SKRIPSI
RIA UTAMI
0806326916
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains
RIA UTAMI
0806326916
i Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
LEMBAR PERYATAA ORISIALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya
nyatakan dengan benar.
NPM : 0806326916
Tanda Tangan :
Tanggal :
ii Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
LEMBAR PEGESAHA
Skripsi ini diajukan oleh
Nama : Rina Utami
NPM : 0806326916
Program Studi : Kimia
Judul Skripsi : Modifikasi Zeolit Alam dengan Nanokitosan
sebagai Adsorben Ion Logam Berat dan Studi
Kinetikanya terhadap Ion Pb(II)
DEWAN PENGUJI
Penguji II : Dr. rer. nat. Agustino Zulys, M.Sc ( )
Ditetapkan di : Depok
Tanggal :
KATA PEGATAR
Puji serta syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam yang
senantiasa telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sepanjang hidup dan
khususnya selama proses penyelesaian skripsi ini. Selawat serta salam tercurahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau. Penulis
mengucapkan terimakasih secara khusus dan penuh cinta kepada kedua orang tua
dan keluarga tersayang atas doa, kasih sayang, dan dukungan yang menjadi
sumber kekuatan bagi penulis dalam menjalankan proses dan menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sains jurusan Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.
(1) Bapak Dr. Yoki Yulizar, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Penelitian I dan
Ibu Dra. Tresye Utari, M.Si selaku Dosen Pembimbing Penelitian II, atas
ide penelitian dan hasil pemikiran yang sangat berharga, serta atas
kesabarannya dalam menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
menuntun penulis dalam menjalani proses penelitian ini.
(2) Kak Novena Damar Asri, S.Si, atas bimbingan dan kesabarannya dalam
proses penyelesaian dalam penulisan skripsi ini.
(3) Bapak Dr. Ridla bakri, M.Phil, selaku Ketua Departemen Kimia, dan Ibu
Dr. Ivandini Tribidasari Anggraningrum, M.Si, selaku Pembimbing
Akademis, serta seluruh Dosen Pengajar di Departemen Kimia yang telah
mengamalkan ilmu dengan mengajarkan dan membimbing mahasiswa
khususnya penulis untuk tetap terus belajar.
(4) Emak dan Bapak yang sangat penulis cintai, terimakasih atas semua cinta
dan kasih sayang yang kalian berikan tanpa balasan apapun. Tak ada yang
diharapkan kecuali kebahagiaan ananda. Terimakasih atas semua yang telah
iv Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
menjadi semangat bagi ananda. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
keberkahan kepada kalian.
(5) dan keluarga, Mas Wahyu dan keluarga,
Keluarga besar penulis, Mbak Rini
serta Mas Riduwan yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada
penulis, serta dede Fathan ganteng yang menghilangkan rasa lelah setelah
sampai dirumah atas keceriaannya.
(6) mendampingi penulis baik dalam
Mas Faisal Anwar, S.H yang selalu
senang maupun susah serta atas kasih sayang dan semua pengorbanan yang
diberikan kepada penulis. You are the best.
(7) Ibu Dr. Chairani yang telah memberi semangat, motivasi, dan pembelajaran
soft skill yang sangat bermanfaat untuk penulis.
(8) Kak Nurul Shabrina, S.Si, dan Kak Narita Dwiyono, S.Si dalam
mendengarkan curahan hati penulis.
(9) Mba Ina, Mba Cucu, Mba Ema, Mba Ati, Pak Hedi, Pak Kiri, Pak Amin, Pak
Trisno (Babe), Pak Mul, Pak Hadi, Pak Mardji, dan Kakak-Kakak di Lab
Afiliasi, penulis mengucapkan terima kasih telah banyak membantu demi
terselesaikannya penelitian ini. Khusus kepada Kak Daniel atas
kerjasamanya yang sangat membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
(10) Sahabat-sahabat tercinta Nisa Falastina, Silmi Kaaffah, Amelia Nurul
Rachma, dan Noer Fadlina Antra, S.Si, terimakasih atas dukungan,
kebersamaan, dan kekompakkan kalian. Semoga kalian diberkahi selalu oleh
Allah SWT.
(11) Rekan-rekan satu pembimbing penelitian, Disa Pramaristi, Lutfita
Rakhmania, Resty Rahma Wulan, Muhammad Safaat, dan Tri Yudhi
Sulistiandi, terimakasih atas kekompakkan yang telah kita bina, semoga
tidak berhenti sampai disini. Terimakasih pula atas diskusi, kuliner,
bersenang-senang, dan apapun yang telah kita alami bersama. We are a
good team.
(12) Keluarga besar Kimia Reguler 2008, terimakasih atas kebersamaan yang
telah terjalin. Terimakasih khususnya untuk Ketua Angkatan Bang Hadi
Septian Gotama yang sudah bekerja keras mengurus “anak-anak”nya.
v Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
(13) Rekan-rekan Kimia 2008 yang sudah lulus dan bekerja, Mutiara Pangestika
Gunarso, S.Si, Sania Nurlulu, S.Si, Lisa Fitriani, S.Si, dkk, yang telah
segera menyelesaikan program studi.
mejadi pecutan bagi penulis untuk
(14) Rekan-rekan penelitan lantai 3 dan lantai 4 yang secara tidak langsung telah
memicu penulis untuk selalu semangat dalam penelitian.
(15) Adik-adik Kimia 2009 dan 2010 yang selalu menanyakan “bagaimana
penelitiannya Kak?” dan diakhir kalimat selalu tersisip “semangat ya Kak!”,
untuk itu penulis ucapkan terimakasih.
Penulis
2012
vi Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
LEMBAR PERYATAA PERSETUJUA PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UTUK KEPETIGA AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertandatangan di
bawah ini:
Modifikasi Zeolit Alam dengan Nanokitosan sebagai Adsorben Ion Logam Berat
dan Studi Kinetikanya terhadap Ion Pb(II)
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal :
Yang menyatakan
(Rina Utami)
ABSTRAK
Permasalahan pencemaran air oleh ion logam berat sangat memberikan pengaruh
buruk bagi kehidupan dan lingkungan. Kemampuan zeolit sebagai adsorben
spesies kimia beserta modifikasinya untuk meningkatkan daya adsorpsi telah
banyak dilakukan, salah satunya adalah modifikasi dengan polimer. Penelitian ini
dilakukan untuk memodifikasi zeolit alam yang berasal dari Bayah, Jawa Barat,
Indonesia dengan nanokitosan yang diaplikasikan sebagai adsorben Cd(II), Co(II),
Cu(II), Pb(II), dan Zn(II), yang selanjutnya dilakukan studi kinetika terhadap ion
Pb(II). Nanokitosan disintesis dengan melarutkan kitosan dalam asam asetat
1,67x10-2 M dan diperoleh nanokitosan yang berukuran 236,8 nm. Zeolit yang
telah diaktivasi, serta dijenuhkan dengan NaCl 1 M, dimodifikasi dengan
nanokitosan pada kondisi optimum yaitu 0,25 g zeolit aktif dan 3x pelapisan
nanokitosan dengan % berat kitosan dalam adsorben sebesar 4,78 %.
Zeolit@nanokit diaplikasikan terhadap adsorpsi ion logam dan menunjukkan
kemampuan adsorpsi paling besar terhadap Pb(II) pada kondisi optimum pH 6,0,
konsentrasi awal Pb(II) 300 ppm, dan waktu kontak antara adsorben dengan Pb(II)
selama 30 menit, dengan % Pb(II) teradsorp 99,68 %. Studi kinetika menunjukkan
bahwa adsorpsi zeolit@nanokit terhadap Pb(II) mengikuti model kinetika orde
dua semu dengan nilai regresi linier 0,9997 dan konstanta laju 9,7426x10-3
g/mmol menit. Regenerasi dengan menggunakan Na-EDTA berhasil menarik
Pb(II) dari zeolit@nanokit sebesar 61,52 %.
ABSTRACT
The problems of water pollution by heavy metal ions have very bad influence for
the living and the environment. The ability of zeolite as adsorbent of chemical
species and its modifications to enhance the adsorption capacity have been carried
out, one of which is modified with polymers. This research was done to modify
the natural zeolite from Bayah, West Java, Indonesia with nanochitosan that
applied as an adsorbent of Cd(II), Co(II), Cu(II), Pb(II), and Zn(II), which then
carried out to study the kinetics of Pb(II) ion. Nanochitosan were synthesized by
dissolving chitosan in 1.67x10-2 M of acetic acid and nanochitosan size obtained
about 236.8 nm. Zeolite that have been activated and saturated with 1 M of NaCl,
modified by nanochitosan at optimum conditions were 0.25 g zeolite active and 3
times coating of nanochitosan with wt% chitosan in the adsorbent about 4.78%.
Zeolite@nanochitosan applied to the metal ions adsorption and showed the
biggest adsorption capacity for Pb(II) at optimum conditions of pH 6.0, initial
concentration of Pb(II) 300 ppm, and the contact time between adsorbent with
Pb(II) for 30 minutes, with % Pb(II) adsorbed about 99.68%. Kinetic studies
showed that the adsorption of zeolite@nanochitosan to Pb(II) follows the model
pseudo second order kinetics with a linear regression value for 0.9997 and the rate
constants for 9.7426x10-3 g/mmol min. Regeneration using Na-EDTA
successfully attracted Pb(II) from zeolite@nanochitosan about 61.52%.
ix Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................. vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xvi
1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................. 4
1.3 Hipotesis ............................................................................................. 4
1.4 Tujuan Penelitian...................................................................................... 5
2. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 6
2.1 Kajian Pustaka dari Penelitian yang Telah Dilakukan .......................... 6
2.2 Studi Literatur ..................................................................................... 8
2.2.1 Nanopartikel ............................................................................ 8
2.2.2 Zeolit ....................................................................................... 9
2.2.3 Kitosan .................................................................................... 10
2.2.4 Adsorpsi................................................................................... 11
2.2.5 Isoterm Adsorpsi ...................................................................... 12
2.2.6 Kinetika Adsorpsi .................................................................... 14
2.2.7 Ion Logam Berat ...................................................................... 15
2.2.8 Logam Cd ................................................................................ 15
2.2.9 Logam Co ................................................................................ 16
2.2.10 Logam Cu ................................................................................ 16
2.2.11 Logam Pb................................................................................. 16
2.2.12 Logam Zn ................................................................................ 17
2.2.13 Pembentukan Kompleks ........................................................... 17
2.2.14 Hard Soft Acid Base (HSAB) Pearson ...................................... 18
2.2.15 EDTA ...................................................................................... 18
2.2.16 XRD ........................................................................................ 19
2.2.17 XRF ......................................................................................... 20
2.2.18 TEM ........................................................................................ 21
2.2.19 Zetasizer Nano Series (ZEN 1600) ........................................... 22
2.2.20 FTIR ........................................................................................ 23
2.2.21 Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)..................................... 24
x Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
3. METODE PENELITIAN ........................................................................... 25
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 25
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 25
3.2.1 Alat .......................................................................................... 25
3.2.2 Bahan....................................................................................... 26
3.3 Prosedur Kerja..................................................................................... 26
3.3.1 Aktivasi Zeolit Alam ................................................................ 26
3.3.1.1 Aktivasi Secara Fisika ................................................ 26
3.3.1.2 Aktivasi Secara Kimia ................................................ 26
3.3.1.3 Penyeragaman Kation pada Zeolit .............................. 27
3.3.2 Sintesis Nanokitosan ................................................................ 27
3.3.3 Modifikasi Zeolit dengan Nanokitosan ..................................... 28
3.3.3.1 Variasi Massa Zeolit ................................................... 28
3.3.3.2 Variasi Jumlah Pelapisan Nanokitosan........................ 28
3.3.3.3 Analisis Gravimetri pada Zeolit@Nanokit .................. 28
3.3.4 Aplikasi Zeolit@nanokit sebagai Adsorben
Ion Logam Berat ...................................................................... 29
3.3.4.1 Aplikasi Zeolit@Nanokit sebagai Adsorben
Ion Logam Tunggal .................................................... 29
3.3.4.1.1 Adsorpsi Ion Logam Cd(II)
oleh Zeolit@Nanokit .......................................... 29
3.3.4.1.2 Adsorpsi Ion Logam Co(II)
oleh Zeolit@Nanokit .......................................... 29
3.3.4.1.3 Adsorpsi Ion Logam Cu(II)
oleh Zeolit@Nanokit .......................................... 29
3.3.4.1.4 Adsorpsi Ion Logam Pb(II)
oleh Zeolit@Nanokit .......................................... 30
3.3.4.1.5 Adsorpsi Ion Logam Zn(II)
oleh Zeolit@Nanokit .......................................... 30
3.3.4.2 Aplikasi Zeolit@Nanokit sebagai Adsorben
Ion Logam Campuran ................................................. 30
3.3.5 Optimasi Adsorpsi Ion Logam yang Teradsorp Paling
Banyak ..................................................................................... 30
3.3.5.1 Variasi pH .................................................................. 30
3.3.5.2 Variasi Konsentrasi Ion Logam Berat ......................... 31
3.3.5.3 Variasi Waktu Kontak ................................................ 31
3.3.6 Regenerasi ............................................................................... 31
DIAGRAM ALIR PENELITIAN ........................................................ 32
4. PEMBAHASAN ........................................................................................ 34
4.1 Aktivasi Zeolit Alam ........................................................................... 34
4.1.1 Aktivasi Fisika dan Kimia ........................................................ 34
4.1.2 Penyeragaman Kation .............................................................. 35
4.1.3 Karakterisasi Zeolit Aktivasi .................................................... 36
4.1.3.1 Karakterisasi dengan XRD ......................................... 36
4.1.3.2 Karakterisasi dengan XRF .......................................... 37
4.1.3.3 Karakterisasi dengan BET .......................................... 38
4.1.3.4 Karakterisasi dengan FTIR ......................................... 39
xi Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
4.2 Sintesis Nanokitosan ........................................................................... 40
4.3 Modifikasi Zeolit dengan Nanokitosan ................................................ 42
4.3.1 Penentuan Kondisi Optimum Modifikasi Dengan
Variasi Massa Zeolit ................................................................ 42
4.3.2 Penentuan Kondisi Optimum Modifikasi Dengan
Variasi Jumlah Pelapisan Nanokitosan ..................................... 43
4.3.3 Analisis Gravimetri pada Zeolit@Nanokit ................................ 44
4.3.4 Karakterisasi dengan TEM ....................................................... 46
4.4 Aplikasi Zeolit@Nanokit sebagai Adsorben Ion Logam Berat ............. 48
4.4.1 Aplikasi Zeolit@Nanokit sebagai Adsorben
Ion Logam Tunggal .................................................................. 50
4.4.1.1 Aplikasi terhadap Ion Logam Cd(II) ............................. 50
4.4.1.2 Aplikasi terhadap Ion Logam Co(II) ............................. 53
4.4.1.3 Aplikasi terhadap Ion Logam Cu(II) ............................. 56
4.4.1.4 Aplikasi terhadap Ion Logam Pb(II).............................. 58
4.4.1.5 Aplikasi terhadap Ion Logam Zn(II) ............................. 61
4.4.2 Aplikasi Zeolit@Nanokit sebagai Adsorben
Ion Logam Campuran .............................................................. 63
4.4.3 Penentuan Ion Logam yang Teradsorp Paling Banyak .............. 66
4.5 Optimasi Aplikasi Adsorpsi terhadap Ion Pb(II) .................................. 70
4.5.1 Variasi pH................................................................................ 70
4.5.2 Variasi Konsentrasi Pb(II) ........................................................ 72
4.5.3 Variasi Waktu Kontak .............................................................. 73
4.6 Isoterm Adsorpsi Pb(II) pada Zeolit@Nanokit ..................................... 75
4.6.1 Isoterm Adsorpsi Freundlich .................................................... 75
4.6.2 Isoterm Adsorpai Langmuir...................................................... 76
4.7 Studi Kinetika Adsorpsi....................................................................... 77
4.7.1 Orde Satu Semu ....................................................................... 77
4.7.2 Orde Dua Semu ........................................................................ 78
4.7.3 Difusi Intrapartikel ................................................................... 79
4.8 Regenerasi Zeolit Termodifikasi Nanokitosan ..................................... 81
LAMPIRAN ................................................................................................... 94
GAMBAR
DAFTAR
Gambar 2.1 Struktur zeolit klinoptilolit ....................................................... 9
Gambar 2.2 Struktur zeolit mordenit ........................................................... 10
Gambar 2.3 Struktur kitosan ........................................................................ 11
Gambar 2.4
Struktur EDTA ......................................................................... 19
Gambar 2.5 Skema instrumen XRD............................................................. 20
Gambar 2.6
Diagram elektron XRF ............................................................. 21
Gambar 2.7 Skema instrumentasi TEM ....................................................... 21
Gambar 2.8 Ilustrasi gerakan difusi dan ukuran partikel .............................. 22
Gambar 2.9 Skema instrumentasi FTIR ....................................................... 23
Gambar 2.10 Skema instrumentasi SSA ........................................................ 24
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian ............................................................. 32
Gambar 4.1 Hasil aktivasi zeolit .................................................................. 35
Gambar 4.2 Karakterisasi XRD terhadap zeolit awal, zeolit aktivasi,
standar klinoptilolit, dan standar mordenit ................................ 37
Gambar 4.3 Spektra FTIR zeolit awal dan Na-zeolit .................................... 40
Gambar 4.4 Spektra PSA nanokitosan ......................................................... 41
Gambar 4.5 Spektra FTIR modifikasi zeolit@nanokit variasi
massa zeolit.............................................................................. 43
Gambar 4.6 Analisis Gravimetri terhadap modifikasi 0,25 g zeolit
dengan variasi pelapisan nanokitosan ....................................... 45
Gambar 4.7 Hasil karakterisasi zeolit@nanokit optimum
menggunakan TEM .................................................................. 46
Gambar 4.8 Ilustrasi interaksi antara zeolit dengan nanokitosan .................. 47
Gambar 4.9 Ilustrasi interaksi ion logam pada zeolit .................................... 48
Gambar 4.10 Ilustrasi interaksi ion logam dengan zeolit@nanokit ................ 49
Gambar 4.11 Grafik jumlah ion Cd(II) yang teradsorp pada zeolit
aktivasi (pH = 6,3) dan zeolit@nanokit (pH = 4,4) ................... 50
Gambar 4.12 Grafik jumlah ion Cd(II) yang teradsorp pada zeolit
aktivasi (pH = 6,0) dan zeolit@nanokit (pH = 6,0) ................... 52
Gambar 4.13 Grafik jumlah ion Co(II) yang teradsorp pada zeolit
aktivasi (pH = 6,4) dan zeolit@nanokit (pH = 4,4) ................... 53
Gambar 4.14 Grafik jumlah ion Co(II) yang teradsorp pada zeolit
aktivasi (pH = 6,0) dan zeolit@nanokit (pH = 6,0) ................... 55
Gambar 4.15 Grafik jumlah ion Cu(II) yang teradsorp pada zeolit
aktivasi (pH = 4,8) dan zeolit@nanokit (pH = 3,9) ................... 56
Gambar 4.16 Grafik jumlah ion Cu(II) yang teradsorp pada zeolit
aktivasi (pH = 5,0) dan zeolit@nanokit (pH = 5,0) ................... 58
Gambar 4.17 Grafik jumlah ion Pb(II) yang teradsorp pada zeolit
aktivasi (pH = 4,8) dan zeolit@nanokit (pH = 4,0) ................... 59
Gambar 4.18 Grafik jumlah ion Pb(II) yang teradsorp pada zeolit
aktivasi (pH = 6,0) dan zeolit@nanokit (pH = 6,0) ................... 60
Gambar 4.19 Grafik jumlah ion Zn(II) yang teradsorp pada zeolit
aktivasi (pH = 5,8) dan zeolit@nanokit (pH = 4,3) ................... 61
Gambar 4.20 Grafik jumlah ion Zn(II) yang teradsorp pada zeolit
aktivasi (pH = 6,0) dan zeolit@nanokit (pH = 6,0) ................... 63
Gambar 4.21 Grafik jumlah ion logam campuran yang teradsorp pada
zeolit aktivasi (pH = 6,0) dan zeolit@nanokit (pH = 6,0).......... 64
Gambar 4.22 Grafik jumlah ion Cd(II), Co(II), Cu(II), Pb(II), dan
Zn(II) yang teradsorp oleh zeolit aktivasi dan
zeolit@nanokit pada pH awal (ion tunggal) .............................. 66
Gambar 4.23 Grafik jumlah ion yang teradsorp oleh zeolit aktivasi dan
zeolit@nanokit pada pH 5,0 (untuk ion logam Cu(II)) dan
pH 6,0 (untuk ion logam Cd(II), Co(II), Pb(II), dan
Zn(II)) (ion tunggal) ................................................................. 67
Gambar 4.24 % perubahan mmol M(II) teradsorp pada zeolit@nanokit
pH awal dan pH < pH pengendapan ......................................... 68
Gambar 4.25 Grafik jumlah ion Pb(II) teradsorp pada zeolit aktivasi
(pH = 6,0), zeolit@nanokit (pH = 6,0), dan
kitosan (pH = 6,0) .................................................................... 69
Gambar 4.26 Grafik jumlah ion Pb(II) yang teradsorp pada zeolit
aktivasi dan zeolit@nanokit dengan variasi pH campuran ........ 71
Gambar 4.27 Ilustrasi kesetimbangan kitosan dalam kondisi netral
dan terprotonasi........................................................................ 71
Gambar 4.28 Grafik jumlah Pb(II) teradsorp terhadap variasi
konsentrasi awal ....................................................................... 73
Gambar 4.29 Grafik % Pb(II) teradsorp terhadap variasi
konsentrasi awal ....................................................................... 73
Gambar 4.30 Grafik jumlah Pb(II) teradsorp variasi waktu kontak ................ 74
Gambar 4.31 Grafik isoterm adsorpsi Freundlich........................................... 75
Gambar 4.32 Grafik isoterm adsorpsi Langmuir ............................................ 76
Gambar 4.33 Grafik kinetika adsorpsi orde satu semu ................................... 78
Gambar 4.34 Grafik kinetika adsorpsi orde dua semu .................................... 79
Gambar 4.35 Grafik kinetika adsorpsi difusi intrapartikel .............................. 80
Gambar 4.36 Ilustrasi regenerasi zeolit@nanokit-logam menggunakan
Na-EDTA ................................................................................ 82
TABEL
DAFTAR
Tabel 2.1 Asam dan basa menurut perinsip HSAB Pearson .......................... 18
Tabel 4.1 Perbandingan nilai 2θ zeolit awal, zeolit aktivasi, standar
klinoptilolit, dan standar mordenit ................................................ 36
Tabel 4.2 Data karakterisasi XRF zeolit alam ............................................... 38
Tabel 4.3 Data karakterisasi BET zeolit alam ............................................... 39
Tabel 4.4 Jenis vibrasi dan bilangan gelombang pada zeolit
menggunakan FTIR ...................................................................... 39
Tabel 4.5 Data PSA hasil sintesis nanokitosan.............................................. 42
Tabel 4.6 Analisis Gravimetri terhadap modifikasi 0,25 g zeolit
dengan variasi pelapisan nanokitosan............................................ 45
Tabel 4.7 Jumlah ion Cd(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi
(pH = 6,3) dan zeolit@nanokit (pH = 4,4)..................................... 51
Tabel 4.8 Jumlah ion Cd(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi
(pH = 6,0) dan zeolit@nanokit (pH = 6,0)..................................... 53
Tabel 4.9 Jumlah ion Co(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi
(pH = 6,4) dan zeolit@nanokit (pH = 4,4)..................................... 54
Tabel 4.10 Jumlah ion Co(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi
(pH = 6,0) dan zeolit@nanokit (pH = 6,0)..................................... 55
Tabel 4.11 Jumlah ion Cu(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi
(pH = 4,8) dan zeolit@nanokit (pH = 3,9)..................................... 56
Tabel 4.12 Jumlah ion Cu(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi
(pH = 5,0) dan zeolit@nanokit (pH = 5,0)..................................... 58
Tabel 4.13 Jumlah ion Pb(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi
(pH = 4,8) dan zeolit@nanokit (pH = 4,0)..................................... 59
Tabel 4.14 Jumlah ion Pb(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi
(pH = 6,0) dan zeolit@nanokit (pH = 6,0)..................................... 61
Tabel 4.15 Jumlah ion Zn(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi
(pH = 5,8) dan zeolit@nanokit (pH = 4,3)..................................... 62
Tabel 4.16 Jumlah ion Zn(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi
(pH = 6,0) dan zeolit@nanokit (pH = 6,0)..................................... 63
Tabel 4.17 Jumlah ion logam campuran yang teradsorp pada zeolit
aktivasi (pH = 6,0) dan zeolit@nanokit (pH = 6,0) ........................ 65
Tabel 4.18 Jumlah ion Cd(II), Co(II), Cu(II), Pb(II), dan Zn(II) yang
teradsorp oleh zeolit aktivasi dan zeolit@nanokit pada pH
awal (ion tunggal) ......................................................................... 66
Tabel 4.19 Jumlah ion teradsorp oleh zeolit aktivasi dan zeolit@nanokit
pada pH 5,0 (untuk ion logam Cu(II)) dan pH 6,0 (untuk ion
logam Cd(II), Co(II), Pb(II), dan Zn(II)) (ion tunggal) .................. 67
Tabel 4.20 % perubahan mmol M(II) teradsorp pada zeolit@nanokit
pH awal dan pH < pH pengendapan .............................................. 68
Tabel 4.21 Jumlah Pb(II) teradsorp variasi waktu kontak ............................... 74
Tabel 4.22 Nilai beberapa variabel kinetika berdasarkan jenis model
orde kinetika ................................................................................. 80
Tabel 4.23 Persentase regenerasi ion Pb(II) dengan Na-EDTA 0,1 M ............. 81
xv Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
DAFTAR LAMPIRA
Lampiran 1 Karakterisasi XRD terhadap Zeolit Alam dan
Zeolit Aktivasi ....................................................................... 94
Lampiran 2 Karakterisasi XRF terhadap Zeolit Awal dan
Zeolit Aktivasi ....................................................................... 98
Lampiran 3 Perhitungan Si/Al pada Zeolit Sebelum dan
Setelah Aktivasi Berdasarkan Data XRF ................................ 99
Lampiran 4 Karakterisasi Penentuan Kapasitas Tukar Kation
(KTK) pada Zeolit Alam ........................................................ 100
Lampiran 5 Karakterisasi BET terhadap Zeolit Aktivasi ........................... 101
Lampiran 6 Karakterisasi FTIR Modifikasi Zeolit dengan
Nanokitosan Variasi Massa dan Pelapisan.............................. 104
Lampiran 7 Analisis Gravimetri terhadap Modifikasi 0,25 g
Zeolit dengan Variasi Pelapisan Nanokitosan ......................... 106
Lampiran 8 Penentuan Adsorpsi Ion Logam Cd(II) pada Adsorben
Zeolit Aktivasi dan Zeolit@nanokit ....................................... 107
Lampiran 9 Penentuan Adsorpsi Ion Logam Co(II) pada Adsorben
Zeolit Aktivasi dan Zeolit@nanokit ....................................... 108
Lampiran 10 Penentuan Adsorpsi Ion Logam Cu(II) pada Adsorben
Zeolit Aktivasi dan Zeolit@nanokit ....................................... 109
Lampiran 11 Penentuan Adsorpsi Ion Logam Pb(II) pada Adsorben
Zeolit Aktivasi dan Zeolit@nanokit ....................................... 110
Lampiran 12 Penentuan Adsorpsi Ion Logam Zn(II) pada Adsorben
Zeolit Aktivasi dan Zeolit@nanokit ....................................... 111
Lampiran 13 Penentuan Adsorpsi Ion Logam Campuran pada
Adsorben Zeolit Aktivasi dan Zeolit@nanokit ....................... 112
Lampiran 14 Penentuan Daya Adsorpsi Nanokitosan dalam
Zeolit@Nanokit ..................................................................... 114
Lampiran 15 Penentuan Kondisi Optimasi Adsorpsi Ion Logam Pb(II)
pada Adsorben Zeolit Aktivasi dan Zeolit@nanokit
dengan Variasi pH Campuran ................................................ 115
Lampiran 16 Penentuan Kondisi Optimasi Adsorpsi Ion Logam Pb(II)
pada Adsorben Zeolit@nanokit dengan
Variasi Konsentrasi Pb(II) Awal ............................................ 116
Lampiran 17 Penentuan Kondisi Optimasi Adsorpsi Ion Logam Pb(II)
pada Adsorben Zeolit@nanokit dengan
Variasi Waktu Kontak............................................................ 117
Lampiran 18 Penentuan Tipe Isoterm Adsorpsi Pb(II)
dalam Adsorben Zeolit@nanokit............................................ 118
Lampiran 19 Penentuan Model Kinetika Adsorpsi Pb(II)
dalam Adsorben Zeolit@nanokit............................................ 120
BAB 1
PEDAHULUA
1 Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
2
2 Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
3
3 Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
4
penelitian ini diharapkan dapat menanggulangi pencemaran lingkungan khususnya
air akibat kegiatan industri maupun rumah tangga dengan adsorben hasil
Indonesia. Selain itu dapat digunakan
modifikasi bahan alam yang berasal dari
dan diproduksi dalam skala industri, serta menjadi inovasi dalam modifikasi
bahan alam Indonesia yang memiliki nilai komersialisasi tinggi.
1.3 Hipotesis
4 Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
5
d. Variasi pH, konsentrasi awal ion logam, dan waktu kontak dapat
mengoptimalkan daya adsorpsi zeolit@nanokit terhadap ion logam yang
teradsorp paling banyak.
e. Zeolit@nanokit mengikuti salah satu model isoterm adsorpsi Freundlich,
Langmuir, atau tidak mengikuti keduanya.
f. Zeolit@nanokit mengikuti salah satu model kinetika dari tiga jenis
semu, orde dua semu, atau model difusi
model kinetika, yaitu orde satu
intrapartikel.
g. Zeolit@nanokit dapat diperoleh kembali dengan meregenerasi
zeolit@nanokit-M dengan menggunakan Na-EDTA.
5 Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
BAB 2
TIJAUA PUSTAKA
Fe3+> Al3+> Mg2+> Li+ (Ames, 1960) dan Pb2+> NH4+> Cd2+, Cu2+, Sr2+> Zn2+>
Co2+ (Cincotti, et, al., 2001 ). Penelitian yang dilakukan oleh M.J. Zamzow, et al.,
tahun 1990 menunjukkan bahwa selektivitas natrium klinoptilolit adalah:
Pb2+ > Cd2+ > Cs+ > Cu2+ > Co2+ > Cr3+ > Zn2+ > Ni2+ > Hg2+. Dalam semua
eksperimen, Inglezakis, et al., tahun 2004 menemukan bahwa selektivitas
klinoptilolit untuk ion logam berat adalah: Pb2+ > Fe3+ > Cr3+ ≥ Cu2+
6 Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
7
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
8
2.2.1 anopartikel
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
9
2.2.2 Zeolit
Gambar 2.1. Struktur zeolit klinoptilolit
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
10
Mordenit merupakan salah satu jenis zeolit alam yang dapat digunakan
sebagai bahan pengemban logam karena berpori cukup besar (±7Å). Rongga dan
saluran pada mordenit dapat digunakan sebagai adsorben, penukar ion dan
katalisator. Mordenit termasuk zeolit berpori besar yang tersusun dari cincin-12
anggota sehingga dapat mengadsorpsi baik molekul berantai lurus, cabang,
maupun siklik. Mordenit juga dikenal memiliki stabilitas termal yang tinggi,
terbukti dari kemampuannya untuk mempertahankan struktur sampai temperatur
800-900 ⁰C (Dyer, A., 1988).
2.2.3 Kitosan
Kitosan merupakan salah satu jenis biomaterial dengan jumlah produksi
terbanyak kedua di dunia setelah polisakarida. Kitosan memiliki tiga jenis gugus
fungsional yang reaktif yaitu gugus amino serta gugus hidroksil primer dan
sekunder, yang terletak secara berurutan pada C-2, C-3, dan C-6. Struktur ini yang
memungkinkan terjadinya pengkhelatan dengan berbagai ion logam (L. Shi, et al.,
2009). Terdapat tiga kombinasi ikatan antara kitosan dengan ion logam, yaitu:
pertukaran ion, adsorpsi, dan pengkelatan. Pertukaran ion terjadi melalui
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
11
pertukaran proton pada kitosan dengan kation logam. Adsorpsi terjadi melalui
terperangkapnya ion logam dalam lingkaran rantai polimer kitosan. Pengkhelatan
terjadi melalui pembentukan ikatan antara nitrogen dengan kation logam.
Nitrogen dari kitosan bertindak sebagai basa Lewis yang menyumbang sepasang
elektron untuk berkoordinasi dengan logam (Muzzarelli, 2001).
2.2.4 Adsorpsi
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
12
(kemisorpsi) juga didasarkan pada gaya elektrostatik, tetapi gaya yang lebih kuat
bertindak sebagai peran utama pada proses ini (Sawyer et al., 1994). Dalam
kemisorpsi, gaya tarik antara adsorben dan adsorbat adalah kovalen atau ikatan
kimia elektrostatik antar atom, dengan panjang ikatan lebih pendek dan energi
ikatan yang lebih tinggi (Montgomery 1985).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses adsorpsi antara lain luas
permukaan, ukuran partikel, dan komposisi kimia. Adapun sifat adsorbat antara
lain ukuran molekul dan komposisi kimia serta konsentrasi adsorbat dalam fase
cairan. Semakin kecil ukuran partikel, maka semakin besar luas permukaan
padatan per satuan volume tertentu, sehingga semakin banyak zat yang diadsorpsi
(Atkins, 1999).
= (2.1)
(mg/g), (mol/g)
: konsentrasi kesetimbangan adsorbat dalam larutan setelah
adsorpsi (mg/L), (mol/L)
: konstanta empiris Freundlich atau faktor kapasitas (mg/g),
(mol/g)
1
:
eksponen Freundlich
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
13
Eksponen 1
adalah indeks keragaman
energi bebas yang terkait dengan
adsorpsi zat terlarut oleh beberapa komponen dari suatu adsorben heterogen.
Ketika 1
= 1, isoterm tersebut linear dan sistem memiliki energi bebas konstan
pada semua konsentrasi adsorbat. Ketika 1
< 1, isoterm tersebut cekung dan
adsorbat terikat dengan energi bebas yang lebih lemah, akhirnya, ketika 1
> 1,
isoterm tersebut cembung dan kehadiran adsorbat yang berlebih dalam adsorben
lanjut (Schwarzenbach 2003).
meningkatkan energi bebas adsorpsi lebih
Isoterm Freundlich yang cocok untuk sistem adsorpsi berarti hampir
tidak ada batas pada jumlah zat teradsorpsi dan terdapat adsorpsi multilayer.
Penerapan persamaan Freundlich untuk kasus tertentu diuji dengan memplot log
terhadap log dari bentuk logaritmik dari Persamaan 2.1.
log = log + log (2.2)
plot menghasilkan garis lurus dengan intersep sama dengan log dan
kemiringan sama dengan 1
.
0
= (2.3)
1+
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
14
Oleh karena itu, biasanya mewakili konsentrasi permukaan maksimum yang
dicapai dari senyawa yang diberikan. Konstanta yang sering disebut sebagai
konstanta kesetimbangan reaksi
konstanta Langmuir didefinisikan sebagai
adsorpsi. juga menyiratkan sebuah konstanta afinitas adsorbat untuk semua
situs permukaan (Schwarzenbach 2003).
Persamaan (2.3) di atas dapat dituliskan sebagai persamaan (2.4)
= + (2.4)
dengan memplotkan
vs menghasilkan garis lurus dengan kemiringan 1
dan intersep 1
.
Model kinetika orde pertama semu dan orde kedua semu digunakan
untuk menentukan orde kinetika adsorpsi. Persamaan Lagergren dapat diterapkan
sebagai orde pertama, dengan asumsi jumlah ion logam melebihi jumlah sisi aktif
permukaan adsorben. Nilai konstanta laju orde pertama, , diperoleh dari
persamaan berikut (Mohan et al. 2006; Fan et al. 2008; Gupta et al. 2008).
= 1 ( − " ) (2.5)
−"
ln % & = − " (2.6)
1
log( − ) = log − " (2.7)
2.303
= *1 − +,- . (2.8)
Nilai dapat ditentukan dari kemiringan grafik log( − ) terhadap ". Jika
validitasnya rendah, yaitu koefisien korelasinya (r) kurang dari 0,99 maka kinetika
adsorpsi dapat dicoba untuk mekanisme orde kedua semu dengan persamaan:
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
15
2
= 2 * − " .
(2.9)
= + " (2.10)
,0 0
merupakan jumlah adsorbat yang teradsorpsi (mg/g) pada waktu t, adalah
jumlah adsorbat yang teradsorpsi (mg/g) pada waktu kesetimbangan (0 s/d t < ),
dan adalah konstanta kecepatan adsorpsi, apabila nilai "
diplotkan terhadap "
maka akan diperoleh garis lurus. Nilai 1
diperoleh dari tangen arah sehingga
nilai dapat dihitung. Sementara nilai 1
/ diperoleh dari titik potong garis
/
2.2.8 Logam Cd
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
16
2.2.10 Logam Cu
2.2.11 Logam Pb
Timbal dalam tabel periodik memiliki konfigurasi elektron [Xe] 4f14 5d10
6s2 6p2 dengan radius ion sebesar ±120 pm. Timbal dapat larut dalam asam nitrat
dan sedikit bereaksi dengan asam sulfat dan asam hidroklorik pada suhu kamar.
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
17
Seng adalah salah satu logam berat yang mengerahkan efek beracun pada
konsentrasi tinggi dan bahkan pembuangan industri, air rumahan, dan sumber air
sering diperkaya dengan konsentrasi logam yang tinggi (Eddy et al., 2008; Ekop
and Eddy, 2005). Seng memiliki konfigurasi elektron [Ar] 3d10 4s2 dengan radius
ion sebesar ±74 pm. Sebagian besar garam seng larut dalam air yang
menunjukkan bahwa jika logam ini lepas ke dalam air permukaan maka
memungkinkan untuk memberikan efek toksik atau berbahaya. Oleh karena itu
penghilangan logam ini dari air dan air limbah penting untuk melindungi
kesehatan masyarakat. Seng menjadi perhatian karena toksisitas dan non-
biodegradabilitasnya, dengan dampak negatif pada ikan ketika dilepaskan ke
sungai (Besser and Rabeni, 1987; Gerhardt et al., 2004).
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
18
Basa Asam
Keras Keras
H2O, OH-, F-, CH3CO2-, PO43-, Cl-, H+, Li+, Na+, K+, Be2+, Mg2+, Ca2+,
ClO4-, NO3-, ROH, RO-, R2O, Al3+, Ga3+, Cr3+, Co3+, Fe3+,
NH3, RNH2, N2H4 CH3Sn3+, Si4+, Ti4+, RCO+, CO2,
NC+, HX (molekul ikatan
hidrogen)
Borderline Borderline
C6H5NH2, C5H5N, N3-, Br-, NO2-, Fe2+, Co2+, Ni2+, Cu2+, Zn2+, Pb2+,
SO32-, N2 Sn2+, B(CH3)3, SO2, NO+, R3C+,
C6H5+
Lunak Lunak
R2S, RSH, RS-, I-, SCN-, S2O32-, Cu+, Ag+, Au+, Tl+, Hg+, Pd+,
R3P, R3As, (RO)3P, CN-, RCN, Cd2+, Pt2+, Hg2+, CH3Hg+,
CO, C2H4, C6H6, H-, R- Co(CN)52-, I+, Br+, HO+, RO+, M0
(atom logam), CH2
2.2.15 EDTA
Etilen diamin tetra asetat (EDTA) merupakan ligan penitrasi yang banyak
dipakai pada titrasi kompleksometri. EDTA mempunyai rumus struktur sebagai
berikut (Skoog, D.A., et al., 1996):
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
19
Gambar 2.4. Struktur Etilen
diamin tetra asetat (EDTA)
2.2.16 XRD
1 = 22 sin 5 (2.11)
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
20
2.2.17 XRF
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
21
2.2.18 TEM
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
22
Gambar 2.8. Ilustrasi hubungan kecepatan gerakan difusi dengan ukuran partikel
a. Laser, yang digunakan sebagai sumber sinar yang akan menyinari sel, dimana
sebagian besar sinar yang menyinari sel akan diteruskan dan sebagian lagi
akan dihamburkan.
b. Sel, adalah sampel yang akan diukur.
c. Detektor, digunakan sebagai pengukur hamburan sinar.
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
23
d. Attenuator, digunakan untuk mengatur intensitas sinar laser dan intensitas
hamburan sinar.
e. Kolektor, digunakan sebagai pengumpul sinyal dari hamburan cahaya.
f. Komputer, digunakan sebagai pngumpul informasi yang dihasilkan.
2.2.20 FTIR
Spektrofotometer inframerah merupakan alat untuk mendeteksi gugus
fungsional, mengidentifikasi senyawa, dan menganalisis campuran. Instrumen
yang merekam spektra inframerah tersedia secara komersial dan mudah digunakan
secara rutin (Underwood, A.L., 2002). Instrumentasi FTIR digambarkan sebagai
berikut,
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
24
2.2.21
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
BAB 3
METODOLOGI PEELITIA
Penelitian dilakukan di Laboratotium Penelitian Departemen Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia pada
bulan Januari sampai bulan Juni 2012.
3.2.1 Alat
25 Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
26
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah zeolit alam (CV.
Transindo Citra Utama) yang digunakan sebagai adsorben. Aktivasi zeolit
menggunakan HCl (Merck) dan NaOH (Merck). Penyeragaman kation zeolit
menggunakan NaCl (Merck). Pengecekan
zeolit bebas Cl menggunakan AgNO3
(Aldrich) setelah pencucian. Sintesis nanokitosan menggunakan kitosan (IPB) dan
CH3COOH p.a (Merck). Aplikasi adsorben zeolit@nanokit dilakukan terhadap
ion logam berat dari padatan Cu(NO3)2.3H2O (Merck), Zn(NO3)2 (Merck),
Pb(NO3)2 (Merck), Cd(NO3)2.4H2O (Merck), dan Co(NO3)2.6H2O (Merck).
Pengaturan pH pada aplikasi menggunakan HNO3 (Merck) dan NaOH (Merck).
Regenerasi untuk mendapatkan kembali adsorben zeolit@nanokit menggunakan
Na-EDTA (Merck). Seluruh larutan dibuat menggunakan aquabides (PT. Widatra
Bhakti).
Aktivasi zeolit secara kimia dilakukan dalam dua tahap, yaitu dengan
menggunakan larutan asam (HCl) dan dilanjutkan dengan menggunakan larutan
basa (NaOH).
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
27
3.3.1.2.1 Aktivasi dengan Asam (HCl)
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
28
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
29
3.3.4
Aplikasi Zeolit@anokit sebagai Adsorben Ion Logam Berat
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
30
3.3.4.1.5 Adsorpsi Ion Logam Zn(II) oleh Zeolit@anokit
3.3.5.1 Variasi pH
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
31
7,2, dengan penambahan larutan NaOH 0,05 M atau dengan larutan HNO3 0,05
M. Campuran kemudian disentrifuge untuk memperoleh fase cairan. Konsentrasi
ion logam dalam fase cairan ditentukan dengan SSA.
3.3.5.2 Variasi Konsentrasi Ion Logam Berat
Variasi konsentrasi ion logam berat dilakukan untuk mempelajari isoterm
adsorpsi ion logam berat pada adsorben dengan memvariasikan konsentrasi ion
logam berat pada 300; 350; 450; 650; 850; dan 1500 ppm. Sebanyak 10 mL
larutan ion logam diaduk dengan pengaduk magnet kemudian ditambahkan 0,1 g
Zeolit@nanokit. Campuran diaduk selama 30 menit kemudian didiamkan
semalam dan disentrifuge untuk memperoleh fase cairan. Konsentrasi ion logam
dalam fase cairan ditentukan dengan SSA.
3.3.6 Regenerasi
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
32
Diagram Alir Penelitian
Kitosan Zeolit Alam XRD, XRF,
BET, FTIR
Sintesis Nanokitosan Aktivasi Zeolit
Aktivasi Fisika
Pelarutan dengan
Asam Asetat Aktivasi Kimia
Penyeragaman Kation
Nanokitosan PSA
Modifikasi Na-Zeolit XRD, XRF,
BET, FTIR
Optimasi Modifikasi
Aplikasi Adsorpsi
Variasi Ion Logam Variasi pH
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
33
Optimasi Adsorpsi Isoterm Adsorpsi Studi Kinetika Adsorpsi
Variasi Orde Satu Orde Dua Difusi
pH Semu Semu Intrapartikel
Awal 5,0 6,0
Isoterm Isoterm
6,5 6,8 7,2 Freundlich Langmuir
Zeolit@Nanokit SSA
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
BAB 4
Zeolit alam yang digunakan pada penelitian ini adalah zeolit yang
diperoleh dari CV Transindo Citra Utama, berasal dari daerah Bayah, Jawa Barat.
Untuk memperluas permukaan, zeolit dihaluskan terlebih dahulu menggunakan
test sieve berukuran 200 mesh (0,75 mikron). Aktivasi zeolit alam dilakukan
dalam tiga tahap yaitu aktivasi secara fisika, aktivasi secara kimia, dan
penyeragaman kation menggunakan NaCl. Proses aktivasi ini dilakukan untuk
menghilangkan pengotor-pengotor pada zeolit alam seperti pengotor anorganik
dan pengotor organik.
34 Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
35
Aktivasi fisika dan kimia ini dilakukan pada suhu 70 ⁰C dengan tujuan
membuka pori-pori zeolit sehingga dapat mempermudah proses pelarutan
dalam pori zeolit.
pengotor-pengotor yang terperangkap di
4.1.2 Penyeragaman Kation
Zeolit alam yang telah diaktivasi secara fisika dan kimia masih memiliki
kation penyeimbang yang beragam antara lain kation K+, Ca2+, Mg2+, dan Fe3+.
Oleh karena itu, dilakukan penyeragaman kation menggunakan larutan NaCl 1 M.
Pada proses ini diharapkan terjadi pertukaran kation antara kation penyeimbang
dengan kation Na+, sehingga zeolit alam yang digunakan pada penelitian ini
didominasi oleh satu jenis kation penyeimbang. Untuk menghilangkan ion Cl-
yang ditinggalkan larutan NaCl, zeolit dicuci dengan aquabides secara berulang
hingga tidak menimbulkan endapan putih atau larutan yang keruh ketika
ditambahkan beberapa tetes larutan AgNO3. Endapan yang telah bebas ion klorin,
selanjutnya dikeringkan pada suhu 105 ⁰C untuk menguapkan air yang terdapat
pada zeolit. Zeolit yang telah kering kemudian dikalsinasi pada suhu 500 ⁰C
selama 2 jam. Proses kalsinasi ini dilakukan untuk menguapkan air yang masih
terperangkap dalam pori-pori zeolit, membakar senyawa-senyawa organik yang
terdapat pada zeolit, serta untuk memperoleh bentuk kristalinitas yang baik.
(a) (b)
Gambar 4.1. Hasil aktivasi zeolit alam: (a) zeolit awal, (b) zeolit aktivasi
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
36
FTIR.
4.1.3.1 Karakterisasi dengan XRD
Tabel 4.1. Perbandingan nilai 2θ zeolit awal, zeolit aktivasi, standar klinoptilolit,
dan standar mordenit
Berdasarkan data pada Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa sudut difraksi
zeolit awal menyerupai sudut difraksi standar klinoptilolit dan mordenit. Hal ini
mengindikasikan bahwa zeolit yang digunakan pada penelitian ini merupakan
zeolit campuran klinoptilolit dan mordenit. Pergeseran nilai 2θ yang terjadi pada
zeolit aktivasi menunjukkan bahwa proses aktivasi telah berhasil dilakukan tanpa
merusak struktur zeolit. Spektra XRD zeolit diperlihatkan pada Gambar 4.2.
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
37
Gambar 4.2. Karakterisasi XRD terhadap zeolit awal, zeolit aktivasi, standar
klinoptilolit, dan standar mordenit.
4.1.3.2 Karakterisasi dengan XRF
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
38
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
39
(Sumber:
Daud, Suryantini,, Tesis 2011)
Hasil karakterisasi dengan instrumen BET menunjukkan bahwa zeolit
yang digunakan pada penelitian ini memiliki ukuran pori sebesar 1,2087 x 102Ǻ
atau 12,087 nm. Berdasarkan ukuran porinya, zeolit ini termasuk zeolit alam jenis
mesopori, yaitu zeolit yang memiliki ukuran pori 20–500 Ǻ. Modifikasi zeolit
dapat terjadi di dalam pori apabila ukuran dari partikel atau molekul kitosan
kurang dari ukuran porinya (ukuran partikel kitosan diperlihatkan pada sub bab
4.2), sedangkan untuk kitosan yang berukuran lebih dari ukuran porinya hanya
dapat memodifikasi zeolit pada pori eksternal (permukaan zeolit).
Tabel 4.4. Jenis vibrasi dan bilangan gelombang pada zeolit menggunakan FTIR
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
40
Zeolit Awal
100
Na-Zeolit
Ca-O
% Transmitan
Al-O
Si-OH
K-O
50
-OH
Si-O
Na-O
0
4000 3000 2000 1000
bilangan gelombang cm -1
Kitosan yang berada dalam bentuk monomer sangat tidak efisien pada
pembentukan kompleks dengan ion logam berat. Kitosan dalam bentuk polimer
dengan ukuran yang besar (jumlah n unit glukosamin atau monomer yang banyak)
memiliki derajat polimerisasi yang tinggi, sehingga pembentukan kompleks
dengan ion logam kurang optimal (Guibal, 2004). Oleh karena itu, kitosan yang
digunakan pada penelitian ini berukuran nano dengan tujuan mengoptimalkan
daya adsorpsi terhadap ion logam dengan pembentukan kompleks yang lebih
stabil dan memberikan luas permukaan yang lebih besar. Dengan kitosan yang
berskala nano maka sisi aktif dari kitosan semakin banyak. Hal ini karena linkage
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
41
antara unit-unit glukosamin terputus, sehingga menghasilkan sisi aktif gugus –
OH. Sisi aktif yang banyak tersebut membuat daya adsorpsi kitosan bertambah.
dengan melarutkan kitosan dalam asam
Sintesis nanokitosan dilakukan
asetat dengan konsentrasi 1,67x10-2 M sampai 8,35x10-2 M (A.Krishna, et al.,
2010). Berdasarkan penelitian sebelumnya (Sonia, Skripsi 2012), hasil
karakterisasi kitosan menggunakan instrumen PSA dan UV-Vis memperlihatkan
-2
bahwa pada konsentrasi asam asetat 1,67x10 M, didapatkan ukuran partikel
kitosan yang paling kecil.
Pada penelitian ini, konsentrasi kitosan yang digunakan adalah sebesar
8,06x10-3 %, yaitu 8,06x10-3 g kitosan dalam 100 mL asam asetat 1,67x10-2 M.
Pelarutan kitosan dalam asam asetat akan menjadikan kitosan berada dalam
bentuk terprotonasi (–NH3+). Pada proses pelarutan kitosan dengan asam asetat
tidak terjadi reaksi asetilasi namun yang terjadi adalah reaksi hidrolisis. Reaksi
asetilasi dapat terjadi apabila digunakan asam asetat dengan konsentrasi tinggi
(asam asetat glasial). Reaksi hidrolisis ini akan memutus linkage unit glukosamin
pada rantai panjang kitosan menjadi rantai yang lebih pendek sehingga
menghasilkan kitosan yang berukuran nano.
30
Volume (% )
20
10
0
0.1 1 10 100 1000 10000
Size (d.nm)
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
42
yang kecil, yaitu 100 % dan 42,22 nm, yang menunjukan bahwa nanokitosan
memiliki ukuran partikel yang seragam. Berdasarkan Mohanraj dan Chen tahun
2006, nanopartikel adalah partikel yang berukuran 1-1000 nm. Kitosan yang
dihasilkan pada penelitian ini berukuran 236,8 nm sehingga merupakan
nanokitosan. Kitosan yang berukuran nano memiliki luas permukaan yang besar
sehingga diharapkan mampu mengadsorp ion logam berat secara optimal.
Tabel 4.5. Data PSA hasil sintesis nanokitosan, [kitosan] = 8,06x10-3 %,
[CH3COOH] = 1,67x10-2 M
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
43
memperlihatkan adanya gugus –NH tekuk yang berasal dari –NH2 pada kitosan.
Pada daerah ~1057 cm-1 terlihat semakin besar intensitasnya yang menandakan
adanya interaksi –CN ulur dari kitosan. Landainya peak pada daerah ~3157-2140
cm-1 juga menandakan adanya perubahan permukaan pada zeolit. Hal ini
menunjukkan bahwa zeolit telah berhasil dimodifikasi dengan nanokitosan.
Na-Zeolit
Kitosan
1 g Zeolit-Kitosan
0,75 g Zeolit-Kitosan
0,5 g Zeolit-Kitosan
0,25 g Zeolit-Kitosan
100
% Transmitan
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
44
dengan spektra 2x pelapisan. Pada 3x pelapisan terlihat kenaikan intensitas di
daerah ~1057 cm-1 yang menunjukkan kenaikan interaksi –CN pada modifikasi
tersebut. Namun belum terlihat jelas pergeseran peak pada daerah interaksi –NH
dari NH2 pada kitosan. Dengan demikian, modifikasi 1 gr 1x, 2x, dan 3x pelapisan
ini merupakan kondisi modifikasi yang belum optimum. Hasil yang sama juga
terjadi pada modifikasi 0,75 g zeolit 1x, 2x, dan 3x pelapisan. Pelapisan
nanokitosan pada modifikasi ini belum menutupi semua permukaan dari zeolit,
sehingga ketika dilakukan analisis dengan FTIR, spektra yang masih dominan
timbul adalah zeolit.
Berdasarkan spektra FTIR untuk modifikasi 0,5 g zeolit terlihat bahwa
perubahan peak terjadi pada 3x pelapisan sedangkan pada 1x dan 2x pelapisan
tidak terjadi perubahan yang signifikan. Pada modifikasi 3x pelapisan, terdapat
pergeseran puncak untuk zeolit yaitu di daerah ~1626 cm-1 menjadi ~1633 cm-1
yang memperlihatkan adanya interaksi –NH yang berasal dari vibrasi tekuk –NH2
pada kitosan. Pada daerah ~1057 cm-1 memperlihatkan adanya interaksi –CN ulur
dari kitosan. Landainya peak pada daerah ~3157-2140 cm-1 juga menandakan
adanya perubahan pada permukaan zeolit. Hal ini mengidentifikasikan bahwa
modifikasi 0,5 g zeolit dengan 3x pelapisan nanokitosan telah termodif dengan
baik dan nanokitosan telah menutupi sebagian besar permukaan zeolit.
Pada spektra FTIR untuk modifikasi 0,25 g zeolit memperlihatkan
perubahan spektra pada ketiga jumlah pelapisan. Pergeseran peak yang
menunjukkan interaksi vibrasi –NH tekuk dari NH2, kenaikan intensitas pada
interaksi –CN ulur dari kitosan, serta kelandaian spektra pada rentang bilangan
gelombang ~3157-2140 cm-1 terlihat pada semua jenis pelapisan. Berdasarkan
perubahan spektra yang terjadi pada ketiga pelapisan ini maka dapat disimpulkan
bahwa nanokitosan telah menutupi permukaan zeolit. Dengan demikian
modifikasi 0,25 g zeolit dengan nanokitosan ini diambil sebagai modifikasi yang
selanjutnya akan ditentukan kondisi optimumnya.
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
45
menentukan % berat kitosan dalam adsorben (Lampiran 7). Semakin banyak
massa yang hilang setelah proses pembakaran adsorben menunjukkan semakin
besar pula % berat kitosan dalam adsorben. Besarnya % berat menunjukkan
bahwa nanokitosan yang menyelimuti zeolit berada dalam jumlah yang banyak.
Dengan demikian semakin banyak gugus aktif –NH2 dan –OH yang terdapat
dalam adsorben sehingga mampu mengadsorp logam berat lebih banyak.
2.60
2.40
2.20
Berat Hilang (mg)
2.00
1.80
1.60
1x Pelapisan
1.40
2x Pelapisan
1.20 3x pelapisan
1.00
1 2 3 4 5
Penimbangan ke-
2x 3,98
3x 4,78
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
46
karena itu, modifikasi 0,25 g zeolit dengan 3x pelapisan nanokitosan adalah
kondisi modifikasi yang optimum dan selanjutnya digunakan sebagai adsorben
ion logam berat.
4.3.4 Karakterisasi dengan TEM
Karakterisasi dengan TEM dilakukan untuk mengetahui morfologi dari
modifikasi zeolit@nanokit optimum (0,25 g zeolit dengan 3x pelapisan
nanokitosan). Hasil pencitraan menggunakan TEM diperlihatkan pada Gambar
4.7.
(a) (b)
(c) (d)
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
47
Warna hitam pada TEM menunjukkan zeolit, sedangkan warna bening
yang terlihat tipis di sekeliling zeolit menunjukkan nanokitosan yang menyelimuti
nampak pada TEM disebabkan oleh
permukaan zeolit. Perbedaan warna yang
perbedaan densitas zeolit dengan nanokitosan. Densitas zeolit lebih besar
dibandingkan dengan nanokitosan sehingga menghasilkan warna yang lebih gelap.
Gambar 4.7. (a) dan (b) memperlihatkan zeolit yang telah terlapisi
nanokitosan, yang ditunjukkan dengan tanda panah. Dari gambar tersebut terlihat
bahwa zeolit tertutup oleh coil nanokitosan yang memanjang mengikuti bentuk
permukaan zeolit. Selanjunya Gambar 4.7. (c) dan (d) memperlihatkan rantai
nanokitosan yang membentuk jembatan menutupi rongga kosong pada zeolit.
Berdasarkan pencitraan TEM tersebut diperkirakan ukuran pori zeolit sebesar ±10
nm yang ditandai dengan garis merah. Hal ini sesuai dengan karakterisasi zeolit
menggunakan BET yang menunjukkan bahwa zeolit memiliki pori dengan ukuran
12,087 nm.
Gambar 4.8. Ilustrasi interaksi antara zeolit dengan nanokitosan (biru tua = atom
N; merah = atom O; biru kehijauan= atom C; dan putih = atom H)
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
48
Gambar 4.9. Ilustrasi interaksi ion logam pada zeolit aktivasi (bulatan berwarna
menunjukkan ion logam yang berbeda-beda)
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
49
Peristiwa yang terjadi pada zeolit aktivasi-logam adalah adsorpsi ion
logam berat baik di dalam pori (internal) maupun di permukaan zeolit (eksternal).
dengan zeolit yang bermuatan negatif
Ion logam berat berdifusi dan berinteraksi
kemudian menggantikan kation-kation penyeimbang yang terdapat pada zeolit.
Ilustrasi mekanisme adsorpsi ion logam berat pada zeolit aktivasi diperlihatkan
pada Gambar 4.9.
Gambar 4.10. Ilustrasi interaksi antara ion logam dengan zeolit@nanokit (biru =
atom N; merah = atom O; biru kehijauan= atom C; putih = atom H; dan abu-abu =
ion logam)
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
50
0.180
0.1665
0.160
mmol Cd(II)/g adsorben
0.140
0.120
0.100 0.0945
0.080
0.060
0.040
0.020
0.000
Zeolit Aktivasi Zeolit@Nanokit
Gambar 4.11. Grafik jumlah ion Cd(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi (pH =
6,3) dan zeolit@nanokit (pH = 4,4)
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
51
atau sebesar 43,23 % dibandingkan dengan zeolit aktivasi. Penurunan kapasitas
adsorpsi zeolit@nanokit terjadi akibat permukaan zeolit terikat (telah terlapisi)
oleh nanokitosan sehingga difusi ion Cd(II) ke dalam zeolit terhalangi oleh
nanokitosan, menyebabkan ion Cd(II) yang masuk ke permukaan bagian dalam
berkurang.
Tabel 4.7. Jumlah ion Cd(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi (pH = 6,3) dan
zeolit@nanokit (pH = 4,4)
Perubahan mmol
Cd(II) teradsorp % Cd(II)
Cd(II) teradsorp
Adsorben (mmol/g adsorben) teradsorp
(% perubahan)
(x) (z)
(y)
zeolit 0,1665 (a) 64,67 %
zeolit@ 0,0945 (b) -0,0720 y1 36,72 %
nanokit (-43,23 %) y2
:+; ?
Ket. Perhitungan: y = b − a ; y/ = x100% ; z = x100%
; ,/ABA CCDE
F
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
52
0.160 0.1523
0.140
mmol Cd(II)/g adsorben
0.120
0.100 0.0973
0.080
0.060
0.040
0.020
0.000
Zeolit Aktivasi Zeolit@Nanokit
Gambar 4.12. Grafik jumlah ion Cd(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi (pH =
6,0) dan zeolit@nanokit (pH = 6,0)
Hasil percobaan adsorpsi pada pH 6,0 (Gambar 4.12 dan Tabel 4.8)
memperlihatkan bahwa adsorpsi ion logam Cd(II) pada zeolit@nanokit
mengalami kenaikan yang sangat kecil dibandingkan dengan pH awal (4,4).
Walaupun terjadi kenaikan, namun mmol ion logam Cd(II) yang teradsorp pada
zeolit aktivasi tetap lebih banyak dibandingkan pada zeolit yang telah
dimodifikasi. Hal ini terjadi karena sifat asam lunak dari ion Cd(II) sehingga
kitosan menolak untuk membentuk kompleks logam-kitosan. Dengan demikian
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
53
Perubahan mmol
Cd(II) teradsorp % Cd(II)
Cd(II) teradsorp
Adsorben (mmol/g adsorben) teradsorp
(% perubahan)
(x) (z)
(y)
zeolit 0,1523 (a) 59,14 %
zeolit@ 0,0973 (b) -0,0549 y1 37,81 %
nanokit (-36,06 %) y2
:+; ?
Ket. Perhitungan: y = b − a ; y/ = x100% ; z = 100%
x100
; ,/ABACCDE
F
0.200
0.1861
0.180
0.160
mmol Co(II)/g adsorben
0.1423
0.140
0.120
0.100
0.080
0.060
0.040
0.020
0.000
Zeolit Aktivasi Zeolit@Nanokit
Gambar 4.13. Grafik jumlah ion Co(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi (pH =
6,4) dan zeolit@nanokit (pH = 4,4)
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
54
Tabel 4.9. Jumlah ion Co(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi (pH = 6,4) dan
zeolit@nanokit (pH = 4,4)
Perubahan mmol
Co(II) teradsorp % Co(II)
Co(II) teradsorp
Adsorben (mmol/g adsorben) teradsorp
(% perubahan)
(x) (z)
(y)
zeolit 0,1423 (a) 20,63 %
zeolit@ 0,1861 (b) 0,0438 y1 26,98 %
nanokit (30,77 %) y2
:+; ?
Ket. Perhitungan: y = b − a ; y/ = x100% ; z = x100%
; ,GHIBCCDE
F
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
55
0.160
0.1451
0.140
0.100
0.080
0.060
0.040
0.0274
0.020
0.000
Zeolit Aktivasi Zeolit@Nanokit
Gambar 4.14. Grafik jumlah ion Co(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi (pH =
6,0) dan zeolit@nanokit (pH = 6,0)
Tabel 4.10. Jumlah ion Co(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi dan
zeolit@nanokit pH 6,0
Perubahan mmol
Co(II) teradsorp % Co(II)
Co(II) teradsorp
Adsorben (mmol/g adsorben) teradsorp
(% perubahan)
(x) (z)
(y)
Zeolit 0,1451 (a) 21,03 %
zeolit@ 0,0274 (b) -0,1177 y1 3,97 %
nanokit (-81,13 %) y2
:+; ?
Ket. Perhitungan: y = b − a ; y/ = x100% ; z = CCDE 100%
x100
; ,GHIB
F
Hasil percobaan adsorpsi pada pH 6,0 (Gambar 4.14 dan Tabel 4.10)
memperlihatkan bahwa adsorpsi ion Co(II) pada zeolit@nanokit mengalami
(4,4). Hal ini terjadi
penurunan yang sangat drastis dibandingkan dengan pH awal (4,4).
karena efek hidrasi dari ion Co(II) yang disebabkan oleh radius ion yang cukup
kecil sehingga kecenderungan terbentuknya kompleks logam-kitosan dengan
gugus –NH2 sangat kecil. Efek hidrasi ion Co(II) mengakibatkan ion logam lebih
banyak tersolvasi dalam air pada larutan. Efek solvasi juga mengakibatkan
terhalangnya ion logam untuk berinteraksi dengan gugus aktif pada kitosan.
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
56
4.4.1.3 Aplikasi Zeolit@anokit terhadap Adsorpsi Ion Logam Cu(II)
0.180
0.1689
0.160
mmol Cu(II)/g adsorben
0.140
0.120
0.100
0.080 0.0721
0.060
0.040
0.020
0.000
Zeolit Aktivasi Zeolit@Nanokit
Gambar 4.15. Grafik jumlah ion Cu(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi (pH =
4,8) dan zeolit@nanokit (pH = 3,9)
Tabel 4.11. Jumlah ion Cu(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi (pH = 4,8) dan
zeolit@nanokit (pH = 3,9)
Perubahan mmol
Cu(II) teradsorp % Cu(II)
Cu(II) teradsorp
Adsorben (mmol/g adsorben) teradsorp
(% perubahan)
(x) (z)
(y)
zeolit 0,0721 (a) 7,50 %
zeolit@ 0,1689 (b) 0,0968 y1 17,57 %
nanokit (134,18 %) y2
:+; ?
Ket. Perhitungan: y = b − a ; y/ = x100% ; z = CCDE 100%
x100
; ,IGJ
F
Data pada Gambar 4.15. dan Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa kapasitas
adsorpsi zeolit@nanokit meningkat sebanyak 0,0968 mmol Cu(II) atau meningkat
sebesar 134,18 % dibandingkan dengan zeolit aktivasi. Kenaikan kapasitas
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
57
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
58
0.600
0.5427
0.500
0.300
0.200
0.100
0.000
Zeolit Aktivasi Zeolit@Nanokit
Gambar 4.16. Grafik jumlah ion Cu(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi (pH =
5,0) dan zeolit@nanokit (pH = 5,0)
Tabel 4.12. Jumlah ion Cu(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi dan
zeolit@nanokit pH 5,0
Perubahan mmol
Cu(II) teradsorp % Cu(II)
Cu(II) teradsorp
Adsorben (mmol/g adsorben) teradsorp
(% perubahan)
(x) (z)
(y)
zeolit 0,5427 (a) 56,45 %
zeolit@ 0,3530 (b) -0,1896 y1 36,72 %
nanokit (-34,94 %) y2
:+; ?
Ket. Perhitungan: y = b − a ; y/ = x100% ; z = 100%
x100
; ,IGJCCDE
F
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
59
0.420
0.3996
0.400
mmol Pb(II)/g adsorben
0.380
0.360
0.340 0.3336
0.320
0.300
Zeolit Aktivasi Zeolit@Nanokit
Gambar 4.17. Grafik jumlah ion Pb(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi (pH =
4,8) dan zeolit@nanokit (pH = 4,0)
Tabel 4.13. Jumlah ion Pb(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi (pH = 4,8) dan
zeolit@nanokit (pH = 4,0)
Perubahan mmol
Pb(II) teradsorp % Pb(II)
Pb(II) teradsorp
Adsorben (mmol/g adsorben) teradsorp
(% perubahan)
(x) (z)
(y)
zeolit 0,3996 (a) 52,82 %
zeolit@ 0,3336 (b) -0,0660 y1 44,09 %
nanokit (-16,52 %) y2
:+; ?
Ket. Perhitungan: y = b − a ; y/ = x100% ; z = CCDE 100%
x100
; ,BAGG
F
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
60
0.390
0.3776
0.380
0.370
mmol Pb(II)/g adsorben
0.360
0.350
0.340
0.3316
0.330
0.320
0.310
0.300
Zeolit Aktivasi Zeolit@Nanokit
Gambar 4.18. Grafik jumlah ion Pb(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi (pH =
6,0) dan zeolit@nanokit (pH = 6,0)
Berdasarkan adsorpsi pada perlakuan pH 6,0 (Gambar 4.18. dan Tabel
4.14.) terlihat bahwa adsorpsi zeolit@nanokit terhadap ion Pb(II) mengalami
kenaikan dibandingkan dengan proses adsorpsi pada pH awal (4,0). Kenaikan
adsorpsi yang terjadi pada kondisi teersebut dikarenakan pembentukkan kompleks
khelat antara ion logam dengan kitosan bertambah. Mengingat radius ion Pb(II)
yang cukup besar, seperti hal nya ion Cd(II), ion Pb(II) juga dapat teradsorp dalam
untaian globular dari polimer kitosa
kitosan.
n. Berdasarkan massa atom relatifnya, ion
Pb(II) memiliki berat yang besar dibandingkan dengan Cd(II), Co(II), Cu(II), dan
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
61
Zn(II). Massa atom relatif yang besar menyebabkan ion Pb(II) mudah teradsorp ke
dalam untaian kitosan.
Tabel 4.14. Jumlah ion Pb(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi dan
zeolit@nanokit pH 6,0
Perubahan mmol
Pb(II) teradsorp % Pb(II)
Pb(II) teradsorp
Adsorben (mmol/g adsorben) teradsorp
(% perubahan)
(x) (z)
(y)
zeolit 0,3316 (a) 43,83 %
zeolit@ 0,3776 (b) 0,0460 y1 49,91 %
nanokit (13,87 %) y2
:+; ?
Ket. Perhitungan: y = b − a ; y/ = x100% ; z = 100%
x100
; ,BAGGCCDE
F
0.500 0.4651
0.450
0.400
mmol Zn(II)/g adsorben
0.350
0.300
0.250
0.200
0.150
0.100 0.0740
0.050
0.000
Zeolit Aktivasi Zeolit@Nanokit
Gambar 4.19. Grafik jumlah ion Zn(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi (pH =
5,8) dan zeolit@nanokit (pH = 4,3)
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
62
Tabel 4.15. Jumlah ion Zn(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi (pH = 5,8) dan
zeolit@nanokit (pH = 4,3)
Perubahan mmol
Zn(II) teradsorp % Zn(II)
Zn(II) teradsorp
Adsorben (mmol/g adsorben) teradsorp
(% perubahan)
(x) (z)
(y)
zeolit 0,4651 (a) 52,36 %
zeolit@ 0,0740 (b) -0,3911 y1 8,33 %
nanokit (-84,08 %) y2
:+; ?
Ket. Perhitungan: y = b − a ; y/ = x100% ; z = x100%
; ,HHH/CCDE
F
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
63
0.350
0.3226
0.300
mmol Zn(II)/g adsorben
0.250
0.200
0.150
0.100
0.050
0.0112
0.000
Zeolit Aktivasi Zeolit@Nanokit
Gambar 4.20. Grafik jumlah ion Zn(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi (pH =
6,0) dan zeolit@nanokit (pH = 6,0)
Tabel 4.16. Jumlah ion Zn(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi (pH = 6,0) dan
zeolit@nanokit (pH = 6,0)
Perubahan mmol
Zn(II) teradsorp % Zn(II)
Zn(II) teradsorp
Adsorben (mmol/g adsorben) teradsorp
(% perubahan)
(x) (z)
(y)
zeolit 0,3226 (a) 36,32 %
zeolit@ 0,0112 (b) -0,3114 y1 1,26 %
nanokit (-96,54 %) y2
:+; ?
Ket. Perhitungan: y = b − a ; y/ = x100% ; z = 100%
x100
; ,HHH/CCDE
F
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
64
masing-masing ion logam yang dikondisikan seperti dalam aplikasi ion logam
tunggal. Hal ini dilakukan agar kemampuan adsorpsi zeolit@nanokit dalam
campuran dapat dibandingkan dengan ion logam tunggal. Data SSA yang
memperlihatkan kurva standar terdapat pada Lampiran 13, jumlah ion logam
campuran yang teradsorp pada zeolit aktivasi dan zeolit@nanokit diperlihatkan
pada Gambar 4.21 dan Tabel 2.17.
0.6
Zeolit Aktivasi
0.5
Zeolit@Nanokit
mmol M(II)/g adsorben
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Cd(II) Co(II) Cu(II) Pb(II) Zn(II)
Gambar 4.21. Grafik jumlah ion logam campuran yang teradsorp pada zeolit
aktivasi (pH = 6,0) dan zeolit@nanokit (pH = 6,0)
Data pada Gambar 4.21 dan Tabel 4.17 memperlihatkan bahwa kapasitas
adsorpsi zeolit@nanokit menurun terhadap ion Cd(II) dan Zn(II), namun
meningkat terhadap ion Co(II), Cu(II), dan Pb(II). Penurunan kapasitas adsorpsi
zeolit@nanokit terhadap ion Cd(II) terjadi
terjadi akibat permukaan zeolit yang telah
terselimuti nanokitosan sehingga difusi Cd(II) ke permukaan bagian dalam
berkurang. Selain itu, sifat HSAB Cd(II) yang berlawanan dengan kitosan
menyebabkan terjadinya tolakan kitosan terhadap ion Cd(II). Adsorpsi yang
terjadi pada sistem ini kemungkinan adalah penjerapan ion Cd(II) pada untaian
kitosan. Penurunan kapasitas adsorpsi zeolit@nanokit terhadap ion Zn(II) dapat
diakibatkan karena efek hidrasi yang kuat sehingga ion Zn(II) dikelilingi oleh
molekul air dan menghalangi pembentukkan kompleks dengan kitosan. Selain itu,
ion Zn(II) terhalangi dalam membentuk kompleks kitosan-Zn(II) karena adanya
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
65
kompetisi antara ion Zn(II) dengan ion logam lainnya yang cenderung lebih stabil
membentuk kompleks kitosan-M(II). Ion Cd(II) dan Zn(II) berada dalam satu
golongan, hal ini lah yang memungkinkan kedua ion tersebut memberikan respon
yang sama terhadap zeolit@nanokit.
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
66
0.35
0.30
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
Cd(II) Co(II) Cu(II) Pb(II) Zn(II)
Gambar 4.22. Jumlah ion Cd(II), Co(II), Cu(II), Pb(II), dan Zn(II) yang teradsorp
oleh zeolit aktivasi dan zeolit@nanokit pada pH awal (ion tunggal)
Tabel 4.18. Jumlah ion Cd(II), Co(II), Cu(II), Pb(II), dan Zn(II) yang teradsorp
oleh zeolit aktivasi dan zeolit@nanokit pada pH awal (ion tunggal)
bahwa
4.18 dapat disimpulkan bahw
Berdasarkan Gambar 4.22 dan Tabel 4.18,
pada kondisi pH awal pencampuran kenaikan daya adsorpsi pada zeolit@nanokit
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
67
0.30
0.20
0.10
0.00
Cd(II) Co(II) Cu(II) Pb(II) Zn(II)
Gambar 4.23. Jumlah ion yang teradsorp oleh zeolit aktivasi dan zeolit@nanokit
pada pH 5,0 (untuk ion logam Cu(II)) dan pH 6,0 (untuk ion logam Cd(II), Co(II),
Pb(II), dan Zn(II)) (ion tunggal)
Tabel 4.19. Jumlah ion yang teradsorp oleh zeolit aktivasi dan zeolit@nanokit
pada pH 5,0 (untuk ion logam Cu(II)) dan pH 6,0 (untuk ion logam
Cd(II), Co(II), Pb(II), dan Zn(II)) (ion tunggal)
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
68
diperlihatkan pada Gambar 4.24 dan Tabel 4.20 dalam bentuk % perubahan
adsorpsi Pb(II) pada zeolit@nanokit dibandingkan dengan zeolit aktivasi.
150%
pH awal
100% pH < pH pengendapan
% Perubahan
50%
0%
Cd Co Cu Pb Zn
-50%
-100%
Tabel 4.20. % perubahan mmol M(II) teradsorp pada zeolit@nanokit pH awal dan
pH < pH pengendapan
% perubahan pada
% perubahan
Ion logam pH < pH
pada pH awal
pengendapan
Cd -43,23% -36,06%
Co 30,77% -81,13%
Cu 134,18% -34,94%
Pb -16,52% 13,87%
Zn -84,08% -96,54%
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
69
0.45
0,3776
mmol Pb(II) teradsorp/g adsorben
0.4
0,3316
0.35
0.3
0.25
0,1904
0.2
0.15
0.1
0.05
0
Zeolit Zeolit@Nanokit Kitosan
Gambar 4.25. Jumlah ion Pb(II) teradsorp pada zeolit aktivasi (pH = 6,0),
zeolit@nanokit (pH = 6,0), dan kitosan (pH = 6,0)
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
70
4.5 Optimasi Aplikasi Adsorpsi terhadap Ion Pb(II)
Tahap ini dilakukan dengan tujuan mengetahui kondisi optimum dari
zeolit yang telah termodifikasi nanokitosan terhadap ion logam berat. Penentuan
kondisi optimum ini dilakukan terhadap ion logam yang teradsorp paling banyak
oleh zeolit@nanokit. Berdasarkan data aplikasi dari beberapa ion logam berat
diperoleh bahwa ion logam yang teradsorp paling banyak adalah ion Pb(II).
Optimasi adsorpsi dilakukan dengan memvariasikan pH campuran, konsentrasi
awal ion Pb(II), dan waktu kontak antara zeolit@nanokit dengan ion Pb(II).
4.5.1 Variasi pH
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
71
0.80
0.70
Gambar 4.26. Grafik jumlah ion Pb(II) yang teradsorp pada zeolit aktivasi dan
zeolit@nanokit dengan variasi pH campuran
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
72
Pada kisaran pH tersebut, kitosan berada dalam bentuk netralnya tetapi
masih terdapat pula kitosan yang berada dalam bentuk terprotonasi. Sedangkan
naiknya grafik pada titik pH campuran 7,2 kemungkinan diakibatkan ion Pb(II)
sudah mulai mengendap karena telah mendekati pH pengendapannya sehingga
sebagian ion Pb(II) sudah berikatan dengan –OH membentuk Pb(OH)2 dan
sebagian lagi teradsorp dalam zeolit aktif maupun zeolit@nanokit. Hal tersebut
menyebabkan ion Pb(II) yang masih berada dalam filtrat setelah proses adsorpsi
hanya tersisa sedikit dan memberikan grafik yang tinggi.
Dari data tersebut, terlihat bahwa pada pH 5,0 dan 6,0 zeolit@nanokit
memberikan daya adsorpsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan daya adsorpsi
zeolit aktivasi terhadap ion Pb(II). Dengan demikian kondisi maksimum adsorpsi
pada sistem adsorpsi ini berada pada pH 5,0. Namun untuk pengondisian optimum
selanjutnya diambil titik pada pH 6,0 sebagai titik optimum karena mendekati pH
air.
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
73
0.40
0.35
Gambar 4.28. Grafik jumlah Pb(II) teradsorp terhadap variasi konsentrasi awal
100%
80%
% Pb(II) teradsorp
60%
40%
20%
0%
0.01575 0.01711 0.02260 0.03160 0.04064 0.07566
mmol Pb(II) awal
4.5.3 Variasi Waktu Kontak
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
74
pada masing-masing waktu kontak adsorbat-adsorben diperlihatkan pada Gambar
4.30 dan Tabel 4.21 (Lampiran 17).
Tabel 4.21. Jumlah Pb(II) teradsorp variasi waktu kontak
Pb(II) teradsorp
t (menit)
mmol/g (qt)
0.3167 0.0787
0.7000 0.1026
1 0.1330
7 0.1330
15 0.1420
30 0.1444
120 0.1445
0.16
mmol Pb(II) teradsorp/g adsorben
0.14
0.12
0.10
0.08
0.06
0.04
0.02
0.00
0 30 60 90 120
t (menit)
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
75
titik kesetimbangan dan adsorpsi sudah dikatakan maksimum pada saat sistem
adsorpsi berlangsung dengan waktu kontak 30 menit.
4.6 Isoterm Adsorpsi Pb(II) pada Zeolit@anokit
-0.4 a*x+b
a=0.1181
b=-0.5848
|r|=0.7130
log qe (mmol/g)
-0.6
-0.8
-2 -1 0 1
log Ce (mmol/L)
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
76
10
Ce/qe (gr/L)
5
a*x+b
a=2.5378
b=0.7892
|r|=0.9768
0
0 1 2 3 4
Ce (mmol/L)
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
77
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
78
-1
a*x+b
a=-0.0842
b=-1.4124
-2 |r|=0.9725
log (qe-qt)
-3
-4
-5
0 10 20 30
t (menit)
Selain orde satu semu, studi kinetika juga dikaji pada mekanisme
kinetika adsorpsi orde dua semu. Gambar 4.34 memperlihatkan grafik kinetika
adsorpsi orde dua semu pada sistem adsorpsi ion Pb(II) pada zeolit@nanokit. Dari
data-data yang diplotkan, diperoleh suatu persamaan y = 6,8747x + 2,1718 dengan
nilai regresi linier (r2) = 0,9997 dan nilai konstanta laju orde dua semu, / , yaitu
sebesar 9,7426x10-3 g/mmol menit.
Nilai / tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan model
kinetika orde dua semu, proses adsorpsi yang terjadi pada sistem terjadi cukup
cepat. Selain itu dapat diperoleh pula nilai berdasarkan mekanisme kinetika
adsorpsi orde dua semu, yaitu sebesar 0,1455 mmol/g. Pada orde dua semu,
konsentrasi air juga dianggap konstan, namun nilai laju kinetika adsorpsi bukan
hanya dipengaruhi oleh konsentrasi ion logam tetapi juga dipengaruhi oleh
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
79
200
t / qt
100
a*x+b
a=6.8747
b=2.1717
|r|=0.9999
0
0 10 20 30
t (menit)
Studi kinetika yang ketiga adalah model difusi intrapartikel. Model difusi
intrapartikel merupakan model kinetika yang diusulkan oleh Weber dan Morris
untuk mengetahui nilai konstanta laju difusi dari suatu proses adsorpsi.
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
80
terhadap ion Pb(II) terjadi secara cepat pada awal proses adsorpsi selanjutnya
melambat dan stabil.
0.16
0.14
qt (mmol/g)
0.12
0.1
a*x+b
a=0.0100
b=0.0982
0.08 |r|=0.7606
0.06
1 2 3 4 5 6
t0.5 (menit0.5)
Tabel 4.22. Nilai beberapa variabel kinetika berdasarkan jenis model orde
kinetika
Model Kinetika LM N OP
-1
orde satu semu 0,0387 1,9391x10 0,9457
Dari ketiga model tersebut, terlihat bahwa nilai regresi linier yang paling
besar dan mendekati 1 berada pada model kinetika orde dua semu, yaitu r2 =
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
81
0,9997. Nilai regresi linier yang mendekati 1 menunjukkan bahwa sistem adsorpsi
zeolit@nanokit terhadap ion Pb(II) mengikuti model kinetika orde dua semu. Hal
ini juga didukung dari nlai perhitungan
yang diperoleh dari persamaan
liniernya. Nilai perhitungan pada orde satu semu (0,0387 mmol/g) sangat jauh
berbeda dari nilai eksperimen (0,1445 mmol/g). Sedangkan nilai
perhitungan pada orde dua semu sangat mendekati eksperimen, yaitu (0,1455
yang terjadi pada penelitian ini adalah
mmol/g). Oleh karena itu, sistem adsorpsi
mengikuti model kinetika adsorpsi orde dua semu.
