Anda di halaman 1dari 6

1.

Aset Yang Dikuasai Untuk Dijual

Apabila suatu entitas memutuskan untuk menjual suatu asset tidak lancar dalam kurun
waktu setahun atau kurang, maka IFRS 5 mengharuskan entitas untuk melakukan
reklasifikasi asset sebagai dikuasai untuk dijual. Peristiwa utama yang memicu
reklasifikasi yaitu apabila entitas memutuskan untuk menjual asset dari pada memilih
untuk terus menggunakannya.

Contoh 4:

PT ILC sedang merelokasi fasilitas manufakturnya dari Indonesia ke Thailand.


Banguan pabrik berserta tanahnya tidak diperlukan lagi dan mana dan manajemen
memutuskan untuk menjualnya. Dua tahun telah berlalu dan manajemen tidak mampu untuk
menjual bangunannya karena kondisi ekonomi yang menurun di Indonesia.

Dalam hal ini asset harus terus mereklasifikasikannya sebagai asset yang dikuasai untuk
dijual walaupun IFRS 5 mengharuskan penjual untuk terjadi didalam satu tahun. Oleh karena
kondisi berada diluar kendali manajemen, maka entitas memerlukannya sebagai asset yang
dikuasai untuk dijual dari pada asset tidak lancar yang dimaksudkan untuk digunakan. Hal itu
berarti asset harus diklasifikasi sebagai yang dikuasai untuk dijual dan dicatat atas dasar
manakah yang terendah antara harga perolehan atau nilai neto yang dapat direalisasikan.

2. Kelompok Aset Yang Dilepaskan (Dijual)

Pada IFRS 5 mengidentifikasikan sekelompok asset sebagai asset yang harus dilepaskan
sebagai asset yang dilepaskan (dijual) bersama-sama sebagai suatu kelompok didalam suatu
transaksi tunggal. Suatu kelompok asset yang dilepaskan, biasanya merupakan suatu
komponen dari suatu entitas. Misalnya, suatu komponen dari suatu entitas dapat menjadi
segmen bisnis (lokasi geografis atau lini produk), suatu unit penghasil ka, atau suatu anak
entitas.

Contoh :
Entitas WIB memutuskan untuk mengeliminasi operasinya di AS Midwest yang menjual
produk perawatan kesehatan, tetapi akan terus beroperasi pada bagian lain dari Negara
tersebut.

Didalam hal ini, asset yang berlokasi di Midwest akan dianggap sebagai kelompok asset
yang dilepaskan karena operasi milik entitas dimidwest dianggap oleh manajemen entitas
sebagai unit penghasil kas atau suatu segmen geografis.

3. Pengukuran Aset Tidak Lancar Yang Dikuasai Untuk Dijual Atau

Kelompok Aset Yang Dilepaskan

1) Suatu asset harus diukur sesuai dengan Standar Pelaporan Keuangan Internasional
yang berlaku sebelum klasifikasi sebagai yang dikuasai untuk dijual.
2) Asset tidak lancar diklasifikasi sebagai kelompok asset yang dilepaskan atau dikuasai
untuk dijual yang diukur atas dasar mana yang lebih rendah antara jumlah yang
tercatat dengan nilai wajar dikurang dengan biaya untuk menjual. Nilai wajar adalah
jumlah yang diinginkan, suatu pihak yang berkemauan, untuk membayar suatu
pembelian asset dalam transaksi wajar. Biaya untuk menjual merupakan estimasi
biaya yang penting untuk melepaskan asset seperti biaya iklan atau biaya komisi.
3) Biaya untuk menjual diukur pada nilai sekarang bilamana penjualan diharapkan
terjadi setelah satu tahun. Kenaikan didalam nilai sekarang dicerminkan sebagai biaya
keuanga dalam laba atau rugi.
4) Kerugian karena penurunan nilai dicerminkan sebagai laba atau rugi atas penurunan
awal atau berikut dari pada asset atau penurunan nilai dicerminkan sebagai laba atau
rugi atas penurunan awal atau berikut dari pada asset atau kelompok asset yang
dilepaskan terhadap nilai wajar dikurang dengan biaya untuk menjual.
5) Kenaikan berikutnya didalam nilai wajar dikurang dengan biaya untuk menjual suatu
asset diakui dalam laba atau rugi hingga sebatas tidak melebihi kerugian karena
penurunan nilai kumulatif.
6) Asset tidak lancar atau kelompok asset yang dilepaskan sebagai dikuasai untuk dijual
tidak boleh disusutkan.
4. Perubahan Dalam Klasifikasi Dari Yang Dikuasai Untuk Dijual

Pihak manajemen dapat memutuskan Untuk mengubah keputusan klasifikasi suatu


asset yang dikuasai untuk dijual karena kondisi yang membuat manajemen merubah
rencananya untuk menjual asset yang bersangkutan. Perubahan klasifikasi dari yang
dikuasai untuk dijual terhadap asset teteap pabrik akan mengharuskan asset tersebut
dibukukan pada yang lebih rendah antara jumlah yang dari asset sebelum diklasifikasinya
kepada yang dikuasai untuk dijual dengan jumlah neto yang dapat direalisasikan dari pada
asset ketika manajemen memutuskan untuk tidak menjualnya.

Contoh 1:

Pada tanggal 1 februari 2013, Maybeline Inc., mengklasifikasikan suatu fasilitas


produksi dari asset tidak lancar menjadi asset yang dikuasai untuk dijual. Jumlah yang
tercatat dari asset tidak lancar menjadi asset yang dikuasai untuk dijual. Jumlah yang
tercatat dari asset ketika keputusan untuk menjual sebesar $1.5 juta (harga
perolehansebesar $2.2 juta dikurang dengan akumulasi penyusutan $700,000). Satu tahun
setengah kemudian pada tangal 31 Juli 2014, manajemen memutuskan untuk tidak
menjual asset tersebut karena adanya suatu pertimbangan stratejik yang baru. Estimasi
nilai wajar asset, bersih dari biaya untuk menjual, diestimasikan menjadi $900,000)

Berapakah jumlah fasilitas produksi yang harus dibukukan pada tanggal pembatalan
asset kembali menjadi asset tidak lancar?

IFRS 5 mengharuskan entitas-entitas untuk memilihyang lebih rendah dari nilai yang
tercatat dari asset sebelum diklasifikasi sebagai yang dikuasai untuk dijual (yaitu $1.5
juta) dengan nilai wajar dari asset yang bersih dari biaya untuk menjual, pada tanggal
pembatalan kembali kepada asset tetap pabrik (yaitu $900,000)

Atas dasar informasi ini, Maybeline Inc., harus membukukan asset pada $900,000
dengan kerugian sebesar $600,000 yang harus dibukukan atas pengukuran kembali dari
asset tidak lancar.

Contoh 2:

ƒ PT XYZ mempunyai asset tetap yang diperoleh1 Desember2004 pada biaya perolehan
Rp100juta. ƒ Nilai residu asset diestimasikan sebesar Rp10juta dan masa manfaat 10
tahun Pada1Desember2007 aset masa manfaat10 tahun. Pada 1 Desember 2007, aset tsb
diklasifikasikan sebagai “asset dimiliki untuk dijual”. ƒ Nilai wajar diestimasikan Rp80
juta dan biaya untuk menjual adalah Rp3juta. ƒ Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2008
pada harga Rp77 juta

A. Pada saat reklasifikasi asset tgl 1 Desember 2007:


a) Aset dipindahkan dari kelompok Aset Tetap kekelompok Aset dimiliki
untuk dijual.
b) Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual asset tsb adalah Rp 77 juta (
Rp 80 –Rp3 juta). Jumlah ini lebih tinggi dari nilai tercatat asset
sebesar Rp73 juta ( Rp100 ( ( Rp 100 Rp 10 ) / 10 X 3) Jadi Rp 73 juta
( Rp 100 – ( ( Rp100-Rp 10 ) / 10 X 3 ). Jadi Aset tetap diukur
sebesar Rp73juta.
B. Pada saat di jual tgl 30 Juni 2008, mengakui laba dari penjualan sebesar Rp4juta
(perolehan Rp77 juta –nilai tercatat kini Rp73juta)

ƒ Jurnal:

 1 Desember 2007 ƒ

Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp73 juta

Dr.Akumulasi depresiasi Rp 27 juta

Cr. Aset tetap Rp100 juta

 30 Juni2008

Dr. Kas Rp77juta

Cr. Aset dimiliki utk dijual Rp73juta

Cr. Keuntungan penjualan asset Rp4juta

Sama seperti contoh sebelumnya, namun nilai wajar asset diestimasi Rp40 juta dan biaya
menjual Rp2 juta. Aset dijual pada tgl 30 Juni 2008 seharga Rp38 juta.

 1 Desember2007

Nilai tercatat = Rp73 juta ƒ

Nilai wajar – biaya menjual = Rp40 – Rp2 juta = Rp38 juta


Nilai asset direklasifikasi dan diukur pada nilai wajar dikurangi biaya menjual sebesar
Rp38 juta ( lebih rendah ) ƒ

Rugi penurunan nilai diakui = Rp73 – Rp38 juta = Rp 35jt

 Jurnal1 Des 2007

Dr.Aset dimiliki untuk dijual Rp38 juta

Dr. Akumulasi penyusutan Rp27 juta

Dr. Rugi penurunan nilai Rp35juta

Cr. Aset tetap Rp100 juta

 Jurnal 30Juni 2008


 Tidak ada untung rugi yang diakui karena jumlah perolehan dari penjualan
sama dengan nilai tercatat kini ƒ
 Jurnal

Dr. Kas Rp38 juta

Cr. Aset dimiliki untuk dijual Rp38 juta

5. PENGHENTIAN PENGAKUAN DAN PERUBAHAN RENCANA


Aset tidak lancar yang dihentikan pengklasifikasiannya sebagai dimiliki untuk dijual,
maka selanjutnya harus diukur pada nilai yang lebih rendah antara :
1) Nilai tercatat aset tersebut sebelum aset diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual,
disesuaikan dengan penyusutan , amortisasi atau penilaian kembali yang telah diakui
jika tersebut tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual,atau
2) Nilai terpulihkan pada saat tangga keputusan untuk tidak dijual.
Misalnya diketahui bahwa nilai terpulihkan aset Rp 57.000.000, sama dengan nilai
tercatat aset saat ini pada 31 Desember 2011 sebelum penyesuaian adalah Rp
57.000.000. Nilai tercatat aset jika tidak diklasifikasikan sebagai aset tersedia dijual
dapat dihitung = Rp 100.000.000 – (Rp 100.000.000 – Rp 10.000.000) x 4/10))= Rp
64.000.000. Nilai yang lebih rendah adalah nilai terpulihkan sebesar Rp 57.000.000
akan digunakan sebagai nilai aset pada 31 Desember 2011.Dengan demikian , tidak
ada jurnal penyesuaian atas nilai tercatat yang perlu dibuat pada 31 Desember 2011,
kecuali jurnal reklasifikasi sebagai berikut.

Mesin RP 57.000.000
Mesin dimiliki untuk dijual Rp 57.000.0000

Penghentian pengakuan juga dapat terjadi ketika aset tersebut dijual. Pengakuan
penjualan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, pada prinsipnya sama seperti penjualan
aset biasa. Keuntungan/kerugian muncul dari selisih antara nilai tercatat akhir aset tersebut
dengan harga penjualan. Keuntungan/kerugian tersebut diakui di Laba Rugi. Contoh, PT
XYZ telah mereklasifikasikan aset tetapnya sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual
pada 2 Januari 2011. Penjualan terjadi pada tanggal 2 Juli 2011 dengan harga jual Rp
70.000.000, nilai tercatat aset tidak lancar dimiliki untuk dijual pada 2 Juli 2011 adalah
sebesar Rp 70.000.000. PT XYZ harus mencatat penjualan tersebut sebagai berikut.
Kas RP 70.000.000
Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual Rp 57.000.000

6. Pengungkapan

Didalam IFRS 5 mengharuskan pengungkapan sebagai berikut:

1) Asset tidak lancar dan kelompok asset dan liabilitas yang dilepaskan harus
diungkapkan secara terpisah pada laporan posisi keuangan.
2) Pengungkapan juga harus meliputi keterangan asset tidak lancar dari suatu
kelompok asset yang dilepaskan,keterangan mengenai fakta dan kondisi penjualan
dan harapan cara dan waktu pelepasan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai