Anda di halaman 1dari 8

TUGAS SISTEM INFORMASI LOGISTIK

RESUME SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN :


ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

OLEH

MUHAMMAD SURYO PANOTOGOMO ABI SUROSO


94518008

LOGISTIK – FTI ITB

SEPTEMBER 2018
RANGKUMAN :

ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Keputusan melibatkan banyak hal tidak berwujud yang perlu dipertimbangkan. Untuk menentukannya,
keputusan harus diukur secara nyata dan pengukurannya harus juga dievaluasi, untuk memastikan
seberapa baik, alat ukur tersebut mengambarkan tujuan dari keputusan yang ditentukan oleh pembuat.
The Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah teori pengukuran melalui perbandingan berpasangan dan
bergantung pada penilaian para ahli untuk memperoleh skala prioritas. Skala inilah yang menentukan
hal yang kompleks untuk didefinisikan dalam kondisi yang relatif, kriteria yang berbeda, agar dapat
ditentukan dengan lebih mudah. Perbandingan dibuat menggunakan skala penilaian absolut yang
mewakili seberapa jauh suatu pilihan dapat memdominasi lainnya jika ditambahkan atau
diikutsertakannya sebuah kriteria. AHP pada dasarnya menghindari suatu keputusan yang tidak
konsisten, dimana akan selalu memilih dengan ttingkat konsistensi yang lebih baik. (Saaty, 2008)

Dapat disumpulkan bahwa AHP merupakan salah satu metode penyeleksian keputusan. Dikembangkan
oleh Thomas L. Saaty, pada tahun 1980-an dimana AHP sampai sekarang masih banyak digunakan dan
terus dikembangkan. Kebutuhan untuk menganalisa sesuatu masalah akan dibentuk menjadi suatu
hirarki, hal ini mempermudah penyelesaian suatu analisis yang kompleks dan menstrukturisasi kendala
tersebut dengan menjadikan sebuah pohon anlisis. Pembobotan menjadi kunci utama untuk
menentukan posisi sebuah hirarki.

Kriteria yang mana dalam kasus AHP, merupakan hal yang akan di analisa. Sehingga diperlukannya
pembobotan nilai untuk menentukan tunjuan yang dinginkan oleh pembuat. Perbandingan setiap
kriteria yang diajukan akan menghasilkan suatu pilihan atau alternatif, dimana perbandingan dilakukan
agar dapat terukurnya koefisien konsistensi rasio dari setiap kriteria dan opsi pilihan yang dibandingkan
(Cr), dengan nilai Cr < 0,1. (Saaty, 2008)

A. Kebutuhan Suatu Metode Analisis

Sumber: http://www.springer.com/978-3-319-33860-6

Gambar 1. Contoh Bentuk Pohon Analisis AHP

Pada dasarnya setiap manusia pasti mengambil sebuah keputusan, segala yang kita lakukan secara
sadar bahkan sebaliknya adalah hasil dari sebuah seleksi atau pilihan yang telah dilakuakan. Sebuah
kejadian yang dipilih didasari dari informasi yang kita kumpulkan, lebih lengkapnya informasi tersebut
berguna sebagai acuan kita untuk memilih hal yang terbaik. Paling utama semua informasi yang kita
kumpulkan tidak semuanya berguna untuk dapat menyimpulkan dan memutuskan suatu hal. Jika
asumsi keputusan didasari oleh intuisi, cenderung untuk berpikir bahwa kuantitas informasi
merupakan hal yang perlu dilakukan. Informasi yang banyak ataupun yang sedikit tidak
mempengaruhi keputusan tersebut baik atau buruk. Untuk menentukan keputusan, kita harus
memahami permasalahan, kebutuhan, tujuan, kriteria, sub-kriteria, stakeholder/group terkait, dan
sebuah alternatif dari beberap opsi pilihan itu sendiri.
Dengan berkembangnya imu pengetahuan, dimana beberapa disiplin ilmu dibutuhkan untuk saling
menunjang perkembangan ilmu yang ekponensial. Kaiatannya dengan metode pengambilan
keputusan, disiplin ini telah menjadi bagian dari cabang ilmu matematika, diaharapkannya
pengambilan keputusan menjadi hal yan terukur secara optimal. Didasari oleh disiplin matematika
dan ilmu psikologi, dimana expert (tenaga ahli) menjadi orang yang paling tepat memberikan suatu
bobot tehadap kriteria yang ditentukan dan menghasilkan alternatif yang efisien sehingga informasi
yang cukup dapat menyederhanakan informasi yang kompleks. AHP merupakan metode yang didasari
oleh landasan berpikir seperti tersebut, dengan contoh pembuatan pohon anlisis seperti Gambar 1.

B. Penggunaan AHP

Sumber: (Saaty, 2008)

Gambar 2. Nilai Skala Pembobotan Dasar

Bedasarkan Gambar 2. Pembobotan tersebut sebagai dasar untuk melakukan pembandingan


berpasangan agar didapatkannya skala prioritas. Seperti yag sudah diterangkan pada bagian
sebelumnya pembobotan ini bertujuan untuk menyederhanakan analisis tujuan yang kompleks dengan
input berupa kriteria dan alternatif pilihan yang ada.

 Contoh Permasalahan;
1. Nyatakan Tujuannya ? Pemilihan Buah.
2. Tentukan Kriterianya ? Karbohidrat, Vitamin C, Vitamin B
3. Alternatif Barang ? Apel, Mangga, Pisang
 Pembuatan Pohon Analisis/Bagan Hirarki

Gambar 3. Bagan Hirarki

 Cari Priority Vektor pada kriteria

1. Berikan skala sesuai pada Gambar 2. Untul dilakukannya perbandinga berpasangan seperti halnya
pada tabel dibawah;

KRITERIA GIZI VITAMIN B KARBOHIDRAT VITAMIN C


VITAMIN B 1 0,33 5
KARBOHIDRAT 3 1 7
VITAMIN C 0,2 0,14 1

jumlah 4,20 1,48 13,00

2. Normalisasikan tabel diatas agar mucul nilai pembobotan atau Priority Vektor;

NORMALISASI Jumlah
KRITERIA VITAMIN B KARBOHIDRAT VITAMIN C Baris Priority Vector
VITAMIN B 0,24 0,23 0,38 0,85 0,85/3 = 0,28
KARBOHIDRAT 0,71 0,68 0,54 1,93 1,93/3 = 0,64
VITAMIN C 0,05 0,10 0,08 0,22 0,22/3 = 0,07

jumlah 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00

3. Uji koefisien ratio konsistensi nilai pembobotan prioritas (eigen vektor), dengan ketentuan Cr < 0,1;

KRITERIA GIZI VITAMIN B KARBOHIDRAT VITAMIN C x Baris


VITAMIN B 1 0,33 5 2,11
KARBOHIDRAT 3 1 7 3,67
VITAMIN C 0,2 0,14 1 0,45

Buat menjadi dua matriks yang berbeda matriks A(Kriteria Gizi) dan B ( x Baris), kemudian kalikan A x B

1 0,33 5 2,11 5,57


A = ( 3 1 7) dan B = (3,67)  A x B = (13,13)
0,2 0,14 1 0,45 1,39
Matriks B Matriks A x B
KRITERIA GIZI (X) (Y)
VITAMIN B (1) 2,11 5,57
KARBOHIDRAT (2) 3,67 13,13
VITAMIN C (3) 0,45 1,39

𝐘
Konsistensi =
𝐗
Tentukan eigen value (max), CI, RI, Cr

KRITERIA GIZI Konsistensi


VITAMIN B 2,64
KARBOHIDRAT 3,58
VITAMIN C 3,11

jumlah 9,33

∑ 𝐤𝐨𝐧𝐬𝐢𝐬𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢
max = 𝐧 (𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐫𝐛𝐚𝐧𝐝𝐢𝐧𝐠𝐚𝐧) =
9,33
, dengan nilai n = 3.
3

CI = max – n / n – 1 = 0,05573
Table: Random Consistency Index (RI)

n 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0 0.58 0.9 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49
Sumber: (Saaty, 2008)

𝑪𝑰
Cr = = 0,09609 < 0,1 (memenuhi)
𝑹𝑰

 Cari Priority Vektor pada pilihan (Alternative) terhadap kriteria vitamin B

1. Berikan skala sesuai pada Gambar 2. Untul dilakukannya perbandinga berpasangan seperti halnya
pada tabel dibawah;

TIPE BUAH PISANG APEL MANGGA


PISANG 1 6 2
APEL 0,167 1 0,25
MANGGA 0,5 4 1

jumlah 1,67 11,00 3,25


2. Normalisasikan tabel diatas agar mucul nilai pembobotan atau Priority Vektor;

NORMALISASI Jumlah
Alternatif PISANG APEL MANGGA Baris Priority Vector
PISANG 0,60 0,55 0,62 1,76 1,76/3 = 0,59
APEL 0,10 0,09 0,08 0,27 0,27/3 = 0,09
MANGGA 0,30 0,36 0,31 0,97 0,97/3 = 0,32

jumlah 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00


CR < 0,01281, memenuhi. (Proses perhitungan kalkulasi sama)
`
 Cari Priority Vektor pada pilihan (Alternative) terhadap kriteria karbohidrat

1. Berikan skala sesuai pada Gambar 2. Untul dilakukannya perbandinga berpasangan seperti halnya
pada tabel dibawah;

TIPE BUAH PISANG APEL MANGGA


PISANG 1 3 2
APEL 0,333 1 1
MANGGA 0,5 1 1

jumlah 1,83 5,00 4,00

2. Normalisasikan tabel diatas agar mucul nilai pembobotan atau Priority Vektor;

Jumlah
NORMALISASI PISANG APEL MANGGA Baris Priority Vector
PISANG 0,55 0,60 0,50 1,65 1,65/3 = 0,55
APEL 0,18 0,20 0,25 0,63 0,63/3 = 0,21
MANGGA 0,27 0,20 0,25 0,72 0,72/3 = 0,24

jumlah 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00


CR < 0,01779, memenuhi. (Proses perhitungan kalkulasi sama)

 Cari Priority Vektor pada pilihan (Alternative) terhadap kriteria vitamin C

1. Berikan skala sesuai pada Gambar 2. Untul dilakukannya perbandinga berpasangan seperti halnya
pada tabel dibawah;

TIPE BUAH PISANG APEL MANGGA


PISANG 1 2 0,25
APEL 0,5 1 0,111
MANGGA 4 9 1

jumlah 5,50 12,00 1,36


2. Normalisasikan tabel diatas agar mucul nilai pembobotan atau Priority Vektor;

Jumlah
NORMALISASI PISANG APEL MANGGA Baris Priority Vector
PISANG 0,18 0,17 0,18 0,53 0,53/3 = 0,18
APEL 0,09 0,08 0,08 0,26 0,26/3 = 0,09
MANGGA 0,73 0,75 0,73 2,21 2,21/3 = 0,74

jumlah 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00


CR < 0,00195, memenuhi. (Proses perhitungan kalkulasi sama)

 Melakukan Hitungan dari Setiap Bobot bedasarkan Analisis Pohon/Bagan Hirarki.

Gambar 4. Bagan Hirarki Tahap Akhir

Dari gamabar 4. Kita dapat melakukan kesimpulan, yaitu berupa hasil akhir seleksi seperti di bawah;

Jenis Buah Vitamin B Karbohidrat Vitamin C Total


(Bobot Kriteria x (Bobot Kriteria x (Bobot Kriteria x
Bobot Pilihan) Bobot Pilihan) Bobot Pilihan)
Pisang 0,28 x 0,59 = 0,17 0,64 x 0,55 = 0,35 0,07 x 0,18 = 0,01 0,53
Apel 0,28 x 0,09 = 0,03 0,64 x 0,21 = 0,13 0,07 x 0,09 = 0,01 0,17
Mangga 0,28 x 0,32 = 0,09 0,64 x 0,24 = 0,15 0,07 x 0,74 =0,06 0,30

Kesimpulan :
Bedasarkan dari proses perhitungan AHP dari Hulu sampai Hilir didapatkan Pisang sebagai buah pilihan
yang paling baik untuk tubuh bedasarkan kriteria gizi yang telah ditentukan/diinginkan (Vit B,
Karbohidrat, Vit C).
Sumber Studi;

Saaty, T. L. (2008). Decision making with the analytic hierarchy process. Int. J. Services Sciences, Vol. 1,
No. 1, 2008, 83-98.
https://yudiagusta.wordpress.com/2014/02/23/analytical-hierarchy-process-ahp/amp/
http://www.springer.com/978-3-319-33860-6
ttps://ilmupengetahuanumum.com/kandungan-gizi-buah-pisang-manfaat-buah-pisang/
https://ilmupengetahuanumum.com/kandungan-gizi-buah-mangga-manfaat-buah-mangga-bagi-
kesehatan/
https://ilmupengetahuanumum.com/kandungan-gizi-buah-apel-manfaat-buah-apel-bagi-kesehatan/

Anda mungkin juga menyukai