OLEH
SEPTEMBER 2018
RANGKUMAN :
Keputusan melibatkan banyak hal tidak berwujud yang perlu dipertimbangkan. Untuk menentukannya,
keputusan harus diukur secara nyata dan pengukurannya harus juga dievaluasi, untuk memastikan
seberapa baik, alat ukur tersebut mengambarkan tujuan dari keputusan yang ditentukan oleh pembuat.
The Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah teori pengukuran melalui perbandingan berpasangan dan
bergantung pada penilaian para ahli untuk memperoleh skala prioritas. Skala inilah yang menentukan
hal yang kompleks untuk didefinisikan dalam kondisi yang relatif, kriteria yang berbeda, agar dapat
ditentukan dengan lebih mudah. Perbandingan dibuat menggunakan skala penilaian absolut yang
mewakili seberapa jauh suatu pilihan dapat memdominasi lainnya jika ditambahkan atau
diikutsertakannya sebuah kriteria. AHP pada dasarnya menghindari suatu keputusan yang tidak
konsisten, dimana akan selalu memilih dengan ttingkat konsistensi yang lebih baik. (Saaty, 2008)
Dapat disumpulkan bahwa AHP merupakan salah satu metode penyeleksian keputusan. Dikembangkan
oleh Thomas L. Saaty, pada tahun 1980-an dimana AHP sampai sekarang masih banyak digunakan dan
terus dikembangkan. Kebutuhan untuk menganalisa sesuatu masalah akan dibentuk menjadi suatu
hirarki, hal ini mempermudah penyelesaian suatu analisis yang kompleks dan menstrukturisasi kendala
tersebut dengan menjadikan sebuah pohon anlisis. Pembobotan menjadi kunci utama untuk
menentukan posisi sebuah hirarki.
Kriteria yang mana dalam kasus AHP, merupakan hal yang akan di analisa. Sehingga diperlukannya
pembobotan nilai untuk menentukan tunjuan yang dinginkan oleh pembuat. Perbandingan setiap
kriteria yang diajukan akan menghasilkan suatu pilihan atau alternatif, dimana perbandingan dilakukan
agar dapat terukurnya koefisien konsistensi rasio dari setiap kriteria dan opsi pilihan yang dibandingkan
(Cr), dengan nilai Cr < 0,1. (Saaty, 2008)
Sumber: http://www.springer.com/978-3-319-33860-6
Pada dasarnya setiap manusia pasti mengambil sebuah keputusan, segala yang kita lakukan secara
sadar bahkan sebaliknya adalah hasil dari sebuah seleksi atau pilihan yang telah dilakuakan. Sebuah
kejadian yang dipilih didasari dari informasi yang kita kumpulkan, lebih lengkapnya informasi tersebut
berguna sebagai acuan kita untuk memilih hal yang terbaik. Paling utama semua informasi yang kita
kumpulkan tidak semuanya berguna untuk dapat menyimpulkan dan memutuskan suatu hal. Jika
asumsi keputusan didasari oleh intuisi, cenderung untuk berpikir bahwa kuantitas informasi
merupakan hal yang perlu dilakukan. Informasi yang banyak ataupun yang sedikit tidak
mempengaruhi keputusan tersebut baik atau buruk. Untuk menentukan keputusan, kita harus
memahami permasalahan, kebutuhan, tujuan, kriteria, sub-kriteria, stakeholder/group terkait, dan
sebuah alternatif dari beberap opsi pilihan itu sendiri.
Dengan berkembangnya imu pengetahuan, dimana beberapa disiplin ilmu dibutuhkan untuk saling
menunjang perkembangan ilmu yang ekponensial. Kaiatannya dengan metode pengambilan
keputusan, disiplin ini telah menjadi bagian dari cabang ilmu matematika, diaharapkannya
pengambilan keputusan menjadi hal yan terukur secara optimal. Didasari oleh disiplin matematika
dan ilmu psikologi, dimana expert (tenaga ahli) menjadi orang yang paling tepat memberikan suatu
bobot tehadap kriteria yang ditentukan dan menghasilkan alternatif yang efisien sehingga informasi
yang cukup dapat menyederhanakan informasi yang kompleks. AHP merupakan metode yang didasari
oleh landasan berpikir seperti tersebut, dengan contoh pembuatan pohon anlisis seperti Gambar 1.
