Anda di halaman 1dari 27

MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN

(PEMILIHAN SUPPLIER)
Ima Ratnasari, S.T., M.T

FA K U LTA S T E K N I K
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
U N I V E R S I TA S W I D YATA M A
Pemilihan Supplier [1]
Pemilihan supplier biasanya mempertimbangkan kualitas dari produk,
service/pelayanan dan ketepatan waktu pengiriman adalah hal yang
penting.

Faktor utama yang dipertimbangkan oleh suatu perusaahaan ketika


memilih supplier adalah: (William J Stevenson, 2002:701)
1. Harga
2. Kualitas
3. Pelayanan
4. Lokasi
5. Kebijakan Persediaan Supplier
6. Fleksibiltas
Pemilihan Supplier [2]
1. Harga
Faktor ini biasanya merupakan faktor utama, apakah terdapat penawaran diskon, meskipun hal itu
kadangkala tidak menjadi hal yang paling penting.
2. Kualitas
Suatu perusahaan mungkin akan membelanjakan lebih besar biayanya untuk mendapatkan kualitas
barang yang baik.
3. Pelayanan
Pelayanan yang khusus kadang kala dapat menjadi hal yang penting dalam pemilihan supplier.
Penggantian atas barang yang rusak, petunjuk cara penggunaan, perbaikan peralatan dan pelayanan yang
sejenis.
4. Lokasi
Lokasi supplier dapat mempunyai pengaruh pada waktu pengiriman, biaya transportasi dan waktu
respon saat ada order/pesanan yang mendadak atau pelayanan yang bersifat darurat. Pembelian pada
daerah setempat/lokal dapat menumbuhkan goodwill (pengaruh baik) dalam suatu hubungan serta dapat
membantu perekonomian daerah sekitar.
5. Kebijakan Persediaan Supplier
Jika supplier dapat memelihara kebijakan persediaannya dan menjaga sparepart yang dimilikinnya, hal ini
dapat membantu dalam kasus kebutuhan bahan baku yang mendadak.
6. Fleksibilitas
Niat yang baik dan kemampuan supplier dalam merespon perubahan permintaan dan memenuhi
perubahan desain pesanan dapat menjadi faktor yang penting dalam pemilihan supplier.
Kriteria Pemilihan Supplier
Tahapan Pemilihan Supplier
Menurut Choy dan Lee (2002), pemilihan kriteria
supplier dimulai dari:
1. Evaluasi, penilaian dan identifikasi karakteristik
supplier potensial.
2. Evaluasi untuk mengukur kesesuaian supplier.
3. Menetapkan bobot setiap kriteria untuk
mengidentifikasi penilaian supplier.
4. Penilaian sub-kriteria.
5. Mengevaluasi suppllier potensial terhadap
karakteristik yang telah diidentifikasi dan diberi
pembobotan penilaian.
Metode Pemilihan Supplier
Analytical Hierarcy Process (AHP)

Point Rating

Metode ABC
Analytical Hierarcy Process (AHP)
• AHP merupakan metoda pengambilan keputusan yang
melibatkan sejumlah kriteria dan alternatif yang dipilih
berdasarkan pertimbangan semua kriteria terkait (Saaty,
2004).

• Kriteria memiliki derajat kepentingan yang berbeda-beda;


demikian pula halnya alternatif memiliki preferensi yang
berbeda menurut masing-masing kriteria yang ada.
Prinsip Pokok (AHP)
Konsistensi Logis
• Secara umum, responden harus memiliki konsistensi dalam
melakukan perbandingan elemen. Contoh : jika A<B dan
B>C, maka secara logis responden harus menyatakan
bahwa A>C, berdasarkan nilai-nilai numerik yang
disediakan oleh Saaty.
• Menurut Saaty, hasil penilaian yang dapat diterima adalah
yang mempunyai ratio konsistensi lebih kecil atau sama
dengan 10%. Jika lebih besar dari itu, berarti penilaian
yang telah dilakukan ada yang random, dan dengan
demikian perlu diperbaiki.
Penyusunan Hirarki
• Jumlah tingkat dalam suatu hirarki adalah adalah tak ada
batasnya.
• Sub kriteria kadang-kadang dapat disisipkan atau
dihilangkan diantara kriteria dan alternatif.
• Pembatasan dalam menata elemen secara hirarki adalah
bahwa setiap elemen yang berada setingkat di atasnya
berfungsi sebagai kriteria untuk menaksir pengaruh relatif
elemen-elemen di bawah itu.
Struktur Hirarki yang Terbangun
Daya Saing Produk

Kelembutan Daya serap Harga Ukuran Desain Integritas

T S R T S R T S R T S R T S R T S R

Y Z
X
Tujuan Memilih Sekolah

Kriteria PBM LP KS PK KUA KM

Sekolah Sekolah Sekolah


Alternatif
A B C
Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan (Saaty, 1988)

Nilai Keterangan
1 Kriteria/Alternatif A sama penting dengan
kriteria/alternatif B
3 A sedikit lebih penting dari B
5 A jelas lebih penting dari B
7 A sangat jelas lebih penting dari B
9 Mutlak lebih penting dari B
2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang
berdekatan
Langkah-Langkah Metode AHP
Perhitungan Matematis dalam AHP [1]
W1
 a12
W2
Sehingga matriks perbandingan sebagai berikut :

A1 A2 … An
A1 w1/ w1/ … w1/
w1 w2 wn PCJM

A2 w2/ w2/ … w2/ Pairwice


Comparison
w1 w2 wn Judgement

Matrices (PCJM)
n wn/ wn/ … wn/
w1 w2 wn
Perhitungan Matematis dalam AHP

a. menghitung nilai tingkat kepentingan (prioritas vektor)

A1 A2 … An
A1 a11 a12 … a1n Matriks A (n x n)

A2 A2 a2 … a1n
1 2 Matriks resiprokal
….
….
….
….
….

