Anda di halaman 1dari 7

PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN

(LAND USE PLANNING)


Lastricia Sinaga/170406100
RTA 3320-Perencanaan Kota C
Departemen Arsitektur
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
e-mail : lastricia.cia@gmail.com

ABSTRAK
Pentingnya kesadaran akan perencanaan lahan pada saat ini perlu diperhatikan lagi, baik
itu dari pihak-pihak yang berkepentingan maupun ditengah-tengah kalangan masyarakat.
Perkembangan pembangunan pada tahun-tahun terakhir sangatlah pesat namun, pembangunan
untuk kepentingan yang tidak perlu bahkan akan merusak lingkungan ini terancam
mengakibatkan suatu kekhawatiran akan penyalahgunaan lahan yang sangat fatal. Pembagunan
yang seharusnya dilakukan yaitu berdasarkan pedoman yang telah ditetapkan. Pengaturan
penggunaan lahan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu,
sehingga secara umum dapat memberikan gambaran keseluruhan bagaimana daerah-daerah
pada suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi.

PENDAHULUAN

Kota merupakan suatu wadah aktivitas mega kompleks baik antara manusia dengan
manusia maupun dengan lingkungan di sekitarnya. Pertumbuhan kota berbanding lurus dengan
pertumbuhan penduduk, kemajuan teknologi, dan peningkatan tuntutan gaya hidup serba praktis
dan modern. Akibatnya, kota menjadi tidak ramah dengan penduduknya, terjadi kesenjangan
ekonomi dan sosial di setiap sudut kota, timbul kemacetan, polusi menyebar menyelubungi kota,
dan lain sebagainya.
Perencanaan kota merupakan suatu desain dan pengaturan penggunaan ruang yang berfokus pada
bentuk fisik, fungsi ekonomi, dan dampak sosial dari lingkungan perkotaan serta lokasi kegiatan
yang berbeda di dalamnya. Sejak ratusan tahun yang lalu, bukti-bukti perencanaan kota telah
ditemukan di banyak reruntuhan kota-kota kuno di dunia. Hal ini membuktikan bahwa
perencanaan kota merupakan suatu tatanan ilmu yang sudah dipelajari oleh nenek moyang kita,
meski dalam taraf yang masih sangat rendah.
Meningkatnya kebutuhan akan sumberdaya lahan untuk menunjang pembangunan dan sebagai
pendorong pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan tekanan terhadap pemanfaatan
sumberdaya lahan di Indonesia. Selain itu, pengembangan sumberdaya lahan juga menghadapi
timbulnya konflik kepentingan berbagai sektor yang pada akhirnya masalah ekonomi menjadi
kontra produktif satu dengan lainnya.Keadaan ini diperburuk lagi dengan sistem peraturan yang
dirasakan sangat kompleks dan seringkali tidak relevan lagi dengan tingkat kesesuaian dan
kondisi sosial ekonomi masyarakat. Keadaan ini dapat menyebabkan sistem pengelolaan
sumberdaya lahan yang tidak berkelanjutan dan menyebabkan suatu lahan menjadi tidak
produktif.
Maka dari itulah diperlukan pemahaman mengenai teori-teori mengenai perencanaan tata
guna lahan wilayah untuk dapat menyusun rencana tata guna lahan bagi rencana pengembangan
kota ke depannya. Dengan demikian diharapkan produk rencana terkait guna lahan dapat
dirumuskan dengan memperhatikan keberlanjutan dan produktivitas lahan yang akan
direncanakan.

PENGERTIAN TATA GUNA LAHAN

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungian Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai suatu lingkungan
fisik yang meliputi tanah beserta segenap faktor yang mempengaruhi penggunaannya seperti iklim, relief, aspek
geologi, dan hidrologi yang terbentuk secara alami maupun akibat pengaruh manusia.
Lahan adalah keseluruhan kemampuan muka daratan beserta segala gejala di bawah permukaannya
yang bersangkut paut dengan pemanfaatannya bagi manusia. Pengertian tersebut menunjukan
bahwa lahan merupakan suatu bentang alam sebagai modal utama kegiatan, sebagai tempat di
mana seluruh makhluk hidup berada dan melangsungkan kehidupannya dengan memanfaatkan lahan
itu sendiri. Sedangkan penggunaan lahan adalah suatu usaha pemanfaatan lahan dari waktu ke waktu
untuk memperoleh hasil.
Tata guna lahan merupakan salah satu faktor penentu utama dalam pengelolaan
lingkungan. Keseimbangan antara kawasan budidaya dan kawasan konservasi merupakan
kunci dari pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Tata guna lahan dan
pengembangan lahan dapat meliputi:
a. Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban sebagai puast pemukiman
yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk,
kepentingan, kegiatan dan atau status hukum.
b. Perkotaan, merupakan pusat pemukiman yang secara administratif tidak harus berdiri
sendiri sebagai kota, namun telah menunjukkan kegiatan kota secara umum dan
berperan sebagai wilayah pengembangan.
c. Wilayah, merupakan kesatuan ruang dengan unsur-unsur terkait yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan pengamatan administratif pemerintahan ataupun
fungsional
d. Kawasan, merupakan wilayah yang mempunyai fungsi dan atau aspek/pengamatan
fungsional tertentu
e. Perumahan, adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian yang dilengkapi sarana dan prasarana lingkungan
f. Permukiman, adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasn lindung ,baik yang
berupa perkotaan maupu pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yangmendukung kehidupan

ASPEK YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM TATA GUNA LAHAN

Catanesse (1988:281), mengatakan bahwa secara umum ada 4 kategori alatalat


perencanaan tata guna lahan untuk melaksanakan rencana, yaitu:
a. Penyediaan Fasilitas Umum
Fasilitas umum diselenggarakan terutama melalui program perbaikan modal dengan cara
melestarikan sejak dini menguasai lahan umum dan daerah milik jalan (damija).

b. Peraturan-Peraturan Pembangunan
Ordonansi yang mengatur pendaerahan (zoning), peraturan tentang pengaplingan, dan
ketentuan-ketentuan hukum lain mengenai pembangunan, merupakan jaminan agar kegiatan
pembangunan oleh sektor swasta mematuhi standar dan tidak menyimpang dari rencana tata
guna lahan.

c. Himbauan, Kepemimpinan, dan Koordinasi


Sekalipun sedikit lebih informal daripada program perbaikan modal atau peraturan-
peraturan pembangunan, hal ini dapat menjadi lebih efektif untuk menjamin agar gagasan-
gagasan, data-data, informasi dan risat mengenai pertumbuhan dan perkembangan masyarakat
daat masuk dalam pembuatan keputusan kalangan developer swasta dan juga instansi
pemerintah yang melayani kepentingan umum.

d. Rencana Tata Guna Lahan


Rencana saja sebenarnya sudah merupakan alat untuk melaksanakan kebijakan-
kebijakan serta saran-saran yang dikandungnya selama itu semua terbuka dan tidak basi sebagai
arahan yang secara terus-menerus untuk acuhan pengambilan keputusan baik bagi kalangan
pemerintah maupun swasta. Suatu cara untuk melaksanakan hal itu adalah dengan cara
meninjau, menyusun dan mensahkan kembali rencana tersebut dari waktu ke waktu. Cara lain
adalah dengan menciptakan rangkaian bekesinambungan antara rencana tersebut dengan
perangkat-perangkat pelaksanaan untuk mewujudkan rencana tersebut.

PROSES PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN

Tata guna lahan dan transportasi berhubungan sangat erat, sehingga biasanya dianggap
membentuk satu landuse transport system. Agar tata guna lahan dapat terwujud dengan baik
maka kebutuhan transportasinya harus terpenuhi dengan baik. Sistem transportasi yang macet
tentunya akan menghalangi aktivitas tata guna lahannya. Sebaliknya, tranportasi yang tidak
melayani suatu tata guna lahan akan menjadi sia-sia, tidak termanfaatkan.
Suatu rencana kota juga tak pernah lepas dari rencana tata guna lahan serta rencana
transportasi. Berikut komponen utama dalam proses perencanaan tata guna lahan yaitu, sebagai
beriku:
1. Pendekatan Sistem
Sistem adalah suatu perangkat yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan,
yang menjalankan fungsinya demi mencapai tujuan. Pendekatan system (system approach)
adalah suatu cara yang sistematik dan menyeluruh untuk memecahkan masalah yang melibatkan
suatu system.(Mohammadi,2001 dalam Khisty dan Lall, 2003: 7).
System ini berkaitan erat dengan pengaturan pola tata guna lahan sebagai unsur
terpenting dalam pembentukan pola kegiatan kota atau daerah. Sistem tersebut dapat
merupakan suatu gabungan dari berbagai system pola kegiatan tata guna lahan (land use) seperti
kegiatan social, ekonomi, budaya dsb.

2. Pendekatan Sistem Kegiatan


Pendekatan terhadap system kegiatan ini sebenarnya sangat banyak macam dan
faktornya, namun pada pembahasan ini ditekankan pada aspek pola tata guna lahan dalam suatu
kota. Keterkaitan antara system kegiatan (model tata guna lahan) dengan system transportasi
dapat dilihat bahwa perencanaan transportasi untuk masa yang akan datang selalu dimulai dari
perubahan dan perkembangan tata guna lahan.
Tata guna tanah/lahan perkotaan adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan
pembagian dalam ruang dari peran kota; kawasan tempat tinggal, kawasan tempat kerja,
kawasan tempat rekreasi dst. Pola distribusi kegiatan guna lahan pada saat sekarang sangat
tidak teratur diakibatkan banyaknya rencana kota yang diabaikan karena alasan ekonomi.
Faktor determinan yang mempengaruhi Guna lahan :
a. Faktor kependudukan
b. Faktor kegiatan penduduk

3. Pendekatan Sistem Jaringan


Jaringan transportasi adalah jaringan prasarana trasnportasi (lintasan jalan, lintasan
penyeberangan, lintasan transportasi laut, lintasan rel) dan simpul sarana transportasi (terminal,
pelabuhan, bandara).
Jaringan jalan merupakan suatu kesatuan jalan yang mengikat dan menghubungkan
pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam
suatu hubungan hirarki. System jaringan jalan dengan peranan pelayanan, jasa distribusi untuk
pengembangan semua wilayah ditingkat nasional dengan simpul jasa distribusi disebut jaringan
jalan primer, dan system jaringan jalan dengan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat di
dalam kota membentuk system jaringan jalan sekunder.

4. Pendekatan Sistem Pergerakan


Transportasi yang baik yaitu transportasi yang dapat memberikan kenyamanan, biaya
murah dan efesiensi waktu. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki
flow/jaringan transportasi untuk mengurangi masalah yang muncul yaitu dengan melakukan
intervensi pada sarana transportasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberlakukan system
angkutan massal, dimana dengan hal tersebut kita dapat mengurangi system pergerakan pada
jalan raya, juga sebagai suatu langkah antisipasi dalam peningkatan kepadatan lalu lintas.
Dalam hal ini perlunya dalam rencana tata guna lahan memperhatikan zona-zona
pembagian berdasarkan aktivitas penduduk yang saling berkaitan juga dalam rencana kota
distribusi penduduk juga harus diperhatikan agar distribsi ruang dan distribusi .

5. Transportasi dan Dampak Lingkungan


Kemacetan, polusi, konservasi energy dan penurunan kesehatan masyarakat adalah
beberapa dampak lingkungan yang diakibatkan oleh pergerakan kendaraan bermotor.
Kemacetan lalu lintas tidak hanya mengurangi efisiensi pengoperasian transportasi, tetapi juga
membuang waktu dan energy, menimbulkan polusi yang berlebihan, membahayakan kesehatan
masyarakat dan mempengaruhi ekonomi masyarakat.
KESIMPULAN

Perencanaan tata guna lahan (land use planning) adalah proses perencanaan dalam
penggunaan atau pemanfaatan lahan secara rasional, terstruktur, efesien dan berkelanjutan
untuk keperluan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Perencanaan tata guna lahan harus didasarkan pada pembangunan berkelanjutan untuk
menyambut perkembangan dalam berbagai aspek yang pasti akan terjadi di masa yang akan
datang dan untuk menjawab berbagai tantangan lingkungan, ekonomi, sosial, dan politik juga
pada masa yang akan datang.
Perencanaan tata guna lahan, baik terkait dari segi geografis, transportasi, maupun
ekonomi yang berfungsi sebagai dasar dalam merumuskan rencana tata guna lahan yang
diharapkan bisa menghasilkan guna lahan yang sustainable dan produktif. Dengan adanya acuan
teori tersebut dapat digunakan sebagai dasar atau acuan dalam melakukan penyusunan rencana
tata guna lahan, sehingga rencana yang dihasilkan dapat berfungsi dengan baik serta dapat
dipertanggungjawabkan. Setiap kota atau wilayah memiliki aturan tersendiri terkait dengan
perencanan tata guna lahan. Hal tersebut berdasarkan urgensi pembangunan suatu kota. Juga
terkait dengan tata letak geografis, jenis industri, aspek ekonomi dan sosial pada suatu kota atau
wilayah tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

https://perencanaankota.blogspot.com/2014/07/tata-guna-lahan-perkotaan.html
http://trtb.pemkomedan.go.id/artikel-966-tata-guna-lahan.html
https://www.academia.edu/13367793/Teori_Tata_Guna_Lahan_Land_Use_

Anda mungkin juga menyukai