Anda di halaman 1dari 10

PROSEDUR PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

(MRI,EEG,CT SCAN)

Oleh :
1. Dyan Ananda
2. Dimas Dwi Setiawan
3. Edo Kurnia Adi.G
4. Eka Yuliani

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA WACANA METRO

TAHUN PELAJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT
atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Prosedur
Pemeriksaan Diagnostik (MRI,EEG,CT SCAN)
Kami menyadari bahwa makalah ini belum maksimal dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharap masukan, kritikan dan saran para pembaca
untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, semoga amal baik semua pihak diterima oleh Allah dan mendapatkan
balasan darinya dengan pahala yang setimpal dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kami
dan juga bagi pembaca sekalian.Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Metro,04 oktober 2019

Penyusun
A.Prosedur Pemeriksaan MRI
Pemeriksaan MRI adalah tes yang dilakukan dengan mengambil gambar organ secara detail
dari berbagai sudut. Pemeriksaan ini menggunakan bantuan medan magnet dan gelombang
radio sehingga hasil yang didapatkan nanti adalah gambar organ yang jelas sehingga cocok
untuk mendeteksi tumor.

Pemeriksaan MRI memiliki keunggulan daripada pemeriksaan lain. Di antaranya adalah


detail gambar yang dihasilkan cukup tinggi untuk pencitraan jaringan lunak, tidak
menimbulkan risiko dampak radiasi, serta gambar yang dihasilkan mempermudah informasi
diagnostik. Pemeriksaan MRI membantu diagnosis kondisi kesehatan di daerah dada, perut,
atau panggul. Tidak hanya mendeteksi penyakit, pemeriksaan MRI berguna untuk melihat
perkembangan dari pengobatan yang dilakukan. Misalnya adalah melihat tumor yang ada di
dada, perut, atau panggul, penyakit yang ada di hati (sirosis atau kelainan lain pada pankreas),
pembengkakan penyakit jantung seperti penyakit jantung bawaan, kelainan atau
pembengkakan pembuluh darah serta kanker payudara.

Pemeriksaan MRI bisa dilakukan sebagai metode pencitraan otak dan saraf tulang belakang
guna mendeteksi stroke,aneurisma,multiple sclerosis,cedera otak akibat kecelakaan,
peradangan pada saraf tulang belakang, serta gangguan mata dan telinga bagian dalam. Meski
terhitung aman karena tidak menyebabkan risiko dari medan magnet dan gelombang radio
selama penggunaan MRI, tetap ada beberapa orang yang tidak boleh melakukan pemeriksaan
ini.

MRI tidak bisa dilakukan pada mereka yang menggunakan alat bantu berbahan logam khusus
seperti alat pacu jantung atau pacemaker implan. Selain karena tidak aman, logam itu
kemungkinan mengganggu gambar yang dihasilkan MRI.

a. STANDAR OPERASIONAL PROSEUR MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Pengertian:

MRI adalah teknik pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan sinar x melainkan.


menggunakan medan magnetic,gelombang radiofrekuensi dan pengelolaan data gambar
berdasarkan computer.

Tujuan:

Lihat tujuan masing-masing pemeriksaan

Kebijakan:

Dikerjakan oleh radiografer dibawah pengawasan dokter spesialis radiologi

Unit terkait:

Rawat inap,rawat jalan,rujukan(Teknis persiapan pasien)

Prosedur Umum:
1.Kontra indikasi untuk pasien yang menggunakan logam atau feromagnetik

2.melepaskan semua aksesoris dari logam

3.untuk kasus yang memerlukan bahan kontras,pasien harus menandatangani

4.untuk pasien yang memerlukan anestesi,sesuaikanjadwal pemeriksaan dengan dokter


anesthesi

a. Mri kepala

Tujuan:

Untuk melihat kelainan-kelainan pada bagian intra dan ekstra kranial

Teknik:

Posisi pasien: Supine.

b.Orbita

Tujuan:

Untuk melihat kelainan-kelainan pada daerah bulburan dan syaraf mata.

Teknik:

Posisi pasien:Supine

c.Mri Iac

Tujuan:

Untuk melihat kelainan-kelainan pada bagian interna acoustic canal.

Teknik:Supine

d. Mri nashopharyng dan sinus paranatal


Tujuan:

Untuk melihat kelainan-kelainan pada daerah nashopharyng dan daerah sinus paranasal

Teknik:supine

B. Prosedur pemeriksaan EEG (Elektroensefalografi)


Elektroensefalografi (EEG) adalah merekam aktivitas elektrik di sepanjang kulit kepala.
EEG mengukur fluktuasi tegangan yang dihasilkan oleh arus ion di dalam neuron otak Dalam
konteks klinis, EEG mengacu kepada perekaman aktivitas elektrik spontan dari otak selama
periode tertentu, biasanya 20-40 menit, yang direkam dari banyak elektroda yang dipasang di
kulit kepala.

Elektroensefalogram (EEG) adalah Alat untuk merekam aktivitas listrik dari otak dengan
menggunakan pena yang menulis di atas gulungan kertasTes ini mampu menunjukkan tanda
penyakit alzheimer dan epilepsySumber lain menjelaskan bahwa EEG adalah sebuah
pemeriksaan penunjang yang berbentuk rekaman gelombang elektrik sel saraf yang berada di
otak yang memiliki tujuan untuk mengetahui adanya gangguan fisiologi fungsi otak.

Aktivitas listrik dari otak penderita direkam oleh elektroda perak yang dipasang oleh teknisi
yang terlatih pada kulit kepala.Elektroda ini dihubungkan secara berpasangan di atas bagian
otak yang berdekatan sehingga arus terdeteksi oleh satu elektroda, akan berbeda yang
terdeteksi oleh elektroda pasangannya, perbedaan voltase ini akan menggerakkan pena. Jika
pada bagian otak bermuatan negative dan satunya lagi pada bagian otak bermuatan positif,
pena akan bergerak ke bawah. Jika situasinya terbalik, pena akan bergerak ke atas.

Jika tidak ada arus dari kedua bagian otak di bawah elektroda mempunyai arus yang sama,
pena akan menggambar garis datar.Biasanya ada 8 pena berurutan dan rangkaian akhir dari
garis ini mengukur baik kekuatan fluktuasi perbedaan voltase maupun frekuensi.]Pemeriksaan
ini berlangsung selama 45-47 menit dan menghasilkan gambar gelombang otak selama 5
menit. Jika seseorang tegang, EEG akan menunjukkan pola pengaktifan yang tidak sinkron
dan bervoltase rendah meski demikian, pola ini mirip dengan pola pada orang yang tenang,
yang melakukan tugas mental seperti menghitung. Dengan demikikian bila seseorang tegang
ketika melakukan tes EEG, EEG hanya menunjukkan otak terangsang tetapi tidak
menunjukkan apa yang merangsangnya

a. Kegunaan EEG
EEG digunakan terutama untuk meneliti epilepsy dan penyakit Alzheimer, juga
mengidentifikasi individu yang harus dirujuk untuk melayani pemeriksaan lebih lanjut jika
penyakit otak adalah penyebab dari epilepsinya EEG biasa digunakan dalam menentukan
diagnosis penyakit epilepsi dengan mengidentifikasi setiap keabnormalan pada otak seperti
lesi yang memicu serangan epilepsi. Dokter dapat menentukan diagnosis dengan mengamati
pola kejang pada EEG .Meskipun EEG digunakan untuk meneliti penyakit epilepsy dan
Alzheimer, EEG tidak dapat mendiagnosis penyakit mental Schizofrenia, alasannya EEG dari
orang yang terganggu mentalnya biasanya normal. Tes EEG juga tidak mungkin dapat
membedakan EEG dari orang genius dengan orang yang tidak pintar karena EEG tes yang
relative sederhana tentang distribusi dan kuantitas aktivitas listrik dari otak.

b. STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE EEG


1.Pengertian:

Adalah suatu cara untuk merekam aktivitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh

2.Tujuan:

Untuk menegakkan diagnosa atau untuk melengkapi data diagnosa data kelainan fungsional
diotak.

3.Kebijakan:

a. operator dikerjakan oleh tenaga para medis yang sudah mendapat pelatihan khusus.

b. pembesaran dilakukan oleh dokter spesialis saraf

4.Prinsip kerja mesin EEG

Dengan elektroda yang ditempelkan pada bagian tengkorak.potensial permukaan otak


direkam .Dengan memasang 16 elektroda aktivitas seluruh otak dapat direkam harus
diperkuat.

5.Macam-macam EEG

A. Empatgelombang menurut frekuensinya

1.gelombang alfa bersiklus 8-13per detik

2.gelombang beta bersikluslebih dari13 perdetik

3.gelombang teta bersiklus 4-7 perdetik

4.gelombang delta bersiklus kurangdari 4 perdetik

B.frekuensi potensial otak menurut pola gelombang

1. gelombang lamda muncul sebagai gelombang positif dekat lobus oksipitalis

Terutama jika mata menatap sesuatu dengan penuh perhatian

2.gelombang tidur,sekelompok gelombang dengan frekuensi 10-15 siklus perdetik yang


hilang pada waktu tidur dangkal,berbentuk”spindel”

3.kompleks K ,pola gabungan yang terdiri dari satu atau beberapa gelombang lambat berbaur
dengan gelombang-gelombang frekuensi cepat.

4.gelombang verteks,pola gelombang berbentuk jam,bilateral simetrik didaerah


parasagital,antara daerah dan post sentral.
C. Prosedur Pemeriksaan CT Scan
Pemeriksaan CT Scan adalah prosedur yang menggunakan sinar X, dengan hasil yang diolah
dengan komputer untuk menghasilkan gambar dalam irisan-irisan, sehingga dapat melihat
masing-masing gambaran irisan yang diambil dengan lebih detail. Dengan teknik ini, gambar
yang dihasilkan jauh lebih detail dibandingkan rontgen biasa, sehingga dapat membantu
diagnosis dengan lebih akurat. CT Scan tersedia di Rumah Sakit Awal Bros.

CT Scan adalah pemeriksaan yang non-invasif dan sederhana. Pasien diminta berbaring di
atas meja periksa yang akan masuk ke dalam mesin CT Scan, berbentuk seperti terowongan.
Sebelum melakukan CT Scan, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk
konsultasi dan persiapan. Biasanya pasien diminta untuk puasa selama beberapa jam jika
pasien melakukan CT Scan dengan disuntik cairan kontras. Sebelum melakukan CT Scan,
sebaiknya pasien mengabari dokter mengenai alergi yang dimiliki, pengobatan yang sedang
dilakukan, atau kondisi khusus lainnya seperti kehamilan.

a. Tujuan Pemeriksaan CT Scan

CT Scan adalah alat bantu pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendeteksi banyak hal.
Misalnya untuk menilai kondisi pembuluh darah pada pasien Penyakit Jantung Koroner,
emboli paru, pembesaran pembuluh darah aorta, dan kelainan pembuluh darah lainnya. CT
Scan juga dapat digunakan untuk mengamati metastasis (penyebaran) tumor atau kanker,
letak, serta jenisnya.

Penggunaan CT Scan dapat membantu dokter jantung dalam menentukan cara atau metode
yang lebih akurat dalam menangani kasus serangan jantung. Alat ini juga dapat digunakan
untuk mengamati kasus kecelakaan.

b. Larangan Pemeriksaan CT Scan


Tidak semua orang dapat menjalani pemeriksaan CT Scan, sebab paparan sinar X yang
diberikan saat proses pemeriksaan dapat menyebabkan gangguan pada system tubuh tertentu.
Oleh sebab itu, sebaiknya pasien anak-anak atau ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan ini.
Pasien anak cenderung rentan dengan sinar X sebab tubuh mereka masih dalam proses
pertumbuhan. Begitu pun pada ibu hamil yang perlu menjaga pertumbuhan janin.
Pemeriksaan CT Scan sebaiknya didiskusikan terlebih dahulu pada dokter dan harus melalui
persetujuan dokter.

C. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR CT SCAN

Pengertian:

Untuk mendapatkan gambaran irisan axial maupun koronal dari rongga sinus

Tujuan:

Mengetahui kelainan detail dan anatomi tulang belakang maupun rongga yang terdapat pada
sinus paranasalis.

1.persiapan bahan dan alat


a.pesawat ctscan

b.printer

c.film

2.persiapan pasien

a.administrasi radiologi menerima formulir permintaan radiologi dan memasukan jenis


pemeriksaan kekomputer.

b. pasien diarahkan untuk menyelesaikan administrasi

c. pasien diarahkan menuju ruang tunggu pemeriksaan.

d.radografer memenggil pasien dan mengidentifikasi pasien untuk dilakukan pemeriksaan


sesuai formulir permintaan radiologi

e. pasien wanita pada usia subur diharuskan tanda tangan pada kolom pernyataan diformukir
permintaan radiologi.

f. pasien dianjurkan melepas benda logam seperti anting,kalung,penjempit rambut yang


menempel

3.pemeriksaan

Teknik pemeriksaan ctscan:

a.pasien terlentang diatas meja pemeriksaan, kepala diletakan pada alat fiksasi kepala

b.kedua tangan rileks disamping tubuh

c.tubuh pasien lurus dengan meja pemeriksaan .atur batas atas kolimator didua jari diatas
glabella

e.posisikan objek

f.pastikan keadaan ruang pemeriksaan tertutup

g.topogram sebesar luas lapangan yang akan diperiksa.

h.program ctscan dijalankan dengan klik “Load” dan tekan tombol start

i.recon gambar ctscan sesuai dengan permintaan dokter pengirim

j.pemeriksaan selesai pasien meninggalkan ruangan untuk menunggu hasil.

Anda mungkin juga menyukai