An An an … an
1 2 n
Bagaimana Melakukan Perhitungan Matematis AHP? [1]
1. Menghitung nilai tingkat kepentingan (prioritas vektor)
2. Cara menghitung konsistensi

1. Setelah penyusunan hirarki selesai maka langkah selanjutnya adalah


melakukan perbandingan antara elemen-elemen dengan memperhatikan
pengaruh elemen pada level di atasnya.
Contoh : Tabel 1. Perbandingan kepentingan level 2

Toyota Nissan Suzuki

Toyota 1 1/2 1/4


Nissan 2 1 1/4
Suzuki 4 4 1
Bagaimana Melakukan Perhitungan Matematis AHP? [2]
2. Nilai pada Tabel 1 disintesis dengan jalan menjumlahkan angka-angka yang
terdapat pada setiap kolom. Setelah itu angka dalam setiap sel dibagi dengan
jumlah pada kolom yang bersangkutan. Ini akan menghasilkan matriks yang
telah dinormalkan.

Rata-
Toyota Nissan Suzuki
rata

Toyota 1/7 1/11 1/6 0,13

Nissan 2/7 2/11 1/6 0,21

Suzuki 4/7 8/11 4/6 0,66


Cara Menghitung Konsistensi [1]
1. Melakukan perkalian matriks antara matriks perbandingan (pada Tabel 1)
dan vektor prioritas (pada Tabel 2)

Toyota Nissan Suzuki


(0,13) (0,21) (0,66)

Toyota 1 0,5 0,25

Nissan 2 1 0,25

Suzuki 4 4 1
Toyota Nissan Suzuki Jumlah

Toyota 0,13 0,11 0,17 0,41

Nissan 0,26 0,21 0,17 0,64

Suzuki 0,52 0,84 0,66 2,02


Cara Menghitung Konsistensi [2]
2. Nilai masing-masing sel pada vektor tersebut dibagi dengan nilai masing-
masing sel pada vektor prioritas.

 0,41   0,13   3,15 


     
 0,64  :  0,21    3,05 
 2,02  0,66   3,06 
     
3. Mencari nilai λmax dengan perhitungan berikut :

3,15  3,05  3,06


max   3,09
3
Cara Menghitung Konsistensi [2]
4. Hitung nilai Consistency Index (CI)
maks  n 3,09  3 0,09
CI     0,045
n 1 3 1 2
5. Hitung nilai Consistency Ratio (CR) berdasarkan nilai Random Index (RI)

CI
CR 
RI
0,045
  0,08
0,58

Nilai 0,08 ini menyatakan bahwa rasio konsistensi dari hasil penilaian
pembandingan di atas mempunyai rasio 8%. Sehingga penilaian di atas dapat
diterima karena lebih kecil dari 10% (Saaty).
Nilai Random Index

Orde Matriks 1 2 3 4 5 6 7 8

RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41

Orde Matriks 9 10 11 12 13 14 15

RI 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59

Saaty menerapkan bahwa suatu matriks perbandingan adalah konsisten


bila nilai CR tidak lebih dari 0,1 (10%)
Latihan [1]

Gaji tahunan masing-masing Profesor ditentukan oleh 3


kriteria, yaitu cara mengajar, penelitian dan pengabdian
kepada universitas. Bagian administrasi menyajikannya
dalam bentuk Matriks Pairwise Comparison untuk tiap
kriteria berikut ini : Bagian administrasi telah
membandingkan antara dua orang profesor dengan
memperhatikan cara mengajar mereka, penelitian dan
pengabdian mereka tahun lalu. Matriks Pairwise Comparison
nya adalah sebagai berikut :
Latihan [2]

Cara Mengajar : Penelitian :


Profesor1 Profesor 2 Profesor1 Profesor 2
Profesor1 1 4 Profesor1 1 1
3
1  
Profesor 2 4 1  Profesor 2 3 1

Pengabdian :
Pertanyaan :
Profesor1 Profesor 2 •Profesor yang manakah yang menerima
kenaikan gaji terbesar?
Profesor1 1 6 •Apakah AHP menentukan berapa banyak
kenaikan yang didapatkan oleh tiap profesor ?
1 1  •Periksa Matrik Pairwise Comparison untuk
Profesor 2 6 konsistensi!
Latihan [3]

Suatu stasiun televisi di yogyakarta ingin menempatkan


pemancar pada suatu lokasi. Ada 3 lokasi yang menjadi
alternatif, yaitu S1=Kota Baru, S2= Kaliurang, S3=Piyungan.
Ada 5 atribut/kriteria pengambil keputusan, yaitu
C1=ketinggian lokasi, C2= ketidakpadatan bangunan di sekitar
lokasi, C3=kedekatan dari pusat kota, C4=kondisi kemanan
lokasi, C5=kedekatan dengan pemancar lain yang sudah ada.
Latihan [4]
Matrik Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria

C1 C2 C3 C4 C5
C1 1 2 3 3 5
C2 1 1 2 3
C3 1 2 3
C4 1 3
C5 1

Pertanyaan:
• Buat Struktur hirarkinya
• Berapa jumlah matriks perbandingan berpasangan yang diperlukan untuk
menyelesaikan persoalan tsb?
• Tentukan bobot untuk setiap kriteria dan hitung konsistensinya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai