PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Memulai usaha sendiri bukan soal siapa yang paling pintar atau paling kaya. Memulai
usaha sendiri berarti memiliki nyali yang cukup berani untuk menjalani tantangan hidup yang lebih
menggigit dan juga memaksimalkan potensi. Selain itu, tentu saja ada banyak manfaatnya jika
memulai usaha sendiri, seperti memperbaiki kondisi financial, membuka peluang untuk orang lain
dan juga memaksimalkan potensi diri.
Meskipun orang yang punya usaha sendiri selalu dipandang memiliki nilai lebih, namun
nyatanya tidak sedikit orang yang enggan untuk memulai usaha sendiri. Alasannya macam-
macam, mulai dari sudah nyaman dengan pekerjaan yang gajinya mencukupi kebutuhan keluarga,
modal tipis atau bahkan takut untuk memulai bisnis sendiri. Usaha memang pasti resikonya lebih
besar dari sekedar menjadi karyawan. Tapi jika tekun akan ada jalan keluarnya. Dan di saat
mencapai level itu, kita tidak akan pernah menyesal pernah memilih jalan itu.
BAB II
LAPORAN HASIL OBSERVASI
Konveksi yang didirikan oleh Bu yuyun ini berdiri sejak beliau berumur 27 tahun, beliau adalah
seorang single parent yang memiliki 3 orang anak. Dengan motivasi ingin berhasil menyekolahkan
3 anaknya, tanpa seorang sosok suami beliau berusaha menjadi seorang Ibu yang bisa juga
mencari nafkah. Dengan modal ilmu menjahit yang pernah ia dapatkan ketika beliau kursus dan
mesin jahit pemberian tetangganya ia memulai membuka usaha konveksi. Ia menerima segala
jenis pesanan, mulai dari mengecilkan baju sampai membuat kebaya ia terima semua.
Setelah bertahun-tahun menggeluti bidang konveksi, usaha beliau semakin berkembang. Pesanan-
pesanan terus berdatangan, beliau pun mulai memperkerjakan orang untuk menjadi karyawannya
agar pesanan terus berlanjut dengan lancar. Seiring berjalannya waktu, beliau memberanikan diri
untuk menyewa ruko di pasar Cipanas.
Tetapi dalam sebuah usaha pasti tidak akan lancar selamanya, seorang pembisnis pasti
mempunyai luka liku di dalam sebuah perjalanan bisnisnya. Begitu pula dengan Bu Yuyun, pada
tahun 2007 pasar Cipanas mengalami musibah yaitu kebakaran. Ruko yang dimiliki Bu yuyun pun
ikut terbakar habis, tak ada yang tersisa. Semua mesin jahit dan baju-baju yang disimpan di ruko
habis terlahap si jago merah. Tanpa putus asa, dengan sisa mesin jahit yang disimpan dirumahnya
ia memulai kembali usahanya.
Saya memilih Ibu Yuyun menjadi tokoh pengusaha dalam tugas ini adalah karena melihat latar
belakangnya yang sangat luar biasa dalam menjalankan bisnis. Pendidikan beliau tidak tinggi
namun ia karena ketekunannya mendirikan usaha, saat ini beliau berhasil mempunyai usaha yang
menjamin kehidupannya dan keluarganya.
II. Modal
Modal awal yang ia gunakan untuk membuat usaha konveksi ini adalah mesin jahit
pemberian tetangganya dan ilmu menjahit yang pernah ia miliki pada saat kursus menjahit semasa
SMA. Setelah ia membeli peralatan-peralatan tambahan seperti benang, gunting, dan sebagainya
ia memulai berbisnis konveksi di rumahnya. Dimulai dengan kerabat dan tetanggga yang
memesan, dari mulut ke mulut konveksi ini pun mulai dikenal banyak orang di kotanya.
BAB III
LAPORAN HASIL WAWANCARA
I. Daftar Pertanyaan :
1. Apa latar belakang Bapak memilih usaha ini?
“Karena saya hanya memiliki modal ilmu menjahit dan alhamdulillah ada pemberian mesin jahit
dari tetangga saya, dan motivasi tetangga saya supaya masih bisa melanjutkan hidup tanpa
seorang suami. Saya termotivasi untuk membuka konveksi di rumah, yang saya pikir juga tidak
harus keluar dari rumah, saya hanya bekerja di rumah dan masih bisa mengurus pekerjaan rumah
dan menjaga anak-anak saya”
Kesimpulan
Menjadi seorang pembisnis pastinya tak jauh dari kata “gagal” tapi kegagalan itulah yang
membuat pembisnis semakin terlatih. Tidak ada kriteria tertentu untuk membuka bisnis, siapapun
bisa asalkan mempunyai niat dan usaha yang kuat.
Lampiran
Laporan Hasil Wawancara
Disusun oleh :
No 14
2019