Penentuan jumlah ion Pb(II) yang dapat ditarik oleh EDTA diperlihatkan
pada Tabel 4.23. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa regenerasi
pada adsorben zeolit@nanokit yang telah mengikat ion Pb(II) dapat dilakukan
dengan % regenerasi sebesar 61,52 %. Proses yang terjadi pada tahap regenerasi
ini adalah proses desorpsi, yaitu proses pelepasan kembali ion logam yang telah
berikatan dengan adsorben. EDTA memiliki densitas yang tinggi sehingga
memberikan afinitas yang tinggi terhadap kation. EDTA dapat menarik ion logam
Pb(II) dengan mekanisme substitusi, dimana ion Pb(II) akan digantikan dengan
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
82
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
BAB 5
KESIMPULA
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa:
83 Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
84
5.2 Saran
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
85
PUSTAKA
DAFTAR
Atkins. (1999). Kimia Fisik jilid 1 Edisi ke empat. Diterjemahkan oleh Irma I.
Kartohadiprojo. Jakarta: Erlangga.
Baraka, A., Hall, P.J., & Heslop, M.J. (2007). Preparation and Characterization of
Melamine-Formaldehyde-DTPA Chelating Resin and Its Use as An
Adsorbent for Heavy Metals Removal from Wastewater. Reactive and
Functional Polymers 67, 585-600.
Bargar, J.R., Persson P., & Brown Jr., G.E. (1999). Outer-sphere Adsorption of
Pb(II)EDTA on Goethite. Geochimica et Cosmochimica Acta 63, 2957-
2969.
Bassi R, Prasher SO, & Simpson BK. (2000). Removal of Selected Metal Ions
from Aqueous Solutions Using Chitosan Flakes. Sep Sci Technol. 35, 547-
60.
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
86
Besser, J.M. & Rabeni, C.F. (1987). Bioavailability and Toxicity of Metals
Leached from Leadmine Tailings to Aquatic Invertebrates. Environmental
879–890.
Toxicology and Chemistry 6, (11),
Chiou, M. S., Ho, P. Y., & Li, H. Y. (2004). Adsorption of Anionic Dyes in Acid
Solutions Using Chemically Cross-Linked Chitosan Beads. Dyes and
Pigments 60, 69–84.
Cincotti, A., Lai, N., Orrù, R., & Cao, G. (2001). Sardinian Natural Clinoptilolites
for Heavy Metals and Ammonium Removal: Experimental and Modelling.
Chem. Eng. J. 84, 275–282.
Curkovic, L., Cerjan-Stefanovic, S., & Filipan, T. (1997). Metal Ion Exchange by
Natural and Modified Zeolites. Water Res. 31 (6), 1379–1382.
Dinu, M.V. & Dragan, E.S., (2010). Evaluation of Cu2+, Co2+and Ni2+ Ion
Removal from Aqueous Solution Using A Novel Chitosan/Clinoptilolite
Composite: Kinetics and Isotherms 160, 157-163.
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
87
Doina, H., Dinu, M.V., & Dragan, E.S. (2011). Adsorption Characteristics of
UO22+ and Th4+ Ions from Simulated Radioactive Solutions onto
Chitosan/Clinoptilolite Sorbents. Journal of Hazardous Materials 185, 447-
455.
Doula, M., Ioannou, A., Dimirkou, A. (2002). Copper Adsorption and Si, Al, Ca,
Mg, and Na Release from Clinoptilolite. J. Colloid Interface Sci. 245, 237–
250.
Eddy, N.O., Odoemelam, S.A., & Mbaba, A.J. (2008). Elemental Composition of
Soil in Some Dumpsites. J. Envr. Agric. Food Chem. 5(3), 1349-1363.
Ekop, A.S. & Eddy, N.O. (2005). Study on The Adsorption of Capacity of Some
Animal Shells for Heavy Metals. Afr. J. Environ. Pollution and Health 4(1),
33-37.
Erdem, E., Karapinar, N., & Donat, R. (2004). The Removal of Heavy Metal
Cations by Natural Zeolites. Journal of Colloid and Interface Science 280,
309–314.
E.S. Dragan & M.V. Dinu. (2009). Removal of Copper Ions from Aqueous
Solution by Adsorption on Ionic Hybrids Based on Chitosan and
Clinoptilolite, Ion Exchange Lett. 2, 15-18.
E.S. Dragan, M.V. Dinu, & D. Timpu. (2010). Preparation and Characterization of
Novel Composites Based on Chitosan and Clinoptilolite with Enhanced
Adsorption Properties for Cu2+, Bioresour. Technol. 101, 812-817.
Faghihian, H., Marageh, M.G., & Kazemian, H. (1999). The Use of Clinoptilolite
and Its Sodium Form for Removal of Radioactive Cesium, and Strontium
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
88
from Nuclear Wastewater and Pb 2+, Ni2+, Cd2+, Ba2+ from Municipal
Wastewater. Appl. Radiat. Isotopes 50, 655– 660.
Fan, T., Liu, Y., Feng, B., Zeng, G., Yang, C., Zhou, M., Zhou, H., Tan, Z., &
Wang, X. (2008). Biosorption of Cadmium(II), Zinc(II), and Lead(II) by
Penicillium Simplicissium: Isotherm,
Kinetics and Thermodynamics.
Journal of Hazardous Materials 160, 655-661.
Gedik, K., & Imamoglu, I. (2008). Removal of Cadmium from Aqueous Solutions
Using Clinoptilolite: Influence of Pretreatment and Regeneration. Journal of
Hazardous Materials 155, 385-392.
Gupta, N., Kushwaha, Atul K., & Chattopadhyaya, M.C. (2010). Adsorption of
Cobalt(II) from Aqueous Solution onto Hydroxyapatite/Zeolite Composite.
Adv. Mat. Lett. 2(4), 309-312.
H. Bedelean, M. Stanca, A. Mǎicǎneanu, & S. Burcǎ. (2006). Zeolitic Volcanic
Tuffs from Mǎcicaş, (Cluj County), Natural Raw Materials Used for NH4+
Removal from Wastewaters. Studia Universitatis Babes-Bolyai, Geologia
52, 43-49.
Harben, P.W & Kuzvart, M., (1996), Industrial Minerals: A Global Geology,
Industrial Minerals Information Ltd, Metal Bulletin PLC, London, p. 445-
450.
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
89
Hendayana, Sumar, Ph.D, Drs. Asep Kadarohman, Drs. AA Sumarna, & Drs.
Asep Supriatna. (1994). Kimia Analitik Instrumen. Edisi Kesatu. Semarang:
IKIP Semarang Press.
Ho, Y.S., Huang, C.T., & Huang, H.W. (2002). Equilibrium Sorption Isotherm for
Metal Ions on Tree Fern. Process Biochem. 37, 1421-1430.
Hong-Yu Wang, Hui-Fie Huang, & Jia-Qian Jiang. (2011). The Effect of Metal
Cations on Phenol Adsorption by Hexadecyl-Trimethyl-Ammonium
Bromide (hdtma) Modified Clinoptilolite (Ct.). Separation and Purification
Technology 80, 658-662.
Hu, Z.G., Zhang J., Chan W.L., & Szeto Y.S. (2006). The Sorption of Acid Dye
onto Chitosan Nanoparticles. Polymer 47 (16), pp. 5838-5842 31.
Inglezakis, V.J., Loizidou, M.D., & Grigoropoulou, H.P. (2002). Equilibrium and
Kinetic Ion Exchange Studies of Pb2+, Cr3+, Fe3+, and Cu2+ on Natural
Clinoptilolite. Water Res. 36 (11), 2784– 2792.
I. Smiciklas, S. Dimovic, & I. Plecas. (2006). Removal of Cs1+, Sr2+, and Co2+
from Aqueous Solutions by Adsorption on Natural Clinoptilolite.
ScienceDirect Applied Clay Science 35, 139-144.
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
90
Langella, A., Pansini, M., Cappelletti, P., de Gennaro, B., de Gennaro, M., &
Colella, C. (2000). NH4+, Cu2+, Zn 2+ 2+ 2+ +
, Cd , and Pb Exchange for Na in A
Sedimentary Clinoptilolite, North Sardinia, Italy. Microporous Mesoporous
Mater. 37, 337– 343.
Malliou, E., Loizidou, M., & Spyrellis, N. (1994). Uptake of Lead and Cadmium
by Clinoptilolite. Sci. Total Environ. 149, 139– 144.
Malvern Instruments Ltd. (2004). Zetasizer ano Series User Manual. United
Kingdom: Enigma Business Park, Grovewood Road, Malvern,
Worcestershire. WR14 1XZ.
M.E. Argun. (2004). Use of Clinoptilolite for The Removal of Nickel Ions from
Water Kinetics and Thermodynamics, J. Hazard. Mater. 150, 587–595.
Merrifield, J.D., Davids, W.G., MacRae, J.D., & Amirbahman, A. (2004). Uptake
of Mercury by Thiol-Grafted Chitosan Gel Beads. Water Research 38,
3132-3138.
M.J. Zamzow, B.R. Eichbaum, K.R. Sandgren, & D.E. Shanks. (1990). Removal
of Heavy Metals and Other Cations from Wastewater Using Zeolites. Sep.
Sci. Technol. 25, 1555.
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
91
Montgomery, J.M. (1985). Water Treatment Principles and Design. Consulting
Engineers Inc.: USA.
Mulja, Dr. H. Muhammad & Drs. Suharman. (1995). Analisis Instrumental.
Surabaya: Airlangga University Press.
Munson, R.A. (1974). atural Zeolites: Their Properties, Occurrences, and Uses,
Mineral, Sci.Eng. Vol.6.
Nan Li, Renbi Bai, & Changkun Liu. (2005). Enhanced and Selective Adsorption
of Mercury Ions on Chitosan Beads Grafted with Polyacrylamide via
Surface-Initiated Atom Transfer Radical Polymerization. Langmuir 21,
11780-11787.
Petrus, R., & Warchol, J. (2003). Ion exchange equilibria between clinoptilolite
and aqueous solutions of Na+/Cu2+, Na+/Cd2+ and Na+/Pb2+”. Microporous
and Mesoporous Materials 61, 137-146.
Prof. Effendy, Ph.D. (2007). Perspektif Baru Kimia Koordinasi. Jilid 1. Jawa
Timur: Bayumedia Publishing.
P.R. Shukla, S. Wang, H.M. Ang, & M.O. Tade. (2009). Synthesis,
Characterisation, and Adsorption Evaluation of Carbon-Natural-Zeolite
Composites, Adv. Powder Technol. 20, 245–250.
R.M. Barer. (1987). Zeolites and Clay Minerals as Sorbent and Molecular Sieves.
Academic Press, New York.
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
92
Rohatin. (2010). Modifikasi Zeolit Klinoptilolit dengan anopartikel Au dan
Ligan Asam 3-Merkaptopropanoat serta Aplikasinya sebagai Adsorben Ion
Logam Berat. Skripsi Sarjana Kimia Universitas Indonesia.
Ruey-Shin Juang & Huey-Jen Shao. (2002). A Simplified Equilibrium Model for
Sorption of Heavy Metal Ions from
Aqueous Solutions on Chitosan. Water
Research 36, 2999-3008.
Santiago, Miguel. Basic Concepts of X-Ray Fluorescence. Mayaguez Campus:
Universitty of Puerto Rico.
Sawyer, N.C., Mc Carty, P.L., & Parkin, G.F. (1994). Chemistry for
Environmental Engineering. Mc. Graw Hill International Edition :
Singapore.
Shafaei, A., Ashtiani, F.Z., & Kaghazchi, T. (2007). Equilibrium Studies of The
Sorption of Hg(II) Ions onto Chitosan. Chemical Engineering Journal 133,
311-316.
Skoog, D.A., West, M.D., & Holler, F.J. (1996). Fundamental of Analytical
Chemistry, Seventh Edition, New York: Sounders College Publishing.
Sonia. (2012). anopartikel Perak Termodifikasi Kitosan sebagai Pendeteksi Ion
Logam Berat. Skripsi Sarjana Kimia Universitas Indonesia.
Ting, D.R. & Shen, Y. (2005). Antibacterial Finishing with Chitosan Derivatives
and Their Nanoparticles. Dyeing Finishing 14, 12–14.
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
93
Underwood, A.L. & Day, R.A. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi VI.
Jakarta: Erlangga.
V. Cagin, N. Morali, & I. Imamoglu. (2007). Use of A Natural Mineral for The
Removal of Copper and Nickel from Aqueous Solutions to Reduce Heavy
Metal Content of Precipitation Sludges,
J. Residuals Sci. Technol. 4 (1), 45–
54.
Vogel, A.I. (1994). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Edisi Kelima. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
W.H. Cheung, Y.S. Szeto, & G. McKay. (2009). Enhancing The Adsorption
Capacities of Acid Dyes by Chitosan Nano Particles. Bioresource
Technology 100, 1143-1148.
Widowati, W., Sastiono. A., & Jusuf. R. (2008). Efek Toksik Logam Pencegahan
dan Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Woinarski, A.Z., Snape, I., Stevens, G.W., & Stark, S.C. (2003). The Effects of
Cold Temperature on Copper Ion Exchange by Natural Zeolite for Use in a
Permeable Reactive Barrier in Antarctica. Cold Regions Science and
Technology 37, 159-168.
W. Qiu & Y. Zheng. (2009). Removal of Lead, Copper, Nickel, Cobalt, and Zinc
from Water by A Cancrinite-Type Zeolite Synthesized from Fly Ash, Chem.
Eng. J. 145, 483–488.
Wu, F. C., Tseng, R. L., & Juang, T. S. (2001). Enhanced Abilities of Highly
Swollen Chitosan Beads for Color Removal and Tyrosinase Immobilization.
Journal of Hazardous Materials 81, 167–177.
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
94
LAMPIRA 1
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
95
1 LAJUTA
LAMPIRA
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
96
1 LAJUTA
LAMPIRA
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
97
1 LAJUTA
LAMPIRA
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
98
LAMPIRA 2
Karakterisasi XRF terhadap Zeolit Awal dan Zeolit Aktivasi
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
99
LAMPIRA 3
jadi, Si
Al = 1,14611 mol Si
0,19812 mol Al = 5,78493 ≈ 5,78
jadi, Si
Al = 1,07056 mol Si
0,21557 mol Al = 4,96618 ≈ 4,97
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
100
LAMPIRA 4
Karakterisasi Penentuan Kapasitas Tukar kation (KTK) pada Zeolit Alam
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
101
LAMPIRA 5
Karakterisasi BET terhadap Zeolit Aktivasi
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
102
5 LAJUTA
LAMPIRA
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
103
5 LAJUTA
LAMPIRA
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
104
LAMPIRA 6
100
% Transmitan
0
Na-Zeolit 1g 2x Pelapisan
Kitosan 1g 3x Pelapisan
1g 1x Pelapisan
100
% Transmitan
0
Na-Zeolit 0.75g 1x Pelapisan
Kitosan 0.75g 2x Pelapisan
0.75g 3x Pelapisan
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
105
6 LAJUTA
LAMPIRA
Karakterisasi FTIR Modifikasi 0,5 gram Zeolit Aktif dengan Variasi
Pelapisan anokitosan
100
% Transmitan
0
Na-Zeolit 0.5g 2x Pelapisan
Kitosan 0.5g 3x Pelapisan
0.5g 1x Pelapisan
100
% Transmitan
0
Na-Zeolit 0.25g 2x Pelapisan
Kitosan 0.25g 3x Pelapisan
0.25g 1x Pelapisan
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
106
LAMPIRA 7
Analisis Gravimetri terhadap Modifikasi 0,25 gram Zeolit aktif dengan
Variasi Pelapisan anokitosan
5.0%
4.5%
4.0%
% Berat
3.5%
3.0% 1x Pelapisan
2.5% 2x Pelapisan
3x pelapisan
2.0%
1 2 3 4 5
Penimbangan ke-
berat hilang
% berat = x 100%
berat sampel
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
107
LAMPIRA 8
Ion Logam Cd
Kurva Standar
0.50
0.45
0.40
0.35
Absorbansi
0.30
0.25
0.20
0.15 y = 0.292x - 0.073
0.10 R² = 0.993
0.05
0.00
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00
ppm
Tabel 6. Pengolahan data jumlah ion logam Cd(II) teradsorpsi pada zeolit dan
zeolit@nanokit dengan kondisi pH awal campuran
Cd mmol
Cd awal Cd sisa
Adsorben Abs fp terserap Cd/g
mg/L mg/L
mg/L adsorben
Tabel 7. Pengolahan data jumlah ion logam Cd(II) teradsorpsi pada zeolit dan
zeolit@nanokit dengan kondisi pH 6,0
Cd mmol
Cd awal Cd sisa
Adsorben Abs fp terserap Cd/g
mg/L mg/L
mg/L adsorben
zeolit aktivasi 0.0651 250 289.3839 118.2363 171.1473 0.1523
zeolit@nanokit 0.1372 250 289.3839 179.9658 109.4178 0.0973
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
108
LAMPIRA 9
Ion Logam Co
Kurva Standar
0.06
0.05
0.04
Absorbansi
0.03
0.02
y = 0.031x - 0.002
R² = 0.999
0.01
0.00
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00
ppm
Tabel 8. Pengolahan data jumlah ion logam Co(II) teradsorpsi pada zeolit dan
zeolit@nanokit dengan kondisi pH awal campuran
Co mmol
Co awal Co sisa
Adsorben Abs fp terserap Co/g
mg/L mg/L
mg/L adsorben
Tabel 9. Pengolahan data jumlah ion logam Co(II) teradsorpsi pada zeolit dan
zeolit@nanokit dengan kondisi pH 6,0
Co mmol
Co awal Co sisa
Adsorben Abs fp terserap Co/g
mg/L mg/L
mg/L adsorben
zeolit aktivasi 0.0179 500 406.4516 320.9677 85.4839 0.1451
zeolit@nanokit 0.0222 500 406.4516 390.3226 16.1290 0.0274
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
109
LAMPIRA 10
Ion Logam Cu
Kurva Standar
0.80
0.70
0.60
Absorbansi
0.50
0.40
0.30
0.20 y = 0.06x - 0.051
R² = 0.997
0.10
0.00
0.00 5.00 10.00 15.00
ppm
Tabel 10. Pengolahan data jumlah ion logam Cu(II) teradsorpsi pada zeolit dan
zeolit@nanokit dengan kondisi pH awal campuran
Cu mmol
Cu awal Cu sisa
Adsorben Abs fp terserap Cu/g
mg/L mg/L
mg/L adsorben
Tabel 11. Pengolahan data jumlah ion logam Cu(II) teradsorpsi pada zeolit dan
zeolit@nanokit dengan kondisi pH 5,0
Cu mmol
Cu awal Cu sisa
Adsorben Abs fp terserap Cu/g
mg/L mg/L
mg/L adsorben
zeolit aktivasi 0.1087 100 611.0000 266.1282 344.8718 0.5427
zeolit@nanokit 0.1810 100 611.0000 386.6410 224.3590 0.3530
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
110
LAMPIRA 11
Ion Logam Pb
Kurva Standar
0.12
0.10
0.08
Absorbansi
0.06
y = 0.014x - 0.031
0.04 R² = 0.992
0.02
0.00
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
ppm
Tabel 12. Pengolahan data jumlah ion logam Pb(II) teradsorpsi pada zeolit dan
zeolit@nanokit dengan kondisi pH awal campuran
Pb mmol
Pb awal Pb sisa
Adsorben Abs fp terserap Pb/g
mg/L mg/L
mg/L adsorben
zeolit aktivasi 0.0042 300 1567.5957 739.7240 827.8717 0.3996
zeolit@nanokit 0.0108 300 1567.5957 876.3229 691.2729 0.3336
Tabel 13. Pengolahan data jumlah ion logam Pb(II) teradsorpsi pada zeolit dan
zeolit@nanokit dengan kondisi pH 6,0
Pb mmol
Pb awal Pb sisa
Adsorben Abs fp terserap Pb/g
mg/L mg/L
mg/L adsorben
zeolit aktivasi 0.0110 300 1567.5957 880.4622 687.1335 0.3316
zeolit@nanokit 0.0064 300 1567.5957 785.2570 782.3387 0.3776
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
111
LAMPIRA 12
Ion Logam Zn
Kurva Standar
0.12
0.10
0.08
Absorbansi
0.06
0.04
y = 0.073x - 0.010
0.02 R² = 0.998
0.00
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00
ppm
Tabel 14. Pengolahan data jumlah ion logam Zn(II) teradsorpsi pada zeolit dan
zeolit@nanokit dengan kondisi pH awal campuran
Zn mmol
Zn awal Zn sisa
Adsorben Abs fp terserap Zn/g
mg/L mg/L
mg/L adsorben
Tabel 15. Pengolahan data jumlah ion logam Zn(II) teradsorpsi pada zeolit dan
zeolit@nanokit dengan kondisi pH 6,0
Zn mmol
Zn awal Zn sisa
Adsorben Abs fp terserap Zn/g
mg/L mg/L
mg/L adsorben
zeolit aktivasi 0.0305 666.67 580.8219 369.8630 210.9589 0.3226
zeolit@nanokit 0.0528 666.67 580.8219 573.5160 7.3059 0.0112
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
112
LAMPIRA 13
Penentuan Adsorpsi Ion Logam Campuran pada Adsorben Zeolit Aktivasi
dan Zeolit@anokit
Kurva Standar Logam Cd Kurva Standar Ion Co(II)
0.07
0.35
0.06
0.3
0.05
Absorbansi
0.25
Absorbansi
0.04
0.2
0.03
0.15
0.1 y = 0.229x - 0.034 0.02 y = 0.042x - 0.003
0.05 R² = 0.991 0.01 R² = 0.993
0 0
0 0.5 1 1.5 2 0 0.5 1 1.5 2
ppm ppm
Absorbansi
0.6 0.08
0.4 0.06
y = 0.064x - 0.078 0.04 y = 0.008x - 0.007
0.2
R² = 0.996 0.02 R² = 0.998
0 0
0 5 10 15 20 0 5 10 15 20
ppm ppm
0.2
0.15
0.1 y = 0.199x - 0.030
0.05 R² = 0.997
0
0 0.5 1 1.5 2
ppm
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
113
LAMPIRA 13 LAJUTA
Tabel 16. Pengolahan data jumlah ion logam campuran yang teradsorpsi pada
zeolit dan zeolit@nanokit dengan kondisi pH 6,0
M(II)
M(II) Teradsorp
Perubahan
%
mmol M(II)
M(II) Adsorben Abs fp Teradsorp (mmol/g perubahan
teradsorp
(mg/L) adsorben)
(y)
(z)
(x)
:+;
Ket. Perhitungan: y = b − a ; z = x100%
;
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
114
LAMPIRA 14
dalam Zeolit@anokit
Penentuan Daya Adsorpsi anokitosan
Tabel 17. Data jumlah ion logam Pb(II) teradsorpsi pada zeolit aktivasi,
zeolit@nanokit, dan kitosan
mmol Pb(II)
Adsorben
teradsorp/g adsorben
zeolit 0.3316
zeolit@nanokit 0.3776
kitosan 0.1904
4,78 g kitosan
massa kitosan = . 0,1 g zeolit@nanokit
100 g zeolit@nanokit
= 0,00478 g kitosan
Perubahan jumlah ion Pb(II) teradsorp antara zeolit@nanokit dan zeolit aktivasi
0,3776 mmol
g zeolit@nanokit − 0,3316 mmol
g zeolit@nanokit
= 0,0460 mmol
g zeolit@nanokit
0,0460 mmol
g zeolit@nanokit
. 0,1 g zeolit@nanokit
0,00478 g kitosan
= 0,9623 mmol
g kitosan
0,9623 mmol
kitosan
Daya adsorpsi nanokitosan = = 5,05x
0,1904 mmol
kitosan
Jadi, daya adsorpsi 0,00478 g nanokitosan adalah 5,05x dari 0,1 g kitosan
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
115
LAMPIRA 15
0.80
0.70
mmol Pb(II)/g adsorben
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20 zeolit
0.10 zeolit@nanokit
0.00
3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5
pH
Tabel 18. Data jumlah ion logam Pb(II) teradsorpsi pada zeolit dan
zeolit@nanokit dengan kondisi optimasi variasi pH
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
116
LAMPIRA 16
0.40
0.35
mmol Pb(II)/g adsorben
0.30
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08
mmol Pb(II) awal
Tabel 19. Data jumlah ion logam Pb(II) teradsorpsi pada zeolit@nanokit dengan
kondisi optimasi variasi konsentrasi Pb(II) awal (pH = 6,0)
mmol Pb mmol Pb
Pb awal mmol Pb % Pb
terserap terserap/g
mg/L awal (a) terserap
(b) Zeolit@anokit
326.3158 0.01575 0.01570 0.1570 99.68 %
354.5455 0.01711 0.01604 0.1604 93.75 %
468.1818 0.02260 0.01601 0.1601 70.87 %
654.7368 0.03160 0.02896 0.2896 91.65 %
842.1429 0.04064 0.02854 0.2854 70. 23 %
1567.5957 0.07566 0.03776 0.3776 49. 91 %
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
117
LAMPIRA 17
0.16
mmol Pb(II) terserap/g adsorben
0.14
0.12
0.10
0.08
0.06
0.04
0.02
0.00
0 30 60 90 120
t (menit)
Tabel 20. Data jumlah ion logam Pb(II) teradsorpsi pada zeolit@nanokit dengan
kondisi optimasi variasi waktu kontak (pH = 6,0 dan [Pb(II)] = 300
ppm)
Pb(II) teradsorp
t (menit)
mmol/g (qt)
0.3167 0.0787
0.7000 0.1026
1 0.1330
7 0.1330
15 0.1420
30 0.1444
120 0.1445
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
118
LAMPIRA 18
Penentuan Tipe Isoterm Adsorpsi Pb(II) dalam Adsorben Zeolit@anokit
- Isoterm Freundlich
Isoterm Freundlich
0.00
-3.00 -2.00 -1.00 -0.100.00 1.00
-0.20
y = 0.1180x - 0.5848 -0.30
R² = 0.5083
log qe
-0.40
-0.50
-0.60
-0.70
-0.80
-0.90
log Ce
- Isoterm Langmuir
Isoterm Langmuir
14.00
12.00
10.00
Ce/qe (g/L)
8.00
6.00
4.00 y = 2.5378x + 0.7892
R² = 0.9542
2.00
0.00
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00
Ce (mmol/L)
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
119
LAMPIRA 18 LAJUTA
Pb awal Pb sisa Pb terserap
Log Ce Log qe Ce/qe
mg/L mmol/L (Ce) mmol/g (qe)
326.3158 0.0015 -2.2941 0.1570 -0.8042 0.0324
354.5455 0.1069 -0.9708 0.1604 -0.7947 0.6667
468.1818 0.6581 -0.1817 0.1601 -0.7955 4.1096
654.7368 0.2642 -0.5781 0.2896 -0.5382 0.9122
842.1429 1.2100 0.0828 0.2854 -0.5445 4.2397
1567.5957 4.2493 0.6283 0.3776 -0.4230 11.2542
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
120
LAMPIRA 19
- Kinetika Orde Satu Semu
Kinetika Orde Satu Semu
0.00
-0.50 0 10 20 30 40
-1.00
-1.50 y = -0.0842x - 1.4124
log (qe-qt)
R² = 0.9457
-2.00
-2.50
-3.00
-3.50
-4.00
-4.50
t (menit)
Tabel 22. Data ion logam Pb(II) terserap pada zeolit@nanokit untuk penentuan
model kinetika orde satu semu
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
121
LAMPIRA 19 LAJUTA
Kinetika Orde Dua Semu
250.00
200.00
150.00
t/qt
0.00
0 10 20 30 40
t (menit)
Tabel 23. Data ion logam Pb(II) terserap pada zeolit@nanokit untuk penentuan
model kinetika orde satu semu
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012
122
LAMPIRA 19 LAJUTA
Kinetika Difusi Intrapartikel
0.18
0.16
0.14
0.12
0.10
qt
0.08
y = 0.0100x + 0.0982
0.06 R² = 0.5787
0.04
0.02
0.00
0 1 2 3 4 5 6
t^0.5
Tabel 24. Data ion logam Pb(II) terserap pada zeolit@nanokit untuk penentuan
model kinetika orde satu semu
Universitas Indonesia
Modifikasi zeolit..., Rina Utami, FMIPA UI, 2012