Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Luka bakar adalah cedera terhadap jaringan yang disebabkan oleh kontak terhadap
panas kering (api), panas lembab (uap atau cairan panas), kimiawi (seperti bahan-bahan
korosif), bahan-bahan elektrik (arus listrik atau lampu), friksi, atau energi elektromagnetik
dan radian. Luka bakar merupakan satu jenis trauma yang memiliki morbiditas dan mortalitas
yang tinggi sehingga memerlukan perawatan yang khusus mulai fase awal hingga fase lanjut
(Hatta, 2015).

Luka bakar ialah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-
benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik)atau zat-zat yang bersifat membakar
(asam kuat, basa kuat)(Paula,K.,dkk, 2009).

Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia
dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Anonim, 2001).

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang dapat disimpulkan adalah
bagaimanakah tingkat pengetahuan tentang pertolongan pertama kegawatdaruratan pada luka
bakar.

C.Tujuan

Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan
pada klien dengan Luka Bakar.
Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Luka Bakar.
b) Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan Luka
Bakar.
c) Mahasiswa mampu menyusun intervensi keperawatan pada klien dengan Luka Bakar.
d) Mahasiswa mampu menerapkan implementasi keperawatan pada klien dengan Luka
Bakar.
D.Manfaat

Hasil penelitian ini menjadi rujukan bagi mahasiswa tentang penanganan luka bakar.

1
BAB II
ISI

A.Pengertian

Luka bakar adalah cedera terhadap jaringan yang disebabkan oleh kontak terhadap
panas kering (api), panas lembab (uap atau cairan panas), kimiawi (seperti bahan-bahan
korosif), bahan-bahan elektrik (arus listrik atau lampu), friksi, atau energi elektromagnetik
dan radian. Luka bakar merupakan satu jenis trauma yang memiliki morbiditas dan mortalitas
yang tinggi sehingga memerlukan perawatan yang khusus mulai fase awal hingga fase lanjut
(Hatta, 2015).

Luka bakar ialah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-
benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik)atau zat-zat yang bersifat membakar
(asam kuat, basa kuat)(Paula,K.,dkk, 2009).

Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia
dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Anonim, 2001).

B.Etiologi

Sumber luka bakar harus ditentukan terlebih dahulu sebelum dilakukan evaluasi dan
penanganan. Menurut Moenadjat (2005) luka bakar dapat dibedakan menjadi 4 macam,
antara lain:
1.Paparan Api (Thermal Burn)
Api (Flame) Flame terjadi akibat kontak langsung antara jaringan .dengan api terbuka,
sehingga menyebabkan cedera langsung ke jaringan tersebut. Api dapat membakar pakaian
terlebih dahulu .baru mengenai tubuh. Serat alami pada pakaian memiliki .kecenderungan
untuk terbakar, sedangkan serat sintetik .cenderung meleleh atau menyala dan menimbulkan
cedera .tambahan berupa cedera kontak (Moenadjat, 2005).
b..Benda Panas (Kontak)
Cedera ini terjadi akibat kontak dengan benda .panas. Luka bakar yang dihasilkan
terbatas pada area tubuh yang .mengalami kontak (Moenadjat, 2005).
c..Scald (Air Panas)
Semakin kental cairan dan lama waktu kontaknya, .menimbulkan kerusakan yang
semakin besar. Luka disengaja atau akibat kecelakaan dapat dibedakan berdasarkan pola luka
8 bakarnya. Pada kasus kecelakaan, luka umumnya menunjukkan pola percikan yang satu
sama lain dipisahkan oleh kulit sehat. Sedangkan pada kasus yang disengaja, luka melibatkan
keseluruhan ekstremitas dalam pola sirkumferensial dengan garis yang menandai permukaan
cairan (Moenadjat, .2005).

2.Bahan Kimia (Chemical Burn)

Luka bakar karena bahan kimia seperti berbagai macam zat asam, basa, dan bahan
lainnya. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan jumlah jaringan yang terpapar
menentukan luasnya injury. Luka bakar kimia terjadi karena kontak dengan zat-zat pembersih
yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang
dipergunakan dalam bidang industri dan pertanian (Moenadjat, 2005).

2
3.Listrik (Electrical Burn)

Luka bakar listrik disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang
dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya
tegangan (voltage) dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh(Moenadjat,
2005).

4.Radiasi (Radiasi Injury)

Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar sinar matahari atau terpapar sumber radio
aktif untuk keperluan terapeutik dalam dunia kedokteran dan industri(Moenadjat, 2005).

Klasifikasi
Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor, antara lain:
1. Klasifikasi Berdasarkan Mekanisme dan Penyebab
a. Luka Bakar Termal
Luka bakar termal dapat disebabkan oleh cairan panas, .kontak dengan benda padat
panas seperti lilin atau rokok, kontak dengan zat kimia dan aliran listrik (WHO,
2008).
b. Luka Bakar Inhalasi Luka bakar inhalasi disebabkan oleh terhirupnya gas panas,
cairan panas atau .produk berbahaya dari proses pembakaran yang tidak sempurna
.(WHO, 2008).
2. Klasifikasi Berdasarkan Derajat dan Kedalaman Luka Bakar
a.Derajat I (superficial partial-thickness)
Terjadi kemerahan dan nyeri pada permukaan kulit. Luka bakar derajat I sembuh 3-6
hari dan tidak menimbulkan jaringan parut saat remodeling (Barbara et al.,2013).
b.Derajat II (deep partial-thickness) Pada derajat II melibatkan seluruh lapisan
epidermis dan sebagian dermis. Kulit akan ditemukan bulla, warna kemerahan, sedikit
edema dan nyeri berat. Bila ditangani dengan baik, luka bakar derajat II dapat sembuh
dalam 7 hingga 20 hari dan akan meninggalkan jaringan parut (Barbara et al.,2013).
c..Derajat III (full thickness)
Pada derajat III melibatkan kerusakan semua lapisan kulit, termasuk tulang, tendon,
saraf dan jaringan otot. Kulit akan tampak kering dan mungkin ditemukan bulla
berdinding tipis, dengan tampilan luka yang beragam dari warna putih, merah terang
hingga tampak seperti arang Nyeri yang dirasakan biasanya terbatas akibat hancurnya
ujung saraf pada dermis. Penyembuhan luka yang terjadi sangat lambat dan biasanya
membutuhkan donor kulit (Barbara et al.,2013).

2. Klasifikasi Berdasarkan Luas Luka


Luas luka dapat diklasifikasikan menjadi tiga, diantaranya:
a..Luka bakar ringan, yakni luka bakar derajat I dengan luas <10% .atau
derajat II dengan luas <2%.
b.Luka bakar sedang, yakni luka bakar derajat I dengan luas 10-.15% atau
derajat II dengan luas 5-10%.
c.Luka bakar berat, yakni luka bakar derajat II dengan luas >20% .atau derajat
III dengan luas >10% .

3
Untuk menilai luas luka menggunakan metode Rules of nine berdasarkan luas
permukaan tubuh total. Luas luka bakar ditentukan untuk menentukan kebutuhan cairan,
dosis obat dan prognosis. Persentase pada orang dewasa dan anak-anak berbeda. Pada
dewasa, kepala memiliki nilai 9% dan untuk ektremitas atas memiliki nilai masing-masing
9%. Untuk bagian tubuh anterior dan posterior serta ekstremitas bawah memiliki nilai
masing-masing 18%, yang termasuk adalah toraks, abdomen dan punggung. Serta alat genital
1%. Sedangkan pada anak-anak persentasenya berbeda pada kepala memiliki nilai 18% dan
ektremitas bawah 14% (Yapa, 2009).

C.Patofisiologi

Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas
tersebut mungkin dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar
dikategorikan sebagai luka bakar termal, radiasi atau luka bakar kimiawi (Effendi, 1999).
Luka bakar merusak kulit dan menyebabkan pecahnya permukaan kulit.

Burn shock ( shock Hipovolemik ) merupakan komplikasi yang sering terjadi,


manisfestasi sistemik tubuh trhadap kondisi ini adalah :
1.Respon kardiovaskuler
Perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler melelui kebocoran
kapiler mengakibatkan kehilangan Na, air dan protein plasma serta edema jaringan
yang diikuti dengan penurunan curah jantung Hemokonsentrasi sel darah merah,
penurunan perfusi pada organ mayor edema menyeluruh.
2.Respon Renalis

4
Dengan menurunnya volume inravaskuler maka aliran ke ginjal dan GFR
menurun mengakibatkan keluaran urin menurun dan bisa berakibat gagal ginjal.
3.Respon Gastro Intestinal
Respon umum pada luka bakar > 20 % adalah penurunan aktivitas
gastrointestinal. Hal ini disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolemik dan
neurologik serta respon endokrin terhadap adanya perlukaan luas. Pemasangan NGT
mencegah terjadinya distensi abdomen, muntah dan aspirasi.
4.Respon Imonologi
Sebagian basis mekanik, kulit sebgai mekanisme pertahanan dari organisme
yang masuk. Terjadinya gangguan integritas kulit akan memungkinkan
mikroorganisme masuk kedalam luka.

D. Tanda dan gejala


Tanda dan Gejala
1.Derajat I (superficial)
a. Lapisan luar epidermis terbakar
b. Edema Kulit kering
c. Pucat saat ditekan
d. Eritema ringan hebat
2.Derajat II (parsial)
a. Mengenai epidermis
b. Bila dibersihkan tampak homogeny
c. Pucat bila ditekan
d. Kemerahan dan kulit melepuh
e. Sensitif terhadap dingin
3.Derajat III
a. Mengenai seluruh lapisan kulit
b. Warna merah tua, hitam, putih atau cokelat
c. Permukaan kering dan edema
d. Kerusakan jaringan lemak terlihat
4.Derajat IV
a. Mengenai seluruh jaringan dibawah kulit
b. Kerusakan jaringan seluruh lapisan kulit
c. Mengenai muskulus dan tulang (Hudak & Gallo : 1996)

5
E.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik
1.Laboratorium : Hb, Ht, Leucosit, Thrombosit, Gula darah, Elektrolit, Ureum,
Kreatinin, Protein, Albumin, Hapusan luka, Urine lengkap, Analisa gas darah (bila
diperlukan), dan lain – lain.
2.Rontgen : Foto Thorax, dan lain-lain.
3.EKG
4.CVP : untuk mengetahui tekanan vena sentral, diperlukan pada luka bakar lebih dari
30 % dewasa dan lebih dari 20 % pada anak.

F.Komplikasi
Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat luka bakar:
1. Bekas luka Kondisi ini bisa disebabkan oleh pertumbuhan jaringan parut yang
berlebihan akibat luka bakar.
2. Hipotermia Kondisi yang berbahaya ini terjadi ketika suhu tubuh menjadi sangat
rendah akibat luka bakar.
3. Gangguan bergerak Hal ini bisa terjadi ketika luka bakar membuat jaringan tubuh,
seperti kulit atau otot menjadi lebih pendek dan kencang.
4. Infeksi Infeksi kulit akibat luka bakar dapat berkembang menjadi infeksi dalam
aliran darah, hingga sepsis.
5. Gangguan pernapasan Kondisi ini dapat terjadi jika penderita menghirup udara
atau asap saat kebakaran.
6. Kehilangan banyak cairan tubuh Kondisi ini dapat menimbulkan kurangnya cairan
dalam pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.

6
BAB III
PEMBAHASAN DAN KASUS

1. Pembahasan Luka bakar (combustio/burn)


Luka bakar adalah cedera terhadap jaringan yang disebabkan oleh kontak terhadap
panas kering (api), panas lembab (uap atau cairan panas), kimiawi (seperti bahan-bahan
korosif), bahan-bahan elektrik (arus listrik atau lampu), friksi, atau energi elektromagnetik
dan radian.
Luka bakar merupakan bahaya yang potensil terjadi di setiap rumah tangga; banyak
laporan menunjukkan, luka bakar oleh karena air panas/cairan panas adalah jenis yang paling
sering terjadi pada anak.
Bayi dan anak kecil lebih rentan terkena sebab rasa ingin tahu yang besar serta kulit
mereka yang sangat sensitif. Luka bakar yang kecil biasanya dapat ditangani dengan aman di
rumah, tapi luka bakar yang cukup luas tentu saja memerlukan perawatan medis. Yang
penting ialah melakukan tindakan pencegahan sederhana di rumah.

2. Kasus

Raksi (3) pulang ke rumah sambil menangis tersedu-sedu. Putri menunjukkan pada
ibunya Reksi bahwa jari-jari tangan Raksi melepuh terbakar kena knalpot panas.Ia
sebenarnya ingin dadah dan toss ke temannya yang sudah naik ke atas boncengan
motor. Tak disangka, tangannya justru mendarat ke atas knalpot motor yang sudah
siap jalan.Putri melakukan segala cara untuk meredakan rasa sakit yang dialami
Raksi, namun ia terus-menerus menangis selama kurang lebih satu jam. Akhirnya cara
terakhir adalah dengan membawa Raksi ke rumah sakit.

7
Cara penanganan:

Sebelum dibawa ke rumah sakit,ibu Reksi melakukan tindakan dirumah,yaitu dengan:

1. Basuh luka di bawah air mengalir (jika tidak ada air mengalir, gunakan air minum
suhu ruang) atau gunakan kompres bersih serta dingin selama 3 – 5 menit.
2. Singkirkan semua perhiasan dan pakaian anak agar tidak mengganggu luka bakar
(jika terjadi pembengkakan setelah cedera).
3. Berikan air dingin (dengan dialirkan atau dikompres) di atas luka bakar selama 3 –
5 menit, lalu tutupi dengan kain kering.
4. Segera bawa anak ke dokter atau rumah sakit setelah Parents melakukan langkah-
langkah pertolongan pertama.

Jadi Parents jangan pernah memberikan odol, minyak, atau mentega bila anak
terkena luka bakar. Lakukan langkah-langkah pertolongan pertama kemudian
bawa anak ke dokter.

8
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh pertama terhadap
kemungkinan lingkungan yang merugikan. Kulit yang melindungi tubuh dari infeksi,
mencegah kehilangan cairan tubuh, membantu mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai
organ eksretoridan sensori, membantu dalam proses aktivasi vitamin D dan mempengaruhi
citra tubuh.
Luka bakar adalah hal yang umum, namun merupakan bentuk cedera kulit yang
sebagian besar dapat dicegah.
Luka bakar adalah kerusakan atau keghilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.

B. Saran

Agar pembaca memahami dan mengerti tentang Luka bakar, tingkat luka bakar, tindakan
pada luka bakar agar dapat bermanfaat serta berguna bagi pembaca dan masyarakat umum.

Anda mungkin juga menyukai