Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kita harus meyakini bahwa manusia sebagai makhluk bio-psiko-


sosio-kultural dan spiritual yang utuh berespons terhadap suatu perubahan
yang terjadi antara lain karena gangguan kesehatan dan penyimpangan
pemenuhan kebutuhan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan secara holistik dan
unik diperlukan pendekatan yang komprehensif dan bersifat individual bagi
tiap sistem klien. Secara holistik dalam kebidanan diperlukan adanya suatu
perubahan dengan merubah cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis
pelayanan kesehatan yang muncul di dalamnya. Karena perubahan itu
merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari
status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat
menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada atau beranjak untuk mencapai
kesehatan yang optimal.

Ada kebutuhan besar untuk memberikan perawatan holistik (tubuh,


pikiran dan jiwa) untuk semua klien, terlepas dari agama,etnis, atau budaya
karakteristik dalam manusiawi (tidak menghakimi dan penyayang).

Pada saat ini menjadi mungkin untuk mengabaikan tujuan dibantu oleh
sistem: yaitu, menyediakan perawatan holistik dan manusiawi kepada klien
atau konsumen. Maka dari itu penulis tertarik untuk membahas tentang
“Holistic Care Ethic”.

\
I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penguraian latar belakang di atas, mengenai holistik care


kali ini, kami akan membuat makalah dengan tujuan memperdalam
pengetahuan mengenai Holistic Care Ethic. Dengan rumusan masalahnya
yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan Holistic Care ?

2. Apa yang dimaksud dengan Holistic Care Ethic ?

3. Apa saja masalah dalam Holistic Care Ethic ?

I.3 Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah , yaitu

1. Mengetahui penjelasan tentang Holistic Care


2. Mengetahui penjelasan tentang Holistic Care Ethic
3. Mengetahui apa saja masalah dalam Holistic Care Ethic

I.4 Manfaat

1. Manfaat secara praktis yaitu sebagai bahan bacaan bagi kalangan


mahasiswa STIKES Dharma Husada Bandung.

2. Manfaat secara teoritis yaitu dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam
penelitian selanjutnya yang dianggap relevan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Holistic Care

Pelayanan kesehatan sedang dan terus mengalami perubahan seiring


dengan perkembangan ilmu dan teknologi dibidang kesehatan serta bertambah
kompleksnya masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat. Lingkungan
pelayanan kesehatan yang terus berubah menjadikan tantangan tersendiri baik
bagi pemberi pelayanan kesehatan maupun klien sebagai konsumen layanan
kesehatan. Kepekaan petugas kesehatan terhadap kecepatan dan ketepatan
layanan dengan mengembangkan berbagai inovasi merupakan kunci bagi
tercapainya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau.

Kata “holistik” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai


pengertian “ciri pandangan yang menyatakan bahwa keseluruhan sebagai
suatu kesatuan lebih penting daripada satu-satu bagian dari suatu organisme”.
Berdasarkan pengertian kata holistik diatas maka istilah “pelayanan yang
holistik” adalah pelayanan yang bersifat menyeluruh, tidak terbagi-bagi.
Pelayanan yang memandang, memahami, mendekati dan memperlakukan
manusia sebagai satu keseluruhan yang utuh. Ini merupakan sebuah
pengakuan bahwa hakikat manusia adalah memang terdiri atas unsur-unsur
dan aspek-aspek yang berbeda-beda (multidimensional), namun demikian
kepelbagaian itu tidak dipahami sebagai yang bersifat dikhotomis (dapat
dipisah-pisahkan atau saling dipertentangankan) ataupun hirarkis (seolah-olah
ada unsur yang lebih penting atau lebih mulia dari unsur lainnya).

Holistik juga merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan


kebidanan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan
spiritual. Dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh. Apabila satu
dimensi terganggu akan memengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait
dengan kesejahteraan (Wellnes). Untuk mencapai kesejahteraan terdapat lima
dimensi yang saling memengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial
dan spiritual. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang
harus dimiliki individu adalah kemampuan beradaptasi terhadap stimulus.

Pengobatan Holistic adalah, pengobatan dengan menggunakan konsep


menyeluruh, yaitu keterpaduan antara jiwa dan raga, dengan method alamiah
yang ilmiah, serta ilahia yang mana tubuh manusia merupakan keterpaduan
system yang sangat kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya
dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu fungsi/ elemen / unsur
tubuh manusia dapat memengaruhi fungsi yang lainnya. Keterkaitan antara
jiwa dan raga tidak terpisahkan, sebagaimana dikenal bahwa: didalam raga
yang sehat terdapat jiwa yang sehat, dan juga sebaliknya jiwa yang sehat
dapat membentuk raga yang sehat, dan pembentukan jiwa yang sehat adalah
dengan berserah diri secara penuh dan ikhlas kepada Sang Pencipta dan
Penguasa Jagat Raya, yang memiliki segala sesuatu, dan penentu segala
sesuatu, Allah SWT.

Pengobatan Holistic terpadu,memiliki perbedaan konsep yang sangat


nyata dengan Konsep Kedokteran (Konvensional), Konsep konvensional lebih
menekankan kepada tindakan seperti pemberian obat-obat kimiawi, dan
tindakan rekayasa fisik dengan pembedahan/ operasi, dll, sementara
pengobatan holistic lebih menekankan membangkitkan system imun pasien,
dan memperbaiki secara menyeluruh dari faktor pencetus penyakit (akar
permasalahan penyakit), sehingga definisi kesembuhan cenderung permanen
(tidak kambuh lagi), sedangkan yang konvensional pada umumnya bersifat
tindakan sementara (kambuhan) sehingga sampai ada istilah “Pasien
Langgangan Dokter.”
Sejarah holistik dimulai sebelum istilah holism diperkenalkan oleh Jan
Christiaan Smuts dalam bukunya “Holism and Evolution”. Holisme saat ini
berkembang dalam istilah holistik, yang mengkombinasikan penyembuhan,
seni, dan ilmu hidup. Holistik popular dengan cepat di tahun 70-an. Walaupun
istilah holisme diperkenalkan di tahun 1926, penyembuhan
holistik sebenarnya sudah ada jauh di jaman kuno kira-kira 5000 tahun yang
lalu. Sejarawan belum bisa memastikan dari bangsa manakah pertama kali
dipraktekkan. Kebanyakan sejarawan percaya bahwa penyembuhan holistik
dimulai di India dan atau Cina. Para praktisi holistik mempraktekkan prinsip
hidup sehat lewat menyeimbangkan tubuh, pikiran, dan roh untuk menyatu
atau harmonis dengan alam. Contoh praktis holistik adalah Socrates, yang
hidup 4 abad sebelum kelahiran Kristus. Ia menganut pandangan ini dan
mengajarkan bahwa kita harus memandang tubuh sebagai keseluruhan,
bukannya bagian yang terpisah.

II.2 Holistic Care Ethic

A. Etika, Moral, dan Etiket


Etika adalah ilmu ttg kesusilaan yg bagaimana sepatutnya manusia
hidup di dalam masyarakat yg melibatkan aturan atau prinsip yg
menentukan tingkah laku yang benar.
Moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yg
merupakan “standar perilaku” dan “nilai” yang harus diperhatikan bila
seseorang menjadi anggota masyarakat tempat ia tinggal.
Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang
serta menjadi suatu kebiasaan di dalam suatu masyarakat baik berupa
kata- kata maupun bentuk perbuatan yang nyata.
Etika, moral dan etiket sulit dibedakan, hanya dapat dilihat bahwa
etika lebih dititik beratkan pada aturan, prinsip yang melandasi perilaku
yang mendasar dan mendekati aturan, hukum dan undang2 yang
membedakan benar atau salah secara
moralitas nilai-nilai moral yang ada dalam kode etik kesehatan Indonesia
(2000), diantaranya:
1. Menghargai hak klien sebagai individu yg bermartabat dan unik
2. Menghormati nilai-nilai yang diyakini klien
3. Bertanggung jawab terhadap klien
4. Confidentiality

B. Metoda pendekatan pembahasan masalah etika


Dari Ladd J (1978), dikutip oleh Freld (1990) menyatakan ada empat
metoda utama membahas masalah etika:
1. Metode otoritas
Menyatakan bahwa dasar setiap tindakan atau keputusan adalah
otoritas. Otoritas dapat berasal dari manusia atau kepercayaan
supernatural, kelompok manusia, atau suatu institusi seperti majelis
ulama, dewan gereja atau pemerintah.
2. Metode Consensum Hominum
Menggunakan pendekatan berdasarkan persetujuan masyarakat luas
atau sekelompok manusia yang terlibat dalam pengkajian suatu
masalah.Segala sesuatu yang diyakini bijak dan secara etika dapat
diterima, dimasukkan dalam keyakinan.
3. Metode Pendekatan Intuisi / Self-evidence
Metode ini dinyatakan oleh para ahli filsafat berdasarkan pada apa
yang mereka kenal sebagai konsep teknik intuisi.Metode ini terbatas
hanya pada orang- orang yang mempunyai intuisi tajam
4. Metode Argumentasi atau Metode Sokratik
Menggunakan pendekatan dengan mengajukan pertanyaan atau
mencari jawaban dengan alasan yang tepat.Metode ini digunakan
untuk memahami fenomena etik.
II.3 Masalah Etika Moral Dalam Pelayanan Kesehatan

Bandman (1990) menjelaskan bahwa masalah etika kesehatan pada


dasarnya terdiri atas lima jenis. Kelima masalah tersebut akan diuraikan di
rangka “mempertimbangkan prinsip etika yang bertentangan”.

A. Lima masalah dasar etika kesehatan


1. Kuantitas versus kualitas hidup
2. Kebebasan versus penanganan dan pencegahan bahaya
3. Berkata jujur versus berkata bohong
4. Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah,
agama, politik, ekonomi, dan ideologi
5. Terapi ilmiah konvensional versus terapi tidak ilmiah dan coba-coba.

B. Lima faktor yang harus diertimbangkan dalam penanganan masalah etika


1. Pernyataan dari klien yang pernah diucapkan kepada anggota
keluarga, teman-temannya dan petugas kesehatan
2. Agama dan kepercayaan klien
3. Pengaruh terhadap anggota keluarga klien
4. Kemungkinan akibat sampingan yang tidak dikehendaki
5. Prognosis dengan atau tanpa pengobatan.

C. Lima masalah dasar etika kesehatan yang berhubungan dengan


“pertimbangan prinsip etika yang bertentangan”, diantaranya sebagai
berikut:
1. Kuantitas versus kualitas hidup
Contoh: Seorang ibu meminta tenaga kesehatan untuk melepas semua
selang yang dipasang pada anaknya yang telah koma delapan hari.
Keadaan seperti ini, tenaga kesehatan menghadapi masalah posisinya
dalam menentukan keputusan secara moral
2. Kebebasan versus penanganan dan pencegahan bahaya
Contoh adalah seorang klien berusia lanjut yang menolak untuk
mengenakan sabuk pengaman waktu berjalan, ia ingin berjalan
dengan bebas. Pada situasi ini tenaga kesehatan menghadapi masalah
upaya menjaga keselamatan klien yang bertentangan dengan
kebebasan klien
3. Berkata jujur versus berkata bohong
Contoh: seorang tenaga kesehatan yang mendapati teman kerjanya
menggunakan narkotika. Dalam posisi ini tenaga kesehatan tersebut
berada dalam pilihan apakah akan mengatakan hal ini secara terbuka
atau diam karena diancam akan dibuka rahasia yang dimilikinya bila
melaporkan pada orang lain
4. Keinginan tarhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah
agama, politik, ekonomi dan ideologi
a. Beberapa masalah yang dapat diangkat sebagai contoh seorang
klien memilih ke dukun daripada ke dokter.
b. Kampanye anti rokok demi keselamatan bertentangan dengan
kebijakan ekonomi
c. Alokasi dana untuk kepentingan militer lebih besar daripada untuk
kepentingan kesehatan
5. Terapi ilmiah konvensional versus terapi tidak ilmiah dan coba-coba
Hampir semua suku bangsa di Indonesia memiliki praktek terapi
konvensional yang masih dianggap sebagai tindakan yang dapat
dipercaya. Secara ilmiah tindakan tersebut sulit dibuktikan
kebenarannya, namun sebagian masyarakat mempercayainya.
II.4 Prinsip Etika untuk Praktik Holistik

Dua prinsip utama menggarisbawahi praktik kesehatan holistik berkualitas


tinggi:

1. Lakukan kepada orang lain sesuai keinginan Anda


2. Tanyakan apakah tidak apa-apa jika semua orang bertindak sesuai
rencana Anda untuk bertindak.

Prinsip pertama adalah umum bagi banyak agama dunia. Membutuhkan


praktisi untuk membayangkan menjadi pasien dan bertanya pada diri sendiri
apakah perilaku itu akan diinginkan jika anda melakukannya pihak penerima.

Prinsip kedua berasal dari tulisan Kant. Kant menyarankan itu dasarnya
karena amoralitas berarti membuat pengecualian untuk diri sendiri. Prinsip ini
mengundang Anda sebagai praktisi bertanya pada diri sendiri apakah perilaku
Anda akan baik untuk masyarakat jika itu bersifat universal diadopsi.
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Pengobatan Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan


Konsep Menyeluruh,yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method
Alamiah yang ilmiah, serta ilahia yang mana Tubuh manusia merupakan
keterpaduan system yang sangat Kompleks, dan saling berinteraksi satu
sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu
fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat memengaruhi fungsi yang
lainnya.

III.2 Saran

Setelah membaca dan memahami makalah ini diharapkan agar


mahasiswa / mengerti dan menerapakannya dalam kehidupan sehari-hari
lebih-lebih kita sebagai bidan.

Anda mungkin juga menyukai