OLEH:
DAFTAR ISI
ii
halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
LAPORAN PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Definisi................................................................................................... 1
B. Epidemiologi ......................................................................................... 5
C. Etiologi ................................................................................................... 6
D. Tanda dan Gejala .................................................................................... 8
E. Patofisiologi dan Clinical Pathway ........................................................ 9
F. Penatalaksanaan Medis ........................................................................... 10
G. Penatalaksanaan Keperawatan ............................................................... 11
1. Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul (PES) .......................... 13
2. Perencanaan/ Nursing Care Plan ....................................................... 14
H. Penatalaksanaan berdasarkan Evidance Based Practice in Nursing ..... 20
I. Daftar Pustaka........................................................................................... 24
ii
1
B. Epidemiologi
Dehidrasi adalah kehilangan cairan yang berlebihan dari jaringan tubuh.
Apabila terjadi ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh, maka akan timbul
kejadian dehidrasi atau kehilangan air secara berlebihan (Tamsuri, 2009). Hal ini
didukung dengan Brenna dkk (2012) yang menyebutkan bahwa dehidrasi adalah
kondisi dimana tubuh kehilangan cairan atau defisit volume cairan sebanyak 1 %
2
atau lebih dari berat badan. Berdasarkan penelitian The Indonesian Regional
Hydration Study (THIRST) tahun 2010 yang dilakukan di beberapa kota di
Indonesia, Jakarta menempati angka dehidrasi terbesar kedua setelah
Makassar yaitu sebesar 53,1% pada penduduk Indonesia dan dehidrasi ringan
atau jangka pendek ternyata lebih banyak terjadi pada kelompok usia dewasa
(20-50 tahun) sebesar 49,5%.
Selama satu tahun didapatkan 742 responden, dan yang mengalami
gangguan elektrolit sebesar 637. Usia termuda 60 tahun dan usia tertua 85 tahun.
Kelompok usia terbanyak yang mengalami gangguan elektrolit adalah kelompok
usia 65 – 69 tahun sebanyak 240 (37,7%). Laki-laki yang mengalami gangguan
elektrolit sebesar 420 (65,9%), perempuan sebesar 217 (34,1%). Jenis gangguan
elektrolit yang terjadi adalah hiperklorida sebesar 224 (35,2%), kemudian
hiponatremi sebesar 133 (20,9%) (Aras, 2007).
Hasil penelitian didapatkan dari total 35 pasien gagal ginja kronik
didapatkan bahwa sebanyak 54% (19 pasien) mengalami hiponatremia, sebanyak
22,9% (8 pasien) mengalami gangguan keseimangan kadar klorida dan 22,9%
pasien (8 pasien) mengalami hiperkloremia (Tambajong dkk, 2016).
C. Etiologi
Beberapa yang dapat menyebabkan kondisi kekurangan volume cairan
yaitu kehilangan cairan aktif dan kegagalan mekanisme regulasi. Kehilangan
cairan aktiv seperti demam dan laju peningkatan metabolic, drainase tidak normal,
luka bakar, menstruasi berlebih, diare, peritonitis (Herman & Kamitsuru, 2011).
Faktor pencetus dari kekurangan volume cairan dapat disebabkan oleh :
a. Usia
Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh dan aktivitas organ,
sehingga dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.
Kebutuhan cairan pada anak tergantung berat badan, sampai 10 kg kira-kira
perlu 100 ml/kg berat badan. Kebutuhan cairan pada orang dewasa yaitu 50 cc
per kg berat badan.
3
2. Clinical Pathway
Peristaltik dan
kemampuan Terjadi Peritonitis Gaster Penatalaksanaan
sistem pencernaan Inflamasi Perforasi Medis
berkurang peritonium
Prosedur Proses
Cairan dan Post Op Pembedahan
Insisi Bedah
elektrolit Laparaotomi (Laparatomi
(Luka Bedah)
berpindah dari Repair Gaster)
intravaskuler ke
(peritonium)
Prosedur Puasa
Mengaktifkan
(Adaptasi Saluran
reseptor nyeri Luka post op
Pencernaan paska
pada bagian
operasi)
abdomen
Kenyamanan:
Nyeri Akut2 Pembatasan Intake
cairan dan makanan Prosedur
perawatan
Defisiensi luka yg salah
(Kekurangan)
Volume Cairan1 Terdapat Defisiensi Volume
jahitan Cairan1
lukapost op Resiko
Infeksi4
Keterbatsan
rentang gerak
pasien
Hambatan
Mobilitas Fisik3
8
F. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi cairan
Terapi cairan dibutuhkan jika tubuh tidak dapat memasukkan air, elektrolit,
dan zat-zat makanan secara oral misalnya pada keadaan pasien harus puasa
lama (misal karena pembedahan saluran cerna), perdarahan banyak, syok
hipovolemik, anoreksia berat, mual muntah terus-menerus, dll. Dengan
terapi cairan, kebutuhan air dan elektrolit dapat terpenuhi. Selain itu, dalam
keadaan tertentu terapi cairan dapat digunakan sebagai tambahan untuk
memasukkan obat dan zat makanan secara rutin atau dapat juga digunakan
untuk menjaga keseimbangan asam-basa.
a. Teknik Pemberian
Prioritas utama dalam menggantikan volume cairan yang hilang adalah
melalui rute enteral / fisiologis misalnya minum atau melalui NGT.
Untuk pemberian terapi cairan dalam waktu singkat dapat digunakan
vena-vena di punggung tangan, sekitar daerah pergelangan tangan,
lengan bawah atau daerah cubiti. Pada anak kecil dan bayi sering
digunakan daerah punggung kaki, depan mata kaki dalam atau kepala.
Pemberian terapi cairan pada bayi baru lahir dapat dilakukan melalui
vena umbilikalis.
Penggunaan jarum anti-karat atau kateter plastik anti trombogenik pada
vena perifer biasanya perlu diganti setiap 1-3 hari untuk menghindari
infeksi dan macetnya tetesan. Pemberian cairan infus lebih dari 3 hari
sebaiknya menggunakan kateter besar dan panjang yang ditusukkan pada
vena femoralis, vena cubiti, vena subclavia, vena jugularis eksterna atau
interna.
2. Monitor vital sign
3. Monitor status nutrisi
4. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
5. Kolaborasi dengan dokter
6. Mengukur intake dan output
Pengertian
9
Prosedur Pelaksanaan
1. Menentukan jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh klien terdiri dari:
Air minum
Air dalam makanan
Air hasil oksidasi (metabolisme)
Cairan intravena
2. Menentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien terdiri dari:
Urine
Insensible water loss (IWL): paru dan kulit
Keringat
Feces
Muntah
3. Menentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus:
Intake - output
Keringat 100 ml
Feses 100-200 ml
3) Insensible Water Loss
Dewasa 15cc/kgBB/hari
Anak (30- usia (tahun) cc/kgBB/hari
*Rumus IWL
IWL = (15 x BB )
24 jam
G. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan
1. (00027) Defisiensi Volume Cairan berhubungan dengan hambatan mengakses
cairan, asupan cairan kurang,kurang pengetahuan tentang kebutuhan cairan
yang ditandai dengan perubahan status mental, penurunan turgor kulit,
penurunan tekanan darah, penurunan tekanan nadi, membran mukosa kering,
kulit kering, peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi nadi, haus dan
kelemahan.
2. (00132) Kenyamanan : Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera
biologis, agen cedera kimiawi dan agen cedera fisik.
3. (00085) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidaknyamanan
nyeri, penurunan kekuatan otot yang ditandai dengan keterbatasan rentang
gerak, gerakan lambat, kesulitan membolak-balikkan posisi.
4. (00004) Resiko Infeksi berhubungan dengan gngguan peristaltik, gangguan
integrias kulit, vaksinasi tidak adekuat, kurang pengetahuan untuk menghindari
pemajanan patogen, malnutrisi, obesitas, merokok, obesitas, merokok, dan
stasis cairan tubuh.
12
Keterangan:
1. Sangat terganggu/berat
2. Banyak terganggu/cukup berat
3. Cukup terganggu/sedang
4. Sedikit terganggu/ringan
5. Tidak terganggu/tidak ada
2. (00132) Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Manajemen Nyeri (1400)
diharapkan klien tidak lagi menrasakan nyeri dengan 1. Observasi adanya petunjuk nonverbal
kriteria hasil: mengenai ketidaknyamanan
2. Kendalikan faktor lingkungan yang
Tingkat Nyeri (2102) dapat mempengaruhi respon pasien
terhadap ketidaknyamanan
Tujuan 3. Dukung istirahat/tidur yang adekuat
No Indikator Awal
1 2 3 4 5 untuk membantu penurunan nyeri
4. Ajarkan penggunaan teknik non-
1. Nyeri yang
farmakologi (relaksasi)
dilaporkan
5. Evaluasi keefektifan dari tindakan
2. Panjangnya episode pengontrol nyeri yang telah dilakukan
nyeri
3. Ekspresi nyeri wajah
4. Mengerinyit Pemberian Analgesik (2210)
5. Mengeluarkan 1. Cek perintah pengobatan meliputi obat,
14
Tujuan
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Nyeri
2. Kepatenan jalan
napas
3. Tekanan darah
4. Suhu tubuh
Keterangan:
15
3. (00085) Hambatan Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam Manajemen nyeri (1400)
mobilitas fisik diharapkan pergerakan meningkat dan tingkat 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
ketidaknyaman menurun dengan kriteria hasil: komprehensif termasuk lokasi,
Pergerakan (0208) karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas.
Skala 2. Observasi reaksi non verbal dari
Indikator Keterangan skala
Awal Akhir
ketidaknyamanan
Gerakan 1. Sangat terganggu
Bergerak 3. Gunakan teknik komunikasi teraupetik
2. Banyak
dengan mudah untuk mengetahui pengalaman nyeri
terganggu
klien sebelumnya
3. Cukup terganggu
4. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
4. Sedikit terganggu
untuk mengatasi nyeri
5. Tidak terganggu
5. Kolaborasi dengan memberikan
16
Tujuan tepat
No Indikator Awal 3. Pastikan teknik perawatan luka yang
1 2 3 4 5
tepat
1. Suhu tubuh 4. Ajarkan pasien dan keluarga
2. Cairan merembes dari mengenai tanda gejala infeksi dan
drain luka kapan harus melaporkannya pada
3. Perdarahan penyedia perawatan kesehatan
5. Ajarkan pasien dan anggota keluarga
4. Cairan merembes
pada balutan mengenai bagaimana menghindari
5. Pembengkakan sisi infeksi
luka
Keterangan:
1. Berat/deviasi berat dari kisaran normal
2. Cukup berat/deviasi yang cukup berat dari kisaran
normal
3. Sedang/deviasi sedang dari kisaran normal
4. Ringan/deviasi ringan dari kisaran normal
5. Tidak ada/tidak ada deviasi dari kisaran normal
Tujuan
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
19
1. Mengenali faktor
risiko individu terkait
infeksi
2. Mengetahui
konsekuensi terkait
infeksi
3. Mempraktikkan
strategi untuk
mengontrol infeksi
Keterangan:
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sedang menunjukkan
5. Secara konsisten menunjukkan
20
DAFTAR PUSTAKA