Anda di halaman 1dari 4

MASYARAKAT DAN LAND USE

JEHAN SAFAT NINGRAT / NIM 170406122


RTA 3320 – PERENCANAAN KOTA C
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Email : jehanningrat17@gmail.com

Tata guna lahan merupakan sebuah perencanaan penggunaan lahan dalam suatu kawasan
yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi – fungsi tertentu. Misalnya,
fungsi pemukiman, fungsi perdagangan, industri, dll. Munculnya perencanaan ini disebabkan
oleh terbatasnya ketersediaan lahan untuk menunjang fungsi fungsi tersebut sehingga
menyebabkan terjadinya kompetisi antar aktivitas untuk memperoleh lahan yang juga
memungkinkan terjadinya perubahan lahan dari suatu aktivitas menjadi aktivitas lainnya. Tata
guna lahan mempertimbakan pengalokasian ruang pada rencana tata ruang wilayah mulai
dari tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota, baik di kawasan perdesaan atau
perkotaan. Sehingga hasil dari wilayah perencanaan tersebut diharapkan berjalan dengan
sebagaimana fungsinya.

Perencanaan tata guna lahan menciptakan prakondisi yang diperlukan untuk mencapai jenis
penggunaan lahan yang ramah lingkungan, berkeadilan sosial dan ekonomis. Hal ini demikian
mengaktifkan proses sosial dalam pengambilan keputusan dan membangun kesepakatan
mengenai pemanfaatan dan perlindungan lahan pribadi ataupun area publik. Inti dari
perencanaan penggunaan lahan adalah keseimbangan dalam berbagai penggunaan lahan
oleh semua stakeholder (pengguna dan mereka yang terkena dampak dari perubahan
penggunaan lahan) secara berkelanjutan yang tak lain adalah masyarakat itu sendiri.

Seiring berkembangnya beragam aktifitas perkotaan, hal ini memicu pertumbuhan penduduk
sebagai sarana pelaksananya. Pada saat jumlah penduduk masih relatif sedikit, penggunaan
lahan untuk berbagai keperluan masih bisa dilakukan secara sederhana dengan memilih
lahan-lahan yang sesuai untuk suatu penggunaan tertentu yang dibutuhkan. Sebaliknya, pada
saat jumlah penduduk banyak dengan beragam kebutuhan sesuai dengan tuntutan zaman,
pengalokasian lahan sudah tidak memungkinkan lagi dilakukan secara tradisional sehingga
perlu dilakukan secara rasional melalui kegiatan evaluasi sumberdaya lahan dan dilanjutkan
dengan perencanaan penggunaan lahan. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat/ penduduk
sangat berpengaruh terhadap tata guna lahan, perencanaan yang baik sangatlah penting agar
lahan yang jumlahnya terbatas dapat dioptimalkan penggunaannya melalui cara yang
rasional, paling sesuai dengan sifat dan karakteristik utama lahan tersebut dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.

Kawasan yang masuk dalam perencanaan tata guna lahan seperti kawasan perkebunan,
pertanian, perdagangan, industri, kawasan perairan memerlukan masyarakat sebagai
generator penggeraknya. Dengan membuka atau merencanakan kawasan-kawasan tersebut
tentunya akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan keadaan Indonesia
sebagai negara yang masih berkembang, pengangguran merupakan salah masalah utama
bangsa. Menurut Trading Economics lingkup Asia, Indonesia menempati posisi ke 21 dari 48
negara di asia yang memiliki tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Pembukaan lapangan
pekerjaan bisa dilakukan pada semua sector/ wilayah , salah satu contohnya di sector /
wilayah perkebunan / pertanian . sektor ini adalah salah satu sektor yang sangat potensial
untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Penciptaan lapangan pekerjaan di sektor pertanian
ini dapat dimulai dengan penambahan luas lahan. Lahan tidur yang selama ini tidak produktif
dapat dibuka kembali untuk menghasilkan produk pertanian. Tidak hanya menghasilkan
tanaman pangan, tapi juga bisa digunakan untuk produksi pertanian yang lain, misalnya
hortikultura atau bahkan tanaman keras lainnya. Jika perencanaan tata guna lahan dapat
dijalankan dengan baik dan maksimal, aktifitas- aktifitas yang berjalan didalam kawasan
tersebut tentunya dapat berpengaruh dalam meminimalisir jumlah pengangguran masyarakat
Indonesia.

Dalam pelaksanaannya perencanaan tata guna lahan harus mampu merespon kebutuhan
masyarakat / penduduk yang tak lain merupakan pengguna dan juga yang akan merasakan
dampak dari perencanaan yang tidak baik. Oleh karena itu, Perencanaan tata guna lahan
harus dibangun melalui pendokumentasian pengetahuan lokal masyarakat mengenai ruang
hidupnya yang mencakup sumber-sumber penghidupan dan wilayah lindung mereka.

 Contoh tata guna lahan yang merespon kebutuhan masyarakat :

Kota semarang merupakan salah satu kota yang memiliki prestasi yang cukup baik dalam tata
guna lahannya. Perbaikan tata guna lahan secara dominan dapat dilihat di kawasan pusat
perkotaan dan kawasan perdangangan. Diperoleh dari sebuah jurnal mengenai perubahan
tata ruang Kota Semarang oleh Sekar Kurnia pada tahun 2019, Para pedagang yang dulunya
berdagang dipinggiran taman, kini dapat berdagang dengan tenang dan tempat yang nyaman
karena sudah disediakan tenda-tenda oleh pemkot. Pusat Oleh-oleh yang berada dipusat
kota seringkali menimbulkan kemacetan karena lahan parkir yang tidak memadai. Kemudian
dibangunlah Gedung Parkir dijalan Pandanaran, dengan desain bangunan 5 lantai dan 1
basement. Hal tersebut memberi contoh perencanaan tata guna lahan yang merespon atau
mempertimbangkan aspek kenyamanan mayarakat, keterbatasan lahan serta aspek
transportasi yang juga merupakan salah satu aspek penting .karena dalam Perencanaannya,
tata guna lahan juga diharapkan mampu meminimalkan besarnya bangkitan pergerakan dari
satu tempat ke tempat lain karena adanya aktivitas-aktivitas yang tidak bisa dipenuhi dalam
satu tempat. sebab dari adanya suatu guna lahan tertentu sering diikuti oleh adanya bangkitan
transportasi di sekitarnya.

Contoh lainnya yang juga masih terdapat di kawasan pusat kota, Diketahui Universitas
Diponegoro dan Universitas Negeri Semarang merupakan universitas favorit yang ada di Kota
Semarang, peminatnya pun kian tahun kian bertambah. Hal ini dimanfaatkan oleh pemerintah
kota Semarang untuk merencanakan sambungkan UNDIP-UNNES melalui jalur tembus yang
menghubungkan Srondol dan Sekaran. Tidak hanya itu, sejak satu tahun kemarin Hendi, sang
walikota sedang berupaya untuk membangun kembali Alun-Alun Semarang yang telah lama
hilang di sekitar kawasan Pasar Johar dan Masjid Agung Kauman. Dalam hal ini, pemerintah
mempertimbangkan kebutuhan masyarakat atas aspek pariwisata. pengembangan industri
pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai untuk mempromosikan wilayah tertentu
sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa
kepada orang non-lokal. Pariwisata mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat, manfaat
pariwisata dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu manfaat pariwisata dari segi ekonomi, social,
dan budaya.

Kesejahteraan masyarakat tidak dilupakan begitu saja oleh pemkot Semarang. Salah satu
arena olahraga terbesar di Kota Semarang yakni Tri Lomba Juang juga dibenahi secantik
mungkin. Dulu Tri Lomba Juang hanyalah berupa lapangan bola dengan track lari, kini Gor
tersebut dilengkapi dengan 2 lapangan tennis, 2 lapangan badminton indoor, dan satu arena
skateboard. Tidak hanya dijadikan tempat berolahraga, banyak warga sekitar yang
berkunjung ke TLJ untuk berfoto-foto karena tempat tersebut sangat instagramable. Dengan
berbagai wisata yang kini ditawarkan oleh Kota Semarang, dimanfaatkan juga oleh para
investor untuk membangun hotel maupun guest house.

Sudah banyak hotel yang hadir di Semarang, mulai dari pusat kota hingga ke pelosok jalan-
jalan kecil seperti Pamularsih maupun Ki Mangun Sarkoro tersedia hotel berbintang. Tidak
hanya itu, semakin meningkatnya para transmigrasi yang berpindah ke Semarang,
menjadikannya banyak perumahan-perumahan baru muncul. Karena dipusat-pusat kota
sudah dipenuhi oleh pembangunan hotel bertingkat serta mall-mall baru, pembangunan
perumahan dialihkan ke daerah-daerah pinggir kota seperti Mijen, Mangkang, Banyumanik,
dan Pucanggading.
Perubahan yang terjadi dapat dihubungkan dengan salah satu teori perubahan sosial yaitu
Teori Evolusi dimana kondisi perkotaan selalu mengalami perkembangan dan perubahan dari
waktu ke waktu. Masyarakat perkotaan sendiri merupakan target program-program publik.
Yaitu, subjek yang akan terpengaruh langsung oleh perencanaan pembangunan kota yang
dalam perencanaan pembangunan yang terjadi, masyarakat berhak memberikan pendapat
atau secara langsung dalam keputusan-keputusan yang akan diterbitkan demi terwujudnya
arti dari kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai