Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung
asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya
pH darah. Sedangkan Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak
mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan
meningkatnya pH darah.Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit
tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit.
Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya
masalah metabolisme yang serius. Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi
metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya. Asidosis
metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam
pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau
alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kelainan
pernafasan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan masalahsebagai
berikut
1. Apa pengertian ketidakseimbangan asam basa ?
2. Apa yang dimaksud Asidosis Respiratorik ?
3. Apa yang dimaksud Asidosis Metabolik ?
4. Apa yang dimaksud Alkalosis Respiratorik ?
5. Apa yang dimaksud Alkalosis Metabolik ?

C. Tujuan Penulisan
1. Menguraikan pengertian Ketidakseimbangan Asam Basa
2. Menjelaskan yang dimaksud dengan Asidosis Respiratorik.
3. Menjelaskan yang dimaksud dengan Asidosis Metabolik.
4. Menjelaskan yang dimaksud dengan Alkalosis Respiratorik.
5. Menjelaskan yang dimaksud dengan Alkalosis Metabolik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Pada dasarnya keseimbangan asam basa mengacu kepada pengaturan
ketatkonsentrasi ion hydrogen (H+) bebas di dalam cairan tubuh. Secara
umumkeseimbangan asam basa digambarkan dalam reaksi dalam keseimbangan
dalam berikut ini.
CO2 + H2O ← H2CO3 ← H+ + HCO3-
Reaksi diatas bersifat reversible karena dapat berlangsung dalam
duaarah,bergantung pada konsentrasi zat-zat yang terlibat.Saat kadar CO2 dalam
darah meningkat, reaksi akan berpindah kesisi asam dan menghasilkan H+ serta
menghasilkan HCO3-. Sebaliknya, jika kadar CO2 dalam darah menurun ,reaksi
tersebut akan berpindah ke sisi CO2. Dalam proses ini, ion H+ dan HCO3- bereaksi
membentuk H2CO3 yang dengan cepat berubah kembali menjadi CO3 dan H2.
Ketidakseimbangan asam basa terjadi bila perbandingan antara (HCO3-) dan (CO2)
tidak professional.
Normalnya, perbandingan antara keduanya adalah 20/1. Jika perbandingan
tersebut berubah, akan terjadi ketidakseimbangan yang menimbulkan gangguan yang
disebut asidosis dan alkalosis. Baik asidosis maupun alkalosis keduanya dipengaruhi
oleh fungsi pernafasan dan metabolisme. Karena itu dikenal istilah asidosis
respiratorik dan asidosis metabolik serta alkalosis respiratorik dan alkalosis
metabolik.

B. Asidosis Respiratorik
1. Definisi
Asidosis respiratorik adalah gangguan keseimbangan asam-basa yang
disebabkan oleh retensi CO2 akibat kondisi hiperkaptina. Oleh karena jumlah
CO2 yang keluar melalui paru berkurang.
Terjadi peningkatan H2CO3 yang kemudian menyebabkan peningkatan [H+].
Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah penyakit paru,
defresi pusat pernapasan, kerusakan saraf atau otot yang menghambat
kemampuan bernapas, atau oleh tindakan sederhana seperti menahan napas.
Sebagai upaya kompensasi, ginjal akan berupaya menahan bikarbonat untuk
mengembalikan rasio asam karbonat dan bikarbonat yang normal. Akan tetapi,
karena ginjal berespons relatif lambat terhadap keseimbangan asam-basa, respons
kompensasi tersebut mungkin akan membutuhkan waktu beberapa jam sehingga
beberapa hari sampai pH kembali normal. Pada klien yang mengalami asidosis
respiratorik, cairan serebrospinal dan sel-sel otaknya menjadi asam, menyebabkan
perubahan neurologis. Hipoksemia (penurunan kadar oksigen) terjadi karena
defresi pernapasan, menyebabkan kerusakan neurologis yang lebih jauh.
2. Tanda-Tanda Klinis
Tanda-tanda klinis asidosis respiratorik meliputi sebagai berikut.
(a) Napas dangkal, gangguan pernapasan yang menyebabkan hipoventilasi.
(b) Adanya tanda-tanda defresi susunan saraf pusat, gangguan kesadaran, dan
disorientasi.
(c) pH plasma <7,33; pH urine <6.
(d) PCO2 tinggi (7,45 mmHg).

C. Asidosis Metabolik
1. Definisi
Asidosis metabolic adalah kesamaan darah yang berlebihan, yang ditandai
dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman
melaampaui system penyangga pH, darah akan benar-benar mejadi asam. Jika
tubuh terus-menerus menghasilkan terlalu banyak asam, maka akan terjadi
asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma. Asidosis metabolic dikenal
juga dengan istilah asidosis nonrespiratorik, mencakup semua jenis asidosis yang
bukan disebabkan oleh kelebihan CO2 dalam cairan tubuh.
2. Penyebab
Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengonsumsi suatu asam atau
suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan
asidosis bila dimakan dianggap beracun. Contohnya adalah methanol(alcohol
kayu) dan zat antibeku (etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan
asidosis metabolic.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolism.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari
beberapa penyakit. Salah sat diantaranya adalah diabetes mellitus tipe I.
Asidosis metabolic dapat terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa
menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi
ginjal ini dikenal dengan asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita
gagal ginjal atau penderita kelainan yang memengaruhi kemampuan ginjal untuk
membuang asam.
3. Penyebab utama
(a) Gagal ginjal
(b) Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
(c) Ketoasidosis diabetic
(d) Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
(e) Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, methanol, paraldehid,
asetazolamid, atau ammonium klorida
(f) Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena
diare, ileostomy, atau kolostomy.
4. Tanda dan gejala metabolic
Asidosis metabolic ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya
penderita merasakan:
(a) Mual,
(b) Muntah dan kelelahan,
(c) Pernapasan kussmaul, yaitu pernapasan cepat dan dalam namun kebanyakan
penderita tidak memperhatikan hal ini.
Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan sebagai berikut:
(a) Kelelahan yang luar biasa
(b) Rasa mengantuk
(c) Semakin mual dan mengalami kebingungan (disorientasi)
(d) Tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok
(e) pH plasma <3,5, PCO normal, atau rendah jika sudah terjadi kompensasi
(f) kadar bikarbonat rendah (anak-anak <20 mEq/l, dewasa <21 mEq/l)
(g) koma dan kematian.
5. Diagnosis
Asidosis biasanya hanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah
yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah arteri
digunkan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH
darah. Unuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar
karbondioksida dan bikarbonat dalam darah. Mungkin diperlukan pemeriksaan
tambahan untuk membantu menemukan penyebabnya. Misalnya kadar gula darah
yang tinggi dan adanya keton dalam urine biasanya menunjukkan suatu diabetes
yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa
asidosis metabolic yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis.
Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopik dan
penguran pH air kemih.
6. Pengobatan
Pengobatan asidosis metabolic bergantung kepada penyebabnya. Sebagai
contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan
membuang bahan racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perllu
dilakukan dialysis untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat.
Asidosis metabolic juga bisa d obati secara langsung. Bila terjadi asidosis ringan,
yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya.
Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikaarbonat mungkin secara intravena.
D. Alkalosis Respiratorik
1. Definisi
Alkalosis respiratorik merupakan dampak utama pengeluaran CO2 berlebihan
akibat hiperventilasi. Jika ventilasi paru meningkat, jumlah CO2 yang dikeluarkan
akan lebih besar dari pada yang dihasilkan. Akibatnya, H2CO3 yang terbentuk
berkurang dan H+ menurun. Kemungkinan penyebab alkalosis respiratorik adalah
demam, kecemasan, dan keracunan aspirin yang kesemuanya merangsang
ventilasi yang berlebihan. Sebagai upaya kompensasi ginjal akan
mengekskresikan bikarbonat untuk mengembalikan pH ke dalam rentang normal.
2. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala klinis alkalosis respiratorik meliputi sebagai berikut:
(a) Pengelihatan kabur
(b) Pasien sering menguap
(c) Napas lebih cepat dan dalam
(d) Kepala terasa ringan
(e) Parestesi sekitar mulut serta kesemutan
(f) Baal dan kesemutan pada ujung jari tangan dan kaki
(g) Kemampuan konsentrasi terganggu
(h) Tetani, kejang, aritmia jantung (pada kasus yang gawat)
(i) pH > 7,45
3. Penyebab
Penyebab akut tlapat berupa stimulasi saraf sentral pada tumor serebri, ensefalitis,
dan intoksikasi. Penyebab kronis dapat berupa penyakit paru kronis. Contoh kasus
diketahui pH 7,6 (naik), HCO3- 24 mEq/l (normal), PO2 65 mEq/l (turun),
PCO2 25 mEq/l (turun), base excess +4 (naik). Diagnosisnya adalah alkalosis
respiratorik dengan hipoksia. Hasil analisis gas darah ketidak seimbangan asam-
basa, sebagaimana pada Tabel 18.18.

Tabel 18.18 Hasil Analisa Gas Darah Ketidakseimbangan Asam-Basa


Kondisi pH HCO3 PCO2
Asam basa 7,35- 22-26 mEq/l 35-45 mmHg
seimbang 7,45
Asidosis metabolic < 7,35 < 22 mEq/l Normal atau < 35
mmHg
Asidosis < 7,35 Normal atau > 26 > 45 mmHg
respiratorik mEq/l
Alkalosis > 7,45 > 26 nEq/l Normal atau > 45
metabolic mmHg
Alkalosis > 7,45 Normal atau < 22 < 35 mmHg
respiratorik mEq/l
Pada wanita hamil, ketika usia kehamilan sepuluh minggu terjadi penurunan
sekitar 5 mmHg (Lowdermik, 2000). Hormon progesteron mungkin bertanggung
jawab terhadap peningkatan sensitivitas dari reseptor pusat pernapasan sehingga tidal
volume meningkat dan menjadi menurun, base excess (bikarbonat) menjadi menurun,
pH meningkat menimbulkan respiratori alkalosis.
4. Patofisiologi Terjadinya Alkalosis Respiratorik

E. Alkalosis Metabolik
1. Definisi
Alkalosis metabolik adalah penurunan (reduksi) H+ plasma yang disebabkan oleh
defisiensi relatif asam-asam nonkarbonat. Pada kondisi ini, peningkatan HCO3-
tidak diimbangi dengan peningkatan CO2-. Dalam keadaan tidak terkompensasi,
kadar HCO3- bisa berlipat ganda dan menyebabkan rasio alkalotik 40:1. Kondisi
ini antara lain disebabkan oleh muntah yang terus menerus dan ingesti obat-obat
alkali. Sebagai upaya kompensasi, pusat pernapasan ditekan agar
pernapasan menjadi pendek dan dangkal. Akibatnya, karbon dioksida menjadi
tertahan dan kadar asam karbonat meningkat guna mengimbangi kelebihan
bikarbonat.
2. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala klinis alkalosis metabolik sebagai berikut.
(a) Apatis
(b) Lemah
(c) Gangguan mental (misalnya gelisah, bingung, letargi)
(d) Kram
(e) Pusing
3. Patofisisologi Terjadinya Alkalosis Metabolik
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan konsentrasi ion H bebas
dalam cairan tubuh. pH rata-rata darah adalah 7,4; pH darah arteri 7,45 dan darah
vena 7,35. Jika pH <7,35 dikatakan asidosi, dan jika pH darah >7,45 dikatakan
alkalosis.
Asam adalah Suatu cairan yang mampu mengeluarkan / melepaskan H+
(donor proton). Basa adalah Suatu cairan yang mampu menerima H+ (akseptor
proton). Henderson- hesecbach eqitasion menggambarkan hubungan antara pH,
PaO2 dan PaCO2. kelainan utama dalam keseimbangan asam basa,
yaitu asidosis atau alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau
terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.
Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa
(atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH
darah. Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan
suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan
petunjuk penting dari adanya masalah metabolisme yang serius. Asidosis dan
alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung kepada
penyebab utamanya.
Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh
ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal.
Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit
paru-paru atau kelainan pernafasan.

B. Saran
Dari penulisan makalah diatas diharapkan para pembaca dapat memahami isi
dari penulisan makalah tersebut, makalah ini juga bisa dijadikan referensi awal untuk
pembahasan mengenai keseimbangan asam basa dan gangguan keseimbangan asam
basa agar dapat menambah wawasan pembaca, dan untuk para mahasiswa
keperawatan makalah ini juga dapat dijadikan sebagai bahan untuk belajar agar
mahasiswa lebih memahami pelajaran tentang Sistem Respirasi
DAFTAR PUSTAKA

Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi kedokteran, editor edisi bahasa indonesia:
H.M. Djauhari widjajakusumah.-edisi 20- Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C, Bare, Brenda G. 2002. Buku ajar keperawatan medikal bedah; alih
bahasa, Agung Waluyo; editor edisi bahasa indonesia, Monica Ester, Ellen
Panggebean. –ed.8.- Jakarta: EGC

Syaifuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, editor: Monica Ester,-
edisi 3- Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai