Abstrak
Adanya berbagai permasalahan di dalam pembangunan kota-kota di Indonesia,
khususnya kota-kota menengah dan kota besar, teutama diakibatkan kurang
dilibatkannya masyarakat didalam proses proses awal yaitu dari tahap perencanaan.
Akibatnya hasil pembangunan di kota-kota menengah dan besar di Indonesia cenderung
mengarah untuk menamoung kebutuhan sebagian kecil kelompok masyarakat yang
rata-rata berpenghasilan tinggi dan menengah . Sebagian besar kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah tidak tertampung aspirasinya, pada perencanaan pembangunan
kawasan. Maka, kota-kota di Indonesia menyajikan kondisi yang dilematik. Disatu sisi
pertumbuhan dan pembangunan kota cukup pesat, namun disisi lain mengakibatkan
masyarakat berpenghasilan rendah tersingkir dan semakin miskin. Terjadinya
kontradiksi ini akhirnya sering menimbulkan konflik sosial yang mengarah kepada
pengrusakan sarana prasarana fisik perkotaan dan sendi-sendi sosial antar kelompok
masyarakat yang sebelumnya sudah cukup kuat dan terpelihara dengan baik.
Dengan demikian, maka harusnya visi kota-kota besar dan menengah di masa
depan memerlukan pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat seluas luas
mungkin, sejak awal, yaitu tahap perencanaan. Bagaimana mekanisme keterlibatan
peran serta masyarakat di dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan kota
memerlukan pengkajian secara mendalam.
Pendahuluan
a. Hak
Dalam penataan ruang, setiap orang berhak :
Mengetahui rencana tata ruang;
menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;
memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat
pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan rencana tata ruang;
mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di
wilayahnya;
mengajukan tuntutan pembatalan izin dan pengentian pembangunan
yang tidak sesuai dengan rencana tata runag kepada pejabat berwenang;
dan
mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/ atau
pemegan izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang menimbulkan kerugian.
b. Kewajiban
Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib :
Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang
dari pejabat yang berwenang;
Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin
pemanfaatan ruang; dan
Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik
umum.
c. Sanksi
Setiap orang yang melanngar ketentuan sebagaimana dimaksud
diatas, dikenai sanksi administratif. Sanksi administratif sebagaimana
dimaksud diatas dapat berupa :
Peringatan tertulis;
pengentian sementara kegiatan;
penghentian sementara pelayanan umum;
penutupan lokasi;
pencabutan izin;
pembatalan izn;
pembongkaran bangunanl
pemulihan fungsi ruang; dan/atau
denda administrsatif
Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan tata cara pengenaan sanksi administratif
sebagaimana dimaksud diatas diatur dengan peraturan pemerintah.
d. Peran Masyarakat
Penyelenggara penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan
melibatkan peran masyarakat. Peran masyarakat dalam penataan
ruang sebagaimana dimaksud diatas dilakukan, antara lain, melalui :
Partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;
partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan
partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
Peran serta dalam hal ini diterjemahkan dari asal kata participation, yang diantaranya
mempertimbangkan pendapat, mengartikan secara singkat bahwa partisipasi itu adalah “ take a
part “atau ikut serta. Oleh karena itu, suatu peran serta memerlukan kesediaan kedua belah
pihak dalam suatu hubungan yang saling menguntungkan.
Adapun tujuan peran serta masyarakat yang ingin dicapai, pada prinsipnya harus
pula dikondisikan suatu situasi dimana timbul keinginan masyarakat untuk berperan serta. Hal
ini akan sangat menentukan keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan peran serta
masyarakat itu sendiri. Pengkondisian tersebut harus mengarah kepada timbulnya peran serta
bebas dan mengeliminir sebanyak mungkin peran serta terpaksa'. Peran serta bebas terjadi bila
seorang individu melibatkan dirinya secara sukarela di dalam suatu kegiatan partisipatif
tertentu, walaupun dalam klarifikasi ini masih dapat dibagi ke dalam :
- Peran serta spontan (keyakinan sendiri kehendak murni tanpa melalui penyuluhan/ajakan);
dan
- Peran serta masyarakat terbujuk.
Strategi yang perlu dilakukan dalam mendorong proses partisipasi menuju good
government di dalam pembangunan adalah:
Berdasarkan pada beberapa hal yang telah diuraikan maka beberapa hal pokok yang
terkait penataan ruang dalam rangka pelibatan masyarakat sebagai berikut:
https://www.google.co.id/url?q=http://www.rudyct.com/PPS702-
ipb/04212/eddy_siahaan.htm&sa=U&ved=2ahUKEwiFhL_P4MrkAhVbnI8KHcv-
AkgQFjACegQICBAB&usg=AOvVaw38tbrjXVd7LN7AqkdLgtGv
https://perencanamuda.wordpress.com/2010/03/02/memasyarakatkan-rencanamerencanakan-
masyarakat/
http://www.penataanruang.com/hak-kewajiban-dan-peran-masyarakat.html
https://iap2.or.id/partisipasi-publik-diperlukan-dalam-penataan-ruang-perkotaan/
https://theconversation.com/aspek-keadilan-sering-dilupakan-dalam-pembuatan-kebijakan-
pembangunan-infrastruktur-di-indonesia-105584
https://m.liputan6.com/news/read/2207930/bekasi-dinobatkan-jadi-kota-perencanaan-
pembangunan-terbaik
https://media.neliti.com/media/publications/130949-ID-partisipasi-masyarakat-dalam-
perencanaan.pdf
http://ocw.usu.ac.id/course/download/10580000035-perencanaan-
kota/tka_541_slide_perencanaan_kota-kota_di_indonesia.pdf