Anda di halaman 1dari 13

EFFECTIVE TEACHING

UNTUK MEMENUHI TUGAS LANDASAN PENDIDIKAN DAN


PEMBELAJARAN
Yang diampu oleh Dr. I Nengah Parta, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh:

Annafi Awantagusnik (190311767256)

Aziz Rizky Muhdiyanto (190311867203)

Desy Kartikasari (190311867216)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA
OKTOBER 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum pengertian pembelajaran adalah sebuah proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Dalam proses pembelajaran, peserta didik dipandang sebagai individu
yang unik dan berbeda antara satu dengan yang lainnya memiliki kemampuan
berbeda seperti kemampuan akademik, minat, dan latar belakang (Palennari,
2011). Menurut Yusuf (2017) pelaksanaan sebuah pembelajaran di dalam kelas
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu peserta didik, pengajar, dan fasilitas
sehingga dalam pencapaian tujuan pembelajaran saat mengajar tiga faktor
tersebut perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu harapan pengajar dalam
pembelajaran yang dilakukan di kelas adalah informasi yang disampaikan
dapat disimak dan dipahami oleh seluruh peserta didik. Harapan tersebut dapat
dikatakan cukup ideal. Kenyataan yang dirasakan pengajar, umumnya berbeda
dari yang diharapkan.
Sehubungan dengan evaluasi pembelajaran tersebut, maka juga
diperlukan suatu konsep pembelajaran yang efektif dalam penerapannya antara
guru dan peserta didik. Sesuai pernyataan Setyosari (2014) pembelajaran yang
efektif biasanya ditandai dan diukur oleh tingkat ketercapaian tujuan oleh
sebagian besar siswa. Tingkat ketercapain itu berarti pula menunjukkan bahwa
sejumlah pengalaman belajar secara internal dapat diterima oleh para siswa.
Pembelajaran yang efektif itu menurut Kyriacou (2009) mencakup dua hal
pokok, yaitu waktu belajar aktif ‘active learning time’dan kualitas
pembelajaran ‘quality of instruction’. Hal yang pertama berkenaan dengan
jumlah waktu yang dicurahkan oleh siswa selama dalam pelajaran berlangsung.
Bagaimana para siswa terlibat dalam proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Hal yang kedua berkaitan dengan kualitas aktual
belajar itu sendiri. Artinya, bagaimana proses atau interaksi pembelajaran dapat
berlangsung antara guru-siswa, siswa-siswa dan siswa-sumber belajar.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa pembelajaran yang efektif
itu tidak bisa dilepaskan dari pembelajaran yang berkualitas karena kualitas

2
hasil belajar itu tergantung pada efektivitas pembelajaran yang terjadi atau
diterjadikan di dalam proses pembelajaan itu sendiri. Lebih dari empat puluh
tahun data penelitian yang telah dikumpulkan juga memperlihatkan bahwa para
peserta didik yang menerima pembelajaran berkualitas tinggi menunjukkan
belajar lebih sukses daripada peserta didik yang tidak memperoleh
pembelajaran yang berkualitas (Joyce, Weil, & Calhoun, 2003).
Keefektifan suatu proses belajar mengajar bila dilakukan dengan
proses kegiatan belajar mengajar tergolong komunikatif, tepat sasaran dan
tercapai tujuan secara maksimal (Yusuf, 2017). Sehingga menurut Yusuf
(2017) setelah pembelajaran dilakukan, idealnya diharapkan salah satu aspek
terjadi perubahan pada peserta didik. Namun kenyataan yang terjadi bahwa
tidak sedikit dari pelaksanaan pembelajaran lebih banyak peserta didik yang
tak terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini menggambarkan bahwa
pembelajaran yang dilakukan belum efektif. Maka dari itu makalah ini akan
membahasa keefektifan dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian Pembelajaran Efektif?
2. Bagaimana karakteristik Pembelajaran yang efektif?
3. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran efektif
2. Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran yang efektif
3. Untuk mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Effective Teaching


