Anda di halaman 1dari 7

ETIKA DALAM PERAWATAN PALIATIF

A. PENGERTIAN
Perawatan paliatif adalah adalah kesehatan terpadu yang aktif dan
menyeluruh, degan pendekatan multidisiplin yang terintregrasi. Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas
hidup nya,juga memberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya
pasien meninggal, sebelum meninggal sudah siap secara psikologis dan spiritual.
Etik adalah Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai standar
perilaku individu dan atau kelompok tentang penilaian terhadap apa yang benar dan
apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, apa yang merupakan
kejahatan, apa yang dikehendaki dan apa yang ditolak.
Etika Keperawatan adalah Kesepakatan / peraturan tentang penerapan nilai
moral dan keputusan keputusan yang ditetapkan untuk profesi keperawatan
(Wikipedia,2008).

B. DASAR HUKUM KEPERAWATAN PALIATIF


Dasar hukum keperawatan paliatif diantanya meliputi :
1. Aspek Medikolegal dalam perawatan paliatif (Kep. Menkes NOMOR
:812/Menkes/SK/VII/2007 )
a. Persetujuan tindakan medis/infomed consent untuk pasien paliatif.
Pasien harus memahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan
perawatan paliatif.
b. Resusitasi/Tidak resisutasi pada pasien paliatif.
Keputusan dilakukan atau tidak dilakukan tindakan resusitasi dapat
dibuat oleh pasien yang kompeten atau oleh Tim perawatan paliatif.
Informasi tentang hal ini sebaiknya telah di informasikan pada saat
pasien memasuki atau memulai perawatan paliatif.
c . Perawatan pasien paliatif di ICU
Pada dasarnya perawatan paliatif pasien di ICU mengikuti
ketentuan umum yang berlaku d) Masalah medikolegal lainnya pada
perawatan pasien paliatif. Tindakan yang bersifat kedokteran harus
dkerjakan oleh tenaga medis, tetapi dengan pertimbangan yang
mempertimbangkan keselamatan pasien tindakan tindakan tertentu
dapat didelegasikan kepada tenaga kesehatan yang terlatih.
2. Medikolegal Euthanasia
Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk
2

memperpanjang hidup seseorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk


memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan ini dilakukan
untuk kepentingan pasien sendiri.

C. KAJIAN ETIK TENTANG PERAWATAN PALIATIF


1. Prinsip Dasar Dari Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif terkait dengan sluruh bidang perawatan mulai dari medis,
perawatan, psikologis sosial, budaya dan spiritual, sehingga secara praktis,
prinsip dasar perawatan paliatif dapat dipersamakan dengan prinsip pada
praktek medis yang baik. Prinsip dasar perawatan paliatif : ( Rasjidi,2010 )
a. Sikap peduli terhadap pasien
Termasuk sensifitas dan empati. Perlu dipertmbangkan segala aspek dari
penderitaan pasien, bukan hanya masalah kesehatan. Pendekatan yang
dilakukan tidak boleh bersifat menghakimi .Faktor karakteristik,
kepandaian, suku, agama, atau faktor induvidal lainnya tidak boleh
mempengaruhi perawatan.
b. Menganggap pasien sebagai seorang individu.
Setiap pasien adalah unik. Meskipun memiliki penyakit ataupun gejala-
gejala yang sama, namun tidak ada satu pasienpun yang sama persis dengan
pasien lainnya. Keunikan inilah yang harus inilah yang harus
dipertimbangkan dalam merencanakan perawatan paliatif untuk tiap
individu.
c. Pertimbangan kebudayaan
Faktor etnis, ras, agama, dan faktor budaya lainnya bisa jadi mempengaruhi
penderitaan pasien. Perbedaan ini harus diperhatikan dalam perencanaan
perawatan .
d. Persetujuan
Persetujuan dari pasien adalah mutlak diperlukan sebelum perawatan
dimulai atau diakhiri. Pasien yang telah diberi informasi dan setuju dengan
perawatan yang akan diberikan akan lebih patuh mengikuti segala usaha
perawatan.
e. Memilih tempat dilakukannya perawatan
Untuk menentukan tempat perawatan, baik pasien dan keluarganya harus
ikut serta dalam diskusi ini. Pasien dengan penyakit terminal sebisa
mungkin diberi perawatan di rumah.
2
3

f. Komunikasi
Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien maupun dengan keluarga
adalah hal yang sangat penting dan mendasr dalam pelaksanaan
perawatan paliatif.
g. Aspek klinis : perawatan yang sesuai
Semua perawatan paliatif harus sesuai dengan stadium dan prognosis dari
penyakit yang diderita pasien .hal ini penting karena karena pemberian
pareawatan yang tidak sesuai, baik itu lebih maupun kurang, hanya akan
menambah penderitaan pasien. Pemberian perawatn yang berlebihan
beresiko untuk memberikan harapan palsu kepada pasien. Hal ini
berhubungan dengan masalah etika yang akan dibahas kemudian.
Perawatan yang diberikan hanya karena dokter merasa harus
melakukan sesuatu meskipun itu sia sia adalah tidak etis.
h. Perawatan komprehensif dan terkoordinasi dari berbagai bidang profesi
Perawtan palitif memberikan perawatan yang bersifat holistik dan
intergratif sehingga dibutuhkan sebuah tim yang mencakup keseluruhan
aspek hidup pasien serta koordinasi yang baik dari masing masing
anggota tim tersebut untuk memberikan hasil yang maksimal kepada
pasien dan keluarga .
i. Kualitas perawatan yang sebaik mungkin
Perawtan medis secara konsisten, terkoordinasi dan berkelanjutan. Perawatn
medis yang konsisten akan mengurangi kemungkinan terjadinya perubahan
kondisi yang tidak terduga, dimana hal ini akan sangat mengganggu
baik pasien maupun keluarga.
j. Perwatan yang berkelanjutan.
Pemberian perawtan simtomatis dan suportif dari awal hingga
akhir merupakan dasr tujuan dari parawtan paliatf. Masalah yang sering
terjadi adalah pasien dipindahkan dari satu tempat ketempat lain
sehingga sulit untuk mempertahankan komunitas perawatan .
k. Mencegah terjadinya kegawatan
Perawatan paliatif yang baik mencakup perencanaan teliti untuk mencegah
terjadinya kegawatan fisik dan emosional yang mungkin terjadi dalam

3
4

perjalanan penyakit. Pasien dan keluarga harus diberitahukan sebelumnya


mengenai masalah yang sering terjadi dan membentuk rencana
untuk meminimalisasi stress fisik dan emosional.
l. Bantuan kepada sang perawat
Keluarga pasien dengan penyakit lanjut sering kali rentan terhadap stress
fisik dan emosianal terutama apabila pasien dirawat di rumah sehingga
perlu diberikan perhatian khusus kepada mereka, mengingat
keberhasilan dari perawatan paliatif tergantung dari pemberi perawatan.
m. Pemeriksaan ulang
Perlu dilakukan pemeriksaan mengenai kondisi pasien secara terus menerus
mengingat pasien dengan penyakit lanjut karena kondisinya akan cenderung
dari waktu ke waktu.
2. Prinsip –prisip Etik
a. Autonomy (otonomi )
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.prinsip otonomi
merupakan bentuk respek terhadap seseorang atau dipandang sebagai
persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
b. Non maleficienci (tidak merugikan )
Prinsip ini berati tidak menimbulkan bahya / cedera fisik dan psikologis
pada klien. Prinsip tidak merugikan, bahwa kita berkwaiban jika
melakukan suatu tindakan agar jangan sampai merugikan orang lain.
c. Veracity ( kejujuran )
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran .Nilai ini diperlikan
oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada
setiap pasien dan untuk menyakinkan bahwa pasien sangat mengerti.
d. Beneficienec ( berbuat baik )
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang yang baik. Kebaikan
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri
dan orang lain.Terkadang dalam situsi pelayanan kesehatan, terjadi
konflikantara prinsip ini dengan otonomi.
e. Justice ( keadilan )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang

4
5

lain yang enjunjung prinsip–prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam praktek profesional ketika tim perawatan paliatif
bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,standar praktek dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

f. Kerahasiaaan ( Confidentiality )
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang pasien
harus dijaga privasinya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan pasien hanya boleh dibacadalam rangka pengobatan pasien. Tak
ada satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali diijinkan
oleh pasien dengan bukti pesetujuannya.
g. Akuntabilitas (accountability )
h. Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung
jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang
lain

5
6

DAFTAR PUSTAKA
Achadiat. Chritiono M, 2007, Dinamika Etika & Hukum Kedokteran dalam Tantangan
Zaman, ECG, Jakarta
Asshiddiqie. Jimly, 2005, Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia, Ketua Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia dan Guru Besar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum
Universitas Indonesia.
Guwandi, 2000, Bioethics & Biolaw, Faultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Komalawati. D. Veronica, 1989, Hukum dan Etika dalam Praktek Dokter, Pustaka
Harapan, Jakarta
Kozier, 2000, Fundamentals of Nursing : concept theory and practices. Philadelphia.
Addison Wesley.
Mendri. Ni Ketut, 2009, Hubungan Pemberian Informasi Tindakan Invasif Oleh
Perawat Dengan Pemahaman Hak Pasien Rawat Inap Di IRNA I RSUP Dr.
Sardjito , Tesis Tidak Dipublikasikan. Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
Perry & Potter, 1997, Fundamental Keperawaran, Buku Ajar Konsep, Proses dan
Praktik, ( Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk) Ed. 4, EGC, Jakarta.
Rasjidi. Imam, 2010, Perawatan Paliatif Suportif & Bebas Nyeri Pada Kanker, CV
Sagung Seto, Jakarta
Sutarno, Eutanasia Yang Tidak Disadari Di Rumah Sakit, disampaikan dalam
Kongres Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia di Yogyakarta 10 Juni 2012
Tejawinata. Sunaryadi, 2008, Perawatan Paliatif adalah Hak Asasi Setiap Manusia,
disampiakan pada seminar peringatan hari paliatif sedunia 26 Oktober 2008,
Surabaya. (Kepala Pusat Pengembangan Paliatif & Bebas Nyeri RSU Dr. Soetomo
periode 1992-2006)

6
7

Anda mungkin juga menyukai