Anda di halaman 1dari 25

ANALYTICAL HIERARCHY

PROCESS (AHP)
Analytical Hierarchy Process

AHP dikembangkan oleh Prof. Thomas L.


Saaty, seorang Guru Besar Matematika
dari University of Pittsburgh pada tahun
1970.
• AHP merupakan metoda pengambilan
keputusan yang melibatkan sejumlah kriteria
dan alternatif yang dipilih berdasarkan
pertimbangan semua kriteria terkait (Saaty,
2004).

• Kriteria memiliki derajat kepentingan yang


berbeda-beda; demikian pula halnya alternatif
memiliki preferensi yang berbeda menurut
masing-masing kriteria yang ada.
PRINSIP POKOK AHP
Langkah-langkah Metode AHP
Konsistensi Logis
• Secara umum, responden harus memiliki
konsistensi dalam melakukan perbandingan
elemen. Contoh : jika A>B dan B>C, maka secara
logis responden harus menyatakan bahwa A>C,
berdasarkan nilai-nilai numerik yang disediakan
oleh Saaty.
• Menurut Saaty, hasil penilaian yang dapat diterima
adalah yang mempunyai ratio konsistensi lebih
kecil atau sama dengan 10%. Jika lebih besar dari
itu, berarti penilaian yang telah dilakukan ada
yang random, dan dengan demikian perlu
diperbaiki.
Penyusunan Hirarki

• Jumlah tingkat dalam suatu hirarki adalah adalah


tak ada batasnya.
• Sub kriteria kadang-kadang dapat disisipkan atau
dihilangkan diantara kriteria dan alternatif.
• Pembatasan dalam menata elemen secara hirarki
adalah bahwa setiap elemen yang berada
setingkat di atasnya berfungsi sebagai kriteria
untuk menaksir pengaruh relatif elemen-elemen
di bawah itu.
Contoh kasus :
Sebuah perusahaan ingin menetapkan preferensi
konsumen untuk tiga jenis serbet dapur dari
kertas tissue. Beberapa sifat yang dianggap
paling relevan dari sudut pandang konsumen
adalah (1) kelembutan, (2) daya serap, (3) harga,
(4) ukuran, (5) desain, (6) integritas (tidak mudah
sobek. Ketiga jenis serbet dapur dari kertas tissue
itu, X, Y, Z memiliki semua sifat ini tetapi dengan
tingkat intensitas yang berbeda-beda; Tinggi (T),
Sedang (S) dan Rendah (R).
Struktur Hirarki yang terbangun
Daya Saing Produk

Kelembutan Daya serap Harga Ukuran Desain Integritas

T S R T S R T S R T S R T S R T S R

Y Z
X
Memilih Univ
Tujuan/Fokus

Kriteria PBM LAB DOSEN LOKASI BIAYA STATUS

Alternatif Univ Univ Univ


A B C
Tingkat 1 : Memilih komputer rumah
Fokus/Goal/Tujuan

Tingkat 2 :
home bisnis Pendidikan Hiburan Pribadi
Kriteria

Tingkat 3 : Ketersediaan
Sub Kriteria Kapasitas Peranti Kapasitas
Harga Processor
memory Lunak Ekspansi

Tingkat 4 : Komputer Komputer Komputer


Alternatif A B C
MENENTUKAN PRIORITAS
• Membuat perbandingan berpasangan, yaitu :
elemen-elemen dibandingkan berpasangan
terhadap suatu kriteria tertentu.
•Menggunakan matriks perbandingan berpasangan
•Contoh :

Kriteria 1 A1 A2 A3
A1 1 3 2
A2 1/3 1 5
A3 1/2 1/5 1
Skala penilaian perbandingan
berpasangan (Saaty, 1988)
Nilai Keterangan
1 Kriteria/Alternatif A sama penting dengan
kriteria/alternatif B
3 A sedikit lebih penting dari B
5 A jelas lebih penting dari B
7 A sangat jelas lebih penting dari B
9 Mutlak lebih penting dari B
2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang
berdekatan
Kebalikan Jika alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif
2 nilainya 3, maka alternatif 2 dibandingkan
dengan alternatif 1 nilainya 1/3
Perhitungan matematis dalam AHP
a. menghitung nilai tingkat kepentingan (prioritas
vektor)

A1 A2 … An
A1 a11 a12 … a1n Matriks A (n x n)

A2 A2 a2 … a1n
1 2 Matriks resiprokal
….
….
….
….
….

An An an … an
1 2 n
W1
 a12
W2

Sehingga matriks perbandingan sebagai berikut :

A1 A2 … An
A1 w1/ w1/ … w1/
w1 w2 wn PCJM

A2 w2/ w2/ … w2/ Pairwice


Comparison
w1 w2 wn Judgement


Matrices (PCJM)
n wn/ wn/ … wn/
w1 w2 wn
Bagaimana melakukan Perhitungan
Matematis AHP ?

1. Menghitung nilai
tingkat kepentingan
(prioritas vektor)

2. Cara menghitung
konsistensi
Mensintesa matriks perbandingan berpasangan

1. Setelah matriks perbandingan antar elemen-elemen


didapat maka dilakukan sintesa dengan menjumlahkan
setiap kolom
Contoh : Tabel 1. Perbandingan kepentingan

Toyota Nissan Suzuki

Toyota 1 1/2 1/4

Nissan 2 1 1/4

Suzuki 4 4 1

Jumlah 7 5.5 1.5


2. Setelah itu angka dalam setiap sel dibagi dengan
jumlah pada kolom yang bersangkutan. Ini akan
menghasilkan matriks yang telah dinormalkan (Tabel
2).
Jumlah
Kriteria1 Toyota Nissan Suzuki Rata-rata
baris

0.4/3
Toyota 1/7 1/11 1/6 0.4
=0,13
0.63/3=
Nissan 2/7 2/11 1/6 0.63
0,21
1.97/3=
Suzuki 4/7 8/11 4/6 1.97
0,66

Kesimpulan : Untuk kriteria 1, persentase prioritas atau preferensi


untuk toyota 13 %, nissan 21 %, suzuki 66 %. Untuk kriteria 1
suzuki lebih disukai dibandingkan dengan nissan dan toyota
Menghitung Rasio Konsistensi
1. Melakukan perkalian matriks antara matriks
perbandingan (pada Tabel 1) dan vektor prioritas (pada
Tabel 2)
Toyota Nissan Suzuki
(0,13) (0,21) (0,66)

Toyota 1 0,5 0,25

Nissan 2 1 0,25 Toyota Nissan Suzuki Jumlah

Suzuki 4 4 1 Toyota 0,13 0,11 0,17 0,41

Nissan 0,26 0,21 0,17 0,64

Suzuki 0,52 0,84 0,66 2,02


2. Nilai penjumlahan sel dibagi dengan nilai masing-
masing sel pada vektor prioritas.

 0,41  0,13   3,15 


     
 0,64 :  0,21   3,05
 2,02  0,66  3,06
     
3. Mencari nilai eigen λmax dengan perhitungan berikut
:
3,15  3,05  3,06
λmaks   3,09
3
4. Hitung nilai Consistency Index (CI)
maks  n 3,09  3 0,09
CI     0,045
n 1 3 1 2
5. Hitung nilai Consistency Ratio (CR) berdasarkan
nilai Random Index (RI)
CI
CR 
RI
0,045
  0,08
0,58
Nilai 0,08 ini menyatakan bahwa rasio konsistensi dari hasil
penilaian pembandingan di atas mempunyai rasio 8%.
Sehingga penilaian di atas dapat diterima karena lebih kecil
dari 10% (Saaty).
Nilai Random Index

Orde Matriks 1 2 3 4 5 6 7 8

RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41

Orde Matriks 9 10 11 12 13 14 15

RI 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59

Saaty menerapkan bahwa suatu matriks perbandingan


adalah konsisten bila nilai CR tidak lebih dari 0,1 (10%)
MELIHAT PRIORITAS SECARA KESELURUHAN

Gaji tahunan masing-masing Profesor ditentukan oleh 3


kriteria, yaitu cara mengajar, penelitian dan pengabdian
kepada universitas. Bagian administrasi menyajikannya
dalam bentuk Matriks Pairwise Comparison untuk tiap
kriteria berikut ini : Bagian administrasi telah
membandingkan antara dua orang profesor dengan
memperhatikan cara mengajar mereka, penelitian dan
pengabdian mereka tahun lalu. Matriks Pairwise
Comparison nya adalah sebagai berikut :
Gaji tahunan Cara mengajar Penelitian Pengabdian
Cara mengajar 1 1/3 3
Penelitian 3 1 2
Pengabdian 1/3 ½ 1
Cara Mengajar: Penelitian:
Profesor1 Profesor2 Profesor1 Profesor2
Profesor1 1 4 Profesor1 1 1
3
1   
Profesor2 4 1 
Profesor2 3 1

Pengabdian:
Profesor1 Profesor2
Profesor1 1 6
1 
Profesor2 6 1 
Pertanyaan :
•Profesor yang manakah yang menerima kenaikan gaji terbesar?
•Periksa Matrik Pairwise Comparison untuk konsistensi!

Anda mungkin juga menyukai