B. Penggunaan AHP
Contoh Permasalahan;
1. Nyatakan Tujuannya ? Pemilihan Buah.
2. Tentukan Kriterianya ? Karbohidrat, Vitamin C, Vitamin B
3. Alternatif Barang ? Apel, Mangga, Pisang
Pembuatan Pohon Analisis/Bagan Hirarki
1. Berikan skala sesuai pada Gambar 2. Untul dilakukannya perbandinga berpasangan seperti halnya
pada tabel dibawah;
2. Normalisasikan tabel diatas agar mucul nilai pembobotan atau Priority Vektor;
NORMALISASI Jumlah
KRITERIA VITAMIN B KARBOHIDRAT VITAMIN C Baris Priority Vector
VITAMIN B 0,24 0,23 0,38 0,85 0,85/3 = 0,28
KARBOHIDRAT 0,71 0,68 0,54 1,93 1,93/3 = 0,64
VITAMIN C 0,05 0,10 0,08 0,22 0,22/3 = 0,07
3. Uji koefisien ratio konsistensi nilai pembobotan prioritas (eigen vektor), dengan ketentuan Cr < 0,1;
Buat menjadi dua matriks yang berbeda matriks A(Kriteria Gizi) dan B ( x Baris), kemudian kalikan A x B
𝐘
Konsistensi =
𝐗
Tentukan eigen value (max), CI, RI, Cr
jumlah 9,33
∑ 𝐤𝐨𝐧𝐬𝐢𝐬𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢
max = 𝐧 (𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐫𝐛𝐚𝐧𝐝𝐢𝐧𝐠𝐚𝐧) =
9,33
, dengan nilai n = 3.
3
CI = max – n / n – 1 = 0,05573
Table: Random Consistency Index (RI)
n 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0 0.58 0.9 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49
Sumber: (Saaty, 2008)
𝑪𝑰
Cr = = 0,09609 < 0,1 (memenuhi)
𝑹𝑰
1. Berikan skala sesuai pada Gambar 2. Untul dilakukannya perbandinga berpasangan seperti halnya
pada tabel dibawah;
NORMALISASI Jumlah
Alternatif PISANG APEL MANGGA Baris Priority Vector
PISANG 0,60 0,55 0,62 1,76 1,76/3 = 0,59
APEL 0,10 0,09 0,08 0,27 0,27/3 = 0,09
MANGGA 0,30 0,36 0,31 0,97 0,97/3 = 0,32
1. Berikan skala sesuai pada Gambar 2. Untul dilakukannya perbandinga berpasangan seperti halnya
pada tabel dibawah;
2. Normalisasikan tabel diatas agar mucul nilai pembobotan atau Priority Vektor;
Jumlah
NORMALISASI PISANG APEL MANGGA Baris Priority Vector
PISANG 0,55 0,60 0,50 1,65 1,65/3 = 0,55
APEL 0,18 0,20 0,25 0,63 0,63/3 = 0,21
MANGGA 0,27 0,20 0,25 0,72 0,72/3 = 0,24
1. Berikan skala sesuai pada Gambar 2. Untul dilakukannya perbandinga berpasangan seperti halnya
pada tabel dibawah;
Jumlah
NORMALISASI PISANG APEL MANGGA Baris Priority Vector
PISANG 0,18 0,17 0,18 0,53 0,53/3 = 0,18
APEL 0,09 0,08 0,08 0,26 0,26/3 = 0,09
MANGGA 0,73 0,75 0,73 2,21 2,21/3 = 0,74
Dari gamabar 4. Kita dapat melakukan kesimpulan, yaitu berupa hasil akhir seleksi seperti di bawah;
Kesimpulan :
Bedasarkan dari proses perhitungan AHP dari Hulu sampai Hilir didapatkan Pisang sebagai buah pilihan
yang paling baik untuk tubuh bedasarkan kriteria gizi yang telah ditentukan/diinginkan (Vit B,
Karbohidrat, Vit C).
Sumber Studi;
Saaty, T. L. (2008). Decision making with the analytic hierarchy process. Int. J. Services Sciences, Vol. 1,
No. 1, 2008, 83-98.
https://yudiagusta.wordpress.com/2014/02/23/analytical-hierarchy-process-ahp/amp/
http://www.springer.com/978-3-319-33860-6
ttps://ilmupengetahuanumum.com/kandungan-gizi-buah-pisang-manfaat-buah-pisang/
https://ilmupengetahuanumum.com/kandungan-gizi-buah-mangga-manfaat-buah-mangga-bagi-
kesehatan/
https://ilmupengetahuanumum.com/kandungan-gizi-buah-apel-manfaat-buah-apel-bagi-kesehatan/