Keterampilan yang dibutuhkan untuk pengajaran yang efektif
melibatkan lebih dari sekedar keahlian bidang akademik. Seorang pendidik
harus dapat berinteraksi dengan siswa dan membantu mereka memahami
suatu informasi dari berbagai sudut pandang (CNDL, tanpa tahun). Pada
dasarnya hakikat pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar
yang bukan saja berfokus pada hasil yang dicapai siswa, namun bagaimana
proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang
baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan, dan mutu serta dapat
memberikan perubahan kognitif, perilaku, psikomotor, dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka (Wuryani, 2002). Lebih
lanjut, pengajaran atau pembelajaran yang efektif (Effective Teaching)
dapat didefinisikan sebagai pengajaran yang berhasil mencapai
pembelajaran siswa sesuai dengan apa dimaksudkan oleh guru (Kyriacou,
2009). Terdapat dua elemen sederhana untuk membuat pengajaran menjadi
efektif, yaitu:
1. Guru harus memiliki gagasan yang jelas tentang tujuan pembelajaran
apa yang harus dicapai.
2. Pengalaman belajar diatur dan disampaikan agar mencapai hal
tersebut
Pembelajaran yang efektif itu menurut Kyriacou (2009) mencakup dua
hal pokok, yaitu : (1) waktu belajar aktif (active learning time) dan (2)
kualitas pembelajaran (quality of instruction). Waktu belajar aktif
berkenaan dengan jumlah waktu yang dicurahkan oleh siswa selama
pelajaran berlangsung dan bagaimana para siswa terlibat dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kualitas
pembelajaran berkaitan dengan kualitas aktual belajar itu sendiri. Artinya,
bagaimana proses atau interaksi pembelajaran dapat berlangsung antara
guru-siswa, siswa-siswa dan siswa-sumber belajar.

4
Selain itu, Wotruba dan Wright (1975) mengungkapkan hasil
kajiannya dalam beberapa penelitian mengungkapkan bahwa ada tujuh
indikator pembelajaran dikatakan efektif, yaitu : (1) pengorganisasian
materi yang baik, (2) komunikasi yang efektiff, (3) penguasaan dan
antusiasme terhadap materi pelajaran, (4) sikap positif terhadap peserta
didik, (5) pemberian nilai yang adil, (6) keluwesan dalam pendekatan
pembelajaran, dan (7) hasil belajar peserta didik yang baik. Dengan
demikian, pembelajaran yang efektif itu tidak bisa dilepaskan dari
pembelajaran yang berkualitas karena kualitas hasil belajar itu tergantung
pada efektivitas pembelajaran yang terjadi atau diterjadikan di dalam
proses pembelajaran itu sendiri.
B. Karakteristik Kunci Effective Teaching
Karakteristik kunci dari Effective Teaching menurut Adams dan
Pierce adalah:
a. Pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar dan prosedur (teori pedagogis
b. Perencanaan dan persiapan
c. Pengalaman mengajar
d. Refleksi diri dan modifikasi terhadap teknik-teknik
e. Fleksibilitas
Mempunyai pengalaman mengajar selama bertahun-tahun tidak
menjamin seseorang ahli untuk mengajar, pengalaman berguna ketika guru
secara kontinu melakukan refleksi diri dan memodifikasi teknik kelas
untuk memperbaiki pengajaran di kelas yang disesuaikan dengan
kebutungan siswa. Guru harus menyiapkan untuk mengajar berbagai
variasi siswa seperti variasi dalam minat, motivasi, dan kemampuan,
dimana sebagian siswa mungkin membutuhkan bantuan yang lebih dari
siswa yang lain. Pembelajaran yang efektif ini juga sangat terkait dengan
guru yang efektif. Guru yang efektif harus mengetahui kebutuhan,
kemampuan, dan kesiapan siswa dalam kelasnya dan merespon hal-hal ini.

5
MacGregor (2007) menjelaskan bahwa guru yang efektif adalah :
1) Guru yang menggunakan waktu pembelajaran secara maksimal,
2) Guru yang menyajikan bahan atau materi pembelajaran dengan cara
tertentu sehingga memenuhi kebutuhan peserta didik,
3) Guru yang memantau program dan kemajuan,
4) Guru yang merancang kesempatan belajar bagi peserta didik untuk
menerapkan pengalaman belajarnya,
5) Guru yang bersedia mengulang kembali jika diperlukan dan
6) Guru yang mematok harapan tinggi, tetapi tujuan tersebut realistik.
Kriteria guru yang efektif tersebut serupa dengan apa yang dinyatakan
oleh CNDL (tanpa tahun). Guru yang efektif mempunyai beberapa kriteria
berikut.
1) Positif
Guru harus senantiasa bersikap positif untuk membuat siswa tetap
antusias pada pembelajaran. Belajar dan mengajar adalah hal yang
menantang. Guru harus tetap fokus untuk menjadi kreatif dan inovatif
sehingga para siswa akan melihat hal menarik dari mata pelajaran yang
diajarkan.
2) Memiliki persiapan
Guru harus menguasai materi pelajaran. Guru yang sudah
berpengalaman mampu mempersiapkan strategi mengajar yang paling
efektif dalam memberikan materi ajar sehingga siswa dapat memahami
materi dalam waktu yang relatif lebih singkat.
3) Terorganisir
Guru harus memiliki rencana tentang apa yang akan diajarkan pada
siswa. Memilih materi atau konsep yang paling penting dan
menghubungkannya dengan materi sebelumnya. Guru harus
menunjukkan bahwa materi yang diajarkan memiliki hubungan dengan
materi yang akan dibahas kemudian. Diakhir pembelajaran, guru
mengakhiri kelas dengan kesimpulan atau refleksi.

6
4) Jelas
Guru yang efektif mampu menjelaskan materi yang kompleks dengan
cara yang sederhana. Bantu siswa memahami tentang konsep dasarnya
secara jelas sehingga mereka tidak akan mudah lupa apa yang sudah
dipelajari. Banyak konsep yang dapat dijelaskan dengan alat bantu
visual, seperti diagram, gambar, bagan, slide, dll.
5) Aktif
Guru senantiasa membuat siswa terus berpikir. Pembelajaran
konvensional mungkin kurang dapat memberikan dampak yang nyata
atas perkembangan pengetahuan dan keterampilan siswa. Kegiatan
diskusi kelompok dapat membantu siswa belajar secara efektif dengan
melibatkan siswa secara langsung dan aktif dalam proses belajar.
6) Sabar
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk memproses informasi
dan menjawab pertanyaan. Guru mampu memahami dan sadar bahwa
siswa mungkin melakukan kesalahan ketika proses belajar. Guru
memberikan pendekatan lain yang membantu siswa untuk memahami
materi yang diajarkan secara efektif.

C. Model Pembelajaran Efektif


Slavin (1994) menyusun suatu model pembelajaran efektif, dan
mengidentifikasi unsur-unsur atau elemen-elemen pembelajaran sebagai
berikut. Unsur-unsur model mencakup empat hal pokok, yaitu:
1. kualitas pembelajaran,
Kualitas pembelajaran berhubungan dengan seberapa tinggi tingkat
informasi atau keterampilan yang diberikan kepada para peserta didik itu
mudah dipelajari mereka. Kualitas pembelajaran itu pada umumnya
berupa hasil yang berkualitas berkenaan dengan pengalaman belajar atau
kurikulum dan pelajaran itu.
2. tingkat pembelajaran yang memadai,
Tingkat pembelajaran yang memadai merujuk pada seberapa jauh guru
yakin bahwa para peserta didik siap belajar sesuatu hal yang baru.
Artinya, mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang

7
diperlukan untuk mempelajari hal baru tersebut, yang sebelumnya belum
pernah dipelajarinya. Dengan ungkapan lain, tingkat pembelajaran itu
memadai jikalau suatu pelajaran tidak terlalu sulit dan juga tidak terlalu
mudah bagi peserta didik.
3. ganjaran
Ganjaran menyangkut hal yang berkenaan bahwa guru yakin para peserta
didik termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan ingin
belajar tentang hal yang telah disampaikan, tentu saja setelah
mendapatkan penguatan atau ganjaran yang diberikan oleh guru.
4. waktu.
Waktu yang dalam hal ini berkaitan dengan seberapa cukup waktu yang
digunakan untuk belajar peserta didik untuk mempelajari hal-hal yang
telah disampaikan oleh guru.
Empat unsur itu yang oleh Slavin disebut dengan model QAIT (Quality,
Appropriateness, Incentive, Time) yang semuanya harus selaras bagi
terjadinya pembelajaran yang efektif. Setiap elemen atau unsur dalam model
tersebut saling terkait seperti jalinan yang membentuk suatu rantai
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1 (Setyosari, 2014).

Di dalam rantai tersebut terdapat beberapa variabel, yakni:

8
a. Variabel konteks
Setyosari (2014) mengatakan bahwa variabel konteks merujuk pada
karakterikstik atau ciri-ciri konteks kegiatan belajar, yang biasanya
berdasarkan kelas, yang mungkin memiliki dampak keberhasilan
kegiatan belajar. Variabel ini berkaitan dengan latar belakang guru,
peserta didik atau siswa, kelas yang ada, bidang studi atau mata
pelajaran, sekolah, latar atau lingkungan dan situasi masyarakat dimana
pembelajaran terjadi dan diterjadikan serta ketersediaan waktu yang
dapat dimanfaatkan secara efektif. Faktor-faktor yang ada dalam
lingkungan belajar memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik.
b. Variabel proses
Variabel proses merujuk pada apa ya ng sesungguhnya terjadi atau
berlangsung dalam kelas, berkenaan dengan persepsi, strategi dan
tindakan guru dan peserta didik, dan karakateristik tugas-tugas dan
aktivitas-aktivitas belajar tersebut dan bagaimana hubungannya satu d
engan yang lain. Faktor-faktor tersebut meliputi antusiasme guru,
kejelasan uraian guru, penggunaan pertanyaan, penggunaan penghargaan
dan kritik, strategi pengelolaan, teknik pendisiplinan, iklim kelas atau
pembelajaran, organisasi pelajaran, kesesuaian tugas-tugas belajar, jenis
balikan yang diterima peserta didik, keterlibatan peserta didik dalam
belajar, interaksi peserta didik dan guru dan strategi belajar yang
digunakan oleh peserta didik.Berkenaan dengan pembelajaran yang
efektif tersebut ada tiga faktor atau variabel yang terkait. Ketiga faktor
tersebut menurut Kyriacou (2009) diperlihatkan pada Gambar 2.

9
c. Variabel Hasil
Variabel hasil berkenaan dengan capaian akhir setelah melalui proses
pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Hasil belajar ditandai dengan
tingkat ketercapaian siswa atau peserta didik terkait dengan hal yang
dipelajarinya. Capaian atau hasil belajar ini mencakup domain kognitif
(kemampuan untuk mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
dan menciptakan), afektif atau sikap (kesadaran untuk menerima,
menghargai, bertindak sesuai kaidah atau aturan dan sebagainya) dan
psikomotorik (bertindak sesuai dengan atau melakukan aktivitas atau
gerakan otot yang didasari intelektual dan perasaan atau emosi).
d. Variabel Ekstra
Faktor lain yang bersifat kontigensi; misalnya peristiwa yang terjadi
pada saat pelajaran berlangsung. Hal-hal yang berada di luar atau di
sekitar siswa (peserta didik) pada saat siswa belajar dapat
mempengaruhi proses belajar, yang pada gilirannya juga berpengaruh
pada tercapainya tujuan belajar. Faktor-faktor yang bersifat incidental

10
atau sementara ini menjadi faktor intervensi bagi keberlangsungan dan
kelancaran belajar siswa.
e. Variabel sistem pendukung
Sinergi diantara komponen pembelajaran untuk mencapai tujuan khusus
(standar/tujuan, isi, strategi, media dan sumber belajar serta evaluasi)
sangat diperlukan. Ketersediaan media, teknologi, sumber belajar dan
lingkungan atau latar belajar yang memadai sangat membantu siswa
dalam belajar. Lingkungan belajar menurut pandangan atau teori
kognitif dan konstruktivistik yang telah menempatkan siswa sebagai “a
constructor,” bukan sebagai “a receiver atau recipient,” pengetahuan.
Penyediaan lingkungan belajar yang lebih imersif dan teknologi
pembelajaran sebagai sarana kognitif membantu guru dalam merancang
dan menciptakan yang selanjutnya dapat digunakan untuk membimbing
siswa, yang oleh Molenda dan Januszewski (2008) ditegaskan untuk, “to
make learning opportunities, and to assist learners in finding answers to
their questions.”

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran dikatakan efektif (Efectife Teaching) apabila
pembelajaran tersebut memenuhi beberapa indikator berikut, yaitu : (1)
pengorganisasian materi yang baik, (2) komunikasi yang efektiff, (3)
penguasaan dan antusiasme terhadap materi pelajaran, (4) sikap positif
terhadap peserta didik, (5) pemberian nilai yang adil, (6) keluwesan dalam
pendekatan pembelajaran, dan (7) hasil belajar peserta didik yang baik
Wotruba dan Wright (1975).
Kunci dari pembelajaran efektif bergantung pada guru. MacGregor
(2007) menyatakan bahwa agar tercipta pembelajaran efektif beberapa hal
yang harus dilaksanakan guru antara lain: (1) guru yang menggunakan waktu
pembelajaran secara maksimal, (2) guru yang menyajikan bahan atau materi
pembelajaran dengan cara tertentu sehingga memenuhi kebutuhan peserta
didik, (3) guru yang memantau program dan kemajuan, (4) guru yang
merancang kesempatan belajar bagi peserta didik untuk menerapkan
pengalaman belajarnya, (5) guru yang bersedia mengulang kembali jika
diperlukan dan (6) guru yang mematok harapan tinggi, tetapi tujuan tersebut
realistik.
Proses pelaksanaan pembelajaran yang efektif mencakup 4 unsur yang
disebut dengan model QAIT (Quality, Appropriateness, Incentive, Time)
dimana semuanya harus selaras bagi terjadinya pembelajaran yang efektif
(Slavin, 1994). Empat unsur pokok tersebut meliputi kualitas pembelajaran,
tingkat pembelajaran yang memadai, ganjaran yang diberikan guru agar siswa
termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan ingin belajar
tentang hal yang disampaikan, dan waktu yang cukup untuk belajar peserta
didik. Empat hal tersebut saling terkait satu sama lain (Setyosari, 2014).

12
DAFTAR RUJUKAN

CNDLS (Center For New Designs In Learning & Scholarship). tanpa tahun. “ Top
Qualities Of An Effective Teacher”. Georgetown University. Diakses pada
3 Oktober 2019 (https://cndls.georgetown.edu/atprogram/twl/effective-
teacher/)
Joyce, B., & Weil, M., & Calhoun, E. 2003. Models of Teaching (7th ed.). Boston:
Allyn & Bacon.
Kyriacou, C. 2009. Effective Teaching in Schools: Theory and Practice.Third
Edition. Delta Place, Cheltenham, UK: Nelson Thornes Ltd
Molenda, M., & Januszewski, A. 2008. Educational Technology. A Dfinition with
Commentary. NY: Lawrence Erlbaum Associates
Palennari, M. 2011. “Potensi Strategi Integrasi PBL dengan Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahapeserta
didik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi” Biologi Edukasi 3(2) : 26-33.
Setyosari, P. 2014. “Menciptakan Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas”.
Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran, 1(5) : 20–30.
Slavin, R. 1994. A Model of Effective Instruction. The Office of Educational
Yusuf, B. B. 2017. Konsep Dan Indikator Pembelajaran Efektif. Kajian
Pembelajaran Dan Keilmuan, 1(2) : 8.
Wotruba, T. R., dan Wright, P. L. 1975. “How to Develop a Teacher-Rating
Instrument”. Journal of Higher Education (XLVI:6) : 653-663.

13

Anda mungkin juga menyukai