Disusun oleh:
LA-16
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
2.2. Pembahasan.................................................................................................................5
REFERENSI.............................................................................................................................7
2
BAB I
PERUSAHAAN MANUFAKTUR ROKOK DAN PERKEMBANGAN DALAM
PRODUKSI ROKOK DI INDONESIA
3
a. Sigaret Putih atau Sigaret Putih Mesin (SPM) terutama diproduksi oleh
PT.BAT. PT Tresno, PT Rodtman dan PT. STTC dengan merek-merek
antara lain: Commodore, Escort, 555, State Express, Avion, Ardath, Dunhill
dan Diplomat
b. Sigaret Kretek terdiri atas:
i. Sigaret kretek buatan tangan (SKT) yang tanpa filter dan
dikerjakan/dilinting dengan tangan dan bersifat padat karya.
ii. Sigaret kretek buatan mesin (SKM) yang dibuat menggunakan mesin
dan memakai filter
iii. Sigaret Kretek buatan tangan dengan filter (SKTF) yaitu rokok yang
umumnya agak kasar dan dikerjakan oleh pabrik rokok kecil.
iv. Klobot yaitu rokok kretek yang dibungkus dengan daun jagung, yang
umumnya dikonsumsi oleh para petani di pedesaan Jawa Tengah, Jawa
Timur dan sebagian kecil Jawa Barat
4
BAB II
PROSES BISNIS DALAM PODUKSI ROKOK SKM
Meminta
Determinasi Quotation Menseleksi Memilih
Bahan Baku pada Supplier Supplier Supplier
Menyimpan
Barang Di
Gudang
Memasukkan
Bahan Baku
Jika terdapat
dan Filter Ke
cacat produk
Feeder
saat proses
produksi
Perakitan
Rokok
Packing
Rokok
Memasukkan
Ke Box
Shipping
(Distribusi)
2.2. Pembahasan
Proses bisnis pembuatan rokok sigaret kretek buatan mesin (SKM)
dimulai dengan terjadinya aktivitas pengadaan barang yang diawali dengan
menentukan bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat rokok. Divisi
procurement akan mengirimkan request bahan baku agar calon supplier dapat
5
mengirimkan quotation bahan baku tersebut dan nantinya akan menghasilkan
list supplier yang memungkinkan. Jika ingin melakukan pembelian bahan
baku, maka divisi procurement akan memilih supplier dari list supplier yang
telah dibuat sebelumnya. Barang yang diterima akan diretur apabila tidak
sesuai atau rusak. Jika barang yang diterima sesuai maka barang tersebut akan
disimpan didalam gudang penyimpanan bahan baku. Bahan baku berupa
tembakau biasanya disimpan hingga selama 3 tahun dalam gudang yang
lingkungannya sudah terkontrol untuk membantu meningkatkan cita rasanya.
Cengkeh juga melewati proses penyimpanan serupa hingga selama satu tahun
sebelum diproses menjadi “cengkeh rajang” (cut clove). Tembakau yang telah
disimpan akan diproses terlebih dahulu sebelum dicampur dengan cengkeh
rajangan yang telah kering, kemudian dirobek dan dijadikan racikan rokok
pada mesin ripper sehingga menjadi racikan yang disebut “cut filler”.
Sedangkan bahan baku untuk filter akan dibuat menjadi filter. Cut filler dan
filter kemudian dimasukkan kedalam mesin feeder untuk dipindahkan ke mesin
produksi rokok untuk dilinting.
Rokok yang telah selesai di produksi akan masuk ke mesin packing untuk
dimasukkan kedalam satu kemasan rokok dan kemudian dimasukkan kedalam
box. Box tersebut nantinya akan didistribusikan oleh divisi shipping ke
distributor besar (grosir), menegah (supermarket), dan kecil (warung) sebelum
akhirnya sampai ke tangan konsumen.
Setiap proses akan melalui quality control untuk menjaga kualitas produk
sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Jika terdapat hasil yang tidak
sesuai selama proses terjadi maka produk akan di olah kembali namun terdapat
standar tertentu untuk menentukan apakah produk dapat di olah kembali atau
tidak.
.1.1
6
REFERENSI
Heizer Jay, Render Barry. (2005). Operations Management. Jakarta: Salemba.
Empat.