Anda di halaman 1dari 6

PENGUJIAN NOMOR BENANG

I. Maksud dan Tujuan

Maksud dari pengujian ini yaitu mengetahui nomer benang yang diuji, dan
mengetahui kehalusan benang dari nomer benang yang dihasilkan

II. Teori Dasar

Prinsip pengujian nomor benang adalah menggulung benang dalam bentuk untaian
dengan panjang tertentu dan kemudian ditimbang. Dengan mengetahui panjang dan berat
benang, makanomornya dapat diketahui. Setelah pengujian nomor dilakukan, contoh uji
yang telah selesai dapat langsung digunakan untuk menguji kekeuatan tarik peruntainya.
Alat yang digunakan pada pengujian nomor benang adalah kincir yang lengkap dengan
traverse dan length counter-nya. Benang yang berasal dari cones, cheese atau bobbin mula-
mula dibuang lapisan luarnya, kemudian ditarik dari creel, dilewatkan ke pengantar dan
traverse lalu diikat di creel. Panjang untaian benang untuk pengujian adalah 80 putaran
kincir atau 120 yard. Setelah diikat ujung dan pangkalnya, benang ditimbang menggunakan
neraca.
Dari pengujian nomer benang ini, dapat diketahui nomer banangnya dimana nomer benang
tersebut dapat diketahui dari besar kecilnya diameter benang, kehalusan benangnya dan
lain lain.
Telah dikenal beberapa sistem penomeran benang akan tetapi secara garis besar sistem
penomeran benang dibagi menjadi dua yaitu :

Sistem Penomeran Langsung

Yaitu penomeran benang yang menyatakan berat benang setiap panjang tertentu
(panjang tetap).
Yang termasuk sistem penomeran langsung antara lain :
a. Td atau Denier
Menyatakan berat setiap panjang 9000 meter.
9000 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
Td =
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)

b. Tex
Menyatakan berat benang setiap panjang 1000 meter
Rumus menunjukkan berat benang setiap panjang benang 1000 meter.
1000 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
Tex =
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)
Nomor gintirnya dapat dihitung dengan rumus:

Nomor benang gintir (NG) = N1 + N2 + N3


+…………dst
III. Sistem Penomeran Tidak Langsung

Yaitu penomeran benang yang menyatakan panjang benang setiap berat tertentu
(berat tetap). Yang termasuk dalam sistem penomeran ini antara lain :
a. Ne1 ( untuk kapas )
Menyatakan bahwa panjang benang dalam satuan Hank setiap berat satu Pound

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (ℎ𝑎𝑛𝑘)
Ne1 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑙𝑏𝑠)

b. Penomoran yang menunjukkan panjang benang dalam satuan meter setiap


berat benang 1 gram.

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)
Nm =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔𝑟𝑎𝑚)

Nomor gintirnya dapat dihitung dengan rumus:

1 1 1 1
= + + + dst
Ng N1 N2 N3

IV. Alat dan Bahan


1. Cara mesin Reeling
 Benang jahit
 Mistar
 Gunting
 Kincir / skein reel
2. Cara manual
 Penggaris
 Gunting

V. Prinsip Kerja

Prinsip pengujian dilakukan dengan cara menggulung benang dalam bentuk


untaian dengan panjang tertentu dan kemudian ditimbang. Dengan mengetahui
panjang dan berat benang tersebut maka nomornya dapat dihitung.

VI. Cara Kerja

1. Cara menjalankan alat penggulung benang ( Reeling Machine ) :


1). Pasang benang pada alat dengan melewatkannya pada lapet, tension dan ikatkan
pada kincir.
2). Stel panjang gulungan yang diinginkan dengan menekan tombol angka yang
tertera.
3). Naikkan posisi main switch untuk menghidupkan mesin
4). Tekan tombol starter untuk menjalankan mesin
5). Jka penggulungan benang telah selesai lepaskan benang dari kincir.
Hasil gulungan sepanjang 120 yard tersebut kemudian ditimbang dalam neraca, dan
catat beratnya.
2. Cara manual
1) Potong benang 50 cm sebanyak 10 helai
2) Timbang contoh uji
3) Hitung nomor benang
4) Lakukan sebanyak 3 kali

VII. Data & Perhitungan

1. Cara Mesin Reeling

Panjang Berat Nomor Benang


No
Benang Benang Nm Ne Tex Td
1. 109,728 m 3,42551 g 31,907 18,933 31,217 273,021
Panjang Berat Nomor Benang
No
Benang Benang Nm Ne Tex Td
1. 500 cm 0,1587 g 31,5 18,62 31,7 285,6
2. 500 cm 0,1622 g 30,82 21,66 32,4 291,6
3. 500 cm 0,1587 g 31,5 18,62 31,7 285,6
Rata-rata 31,273 19,63 31,93 287,6

No. Ne (x1) (x1- x ) (x1- x )2


1 18,62 18,62-19,63 = 1,01 1,0201
2 21,66 21,66-19,63 = 2,03 4,1209
3 18,62 18,62-19,63 = 1,01 1,0201
x̄ 19,63 ∑ = 6,1611

LUSI PAKAN
∑(𝑋−𝑋̅)2
SD = √ 𝑆𝐷
(𝑛−1) CV = 𝑋 100%
𝑋
6,1611 1,755
= √ (3−1) = 1,755 = 19,63 𝑋 100% = 8,94 %

𝑆𝐷
SE = ̅̅̅̅
√𝑛
1,755
= ̅̅̅̅
√3
1,755
= 1,732

= 1,012

VIII. Diskusi

Pada percobaan penomeran benang ini dilakukan dua cara uji coba, yang pertama yaitu
menggunakan mesin reeling, dan yang kedua menggunakan cara manual dengan timbangan
dan penggaris. Hal-hal yang yang harus diperhatikan pada percobaan ini antara lain:
 Posisi dari benang dan kincir harus tepat, karena praktikum dilakukan oleh 5
praktikan, pastikan posisi teratut antar benang dengan lapet pengantar benang,
sehingga tidak terbelit-belit antar benang 1 dengan yang lain

 Pada waktu melakukan penimbangan benang contoh uji dan pada waktu
menggulung benang pada Reeling Machine harus dilakukan dengan hati hati,
dan pada lat tersebut terdapat slip pada reel nomer satu dari arah kanan.
karena kesalahan sedikit saja akan mempengaruhi hasil akhir dari pengujian
tersebut, yaitu akan melenceng dari standar baku nomor benang contoh uji
tersebut.
 Pada saat penimbangan benang menggunakan timbangan harus dilakukan
dengan teliti, dan mengukur benang sesuai dengan ukuran yang diharuskan.

Tabel perbandingan hasil nomor benang menggunakan mesin reeling dan manual:
Nomor Benang
No
Nm Ne Tex Td
Mesin reeling 31,907 18,933 31,217 273,598
Cara manual 31,273 19,63 31,93 287,6

Standar eror yang dihasilkan pada percobaan kali ini didapatkan sebesar 1,01 menunjukan
bahwa minimnya kesalahan yang dilakukan dalam percobaan ini.
Standar yang digunakan dalam percobaan ini yaitu SNI 8213:2016 syarat mutu benang jahit
polyester, pada standar tersebut disebutkan bahwa toleransi sebesar -10,5, maka dapat
disimpulkan bahwa contoh uji yang diuji memenuhi persyaratan standar untuk benang jahit.

IV. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :

 Mesin Reeling:
Nomor Benang
No
Nm Ne Tex Td
1. 31,907 18,933 31,217 273,021

 Cara Manual
Nomor Benang
No
Nm Ne Tex Td
1. 31,273 19,63 31,93 287,6
 SD nomor benang Ne = 1,75
 CV nomor benang Ne = 8,94 %
 SE nomor benang Ne = 1,012

Anda mungkin juga menyukai