang secara spesifik mengatur transaksi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan, maka mangement dari perusahaan tersebut
diberikan kewenangan untuk menggunakan pertimbangannya sendiri untuk
menentukan kebijkan akuntansi bagi transaksi tersebut. Kebijakan akuntansi yang
dipilih harus menghasilkan informasi yang relevan dan andal dengan beberapa
kriteria sebagaimana disebutkan dalam paragraf diatas. Ketentuan ini memperjelas
arti pentingnya pencapaian tujuan dibuatnya standar akuntansi yaitu untuk
menghasilkan informasi yang relevan dan andal.
14
IFRS
Evaluasi dan kelola dampak
adopsi terhadap PSAK
yang berlaku
Pengecualian dari prinsip pengukuran dan prinsip pernyataan menurut IFRS 1 bagi
pengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) adalah sebagai berikut :
- Nilai wajar atau revaluasi yang dianggap sebagai harga perolehan (misal properti,
pabrik, peralatan, aset tidak berwujud dan sebagainya yang diukur atas dasar nilai
revaluasi menurut Prinsip Akuntansi Yang Diterima Umum sebelumnya)
Suatu pengadopsi pertama kali dapat memilih untuk menggunakan revaluasi Prinsip
Akuntansi yang Diterima Umum (GAAP) dari suatu pos properti, pabrik dan
peralatan pada atau sebelum tanggal transisi terhadap IFRS sebagai yang dianggap
sebagai harga perolehan pada tanggal revaluasi dapat diperbandingkan secara luas
dengan nilai wajarnya atau biaya perolehannya.
- Imbalan karyawan
15
Pada IAS 19, suatu entitas tidak dapat mengakui laba atau rugi aktuarial jika telah
menggunakan pendekatan koridor. IFRS 1 mengizinkan suatu pengadopsi pertama
kali untuk memilih dan mengakui semua keuntungan dan kerugian aktuarial
kumulatif pada tanggal transisi kepada IFRS.
- Investasi pada entitas anak, entitas yang dikendalikan bersama-sama, dan entitas
asosiasi
- Aset dan liabilitas dari entitas anak,entitas asosiasi dan entitas ventura bersama (joint
venture)
- Kontrak asuransi
- Liabilitas yang dihentikan termasuk di dalam harga perolehan dari properti, pabrik,
dan peralatan.
- Pengukuran niai wajar dari aset keuangan atau liabilitas keuangan atas dasar
pengakuan awal
- Aset keuangan atau aset tidak berwujud yang dicatat sesuai dengan IFRIC 12,
tentang Perjanjian Konsesi Jasa
- Biaya Pinjaman
16
IX. PENGECUALIAN MANDATORI TERHADAP PENERAPAN BERLAKU SURUT
STANDAR PELAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL LAINNYA
IFRS 1 paragraf 26 melarang penerapan berlaku surut dari beberapa aspek daripada
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) lainnya yang terkait oleh :
Pengadopsi pertama kali dibutuhkan pada tanggal transisi kepada Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (IFRS), untuk mengukur semua derivatif atas dasar nilai
wajar dan mengeliminasi penangguhan kerugian dan keuntungan atas derivatif yang
telah dilaporkan menurut Prinsip Akuntansi Yang Diterima Umum (GAAP)
sebelumnya.
- Estimasi – estimasi
Estimasi – estimasi suatu entitas menurut IFRS pada tanggal transisi harus konsisten
dengan estimasi yang dibuat pada tanggal yang sama menurut Prinsip Akuntansi
yang Diterima Umum (GAAP) sebelumnya, kecuali ada bukti bahwa tujuan estimasi
yang dilakukan adalah salah.
- Aset yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang
dihentikan.
17
laporan keuangan, adalah laporan keuangan yang dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna yang tidak berada dalam posisi untuk meminta entitas
menyiapkan laporan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. Semua laporan
keuangan harus disajikan dan dipandang sama pentingnya.
Penerapan IFRS/SAK dengan pengungkapan tambahan yang diperlukan
seharusnya akan menghasilkan laporan keuangan yang menyajikan secara wajar
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar berarti
menggambarkan secara apa adanya (jujur) dampak transaksi, kejadian, serta kondisi
lainnya sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, penghasilan, dan
beban yang dinyatakan dalam Kerangka Konseptual.
XI. CONTOH PERUSAHAAN YANG MENGGUNAKAN IFRS DAN APA SAJA YANG
HARUS DILAKUKAN SAAT PERUSAHAAN PERTAMA KALI MENGADOPSI
IFRS
18