Anda di halaman 1dari 10

Fungsi Peranan dan Fungsi Manusia

sebagai Khalifah

Dari sekian banyaknya makhluk ciptaan Allah, hanya ada satu golongan
makhluk ciptaan yang sempurna. Yang mempunyai akal pikiran, akhlak dan pengetahuan,
bahkan lebih mulia dibanding makhluk ciptaan Allah yang lain. Tidak lain dan tidak bukan,
yaitu manusia.
Allah berfirman dalam QS. Al-Isra:70 yang artinya:
“Dan sungguh Kami telah muliakan keturunan Adam, dan Kami angkat
mereka di daratan dan di lautan dan Kami beri rezeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan
mereka dari kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan dengan kelebihan yang
sempurna.”

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan kesempurnaan tersebut


Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Pengertian khalifah disini adalah
penguasa atau pengganti Allah yang mengatur segala sesuatu yang terkandung di bumi. Agar
bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia.
Dalam QS. Al-Baqarah:30 Allah berkata,
“Dan ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepaada malaikat, “Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.” Mereka berkata,”Mengapa Engkau hendak
menjadikan khalifah di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan
menumpahkan darah padanya, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan
mensucikan Engkau?” Rabb berfirman, “Sesungguhnya aku lebih mengetahui yang tidak
kamu ketahui.”

Dengan demikian, Allah telah memilih manusia untuk dijadikan khalifah di


muka bumi. Walaupun manusia itu dikenal sebagai perusak yang akan selalu menumpahkan
darah di muka bumi, Dibanding malaikat yang selalu memuji, bertasbih, kepada Allah Sang
Pencipta. Semua ini hanya Allah lah yang tahu, kehendak Allah tak terbatas, meliputi langit,
bumi dan seluruh alam semesta. Selain itu Allah hanya meridhoi bahwa kehalifahan itu
dipegang oleh hamba-Nya yang shalih, yang dapat mengemban tugasnya dengan baik.
Manusia sebagai khalifah di muka bumi, memunyai peranan penting yang
dijalankan samapai akhir zaman ataupun kiamat, dan peranan penting ini pun sebagai bagian
dari fungsi manusia sebagai khalifah, diantaranya :
1. Memakmurkan Bumi (al'imarah)
Berupa pembangunan materi, dengan memanfaatkan kekayaan alam yang
telah disediakan Allah di muka bumi tercinta ini dengan arahan dan syariat yang lurus, yaitu
berdasarkan Al-Quran (hikmah) dan As-Sunah (hadist). Khalifah pun berupaya untuk
menjadikan umatnya atau manusia pada zamannya yang bermoral dan memiliki peradaban
yang baik.
2. Memelihara Bumi (arri'ayah)
Khalifah dalam menjalankan tugasnya harus memilki tujuan yaitu dengan
menciptakan akidah dan akhlakulkarimah. Selain menciptakan juga agar selalu
terpeliharanya akidah dan akhlakulkarimah tersebut. Menjaga bumi dari kerusakan atau
kehancuran alam, baik itu yang disebabkan alam sendiri maupun oleh tangan-tangan jahil
para manusia.
3. Perlindungan
Khalifah memiliki fungsi untuk melindungi bumi dan seisinya, yang
terkandung atas lima pokok kehidupan yaitu, agama (aqidah), jiwa manusia,harta
kekayaan,akal pikiran, dan keturunan (kehormatan). Tugas yang ketiga ini sangat berat
diembannya, dan apabila dapat dilaksanakan, jika seorang khalifah tersebut dapat
menunjukkan suatu kebenaran sebagai kebenaran dan dapat menegakkan di tengah-tengah
kehidupan umat manusia. Serta dapat menunjukkan kepada umat manusia, bahwa kebatilan
adalah kebatilan dan dapat mengajak seluruh umat manusia untuk menumbangkannya
bersama demi mencapai tujuan bersama yang diharapkan.

Selain fungsi khalifah di muka bumi, manusia juga mempunyai tujuan hidup
di bumi sebagai khalifah. Ada 3 hal yang menjadi tujuan penciptaan manusia sebagai kahlifah
di muka bumi, di antaranya:
1. Manusia diciptakan untuk beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla.
Hal ini terdapat dalam QS. Adz-Dzariyat(51):56, artinya, “Dan Aku (Allah)
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.”
Berarti, semua kehidupan yang dilakukan oleh manusia itu, dalam rangka peribadahannya
kepada Sang Pencipta, dan juga ketaatannya yang dapat membimbingnya ke surganya Allah.
Karena itulah, jika kita dalam setiap melakukan aktivitas selalu merujuk pada konsep
peribadahan kepada Allah, akan selalu berdasarkan kepada keikhlasan yang menjadi
penyempurna suatu amal perbuatan.

2. Manusia diciptakan untuk mempersembahkan amal-amal terbaik dalam rangka ketaatan


kepada Allah.
Inilah proses penghambaan kepada Allah swt. Seorang hamba dituntut untuk
memberi yang terbaik kepada Sang Khalik. Dalam QS Al Mulk, 67:2, Allah berfirman,
“(Dialah Allah) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa yang lebih
baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
Jadi, manusia sepatutnya memiliki amal yang sholeh dan berlomba-lomba dalam kebaikan.
3. Manusia diciptakan menjadi khalifah di muka bumi.
Amanah ini diberikan hanya kepada manusia, kekhalifahan ini adalah suatu
amanah yang berat. Menjadi khalifah manusia berkedudukan sebagai “wakil Allah”, yang
bertugas mengatur atau pun mengelola alam raya sebaik mungkin. Sesuai keinginan Allah
yang memberikan amanah kepada setiap manusia serta yang diwakili.
Dari penjelasan-penjelasan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa
manusia dituntut untuk mengembangkan potensi yang ada. Menjalankan fungsi dan tujuan
yang diberikan dengan baik. Dan hal itu merupakan amanah yang tidak bisa dikatakan mudah
untuk dijalaninya. Mengajak kepada setiap umat tertuju pada satu dzat, yaitu Allah swt, yang
senantiasa memberikan perlindungan-Nya kepada setiap hamba yang selalu patuh pada
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan berpedoman pada Al Quran dan As
Sunah, serta menegakkan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari.
http://dstarzmuslim.blogspot.co.id/2013/03/fungsi-peranan-dan-fungsi-manusia.html

PERAN DAN TUGAS MANUSIA DI MUKA BUMI

Oleh : Drs. Madropi


Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna di bandingkan dengan
makhluk -makhluk lainnya,kesempurnaan manusia karena Allah telah menganugrahkanNya
akal pikiran yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya, begitulah Allah memuliakan
manusia.

Kalau saja kita diperkenankan memilih, tentu kita akan memilih hidup di syurga
saja, tidak ada beban dan tidak ada tugas, nikmat sepanjang masa.Tetapi ketentuan Allah
berlaku bagi ciptaanya. Manusia diciptakan dan ditentukan harus melalui proses perjalan
hidup yang panjang dan berliku. Satu proses hidup yang harus dilalui adalah hidup di dunia.
Mau jadi apa di dunia manusia harus berusaha. Posisi manusia ditentukan oleh pikirannya.
Muhammad Al-Gozali menyatakan. “Anda adalah hasil dari kreatifitas pemikiran anda”.
Baru nanti ditentukan di syurga atau di neraka, tergantung siapakah yang paling baik
amalnya (ayyukum ahsanu amala). Mengapa harus hidup di dunia? karena Allah mempunyai
maksud dan misi. Manusia diciptakan bukan untuk main-main. Allah berfirman dalam QS
AL-MU’MINUN ,23:115

Artinya: “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu
secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami ?

Atas dasar misi tersebut, Allah menilai manusia sejauh mana bisa
mengimplementasikannya dalam bentuk tugas dan tanggung jawab. Dengan demikian,
manusia telah mengambil peran yang pasti dalam hidup, sehingga tidak masuk kategori
statemen Allah “main-main”.

Peran dan tugas pokok utama manusia di muka bumi adalah:

1. Manusia sebagai a’bid; artinya hamba Allah, sebagai hamba Allah dimuka bumi
memiliki tugas untuk mengabdi atau beribadah kepadaNya. Sebagaimana firmannya Q.S.Adz
Dzaariyat, 51: 56:

“Wa maa khalaqtul jinna wal insa illa liya’buduun.”

Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.”

Dan firman Allah Q.S.Al – Bayyinh ayat 5:

“wamaa umiruu illa liya’budullaha mukhlisiina lahuddin ”

Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya ”

Semua kehidupan manusia bertumpu untuk mencerminkan kepercayaan “ Tauhid” dalam


hidup dan kehidupan manusia, dalam wujud dan bentuk bidup dan kehidupan yang semata -
mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Dalam arti yang luas dan penuh, seperti makna
pengertian ibadah dalam islam, “ibadah adalah Taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah
dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan mengamalkan yang di
izinkan-Nya. Ibadah dibagi kedalam dua bagian, yaitu:
a. Ibadah khusus (makhdah) ialah apa yang telah ditetapkan Allah
perinciannya, tingkah dan tatacaranya tertentu. Contoh shalat, zakat, puasa,
haji.

b. Ibadah umum (ghairo makhdah) ialah segala amalan yamg di izinkan


oleh Allah SWT. termasuk segala aktivitas manusia mengandung unsur
ibadah, bila diniatkan dengan ikhlas karena Allah SWT.

Hal ini tercermin dalam hidup kita,pada saat hendak melaksanakan


shalat.”Sesungguhnya shalatku ,ibadahku,hidupku,dan matiku hanya untuk Allah,
Tuhan semesta alam.Tiada sekutu bagiNya,dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama kali menyerahkan
diri(kepada Allah”.Q.S.Al An’aam 162-163.

2 Manusia sebagai khalifah; artinya pemimpindi muka bumi.

Bila direnungkan dengan mata batin yang mendalam, kemudian dipakai daya nalar dengan
pikiran yang tajam, akan disadari betapa kehadiran manusia di muka bumi ini bukanlah atas
kemauan sendiri, melainkan merupakan kreasi terindah dari Al Khalik. Manusia dilahirkan
sebagai khalifah, yang harus mampu mengubah dunia menjadi “Alam abdiyah yang terang
benderang” karena peran manusia sebagai rahmatan lil ’ alamin.

Kehadiran manusia dimuka bumi harus memberi manfaat bagi lingkungan, menjadi regulator,
memberi kesejukan dan menyejukan arah kehidupan yang terang benderang (Q.S. Al Ahzab,3
: 46).

Allah SWT menciptakan langit dan bumi bukan tanpa maksud (iradah). Diciptakan bumi dan
isinya untuk manusia. Bagaimana manusia mampu mengelola dan mendapatkan manfaat, di
situlah letaknya tantangan bagi manusia. Ketika seseorang mampu menyelesaikan tantangan
dan merobah sesuatu menjadi lebih baik serta melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan
umat manusia, maka dialah yang layak mendapatkan penilaian terbaik dari Allah
sebagaimana dalam Q.S.Al Kahfi, 18: 7, yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah
menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya. Kami menguji mereka,
siapakah yang terbaik diantara mereka (perbuatannya).”

Agama islam berisi ajaran yang mendorong dan membangkitkan semangat inovatif bagi
pemeluknya. Mengubah yang statis menjadi dinamis, terus bergerak maju memberantas
kebodohan dan mengikis keterbelakangan. Karena itu seorang muslimyang berhasil dan
sukses bukanlah mereka yang sanggup memikul tanggung jawab kepada keluarga semata.
Muslim yang sukses adalah orang yang hidupnya produktif, mampu menggerakan lingkungan
tempat tinggalnya untuk maju, dan keberadaannya bermanfaat bagi masyarakat/lingkungan
(rahmatan lil ‘ alamin).
Tidak ada amal yang patut diacungi jempol di dunia, selain sikap tanggap dan cepat bertindak
di saat orang lain memerlukan pertolongan. Tidak ada pekerjaan yang bisa menyelamatkan
dan dibanggakan di akhirat kecuali pekerjaan yang dilakukan dengan ikhlas. Responsif
adalah ciri khas dari akhlak Rasulullah. Keteladanan dan langsung turun kebawah
adalahkepribadian Rasullulah. Pepatah menyatakan: Lisanul haali afshahu min lisaanil
maqaal (berbuat nyata lebih membekas di hati daripada kata -kata). Beliau sangat tegas
terhadap penyimpangan, tetapi disampaikan dengan santun dan dengan tutur kata yang lemah
lembut. Beliau penuh kasih sayang terhadap sesama, memberikan pujian kepada orang yang
berprestasi dan berbuat baik, mencela orang yang berbuat aib dan merusak tatanan.

Manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi mempunyai tugas menjaga keseimbangan dan
ekosistemnya,tidak boleh membiarkan terjadinya kerusakan dan kehancuran.

Sebagai pemakmur,manusia dalam melaksanakan tugasnya.perlu pengenalan dan penguasaan


ilmu pengetahuan berupa :

a. Mengenal bumi yang menjadi lingkungan wilayah yuridisnya.

b. Mengenal dan menggali rahasia-rahasia alam dan hukum yang ada di balik
alam (takdir) dan hukumAllah yang tersembunyi (sunatullah).

c. Menjaga dan memelihara bumi dari kerusakan termasuk pencemaran


lingkungan.Sebagai khalifah ,manusia bertanggung jawab terhadap kelangsungan
hidup di muka bumi.Oleh karena itu setiap manusia agar tidak kehilangan jati
dirinya wajib menyingsingkan lengan untuk mengelola, memakmurkan bumi
sekaligus melestarikannya.Firman Allah.”Dia telah mencitakan kamu dari
bumi(tanah)dan menjadikan kamu pemakmurnya.Karena itu mohonlah
ampunannya,kemudian bertobatlah kepadaNya.Sesungguhnya Tuhanku amat
dekat(rahmatNya)lagi memperkenankan(do’a hambaNya).Q.S.Hud 61

http://bogor-kota.muhammadiyah.or.id/artikel-peran-dan-tugas-manusia-di-muka-bumi-detail-
349.htmlSabtu, 05 Oktober 2013http://dstarzmuslim.blogspot.co.id/2013/03/fungsi-peranan-dan-
fungsi-manusia.html

http://bogor-kota.muhammadiyah.or.id/artikel-peran-dan-tugas-manusia-di-muka-bumi-detail-
349.ht

Peran Manusia dan Tugasnya sebagai Khalifah di Muka Bumi

Q.S. AL Baqarah Ayat 30


Surah Al-Baqarah terdiri dari 286 ayat dan termasuk golongan surat Madaniyah,
kecuali ayat 281 yang diturunkan di Mina. Surat ini dinamai Al-Baqarah karena
mengisahkan penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil
(Ayat 67 sampai 77). Surat Al-Baqarah dinamai pula Fastalul Qur'an (puncak AL-Qur'an)
karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat lain. Selain itu, surat
Al-Baqarah dinamai dengan Alif-Lam-Mim karena surat ini diawali dngan Alif-Lam-Mim.
Manusia diciptakan oleh Allah swt. pada dasarnya memiliki dua peran atau fungsi,
yaitu sebagai hamba Allah serta Khalifah di muka bumi. Manusia yang ditugaskan
sebagai khalifah di bumi harus mampu memahami isi kandungan Al Qur'an, baik secara
tertulis maupun tidak tertulis.
1. Lafal dan Terjemahan Q.S. Al-Baqarah ayat 30

Artinya :
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di bumi". Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): "Adakah Engkau (Ya
Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah
(berbunuh-bunuhan), padahal kami sentiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya".

2. Kandungan ayar Q.S. AL- Baqarah ayat 30


Berikut beberapa kesimpulan Q.S. Al Baqarah ayat 30 adalah sebagai berikut :
a. Adanya dialog antara Allah dan para malaikat perihal penciptaan manusia di bumi
karena adanya perbedaan pandangan, serta malaikat telah mengetahui ekeberadaan
manusia di bumi dan semuanya di bantah oleh Allah dengan perkataan "Sesungguhnya
aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
b. Kedudukan manusia dimuka bumi ini adalah sebagai khalifah Allah atau pengganti
Allah, yang diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan alam, mengambil manfaat,
serta mengelola kekayaan alamnya sehingga terwujud kedamaian dan kesejahteraan
segenap manusia.
c. Malaikat menyaksikan bahwa tugas kekalifahan tersebut dilaksanakan oleh manusia,
karena menurut malaikat dirinyalah yang lebih baik berhak memikul tugas tersebut
dengan bukti bahwa mereka tidak mempunyai nafsu, selalu bertasbih dan memuja Allah.
d. Kesangsian Malaikat akan diciptakannya manusia, memiliki alasan yang jelas, karena
malaikat khawatir jika nantinya manusia tidak menaati Allah, tidak pandai bertasbih,
justru akan menimbulkan kerusakan di muka bumi.

3. Contoh Perilaku yang Menggambarkan Q.S. Al-Baqarah ayar 30


a. Senantiasa berbakti kepada Allah swt. dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
b. Selalu Menjunjung tinggi perdamaian dan persaudaraan.
c. Selalu Menjaga dan melestarikan bumi dari kehidupan yang dapat merusak
penghuninya.
d. Selalu berkeinginan untuk meraih kehidupan yang lebih maju dengan cara yang baik
dan benar.

Q.S Al'Mu'minun ayat 12-14


Surat ke 23 dari Al-Quran ini dinamakan Al Mu'Minun karena bagian permulaan
menerangkan bagaimana seharusnya sifat-sifat orang mukmin yang menyebabkan
keberuntungan mereka di akhirat dan kemenangan jiwa mereka di dunia. Nama Al-
Mu'minun sendiri diambil dari salah satu kata yang terdapat dalam ayat pertama, yang
artinya orang-orang yang beriman. Surah Al-Mu'Minun terdiri atas 118 ayat, dan
termasuk golongan ssurat Makkiyah.

1. Lafal dan Terjemahan Surat Al-Mu'minun ayat 12-14

ٍ ‫ساللَ ٍة ِم ْن ِط‬
‫ين‬
(12) ُ ‫سانَ ِم ْن‬ َ ‫َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا اإل ْن‬
(13)‫ين‬ ٍ ‫طفَةً فِي قَ َر ٍار َم ِك‬ ْ ُ‫ث ُ َّم َجعَ ْلنَاهُ ن‬
ْ ‫ضغَةً فَ َخلَ ْقنَا ْال ُم‬
َ‫ضغَة‬ ْ ‫علَقَةً فَ َخلَ ْقنَا ْالعَلَقَةَ ُم‬ َ َ‫طفَة‬ ْ ُّ‫ث ُ َّم َخلَ ْقنَا الن‬
َّ ‫ار َك‬
ُ‫َّللا‬ َ َ‫ام لَ ْح ًما ث ُ َّم أَ ْنشَأْنَاهُ خ َْلقًا آخ ََر فَتَب‬
َ ‫ظ‬َ ‫س ْونَا ْال ِع‬ َ ‫ظا ًما فَ َك‬ َ ‫ِع‬
(14) َ‫الخَا ِل ِقين‬ ْ ‫س ُن‬ َ ‫أ َ ْح‬
Artinya :
12. Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan
daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang
paling baik.

2. Kandungan ayat Q.S Al-Mu'minun ayat 12-14


a. Allah swt. menciptakan manusia dari saripati tanah. artinya Allah swt. menciptakan
manusia berasal dari seorang laki-laki dan perempuan, keduanya mengonsumsi
makanan yang berasal dari tumbuhan dan hewan yang juga memperoleh makanan dari
tanah. Sari pati makanan yang fimakan oleh kedua orang tua kita mejadi sperma dan sel
telur.
b. Hail pembuahan menjadi segumpal darah dan yang selanjutnya menjadi segumpal
daging hingga tulang belulang yang dibungkus daging. sesudah itu, Allah menciptakan
anggota-anggota badan dan menyusun menjadi makhluk yang berbentuk seorang bayi
manusia.
c. Air mani yang berasal dari saripati tanah, juga mengandung makna bahwa manusia
pada akhirnnya akan kembali pada tempatnya semula, yaitu tanah. Tanah yang dimaksud
adalah liang lahat. Artinya manusia berasal dari tanah, dan akan kembali tinggal meyatu
dengan tanah.

3. Contoh perilaku yang Menggambarkan Q.S Al-Mu'minun Ayat 12-14


a. Tidak Bersikap sombong, tetapi berperilaku sederhana dan rendah hati sesuai dengan
asal mula kejadian manusia dari air mani
b. Taat dan patuh terhadap semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
c. Bersikap adil, ramah dan penuh kasih sayang terhadap semua makhluk ciptaan Allah
swt.
d. Selalu bersyukur terhadap semua nikmat yang diberikan Allah Kepada Kita.
e. Selalu berusaha membuat kemakmuran dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Q.S Az-Zariyat Ayat 56


Surat yang ke 51 dalam Al-Quran ini terdiri atas 60 ayat dan termasuk golongan
surat Makkiyah karena diturunkan dikota Mekkah. Az-Zariyat berarti angin yang
menerbangkan, surat ini membahas tentang keimanan, hukum, kisah, dan lain-lain.
1. Lafal dan Terjemahan Q.S Az-Zariyat ayat 56

ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ا ْل ِج َّن َو‬


َ ‫اْل ْن‬
‫س ِإ ََّّل‬
‫ُون‬
ِ ‫ِليَ ْعبُد‬
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku

2. Kandungan Ayat Q.S Az-Zariyat ayat 56


a.Tujuan Allah menciptakan jin dan manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah
ini harus dilakukan dngan penuh ketaatan dan ketundukan kepada Allah swt.
b. Segala sesuatu yang bernilai baik menurut pandangan Allah swt. disebut ibadah. Allah
telah mengutus para Rasul-Nya, unutk mengajarkan melalui kitab-kitab yang diturunkan
Allah, tentang tata cara ibadah yang baik dan benar. Ibadah artinya taat, patuh, tunduk,
dan menurut . Allah swt. dan menjauhi segala larangan-Nya serta bertanggung jawab
dengan tujuan penciptaan itu.
c.Tugas utama manusia hidup di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah swt. Jadi,
apaun yang dilakukan manusia harus diniatkan untuk beribadah kepada Allah swt
semata.

3. Contoh Perilaku yang Menggambarkan Q.S Az-Zariyat ayat 56


Selalu mengingat bahwa tugas utama manusia diciptakan oleh Allah swt. adalah
untuk beribadah kepada Allah swt. Oleh sebab itu, semua aktifitas manusia yang
dilakukan semestinya tidak dilakukan selain karena Allah swt. Semua pekkerjaan yang
diniatkan karena Allah swt, akan terasa mudah dan ringan.

Q.S An-Nahl Ayat 78


Surat An-Nahl terdiri atas 128 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah. An-Nahl
artinya adalah "lebah", karena di dalamnya terdapat firman Allah swt. yang diwahyukan
kepada lebah "ayat ke 68".

1. Lafal dan Terjemahan Q.S An-Nahl Ayat 78


َ َُ‫ون أ ه ّم َها ِت هك ُْم ال ت َ ْعلَ همون‬
‫ش ْيئًا‬ ُِ ‫ط‬ ُْ ‫َللاه أ َ ْخ َر َج هك ُْم ِم‬
‫ن به ه‬ ُّ ‫َو‬
َُ‫ار َواأل ْف ِئ َدُة َ لَ َعلّ هك ُْم ت َ ْش هك هرون‬
َُ ‫ص‬ ّ ‫ل لَ هك هُم ال‬
َُ ‫س ْم َُع َواأل ْب‬ َُ ‫َو َج َع‬
Artinya :Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibu kamu dengan keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan
Ia mengurniakan kepada kamu pendengaran dan penglihatan serta hati (akal fikiran) supaya kamu bersyukur.

2. Kandungan Ayat Q.S An-Nahl Ayat 78


a. Allah swt. telah mengluarkan manusia dari perut ibunya, dan memberi karunia berupa
pendengaran, penglihatan, akal, dan kalbu. Manusia harus bersyukur kepada Allah swt.
atas segala karunia yang telah diberikan kepada manusia.
b. Manusia dilarang bersikap sombong karena ilmunya, Sebab, pada waktu dilahirkan
manusia tidak mempunya ilmu sedikirpun, dan ilmu yang dimiliki sekarang tidak
seberapa jika dibandingkan ilmu yang dimiliki Allah swt.

5. Contoh Perilaku yang Menggambarkan Q.S An-Nahl Ayat 78

a. Bersikap rendah hati dan tidak boleh somobong dengan ilmunya, sebab ilmu Allah
luas dan tidak terbatas oleh apapun.
b. Selalu menggunakan akal, pikiran, hati nuraninya unutk menggali ilmu-ilmu Allah swt.
c. Selalu menjaga keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt.

Sumber : http://quran.ittelkom.ac.id/?sid=2&aid=30&pid=arabicid

Fungsi dan tugas manusia di Dunia


Fungsi manusia, tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai Khalifah dimuka bumi, dalam rangka
menegakkan hukum dan aturan-Nya sebagaimana Firman-Nya :

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah..."
(QS Al Baqarah : 30).

Arti Khilafah Fiil Ardhi dalam ay at di atas adalah sebagai mandataris Allah Subhanahu wa Ta’ala
untuk melaksanakan hukum-hukum dan merealisasikan kehendak-kehendak-Nya di muka bumi.
Manusia telah dipilih Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai Khalifah-Nya.

Sedangkan tugas utama manusia adalah memelihara amanah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala
pikulkan kepadanya, setelah langit dan gunung enggan memikulnya.

"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh," (QS. Al
Ahzab : 72).

Amanat Allah Subhanahu wa Ta’ala itu adalah berupa tanggung jawab memakmurkan bumi dengan
melaksanakan hukum-Nya dalam kehidupan manusia di bumi ini. Sebagaimana Allah Subhanahu wa
Ta’ala tegaskan kepada Nabi Daus As.

"Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah
keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu,
karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin
jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan." (QS. As
Shaad : 26).

Untuk menunaikan tanggung jawab yang dipikulkan kepadanya ini, manusia harus mengerahkan
segala potensi (baik internal maupun eksternal) yang ada pada dirinya, dan harus sanggup berkorban
dengan segala harta dan jiwanya. Dengan pengerahan potensi dan kesanggupan berkorban, maka
tugas dan peran manusia untuk mewujudkan kekhilafahan dan menegakkan hukum-Nya pasti dapat
terwujud.

Adapun manusia yang tidak mau melaksanakan tugas dan enggan merealisasikan tugas dan
perannya, maka ia adalah manusia yang jahil (bodoh) dan dzalim. Sebagaimana yang disinyalir oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala.

"... Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (QS. Al Ahzab : 72).

http://kadohosriah.blogspot.co.id/2014/07/tujuan-dan-fungsi-penciptaan-manusia.html

daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai