Anda di halaman 1dari 2

Standardisasi Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai bahan obat, kecuali
dipergunakansebagai bahan obat, kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dinyatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia terdiri dari simplsia nabati, hewani dan mineral.
nabati, hewani danmineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman atau eksudat tanaman. Yang di maksud eksudat tanaman adalah isi sel yang secara
spontan keluar dari selnya atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tanamannya. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh atau zat-zat yang berguna
yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia pelikan atau mineral
adalah simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah dengan cara sederhana
dan belum berupa zat kimia murni.Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan
maupun kegunaan simplisia harus memenuhi persyaratan minimal untuk standardisasi simplisia
(Depkes RI, 2008). Standardisasi simplisia mengacu pada tiga konsep antara lain sebagai berikut:
 Simplisia sebagai bahan baku harus memenuhi 3 parameter mutu umum (nonspesifik) suatu
bahan yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian, aturan penstabilan (wadah,
penyimpanan,distribusi)
 Simplisia sebagai bahan dan produk siap pakai harus memenuhi trilogi Quality-Safety-
Efficacy
 Simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang berkontribusi terhadap respon biologi
s, harus memiliki spesifikasi kimia yaitu komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan.
Kontrol kualitas merupakan parameter yang digunakan dalam proses standardisasi suatu
simplisia.Parameter standardisasi simplisia meliputi parameter non spesifik dan spesifik.
Parameter nonspesifik lebih terkait dengan faktor lingkungan dalam pembuatan simplisia
sedangkan parameter spesifik terkait langsung dengan senyawa yang ada di dalam tanaman.
Penjelasan lebih lanjut mengenai parameter standardisasi simplisia sebagai berikut:
1. Kebeneran simplisia
Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan dengan cara organoleptik, makroskopik dan
mikroskopik.Pemeriksaan organoleptik dan makroskopik dilakukan dengan menggunakan indera
manusia dengan memeriksa kemurnian dan mutu simplisia dengan mengamati bentuk dan ciri-
ciri luar serta warna danbau simplisia. Sebaiknya pemeriksaan mutu organoleptik dilanjutkan
dengan mengamati ciri-ciri anatomi histologi terutama untuk menegaskan keaslian simplisia.
2. Parameter non spesifik
Parameter non spesifik meliputi uji terkait dengan pencemaran yang disebabkan oleh
pestisida, jamur, aflatoxin, logam berat, penetapan kadar abu, kadar air, kadar minyak atsiri,
penetapan susut pengeringan.
3. Parameter spesifik
Parameter ini digunakan untuk mengetahui identitas kimia dari simplisia.Uji kandungan kimia
simplisia digunakan untuk menetapkan kandungan senyawa tertentu dari simplisia. Biasanya
dilkukan dengan analisis kromatografi lapis tipis.
(Depkes RI, 1985).

Referensi:

Depkes RI. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Depkes RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai