Anda di halaman 1dari 7

BAGIAN IV

TEORI AKUNTANSI: PENGARUH TEORI REGULASI TERHADAP TEORI


AKUNTANSI, REGULASI PELAPORAN KEUANGAN

Presentasi :
1. Candra Dwi Afsari NPM 0116101080
2. Mochammad Dion Nurpratama NPM 0116101284
3. Yuni Cansera H NPM 0116101073
Moderator :
Dianti Putri NPM 0116101365

Slide 1
Pengertian Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah struktur teori akuntansi yang didasarkan pada penalaran
logis yang menjelaskan kenyataan yang terjadi dan menjelaskan apa yang harus dilakukan
apabila ada fakta atau fenomena baru
Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu sistem yang
koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang
konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan
laporan keuangan. Tujuan akan mengindentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi,
sedangkan fundamental adalah konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang memberikan
petunjuk dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian tersebut, meringkas dan
mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang berkepentingan.
Slide 2
Kerangka konseptual dapat dipandang sebagai teori akuntansi yang terstruktur
(belkaoui, 1993), karena struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori akuntansi
yang didasarkan pada proses penalaran logis yang dapat digambarkan dalam bentuk hierarki
yang memiliki beberapa tingkatan. Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi
dalam proses penyusunan standar. Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam
menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar dengan
mempersempit pertanyaan, apakah standar telah sesuai dengan kerangka konseptual ataukah
tidak. Secara lengkap, kerangka kerja konseptual adalah :
 Petunjuk FASB dalam menetapkan standar akuntansi
 Menyediakan kerangka acuan untuk menyelesaikan pertanyaan sebelum ada standar
khusus yang mengaturnya.
 Menentukan batasan pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan
 Mempertinggi komparabilitas dengan menurunkan jumlah alternative metode
akuntansi.
Slide 3
Landasan alasan
Kerangka konseptual akuntansi keuangan digunakan karena memiliki landasan alasan sebagai
berikut:
 Bermanfaat dan berhubungan dengan penentuan standar akuntansi serta bangunan
konsep dan tujuan yang sudah ditetapkan.
 Memudahkan kita memecahkan masalah yang terkait dengan praktik baru dan mungkin
mengandung risiko tinggi.
 Membantu kita untuk memahami penggunaan laporan keuangan dan menimbulkan rasa
percaya pada laporan keuangan tersebut.
 Mendukung komparabilitas (kemampuan untuk dibandingkan) pada laporan keuangan
banyak perusahaan.
Slide 4
Tujuan kerangka dasar ini digunakan sebagai acuan:
 Komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya.
 Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum
diatur dalam standar akuntansi keuangan.
 Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
 Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
Slide 5-6
ISU-ISU KERANGKA KONSEPTUAL
1. Isu artikulasi
Terdapat dua pendekatan terkait dengan pandangan artikulasi, yaitu:
 Pendekatan aset-hutang (neraca atau balance sheet) disebut juga dengan
pemeliharaan modal, yang berarti revenue dan expense merupakan hasil dari
perubahan aset dan hutang.
 Pendekatan pendapatan-biaya (laba-rugi atau income statement) disebut juga
pandangan laporan income atau penandingan, yang berarti revenue dan expense
dihasilkan dari kebutuhan akan penandingan.
2. Isu definisi
o Menurut pandangan neraca, aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki suatu
entitas, dimana sumber daya tersebut merepresentasikan manfaat di masa
mendatang yang diharapkan menghasilkan aliran kas masuk secara langsung atau
tidak langsung.
o Menurut pandangan laba-rugi, aset tidak hanya meliputi aset yang didefinisikan
oleh pandangan neraca, tetapi semua item yang tidak merepresentasikan sumber
daya ekonomu suatu entitas, namun diperlukan untuk penandingan dan penentian
income secara memadai.
Slide 7-8
PENGEMBANGAN KERANGKA KONSEPTUAL
APB Statement No. 4 "Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial
Statements of Business Enterprises, " statemen yang boleh dikatakan paling sukses di antara
statemen-statemen lain yang telah dikeluarkan APBN. Statemen ini menjelaskan tentang
praktik, namun tidak menjelaskan tentang praktik-praktik apa yang seharusnya dilakukan.
Statemen ini memberikan pertanda baik bagi pengembangan kerangka konseptual akuntansi.
Pada tahun 1976, FASB yang betugas menggantikan fungsi APB mengeluarkan 5 (lima)
Statement of Financial Acounting Concept, yaitu:
 SFAC No. 1, "Objectives of financial Reporting by Business Enterprises." Statemen
ini menjelaskan tentang tujuan-tujuan dan maksud-maksud akuntansi.
 SFAC No. 2, "Qualitative Characteristic of Accounting Information." Statemen ini
menjelaskan berbagai karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
 SFAC No. 3, "Elements of Financial Statements of Business Enterprises." Statemen ini
menjelaskan definisi elemen-elemen dan pos-pos statemen keuangan.
 SFAC No. 5, "Recognition dan Measurement in Financial Statements of Busisness
Enterprises. "Statemen ini menjelaskan kriteriadan pedoman dasarpengakuan mengenai
informasi apa yang harus secara formal dikaitkan dalam statemen keuangan dan kapan
harus disajikan.
 SFAC No. 6, "Elements of Financial Statements." Statemen ini menggantikan SFAC
No. 3. dan diperluas meliputi organisasi non profit.
Slide 9
Tingkatan – Tingkatan (Level) Kerangka Konseptual Akuntansi
Slide 10-20
 Tingkatan teori tertinggi (Level 1) Tujuan Utama Pelaporan Keuangan
Tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi yang:
1. Bermanfaat dalam pembuatan keputusan kredit dan investasi oleh pihak yang ingin
memahami kegiatan ekonomik dan bisnis perusahaan,
2. Membantu kreditor dan investor yang ada atau yang potensial, serta pemakai lain dalam
menentukanjumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas di masa yang akan datang,
3. Mengenai sumber-sumber ekonomik, tuntutan terhadap sumber ekonomik, dan
perubahan didalamnya.
Oleh karena itu tujuan pelaporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian,
yaitu tujuan secara luas, tujuan secara sempit, dan tujuan yang terakhir.
 Level 2 “Konsep Fundamental”
Dalam level dua ini, konsep fundamental merupakan dasar yang menjembatani
antara permasalahan tujuan akuntansi serta bagaimana dengan akuntansi yang menyangkut
masalah pengakuan serta pengukuran.
Fundamental sendiri dimaknai sebagai konsep dasar, konsep yang berfungsi dalam
memberikan petunjuk untuk memilih kejadian, mencatat kejadian, meringkasnya dan
mengkomunikasikan nya kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan. Level dua ini
memiliki 2 poin penting yang termasuk dalam konsep fundamental laporan keuangan
sebagai berikut:
1. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi memiliki karakteristik yang membuatnya bisa dinilai
tentang kepantasannya untuk digunakan. Kualitas utama informasi akuntansi:
 Kualitatif Utama:
1. Relevansi
 Nilai umpan balik (feedback value)
 Nilai Prediksi (predictive value
 Tepat Waktu (timeliness)
2. Keandalan
 Dapat diverifikasi (Verifiability)
 Penyajian yang jujur (representational faiithdullness)
 Netralitas (neutrality)
 Kualitatif Sekunder
1. Dapat dibandingkan (comparability) Adalah bahwa informasi menjadi lebih berguna
ketika dapat dikaitkan dengan suatu tolak ukur atau standar.
2. Konsistensi (consistency) Adalah perbandingan dalam data akuntansi untuk
perusahaan yang sama selama beberapa periode. Perbandingan membutuhkan bahwa
kejadian yang serupa dicatat dengan cara yang sama dalam laporan keuangan dari
perusahaan yang berbeda dan untuk perusahaan tertentu dalam periode yang berbeda.
2. Elemen Laporan Keuangan
Sebuah laporan keuangan harus memuat elemen-elemen utama yang menjadikannya
lengkap dan layak digunakan, ada 10 elemen utama statemen keuangan yaitu:
 Aktiva (assets),
 Kewajiban (liabilities),
 Ekuitas (equity),
 Investasi,
 Distribusi,
 Penghasilan komprehensif,
 Pendapatan,
 Biaya,
 Keuntungan,
 Kerugian,
Level 3 “Konsep Pengakuan dan Pengukuran”
 Asumsi Dasar
Asumsi dasar dibagi menjadi empat bagian dasar antara lain: entitas ekonomik,
kesinambungan usaha, unit moneter, dan periodisasi akuntansi.
Entitas Ekonomik menjelaskan kegiatan ekonomi sebuah badan usaha mampu
diakumulasikan dan dilaporkan dengan asumsi suatu badan usaha terpisah dari pemilik
maupun unit bisnis lainnya. Kesinambungan Usaha membuat kita beranggapan bahwa suatu
badan usaha adalah hal yang tidak akan pernah putus dan akan selalu berjalan hingga jangka
waktu yang lama. Satuan Moneter di sini menjelaskan uang sebagai satuan persamaan yang
bisa menghubungkan kegiatan-kegiatan ekonomi sekaligus sebagai unit moneter yang
memberikan dasar tepat untuk pengukuran serta analisis dalam akuntansi. Periodisasi
menganggap umur suatu badan usaha dianalogikan bisa dibagi dalam beberapa periode waktu
guna menyajikan laporan keuangan.
 Prinsip
Prinsip dikenal sebagai pedoman untuk mengakui transaksi badan usaha dan ini
berkaitan dengan bagaimana aktiva, pasiva, pendapatan, dan biaya diidentifikasi, diukur,
sampai dengan dilaporkan. Empat prinsip yang dikenal dalam akuntansi adalah Kos Historis,
Pengakuan Pendapatan, Penandingan, dan Pengungkapan Penuh.
 Prinsip Kos Historis (historical, cost principle). Prinsip ini menjelaskan bahwa
kebanyakan aktiva dan kewajiban perusahaan diakui sebesar kos (harga perolehan).
Kos memiliki keuntungan yang penting dibandingkan dengan penilaian yang lain,
sebab kos dapat dipercaya (reliable), dan objektif.
 Prinsip Pengakuan Pendapatan (revenue recognition principle). Prinsip ini menjadi
Dasar pengakuan pendapatan suatu entitas. Pendapatan diakui apabila:
1. direlalisasikan atau dapat direalisasikan (realized or realizable),
2. telah menjadi hak (earned).
Pendapatan dikatakan direalisasi, jika produk (barang atau jasa), atau aktiva lain ditukarkan
diterima secara tunai atau timbul tuntutan atas kas.
 Prinsip Penandingan (matching principle). Prinsip ini menyebutkan bahwa biaya
(expenses) harus dipertemukan dengan pendapatan (revenue) secara layak selama
periode tertentu. Biaya yang dipertemukan dengan pendapatan yang dihasilkan selama
periode adalah biaya yang terjadi untuk mendapatkan pendapatan selama periode
tertentu.
 Prinsip Pengungkapan Penuh (full disclousure principle). Prinsip ini mengatur
tentang inforrnasi yang harus dilaporkan sehingga secara signifikan dapat
mempengaruhi pertimbangan tentang keputusan yang akan diambil oleh pemakai
informasi.
 Batasan
Agar memberikan informasi yang memiliki karakteristik kualitatif sehingga
informasi tersebut bermanfaat, maka perlu mempertimbangkan batasan-batasan
berikut. Ada empat batasan akuntansi, yaitu: (a) hubungan antara kos dan manfaat, (b)
materialitas, (c) praktik-praktik dalam industri, dan (d) kensevatif. (a) dan (b)
merupakan batasan yang sangat dominan digunakan.
 Hubungan Kos-Manfaat (Kos-Benefit Relationship). Batasan ini berkaitan dengan
gagasan bahwa manfaat informasi akuntansi harus lebih besar dibandingkan dengan
kos untuk menyiapkan informasi tersebut.
 Materialitas (materiality). Suatu item dikatakan material, apabila item tersebut
dicantumkan atau dihilangkan akan mempengaruhi atau mengubah pertimbangan
seseorang secara wajar. Sebaliknya suatu item dikatakan tidak wajar, apabila item
tersebut dicantumkan atau pun dihilangkan tidak akan memepengaruhi pertimbangan
atau keputusan seseorang.
 Praktik-praktik dalam lndustri. Pertimbangan praktik kadangkala membutuhkan
pemahaman terhadap sifat khas (sesuatu yang menjadi kebiasaan) suatu industri atau
bisnis. Sebagai ilustrasi, gedung dan tanah bagi sebagian perusahaan dilaporkan sebagai
aktiva tetap, dan bagi perusahaan real-estate gedung dilaporkan sebagai sediaan gedung
atau tanah. Oleh karena itu penyajian secara wajar informasi posisi keuangan dan hasil
operasi untuk industri tertentu, membutuhkan pemahaman terhadap kebiasaan dari teori
akuntansi dasar (basic), sebaba sifat khas yang dimiliki oleh industri tertentu.
 Konservatif (conservatism). Batasan ini diterapkan dalam kondisikeragu-raguan. Jika
terdapat keraguan tentang perlakuan akuntansi yang akan diterapkan, maka akuntan
harus memilih solusi paling akhir, misalnya dalam hal melaporkan aktiva atau laba
lebih besar.
KERANGKA KONSEPTUAL PRINSIP AKUNTANSI INOONESIA
Kerangka konseptual yang berlaku di suatu negara tidak mesti selalu sama dengan yang
berlaku di negara lain. Demikian halnya dengan negara Indonesia, diperlukan kerangka
konseptual yang sesuai dengan lingkungan di Indonesia. Kerangka yang diusulkan untuk
diberlakukan di Indonesia. Postulat atau asumsi menunjukkan kondisi lingkungan tempat
diterapkannya akuntansi. Postulat diperlukan agar tujuan pelaporan keuangan disusun sesuai
dengan keadaan di Indonesia. Masalahnya adalah merumuskan kondisi lingkungan agar
bermanfaat untuk mengarahkan penyusunan tujuan pelaporan keuangan. Asumsi yang paling
berpengaruh adalah sistem perekonomian Indonesia. Contoh penggunaan asumsi entitas yang
terpisah dan kesinambungan di Indonesia dan di USA terhadap item bunga dan dividen. Untuk
itu diperlukan postulat lingkungan. Kendala lingkungan yang mempengaruhi tujuan pelaporan
keuangan berasal dari lingkungan ekonomi, hukum, politik, dan sosial.

Anda mungkin juga menyukai