Milik Negara
Tidak Diperdagangkan
Penulis:
1. Ratna Dewi Kusumaningtyas
2. Sri Haryani
750.014
BAS
k
2017
Disusun dengan huruf Times New Roman, 11 pt
KATA PENGANTAR
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas
dasar amanat tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
iv
dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan
pendekatan kurikulum yang digunakan, peserta didik diajak berani untuk mencari
sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Bahan ajar ini
merupakan edisi ke-1. Oleh sebab itu Bahan Ajar ini perlu terus menerus dilakukan
perbaikan dan penyempurnaan.
Kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi
berikutnya sangat kami harapkan; sekaligus, akan terus memperkaya kualitas penyajian
bahan ajar ini. Atas kontribusi itu, kami ucapkan terima kasih. Tak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada kontributor naskah, editor isi, dan editor bahasa atas
kerjasamanya. Mudah-mudahan, kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan
dunia pendidikan menengah kejuruan dalam rangka mempersiapkan Generasi Emas
seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).
v
DAFTAR ISI
Pendahuluan .............................................................................................................................. x
F. Isomer......................................................................................................................... 39
Glosarium.............................................................................................................................. 152
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 2.22 Transportasi LNG melalui jalur pemipaan ................................................ 109
Gambar 2.23 Tabung gas kemasan elpiji ........................................................................ 109
Gambar 2.24 Rumus molekul petroleum eter ................................................................. 110
Gambar 2.25 Petroleum eter ........................................................................................... 110
Gambar 2.26 Logo bahan bakar bensin jenis Pertamax dan Pertalite ............................. 110
Gambar 2.27 Produk turunan nafta ................................................................................. 111
Gambar 2.28 Kode SAE Pada kemasan pelumas ........................................................... 113
Gambar 2.29 Katoda pada baterai ................................................................................... 114
Gambar 2.30 Polusi udara akibat pembakaran bahan bakar alat transportasi ................. 126
Gambar 2.31 Ilustrasi efek rumah kaca akibat CO2 ........................................................ 129
Gambar 2.32 Kerusakan hutan akibat hujan asam .......................................................... 131
Gambar 2.33 Partikulat pada gas buang industri ............................................................ 134
Gambar 2.34 Gula monosakarida (madu) ....................................................................... 139
Gambar 2.35 Molekul senyawa monosakarida ............................................................... 140
Gambar 2.36 Gula disakarida (gula meja) ...................................................................... 140
Gambar 2.37 Molekul senyawa disakarida .................................................................... 141
Gambar 2.38 Molekul senyawa oligisakarida ................................................................. 141
Gambar 2.39 Gula polisakarida pada umbi dan selulosa ................................................ 141
Gambar 2.40 Molekul Senyawa Amilum ....................................................................... 142
Gambar 2.41 Molekul senyawa selulosa......................................................................... 142
Gambar 2.42 Molekul Senyawa Glikogen ...................................................................... 142
Gambar 2.43 Molekul Senyawa P-Xylene ...................................................................... 143
Gambar 2.44 Serat kain poliester .................................................................................... 144
Gambar 2.45 Dakron dan kain poliester ......................................................................... 144
Gambar 2.46 Contoh produk hasil olahan LDPE............................................................ 145
Gambar 2.46 Contoh produk hasil olahan HDPE ........................................................... 145
Gambar 2.47 Pipa PVC ................................................................................................... 146
Gambar 2.49 Papan selancar ........................................................................................... 146
Gambar 2.50 Perkakas melamin ..................................................................................... 146
Gambar 2.51 Pupuk hasil industri petrokimia ................................................................ 147
Gambar 2.51 Selang karet sintetis................................................................................... 148
Gambar 2.52 Isolator kabel berbahan karet sintetis ........................................................ 148
viii
DAFTAR TABEL
ix
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Buku Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa Kelas XI ini terdiri dari 2 paket
buku, yaitu paket buku 1 untuk semester 1 dan paket buku 2 untuk semester 2. Buku ini
merupakan paket buku 1 yang akan mempelajari tentang hidrokarbon dan minyak bumi
serta senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari.
B. Prasyarat
Untuk mempelajari Buku Kimia untuk SMK Teknologi dan Rekayasa Kelas XI ini
tidak diperlukan prasyarat mata pelajaran tertentu.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari buku ini diharapkan Anda dapat:
1. Menjelaskan tentang hidrokarbon dan minyak bumi,
2. Menjelaskan tentang senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari
x
BAB 1
HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI
1
Gambar 1.1 Contoh senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari
Sudah dijelaskan bahwa suatu senyawa hidrokarbon terdiri dari unsur hidrogen dan
karbon. Senyawa hidrokarbon termasuk senyawa organik. Senyawa organik umumnya
mengandung unsur hidrogen dan karbon, walaupun masih ada unsur penyusun lainnya
2
seperti oksigen, halogen , nitrogen, belerang, dan logam lainnya. Pembuktian adanya
karbon sebagai penyusun senyawa hidrokarbon dapat dilakukan dengan dilakukan
percobaan berikut ini :
Alat: Bahan:
a. Tabung Reaksi a. Gula pasir
b. Klem b. Glukosa
c. Statif c. Kapas
d. Pipa Bengkok d. Kertas kobalt (II) klorida
e. Spritus e. Air
f. Api Bunsen f. Tembaga (II) oksida
g. Beaker Glass g. Kertas
h. Air kapur
Prosedur kerja :
a. Masukan satu senduk gula pasir ke dalam tabung reaksi.
b. Tutup ujung tabung reaksi dengan kapas
c. Tabung reaksi yang sudah tertutup kemudian di jepit tabung reaksi tersebut dengan
penjepit yaitu klem dan statif (penjepit kayu).
d. Setelah tabung reaksi dijepit dengan statif dan klem kemudian panaskan sampai
terbentuk zat cair yang menempel pada dinding dalam tabung reaksi tersebut.
e. Tabung reaksi yang sudah tertutup dengan kapas, kemudian dilepaskan dan di
masukkan kertas kobalt (II) klorida sampai menempel pada dinding bagian dalam
tabung yang terdapat zat cair.
f. Amati yang terjadi bila kertas kobal (II) ditetesi dengan air.
g. Lakukan pemanasan pada tabung reaksi tersebut sampai terbentuk zat padat hitam
h. Ulangi percobaan di atas dengan bahan yang berbeda yaitu gula pasir diganti
dengan glukosa, amati perubahan yang terjadi setelah bahan yang lain digunakan
i. Campurkan satu sendok glukosa tersebut dengan setengah sendok tembaga (II)
oksida pada selembar kertas, kemudian masukkan campuran tersebut kedalam
tabung reaksi
j. Tutup tabung reaksi dengan gabus yang bersaluran pipa bengkok, amati perubahan
yang terjadi.
3
Gambar 1.2 Percobaan adanya karbon dan hidrokarbon pada senyawa organik
Suatu kadar karbon senyawa hidrokarbon dapat diketahui dengan uji pembakaran,
yaitu dengan cara mengukur suatu karbondioksida dan air yang dihasilkan dari
pembakaran, sehingga suatu massa molekul dan rumus molekul suatu senyawa
hidrokarbon dapat diketahui.
Contoh Latihan :
Pada pembakaran sempurna suatu senyawa hidrokarbon terbentuk 8,8 gram
karbondioksida dari 5,4 gram uap air. Tentukan rumus molekul senyawa hidrokarbon jika
massa molekul senyawa adalah 30.
Reaksi : CXHY + O2 CO2 + H2O
Penyelesaian :
Diketahui : massa CO2 =8,8 gram
massa H2O = 5,4 gram
Mr senyawa = 30
Ditanyakan : Tentukan rumus molekul senyawa hidrokarbon ?
Jawab :
CXHY(s) + 𝑂2 R (g) 𝐶𝑂2 R (g) + 𝐻2𝑂R (l) >𝐴𝑟𝐶
8,8 𝑔𝑟𝑎𝑚𝐶𝑂2𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝐶 = 𝑋𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎𝐶𝑂2𝑀𝑟𝐶𝑂2
12
= 𝑋 8,8 𝑔𝑟𝑎𝑚= 2,4 𝑔𝑟𝑎𝑚
44
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶 24
𝑚𝑜𝑙𝐶 = 𝐴𝑟𝐶
= 12
= 0,2 𝑚𝑜𝑙
2𝑥𝐴𝑟𝐻2 𝑂
5,4 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝑂2 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔 𝐻 = 𝑀𝑟𝐻2 𝑜
𝑋 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐻2𝑂
2
= 18𝑋 5,4 𝑔𝑟𝑎𝑚= 0,6 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐻 0,6
𝑚𝑜𝑙 𝐻 = 𝐴𝑟𝐻
= 1
= 0,6 𝑚𝑜𝑙
4
Perbandingan mol C dan H adalah :
C : H = 0,2 mol : 0,6 mol = 1 : 3
Jadi rumus empiris senyawa tersebut adalah
Mr CXHY = 30
(CXHY)n = 30
(24n + 6n) = 30
30n = 30 n = 1
maka, CXHY = (C2H6)1
= C2H6
5
B. Klasifikasi Senyawa Hidrokarbon
Hidrokarbon dan senyawa-senyawa turunannya dapat diklasifikasikan ke dalam
tiga kategori, yaitu sebagai berikut :
a. Hidrokarbon alifatik, yaitu senyawa hidrokarbon yang mempunyai rantai karbon
terbuka (tidak berlingkar atau siklik), Contohnya adalah:
CH3CH2CH2CH3 CH3CH2CH2CH2CH3
Butana Pentana
6
c. Hidrokarbon aromatik, merupakan bagian dari senyawa siklik yang biasanya
memiliki cincin dengan enam atom karbon, dengan ikatan tunggal dan ikatan
rangkap dua terletak berselang seling didalam rantainya, contohnya adalah :
Contoh Latihan :
Suatu minyak dan lemak tergolong hidrokarbon,pada suhu kamar, minyak
berwujud cair, sedangkan suatu lemak berwujud padat. Jelaskan mengapa fenomena itu
bisa terjadi.
Penyelesaian:
Minyak mengandung ikatan rangkap tidak jenuh, sedangkan dalam lemak sendiri
memiliki ikatan rangkap yang jenuh. Adanya kandungan ikatan rangkap ini yang
menimbulkan gaya antarmolekul kurang kuat sehingga minyak mudah mencair dan
sebaliknya.
Soal Latihan!
Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Di bawah ini yang termasuk senyawa karbon adalah . . . .
a. alkohol d. kalsium oksida
b. natrium karbonat e. natrium hidroksida
c. garam dapur
2. Pada proses percobaan identifikasi senyawa C, H, dan O saat gas hasil pemanasan
campuran antara glukosa dengan CuO yang dapat mengeruhkan air kapur adalah . . . .
a. H2 d. CO
b. H2O e. N2
c. CO2
7
3. Cara untuk membuktikan adanya CO2 dari hasil pembakaran senyawa hidrokarbon
adalah . . .
a. dicairkan dan dibakar
b. dibakar dan direduksi
c. direaksikan dengan larutan
d. direaksikan dengan uap H2o
e. direaksikan dengan uap H2o kemudian dialiri arus listrik
4. Pernyataan berikut dapat dijadikan pembenaran adanya unsur dalam hdrokarbon
setelah dibakar adalah . . . .
a. terbentuk asap putih dari hasil pembakaran
b. adanya tetesan – tetesan embun di dalam pipa pengalir akibat pendinginan
c. larutan menjadi keruh setelah dilewati gas hasil pembakaran
d. terbentuk gas yang dapat dilihat dari gelembunf dalam larutan
e. tidak dapat dilihat dengan kasat mata karena air yang terbentuk berupa gas
5. Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa hidrokarbon yang . . . .
a. rantai atom karbonnya terbuka dan tidak bercabang
b. rantai atom karbonnya tertutup (berlingkar) dan jumlah lingkar atom C tidak
tertentu
c. rantai atom karbonnya terbuka dan bercabang
d. rantai atom karbonnya tertutup dengan cincin yang biasanya terdiri atas enam atom
C di mana ikatan rangkap dan tunggal terletak berselang seling.
e. rantai atom karbonnya tak terbuka dan tak bercabang
Essay
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Bagaimana membuktikan adanya unsur C dan H dalam hidrokarbon ? Bagaimana cara
untuk mengidentifikasinya ?
2. Sebutkan perbedaan-perbedaan antara senyawa karbon dan senyawa anorganik ?
3. Siapakah yang pertama-tama menyusun senyawa-senyawa organik dalam satu
golongan ?
4. Apakah yang di maksud dengan senyawa hidrokarbon ?
5. Mengapa senyawa hidrokarbon disebut senyawa paling sederhana ?
8
C. Kekhasan Atom Karbon
1. Karbon dan senyawa karbon
Karbon (C) merupakan unsur yang sangat lazim. Dalam kehidupan sehari hari, kita
dapat mengenal beberapa bentuk karbon yaitu arang, grafit dan intan. Bentuk-bentuk
berbeda dari unsur yang sama dikenal dengan istilah alotropi . perbedaan sifat antara
bentuk alotropi tersebut terjadi karena perbedaan strukturnya.
Kelimpahan karbon di kulit bumi sekitar 0,08 %. Sekitar 50 % dari karbon tersebut
terdiri dari karbonat , contohnya kalsium karbonat (CaCO3) sebagian terdapat senyawa
organik, sebagai karbondioksida, dan berbagai senyawa karbon lainnya. Hanya sebagian
kecil yang terdapat sebagai unsur, yaitu dalam intan dan grafit, tetapi senyawa karbon
merupakan pambangun sel hidup.
Karbon merupakan satu unsur di antara unsur dalam susunan berkala. Atom- atom
karbon yang terkandung di dalam senyawa disebut senyawa karbon. Jumlah senyawa
karbon saat ini lebih banyak daripada jumlah senyawa bukan karbon. Atom karbon dapat
membentuk senyawa- senyawa yang stabil dan jumlahnya sangat banyak, karena suatu
atom karbon mempunyai beberapa sifat yang khas. Di dalam siklus karbon selalu
berkaitan dengan senyawa-senyawa karbon, seperti terlihat pada Gambar 1.4
9
Kekhasan atom karbon, di antaranya sebagai berikut :
1. Atom karbon terdiri dari empat pasang elektron
Atom karbon membentuk empat pasang elektron persekutuan dengan atom-atom lain
sehingga tidak ada pasangan elektron bebas atau adanya orbital yang kosong
akibatnya secara kinetik senyawa karbon dapat stabil.
2. Atom karbon mempunyai 4 elektron valensi,
Suatu atom karbon untuk mencapai konfigurasi oktet atom karbon dapat membentuk
4 ikatan kovalen yang relatif kuat. senyawa atom C membentuk ikatan dengan
hibridisasi sp3 dengan ikatan tunggal, tetapi tidak untuk senyawa yang berisi ikatan
ganda. Ikatan kimia antara atom-atom dalam senyawa karbon bersifat kovalen.
Keadaan dasar atom karbon mempunyai dua buah elektron yang tidak berpasangan,
sehingga atom karbon seharusnya hanya bervalensi dua. Atom karbon dalam keadaan
dasar adalah sebagai berikut :
126 C : 1s2 2s2 2px1 2py1
Atom karbon dalam senyawanya bervalensi empat. Untuk memenuhi kenyataan itu
atom karbon harus mengadakan hibridisasi (percampuran) antara orbital 2s dan
2pyang membentuk hibrida sp3.
10
isomeri, yaitu zat-zat kimia yang mempunyai rumus molekul yang sama tetapi rumus
strukturnya berbeda.
4. Atom karbon dapat membentu ikatan kimia
Atom karbon dapat membentuk ikatan-ikatan kimia yang kuat, baik sebagai ikatan
tunggal, ikatan rangkap atau sebagai ganda tiga. Ikatan-ikatan kimia yang kuat
terbukti dari besarnya energi ikatan yang dapat dilihat di bawah ini :
Ikatan tunggal : C – C dengan energi ikatan : +356 Kj mol-1
Ikatan rangkap dua : C = C dengan energi ikatan : +598 Kj mol-1
Ikatan rangkap tiga : C ≡ C dengan energi ikatan : +813 Kj mol-1
Ikatan tunggal : C – H dengan energi ikatan : +416 Kj mol-1
Berdasarkan jenis ikatan yang dibentuk sesama atom C dalam rantai karbon, maka
senyawa hidrokarbon dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Senyawa hidrokarbon jenuh
Senyawa hidrokarbon jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang ikatan antar atom C
dalam rantai karbon semuanya berupa ikatan tunggal
2. Senyawa hidrokarbon tidak jenuh
Senyawa hidrokarbon tidak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang ikatan antar
atom C dalam rantai karbon semuanya berupa ikatan rangkap, baik rangkap dua,
maupun rangkap tiga.
Suatu senyawa karbon bila terkena udara menjadi tidak stabil, terbukti jika suatu
senyawa karbon terkena udara maka langsung terbakar dengan reaksi yang eksoterm,
11
sehingga senyawa karbon secara kinetik stabil, tetapi belum tentu stabil secara energetik
karena jika suatu senyawa karbon langsung bereaksi bila ada udara. Adapun senyawa
karbon yang tidak langsung terbakar yaitu metana yang berasal dari gas bumi bila kontak
dengan udara, tetapi harus dipanaskan terlebih dahulu, sehingga pada reaksi dibutuhkan
energi aktivasi yang tinggi. Jadi suatu campuran itu tidak akan bereaksi sebelum diberi
energi dengan memanaskannya terlebih dahulu.
Soal Latihan:
Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Kekhasan suatu atom karbon dapat diketahui dengan kemampuan suatu atom karbon
untuk melakukan katenasi, apa yang disebut dengan katenasi . . . .
a. suatu kemampuan atom karbon dalam membentuk rantai karbon
b. suatu peristiwa yang tidak menimbulkan isomer
c. suatu kemampuan atom karbon yang tidak dapat membentuk rantai karbon
d. suatu kemampuan atom karbon terhibridisasi
e. suatu kemampuan atom karbon untuk terpolimerisasi
2. Di bawah ini yang merupakan kekhasan atom karbon, kecuali . . . .
a. atom karbon terdiri dari empat pasang elektron
b. atom karbon mempunyai 4 elektron valensi
c. terjadinya peristiwa katenasi pada atom karbon
d. atom karbon dapat membentu ikatan kimia
e. suatu atom karbon tidak dapat membentul ikatan kimia
3. Senyawa hidrokarbon berdasarkan jenis ikatan sesama atom C dibedakan menjadi 2, yaitu…
a. senyawa alifatik dan senyawa aromatik
b. senyawa jenuh dan senyawa tak jenuh
c. senyawa jenuh dan senyawa alifatik
d. senyawa jenuh dan senyawa aromatik
e. senyawa tak jenuh dan senyawa alifatik
4. Berikut ini yang merupakan jenis ikatan antar atom C, kecuali . . . .
a. Ikatan tunggal C – C d. Ikatan tunggul C − H
b. Ikatan rangkap C = C e. Ikatan rangkap C − H
c. Ikatan ganda tiga C C
12
5. Suatu atom karbon untuk mencapai konfigurasi oktet atom karbon dapat membentuk
4 ikatan kovalen yang relatif kuat. senyawa atom C membentuk ikatan dengan
hibridisasi sp3 dengan ikatan tunggal, tetapi tidak untuk senyawa . . . .
a. Ikatan rangkap d. Ikatan ganda
b. Ikatan tunggal e. Ikatan ganda tunggal
c. Ikatan ganda tiga
Essay
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Apakah yang dimaksud dengan katenasi? Bagaimana?
2. Ikatan kimia umum apakah yang terdapat pada senyawa-senyawa karbon?
3. Sebutkan beberapa senyawa karbon yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari?
4. Apakah sebabnya ikatan-ikatan kimia dalam senyawa karbon pada umumnya bersifat
kovalen?
5. Unsur-unsur apakah yang terdapat dalam senyawa-senyawa karbon?
Contoh:
1°/2°
C2H5
|4° 3°
CH3− CH2− CH2 − C − C −CH3
1° 2° 2°||1°
CH3 CH3
1° 1°
13
Keterangan :
1° = atom C primer 3° = atom C tersier
2° = atom C sekunder 4° = atom C kuartener
Contoh latihan:
1. Tunjukkan atom C primer , sekunder, tersier , dan kuartener dari senyawa di bawah
ini:
Penyelesaian:
a. Beri nomor atom C dalam senyawa tersebut :
2. Tunjukkan atom C primer , sekunder, tersier, dan kuartener dari senyawa di bawah
ini :
14
Penyelesaian:
a. Beri nomer atom C tersebut :
Soal latihan!
Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Diketahui struktur berikut:
Atom C kuartener pada struktur alkana tersebut adalah atom C dengan nomor . . . .
a. 1 d. 4
b. 2 e. 7
c. 3
15
3. Atom C tersier dalam senyawa berikut terdapat pada atom karbon nomor . . . .
a. 3, 5, 8 d. 3, 4, 5
b. 2, 4, 7 e. 4
c. 3, 6, 7
4. Atom C sekunder dalam senyawa berikut terdapat pada atom karbon nomor . . .
a. 1, 4, 7 d. 1, 3, 5
b. 2, 4, 7 e. 3, 4, 5
c. 3, 6, 7
5. Atom C primer dalam senyawa berikut terdapat pada atom karbon nomor . . . .
a. 1, 7 d. 2, 4, 7
b. 3, 6, 7 e. 1, 3, 5
c. 3, 6
Essay
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Apakah yang dimaksud dengan atom C primer, C sekunder, C tersier dan C kuartener?
2. Apakah yang dimaksud dengan:
a. senyawa alifatik jenuh
b. senyawa alifatik tak jenuh
16
c. senyawa siklik
d. senyawa karbonsiklik
3. Apakah yang dimaksud dengan:
a. senyawa alisiklik
b. senyawa aromatik
c. senyawa heterosiklik
4. Sebutkan tiga nama lain untuk golongan hidrokarbon jenuh?
5. Bagaimana kedudukan atom karbon dalam rantai C?
CH3CH2OH (CH3)3COH
Karena kesamaan dalam kereaktifan di senyawa dengan gugus fungsi yang sama,
maka sering menggunakan rumus umum untuk deret senyawa. Sering digunakan simbol
R untuk menyatakan gugus alkil, suatu gugus yang mengandung hanya atom karbon sp3
tambah hidrogen. Tabel 1.2 menunjukkan beberapa gugus fungsi dan beberapa golongan
senyawa dengan rumus umum.
17
Tabel 1.2 Beberapa gugus fungsi dan golongan senyawa
Hidrokarbon jenuh :
CH4 + H2 katalis tak bereaksi
metana suatu
alkana
sikloheksana
Suatu sikloalkana
18
Hidrokarbon tak jenuh:
propana Propuna
+ 3H2 Katalis Ni
Kalor, tekanan
benzena sikloheksana
Dalam hal ini akan dibahas struktur alkana, alkena , dan alkuna yang merupakan
bagian dari hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tidak jenuh, sebagai berikut :
2. Alkana
Apabila suatu hidrokarbon jenuh mengandung n buah atom karbon, maka
berdasarkan suatu tetravalensi dari karbon, rumus umum dari senyawa hidrokarbon jenuh
dapat ditentukan. Jumlah ikatan dari n atom karbon adalah 4n ikatan. Membutuhkan 2
ikatan untuk membentuk rantai karbon pada masing- masing atom karbon, kecuali pada 2
buah atom karbon yang berada paling ujung yaitu pada ujung kiri dan ujung kanan yang
masing- masing hanya membutuhkan 1 ikatan, sehingga jumlah ikatan yang diperlukan
untuk pembentukan suatu rantai karbon menjadi 2n-2. Jadi sisa ikatan yang harus diisi
dengan atom- atom hidrogen adalah 4n – (2n-2), atau 2n + 2, sehingga rumus alkana
dapat disimpulkan yaitu : CnH2n + 2.
Kebanyakan senyawa organik mempunyai bagian dari strukturnya , yang terdiri
dari atom karbon dan hidrogen. Lemak merupakan suatu contoh senyawa organik yang
memiliki gugus- gugus ester dan rantai hidrokarbon yang panjang. Rantai ini dapat
berupa alkil atau alkenil (mengandung ikatan rangkap.
19
a. Struktur Alkana rantai lurus
Struktur dan nama sepuluh alkana rantai lurus dicantumkan dalam tabel 1.3.
senyawa dalam tabel 1.3 menunjukkan bahwa kenaikan panjang rantai dalam senyawa
alkana selalu berselisih CH2. Kenaikan panjang rantai dengan selisih yang sama disebut
deret homolog. Deret homolog alkana beserta namanya dapat dilihat dalam tabel berikut
1 CH4 Metana
2 CH3CH3 Etana
3 CH3CH2CH3 Propana
4 CH3(CH2)2CH3 Butana
5 CH3(CH2)3CH3 Pentana
6 CH3(CH2)4CH3 Heksana
7 CH3(CH2)5CH3 heptana
8 CH3(CH2)6CH3 Oktana
9 CH3(CH2)7CH3 Nonana
10 CH3(CH2)8CH3 Dekana
b. Sikloalkana
Suatu sikloalkana diberi nama menurut banyaknya atom karbon dalam cincin,
dengan penambahan awalan siklo-.. suatu sikloalkana merupakan hidrokarbon jenuh
dengan rantai karbon lingkar, jadi merupakan senyawa alisiklik. Jika alkana mempunyai
rumus umum CnH2n+2, maka rumus umum sikloalkana adalah CnH2n karena suatu
sikloalkana dapat dianggap sebagai alkana yang kehilangan 2 atom hidrogen karena
atom- atom karbon ujung dan pangkal harus saling terikat. Suku pertama deret homolog
sikloalkana mempunyai nilai n = 3 yaitu C3H6 yang dinamakan siklopropana.
20
Untuk sikloalkana yang berantai cabang tempat rantai C terikat pada lingkaran
dinyatakan dengan suatu nomor dan jika rantai simpangnya lebih dari satu maka
urutannya harus sedemikian sehingga jumlah nomor-nomornya menjadi sekecil-kecilnya.
Untuk lebih sederhana lagi rumus- rumus siklopropana, siklobutana, siklopenta a, siklo
heksana, dan seterusnya biasa dinyatak sebagai segi tiga, segi empat, segi lima, dan segi
enam dan seterusnya seperti contoh di atas dan di bawah ini.
c. Rantai samping
Bila suatu gugus alkil atau gugus fungsional diletakkan pada suatu rantai alkana,
rantai lurus yang disebut sebagai akar atau induk. Gugus-gugus itu ditandai dalam nama
senyawa oleh awalan dan akhiran pada nama induknya.
CH3 O
cabang Induk ialah pentana
CH3CHCHCCH
Gugus fungsional
Cl
Suatu rantai samping atau cabang adalah suatu gugus alkil sebagai cabang dari
suatu rantai induk. Suatu gugus alkil rantai-lurus dinamai menurut induk alkananya
sendiri, dengan merubah akhiran –ana menjadi –il (CH4 ialah metana, maka gugus CH3
ialah gugus metil. CH3CH3 ialah etana, maka gugus CH3CH2 ialah gugus etil). Nama
gugus alkil rantai lurus dicantumkan dalam tabel 1.4.
Struktur Nama
CH3− Metil
CH3CH2− Etil
CH3CH2CH2− Propil
CH3(CH2)2CH2− Butil
CH3(CH2)3CH2− Pentil
21
Prosedur umum dalam menamai alkana bercabang :
1. Carilah rantai lurus yang terpanjang (rantai induk, yang ditunjukkan lurus maupun
tidak)
2. Nomori rantai induk, dimulai dari ujung yang paling dekat dengan percabangan
3. Kenali cabang dan antar posisinya
4. Letakkan nomor dan nama cabang pada nama induknya.
Contoh latihan :
1.
CH3CH2CHCH2 CH2CH2CH3
CH2CH2CH3
Penyelesaian :
Rantai lurus terpanjang terdiri dari 8 atom karbon. Jadi, nama induk oktena Penomoran :
4 5 6 7 8
C −C −C − C − C − C −C Dimulai dari ujung yang
lebih dekat ke cabang
C − C −C
1 2 3
Gugus alkil : etil pada karbon 4
Nama : 4- etiloktan
2. Mengapa senyawa di bawah ini tidak dinamai 1-metilheksana ? dan bagaimana nama
yang benar ?
Penyelesaian :
a. Beri penomoran atom C terlebih dahulu
22
b. Identifikasi bahwa struktur di atas mengandung rantai lurus terdiri dari 7 atom karbon,
sehingga nama yang benar yaitu heptana.
Penyelesaian :
a. Beri penomoran atom C terlebih dahulu
Soal latihan
Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Spesies berikut yang termasuk deret alkana adalah . . . .
a. C2H2 d.CH2
b. C2H4 e. CH3
c. C2H6
2. Nama senyawa dengan rumus struktur sebagai berikut adalah . . . .
a. 2 - etil - 4, 5 – dimetil-heptana
b. 2 – etil – 3, 5 – dimetil – heptana
c. 2, 5 – dietil – 3 – metil – heksana
d. 3, 4, 6 – trimetil – oktana
e. 4 – butil – 2 – etil – pentana
23
3. Alkana termasuk senyawa hidrokarbon . . . .
a. Alifatik jenuh d. Aromatik
b. Alifatik tidak jenuh e. Parafin siklik tidak jenuh
c. Alisiklik tidak jenuh
4. Di antara senyawa berikut, yang bukan alkana rantai lurus adalah . . . .
a. C3H8 d. C20H42
b. C4H8 e. C5H12
c. C6H14
5. Senyawa dengan nama 2-metil-3-isopropiloktana memiliki rumus struktur ….
a.
b.
c.
d.
e.
24
Essay
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Tuliskan rumus struktur dari alkana berikut :
a. 2, 2 – dimeil butana
b. 3 – etil – 2 – metil pentana
c. 2, 2, 4 – trimetil pentana
d. 4, 5 – dimetil oktana
2. Tuliskan rumus struktur dari :
a. 2 – metil propana
b. 2, 3 – dimetilbutana
c. 2, 4 – dimetil – 4 – etilheptana
d. 2 – bromo – 1 – kloropropana
3. Tuliskan rumus struktur dari :
a. 3 – kloro – 3 – metilpentana
b. 2 – metil - - ( 1 – metiletil) pentana
c. 2, 2, 3 – trimetil – 3 – (1, 1-dimetiletil) heksana
d. 4 – metil – 3, 3 – dietil – 5 – (1 – metilpropil) nonana
4. Tulis nama senyawa berikut ini :
3. Alkena
Suatu alkena merupakan suatu hidrokarbon yang mengandung satu ikatan
rangkap.Alkena merupakan salah satu golongan sennyawa hidrokarbon tak jenuh. Alkena
kekurangan dua atom hidrogen dari alkana. Suatu alkena juga sering disebut sebagai
olefin, dari kata olifiant gas (“ gas yang membentuk minyak ), suatu nama lama untuk
25
etilena (CH2 = CH2). Sebuah ikatan rangkap karbon-karbon adalah sebuah gugus
fungsional biasa dalam hasil alam. Suatu contoh menarik dari senyawa yang terdapat
dalam alam yang mengandung ikatan rangkap karbon – karbon pada gambar dibawah ini.
Kedua senyawa ini merupakan contoh dari feramon serangga, senyawa ini dikeluarkan
oleh suatu serangga untuk meneruskan informasi ke serangga lainnya dari jenis yang
sama.
Ikatan dalam alkena yang terikat pada karbon berikatan rangkap memiliki karbon sp2
Struktur alkena
Secara umum alkena dirumuskan sebagai berikut : CnH2n
Deret homolog alkena beserta namanya dapat dilihat dalam tabel 1.5
Struktur Nama
C2H4 Etena
CH 3CHCH2 Propena
CH3CH(CH2)2 Butena
26
Struktur Nama
CH3CH(CH2)3 Pentena
CH3CH(CH2)4 Heksena
CH3CH(CH2)5 Heptena
CH3CH(CH2)6 Oktena
CH3CH(CH2)7 Nonena
CH3CH(CH2)8 Dekena
Pemberian tatanama alkena berantai lurus diberi nama menurut alkana induknya,
dengan mengubah akhiran –ana menjadi –ena, misalnya , CH3CH3 adalah etena dan
CH2=CH2 adalah etena.
Sebuah hidrokarbon dengan dua ikatan rangkap disebut diena, sementara hidrokarbon
dengan tiga ikatan rangkap : triena. Contoh diena dan triena yaitu sebagai berikut
CH3
Suatu sikloalkena diberi nama menurut banyaknya atom karbon dalam cincin,
dengan penambahan awalan siklo-.
sikloheksena
Beberapa alkena dan gugus alkenil mempunyai nama trivial yang telah lazim
digunakan.
Beberapa contoh nama trivial dicantumkan pada tabel 1.6.
Sebuah ikatan pi menghalangi gugus-gugus berotasi bebas mengelilingi sebuah
ikatan rangkap, akibatnya suatu alkena dapat menunjukkan isomeri geometrik yang
terjadi oleh ketegaran dalam molekul dan hanya dijumpai dalam dua kelas senyawa
salah satunya yaitu pada alkena.
27
Molekul bukanlah suatu partikel yang teridam diri. Suatu molekul bergerak ,
bergasing, memutar dan membengkokkan diri. Atom dan gugus yang terikat hanya oleh
ikatan sigma yang dapat berputar (rotasi) sedemikian rupa, sehingga bentuk keseluruhan
sebuah molekul selalu berubah berkesinambungan, tetapi gugus-gugus yang terikat oleh
ikatan rangkap tidak dapat berputar dengan ikatan rangkap sebagai sumbu, tanpa
mematahkan ikatan-pi itu sendiri. Energi yang diperlukan untuk mematahkan ikatan pi
karbon – karbon (sekitar 68 kkal/mol) tak tersedia untuk molekul pada temperatur
kamar. Karena kekuatan ikatan-pi inilah gugus-gugus yang terikat pada karbon berikatan
pi terletak tetap dalam relatif satu sama lain,.
Biasanya struktur alkena ditulis menyerupai atom-atom karbon sp2 dan atom-atom
yang terikat pada atom-atom terletak pada bidang kertas. Seperti dicantumkan pada
gambar
Gambar 1.5 Gugus yang terikat pada karbon sp2 berkedudukan tetap relatif satu
Dalam gambar tertera suatu struktur dengan dua atom Cl (satu pada setiap karbon
sp2 pada satu sisidari ikatan pi dan dua atom H pada sisi yang lain. Karena ikatan rangkap
maka suatu molekul tidak mudah saling mengubah dengan senyawa atom-atom Cl berada
pada sisi ikatan pi yang berlawanan.
CH2= metilenaa
= CH2
Vinil
CH2=CH- CH2=CHCI
Vinil Klorida
CH2=CH CH2- Alil CH2==CHCH2Br
a
Istilah metilena juga digunakan untuk merujuk ke suatu karbon sp3 tersubstitusi (-CH2-);
misalnya, CH2Cl2 disebut metilena klorida.
28
Contoh Latihan :
1. Nama senyawa dari alkena di bawah ini adalah :
CH3− CH = CH − CH3
Penyelesaian :
a. beri penomoran pada atom C terlebih dahulu :
Penyelesaian :
a. Beri penomoran pada atom C terlebih dahulu :
29
Penyelesaian :
a. Beri penomoran pada atom C terlebih dahulu :
Soal latihan
Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Rumus struktur suatu senyawa sebagai berikut
30
d. 3, 7, 7 – trimetil – 4 – nonena
e. 3, 7, 7, - trimetil – nonena
3. Nama yang tepat untuk senyawa alkena dibawah adalah . . .
a. 2, 3, 4 – metil – 1 – heksena
b. 2, 3, 4 – trimetil – 1 – heksena
c. 2, 3, 4 – trimetil – heksena
d. 2 – metil – 3, 4 – dimetil – 1 – heksena
e. 2 – metil – 3 – metil – 4 – metil – 1 – heksena
4. Alkena termasuk senyawa hidrokarbon . . . .
a. Alifatik jenuh d. Aromatik
b. Alifatik tidak jenuh e. Parafin siklik tidak jenuh
c. Alisiklik tidak jenuh
5. Kenaikan panjang rantai dalam senyawa alkana selalu berselisih CHR2R. Kenaikan
panjang rantai dengan selisih yang sama disebut . . . .
a. monomer d. resonansi
b. polimer e. isomer
c. deret homolog
Essay
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Buatlah struktur dari nama senyawa berikut
a. 3,3-dimetil-1-butena
b. b. 2,3,4-trimetil-1-pentena
2. Tulisan rumus struktur dari :
a. 2, 3 – dimetil – 2 – pentena
b. 3 – etil – 1 – pentena
31
3. Berilah nama dari struktur senyawa berikut
a. b.
4. Alkuna
Alkuna merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mengandung ikatan rangkap tiga
dalam rantai karbonnya, sehingga suatu alkuna mempunyai rumus umum adalah :
CRnRHR2n -2R. Kedua atom karbon yang ikat mengikat dengan ikatan rangkap tiga
masing-masing mempunyai orbital hibrid sp dan ikatan antara kedua atom karbon
tersebut terdiri dari sebuah ikatan sigma dan 2 buah ikatan pi. Akhiran untuk suatu alkuna
adalah –una dan sebuah nomor posisi digunakan untuk menandai ikatan ganda tiga dalam
rantai hidrokarbon induk. Kecuali jika terdapat gugus fungsional yang lebih berprioritas.
a. Ikatan alkuna
Sebuah karbon ganda tiga ada dalam keadaan hibridisasi sp. Suatu orbital sp
bersifat setengah s, sedangkan orbital sp2PP sepertiga s dan orbital sp3PP hanya
seperempat s.karena orbital sp lebih memiliki karakter s, maka elektron-elektron dalam
orbital ini lebih dekat ke inti karbon daripada elektron-elektron dalam orbital sp2PP atau
sp3P . Jadi dalam suatu alkunaP , karbon sp lebih elektronegatif daripada kebanyakan
atom karbon lain, oleh karena itu dalam suatu alkuna suatu ikatan CH alkunil lebih polar
daripada ikatan CH alkana atau alkena.
32
Salah satu contoh senyawa alkuna yang terkenal adalah etuna atau asetilena, atau
dikenal juga sebagai gas karbit. Asetilena ditemukan oleh Edmund T DavyTpada 183T
6.T Nama asetilena diberikan oleh kimiawaT nTPeranciT s T TMarcellin Berthelot,T pada
T1860.T Pada 181T 2,T sebuah ledakan asetilena membutakan fisikawaT n T GT ustaf
Dalén,T yang kemudian pada tahun yang sama memperoleh hadiah NobeT l T di bidang
fisikT a.T Gas asetilena memiliki banyak kegunaan, di antaranya untuk bahan bakar las
karbid. Pengelasan dilakukan dengan jalan membakar bahan bakar gas asetilen dengan
oksigen sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencair logam induk
dan logam pengisi. Ketika asetilena dibakar dengan oksigen maka dapat mencapai suhu
3000º C. Suhu tinggi tersebut mampu digunakan untuk melelehkan logam dan
menyatukan pecahan-pecahan logam. Karena gas asetilen paling banyak digunakan
sebagai bahan bakar sehingga las pada umumnya diartikan sebagai las oksiasetilen.
Gas Asetilen diproduksi melalui reaksi antara Kalsium Karbit (CaCR2R) dengan air
(HR2R0). CaCR2R + 2HR2RO → Ca(OH)R2R + CR2RHR2
Sumber: http://search.google.com
Gambar 1.7 Tabung Gas Asetilen
33
Bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh gas asetilen antara lain sebagai berikut.
1. Polimerisasi
Peristiwa ini akan menyebabkan suhu gas meningkat jauh lebih tinggi dalarn waktu
yang sangat singkai. Polimerisasi akan terjadi pada suhu 300°C, jika berada pada
tekanan i atm. Oleh sebab itu, gas asetilen tidak boleh disimpan atau digunakan
pada suhu di atas 300°C.
2. Disosiasi
Yaitu adanya panas yang ditimbulkan oleh proses pembentukan zat-zat. disosiasi
teijadi.Pada suhu 600°c, jika berada pada tekanan i atm atau 530°C jika tekanan 3
atm. Jika teijadi disosiasi maka tekanan gas akan meningkat dan bisa menimbulkan
ledakan.
Terjadinya polimerisasi dan disosiasi akan mengakibatkan naiknya suhu dan tekanan
gas menjadi jauh akan lebih tinggi dari keadaan semula, sehingga gas asetilen merupakan
gasyang sangat mudah meledak ataupun cepat terbakar akibat tekanan dan suhu. Untuk
menghindari hal-hal di alas gas asetilen dalam tabung gas dilarutkan dalam aceton juga
diisi dengan bahan-bahan berpori misalnya keramik, yang dapat rnenempatkan dan
melarutkan gas asetilen secara baik.
b. Struktur alkuna
Deret homolog alkuna beserta namanya dapat dilihat dalam tabel 1.7
Tabel 1.7 Alkuna rantai lurus
Struktur Nama
C2H2 Etuna
CH3CCH Propuna
CH3CH2CCH Butuna
CH3(CH2)2CCH Pentuna
CH3(CH2)3CCH Heksuna
CH3(CH2)4CCH Heptuna
CH3(CH2)5CCH Oktuna
CH3(CH2)6CCH Nonuna
CH3(CH2)7CCH Dekuna
34
Berikut ini terdapat rumus struktur dan nama beberapa alkuna :
Setelah dijelaskan tentang struktur alkana, alkena, dan alkuna yang memiliki rumus
struktur berbeda, sehingga disajikan perbandingan antara alkana, alkena, dan alkuna yang
dicantumkan pada tabel 1,8 berikut :
Contoh latihan
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Nama dari struktur alkuna berikut adalah
Penyelesaian :
a. Beri penomoran pada atom C terlebih dahulu :
35
2. Beri nama senyawa di bawah ini :
Penyelesaian :
a. Beri penomoran pada atom C terlebih dahulu :
Penyelesaian :
a. Beri penomoran pada atom C terlebih dahulu :
36
Soal Latihan
Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Nama senyawa dari rumus struktur berikut adalah ….
a. 4-propil-2-pentuna d. 4-propil-2-pentuna
b. 4-metil-2-heptuna e. 4-metil-4-propil-2-butuna
c. 4-metil-2-pentuna
2. Gas etuna sebanyak 10 liter dibakar sempurna dengan udara, bila udara mengandung
20% oksigen maka volum udara yang diperlukan sebanyak . . .
a. 10 liter d. 100 liter
b. 25 liter e. 125 liter
c. 50 liter
3. Senyawa dengan nama 3, 3 -dimetil-1- heksuna memiliki rumus struktur ….
a.
b.
c.
37
d.
e.
Essay
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Tulis nama senyawa berikut ini:
a.
b.
38
2. Tulis nama senyawa berikut ini :
a. b.
F. Isomer
Isomer adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi
mempunyai rumus bangun atau struktur yang berbeda. Isomer berasal dari Bahasa Yunani
yang diadaptasi dari kata isomerès, dimana isos berarti sama dan mèros berarti bagian.
Peristiwa ini lazim terdapat pada kimia karbon tetapi jarang ditemukan dalam kimia
anorganik. Isomer mempunyai jumlah atom yang sama untuk masing-masing unsur,
tetapi mempunyai perbedaan susunan penempatan atomatomnya. Isomer belum tentu
mempunyai sifat-sifat yang sama kecuali mempunyai gugus fungsi yang sama sehinga
isomer penting untuk dipelajari. Senyawa dengan rumus molekul sama antara senyawa
satu dengan senyawa lainnya dapat memiliki sifat yang sangat berbeda yang
menyebabkan penanganan terhadap senyawa tersebut juga berbeda-beda. Oleh karena itu,
untuk menghindari kesalahpahaman, suatu senyawa karbon selalu dinyatakan dalam
rumus bangunnya.
Dalam senyawa karbon, pada tiga deret pertama alkana tidak terdapat isomer.
Isomer baru ditemukan pada senyawa butana (C4H10), yaitu:
CH 3 CH CH 2
CH 3 CH 2 CH 2 CH 3
(a ) Butana CH 3
(b) isobutana
2 -metilpropana
39
pada senyawa pentana (C5H12) memiliki 3 buah isomer, yaitu:
CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3
pentana
CH 3 CH 2 CH CH 3 2-metilbutana (IUPAC)
isopentana (trivial)
CH 3
CH 3
CH 3 C CH 3
2,2-dimetilpropana (IUPAC)
CH 3
neopentana (trivial)
CH 3 C CH 2 CH 3 2,2-dimetilbutana(IUPAC)
neoheksana (trivial)
CH 3
CH 3 CH 3
2,3-dimetilbutana
CH 3 CH CH CH 3
40
Soal Latihan
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Senyawa C7H16 memiliki 9 isomer. Tuliskan rumus struktur isomer-isomernya dan tata
nama masing-masing isomer?
2. Senyawa C8H18 memiliki 18 isomer. Tuliskan rumus struktur isomer-isomernya dan
tata nama masing-masing isomer?
3. Mengapa pada 3 deret pertama senyawa alkana tidak terdapat isomer?
4. Apakah sifat fisik suatu senyawa sama seperti sifat isomernya, mengapa?
Tipe Isomer
Ada dua tipe isomer yaitu isomer struktur (geometri) dan isomer ruang (stereo).
Isomer struktur adalah keisomeran yang disebabkan karena perbedaan struktur atau ikatan
antara atomatom unsur. Isomer struktur terbagi atas isomer rantai (kerangka), isomer
posisi (tempat), isomer gugus fungsi (fungsional), matemeri, dan tautomer. Isomer ruang
adalah keisomeran yang disebabkan perbedaan konfigurasi atau susunan atom dalam
ruang. Isomer ruang terbagi atas isomer geometri dan isomer optik.
1. Keisomeran Struktur
a. Isomer Rantai
Senyawa-senyawa yang merupakan isomer rantai memiliki rumus molekul dan
gugus fungsi yang sama, tetapi memiliki rantai induk yang berbeda.
Contoh:
Isomer rantai pada butana dan 2-metilpropana
41
CH 3 CH 2 CH 2 CH 3 dan CH 3 CH CH 2
Butana CH 3
(b) isobutana
2 -metilpropana
CH 3 CH 2 CH CH 2 OH 2 -metil -1 -butanol
CH 3
b. Isomer Posisi
Senyawa-senyawa yang merupakan isomer posisi memiliki rumus molekul, gugus
fungsi, dan kerangka yang sama tetapi berbeda letak (posisi) gugus fungsinya.
Contoh:
Keisomeran pada 1-propanol dan 2-propanol (keduanya memiliki rumus molekul, gugus
fungsi, dan kerangka yang sama)
CH 2 CH 2 CH 2 OH 1 -propanol
CH 2 CH CH 2 2 -propanol
OH
d. Matemeri
42
Isomer yang terjadi jika dua gugus alkil atau lebih tidak sama terikat pada suatu
gugus fungsional yang sama, misalnya pada 1-butena, 2-butena, dan 2-metilpropena.
CH2 CH CH2 CH3 CH3 CH CH CH3 CH3 C CH2
2-metilpropena
e. Tautomer
Isomer antara senyawa-senyawa yang susunan atomnya berbeda tetapi zat-zat
tersebut berada dalam keadaan kesetimbangan, misalnya kesetimbangan antara
O O
2. Keisomeran Ruang
a. Isomer Geometri
Keisomeran geometri terdapat pada senyawa yang molekulnya mempunyai bagian
yang kaku, seperti ikatan rangkap. Atom karbon yang berikatan rangkap tidak dapat
diputar satu terhadap lainnya. Keisomeran geometri mempunyai dua bentuk yang ditandai
dengan cis dan trans.
Cis : Gugus sejenis berada pada sisi yang sama.
Trans : Gugus sejenis terletak berseberangan.
Contoh:
Keisomeran antara cis-2-butena dan trans-2-butena
H3C CH3 H3 C H
C C C C
H H H CH 3
Keisomeran geometri pada alkena terjadi jika kedua atom karbon yang berikatan rangkap
masingmasing mengikat dua gugus yang berbeda.
43
H3C CH3
b. Isomer Optik
Dari ilmu fisika telah kita ketahui apa yang dimaksud dengan cahaya terpolarisasi,
yaitu cahaya yang hanya bergetar pada satu bidang. Bidang getar tersebut dinamakan
bidang polarisasi.
Cahaya biasa dipolarisasikan dengan menggunakan polarisator.
Berbagai jenis senyawa karbon menunjukkan suatu kegiatan optis yaitu dapat
memutarkan bidang polarisasi. Sebagian memutarkannya searah jarum jam (ke kanan)
dan sebagian yang lain memutarkannya berlawanan dengan arah jarum jam (ke kiri).
Arah putaran ke kanan pada umumnya dinyatakan dengan tanda (+) atau d (baca: dekstro)
sedangkan arah putaran ke kiri dinyatakan dengan tanda (-) atau l (baca: levo). Senyawa-
senyawa yang dapat memutar bidang polarisasi disebut senyawa yang bersifat optis aktif.
Keisomeran optis berkaitan dengan sifat optis suatu senyawa. Contoh senyawa
yang menunjukkan kegiatan optis adalah 2-butanol. Senyawa 2-butanol dikenal memiliki
2 jenis yaitu senyawa 2-butanol yang memutarkan bidang polarisasi 13,52° ke kanan dan
senyawa 2-butanol yang memutarkan bidang polarisasi 13,52° ke kiri. Jadi senyawa 2-
butanol mempunyai 2 isomer optik yaitu d-2-butanol dan l-2-butanol.
CH3 CH3
H C OH HO C H
C2H5 C2H5
Menurut Label dan van’t Hoff keisomeran optik dapat terjadi karena adanya atom
C asimetris dalam molekul, yaitu atom karbon yang mengikat 4 gugus senyawa yang
berbeda. Dalam kasusu senyawa 2-butanol, atom C nomor 2 merupakan atom C asimetris
karena mengikat 4 gugus yang berbeda, yaitu C2H5, H, OH, dan CH3. Semakin
banyak jumlah atom C asimetris dalam molekul, semakin banyak pula kemungkinan
konfigurasi molekulnya dan semakin banyak isomer optiknya. Senyawa yang mempunyai
n atom asimetris dapat mempunyai sebanyak-banyaknya 2n isomer optik.
44
Soal Latihan
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Tentukan dan gambarkan isomer geometri dari senyawa 2-pentena dan 2-kloro-2-
butena!
2. Tentukan dan gambarkan isomer rantai dari senyawa C6H14O!
3. Tentukan dan gambarkan isomer posisi dari senyawa C5H11Cl!
4. Tentukan dan gambarkan isomer fungsi dari senyawa propanol, butanal, dan asam
butanoat!
5. Tentukan isomer yang mungkin dari senyawa C5H8!
Soal Latihan
Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Senyawa 2-metil-1-pentanol berisomer dengan...
a. metil propil eter d. etil propil eter
b. dipropil eter e. 3-pentanol
c. isopentanol
2. Perhatikan rumus berikut
I. ROH IV. RCOOH
II. RCOR’ V. RCOOR’
III. RCOH
Pasangan senyawa yang berisomer fungsi ialah...
a. I dan II d. III dan V
b. I dan III e. IV dan V
c. II dan IV
3. Jumlah isomer struktur senyawa dengan rumus molekul C3H8O adalah...
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3
4. Senyawa karbon yang mmperlihatkan gejala optis mempunyai...
a. ikatan rangkap d. semua ikatan tunggal
b. ikatan rangkap tiga e. atom karbon asimetris
c. satu gugus –OH
45
5. Pernyataan berikut tentang isomer yang paling tepat adalah ….
a. isomer memiliki rumus struktur sama
b. isomer mengandung kumpulan gugus sama
c. isomer adalah hidrokarbon
d. isomer menghasilkan zat yang sama jika terbakar sempurna dalam oksigen
e. isomer memiliki titik didih yang sama
6. Salah satu dari senyawa berikut yang tidak berisomer dengan 2,3-dimetil butana
adalah …
a. n-heksana d. 2-metil pentana
b. 2,2-dimetil butana e. 2-etil pentana
c. 3-metil pentana
7. Jumlah isomer C7H16 adalah …
a. 10 d. 7
b. 9 e. 6
c. 8
8. Senyawa berikut yang tidak memiliki isomer geometri adalah
a. 2-pentena d. 2-metil-2-butena
b. 2-butena e. 2-kloro-2-butena
c. 2,3-dikloro-2-butena
9. Apa yang dimaksud dengan atom C asimetris?
a. atom C yang mengikat 2 gugus senyawa yang berbeda
b. atom C yang mengikat 3 gugus senyawa yang berbeda
c. atom C yang mengikat 4 gugus senyawa yang berbeda
d. atom C yang mengikat senyawa OH- dan CH3
e. atom C yang berdiri sendiri
10. Di bawah ini yang tidak termasuk isomer struktur adalah..
a. isomer geometri d. isomer fungsional
b. isomer posisi e. tautomer
c. matemeri
11. Siklobutana merupakan isomer dari ….
a. C4H10 d. CH2=CHCH=CH2
b. C6H6 e. CH3CH=CHCH3
c. CH3C=CCH3
46
12. Senyawa karbon berikut yang tidak membentuk isomer cis- dan trans- adalah ….
a. CH3CH=CH(C2H5)
b. CH3(Cl)C=CH(C2H5)
c. H2C=CH(C2H5)
d. (CH3)(C2H5)C=CH(CH2OH)
e. CH3CH=CHCH3
13. Senyawa yang bukan merupakan isomer posisi dari 2-dekuna adalah…
a. 4-metil-2-nonuna
b. 2,2-dimetil-4-oktuna
c. 5-dekuna
d. 2,3,4-trimetil-6-dokuna
e. 2-etil-3-metil-5-heptuna
14. Senyawa yang bukan isomer dari oktana adalah ….
a. 2-metilheptana
b. 2,3-dimetilheksana
c. 2,3,4-trimetilpentana
d. 2,2-dimetilpentana
e. 2,2,3,3,-tetrametilbutana
15. Isoheptana memiliki rumus struktur ….
a. C7H14 d. (CH3)3C(CH2)2CH3
b. CH3(CH2)5CH3 e. (CH3)2CH(CH2)3CH3
c. C6H5CH3
16. Senyawa berikut yang memiliki lebih dari satu isomer adalah ….
a. C2F6 d.C2H5F
b. C3H6 e. C6H14
c. C2H4F2
17. Keisomeran alkuna mulai terjadi pada ….
a. etuna d. heksuna
b. propuna e. heptuna
c. butuna
18. Suku alkana yang memiliki tiga buah isomer adalah…
a. heptana d. butana
b. heksana e. propana
c. pentana
47
19. Senyawa berikut yang berisomer dengan 2,3-dimetilbutana adalah ….
a. 3-etilpentana d. 3-metilheksana
b. 2,2-dimetilpropana e. 2,4-dimetilpentana
c. 2-metilpentana
20. Diketahui senyawa:
1. isoheptana
2. 3-etilpentana
3. 3-metilheksana
4. 2-metil-3-heksena
5. 2,3-dimetilpentana
Senyawa yang merupakan isomer dari heptana adalah ….
a. 1, 2, dan 3 d. 1, 2, 3, dan 4
b. 1, 3, dan 4 e. 1, 2, 3, dan 5
c. 1, 3, dan 5
21. Di antara senyawa hidrokarbon berikut yang mempunyai isomer geometri adalah ….
a. alkana d. alkadiena
b. alkena e. alkadiuna
c. alkuna
22. Senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi struktur molekul berbeda disebut ….
a. monomer d. polimer
b. isomer e. deret homolog
c. tautomer
23. Jumlah isomer dari senyawa C5H10 adalah…
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3
24. 3-etilpentana berisomer dengan ….
a. 3-metilheptana d. 2,2,3-trimetilpentana
b. n-heksana e. tetrametilmetana
c. isoheptana
25. Jumlah isomer heksana adalah ….
a. 3 d. 6
b. 4 e. 7
c. 5
48
Essay
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Jelaskan terjadinya:
a. keisomeran struktur
b. keisomeran ruang
2. berikanlah masing-masing contoh untuk keisomeran:
a. posisi
b. rangka
c. fungsional
d. geometris
e. optis
3. tentukan jenis keisomeran yang terjadi diantara senyawa berikut
a. 2-pentanol dan 3-pentanol
b. CH3 CH2 COOH dengan H COOC2H5
c. 1-butanol dengan 2-metil-1-propanol
d. Etil metil eter dengan 2propanol
49
Dengan kata lain, massa jenis alkana paling besar adalah 0,76 g/mL, sehingga semua
alkana lebih ringan dari air.
c. Kelarutan alkana
Merupakan senyawa nonpolar, sehingga tidak larut dalam air. Alkana mudah larut
dalam pelarut organik. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah pelarut nonpolar,
seperti CCl4 atau sedikit polar (dietil eter atau benzena).
Secara umum titik didih dan titik lebur alkana mempunyai pola sebagai berikut:
1) Semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana,
semakin tinggi titik didih. Hal ini disebabkan karena meningkatnya gaya van
der Waals seiring dengan kenaikan berat molekul
2) Cabang alkana menyebabkan penurunan luas permukaan yang mengakibatkan
menurunnnya gaya van der Waals sehingga semakin bercabang rantai suatu
alkana, titik didihnya semakin kecil. Itulah mengapa titik didih n-pentana >
isopentana > neopentana.
3) Titik leleh alkana tidak menunjukkan keteraturan. Titik leleh alkana rantai
genap lebih tinggi daripada rantai ganjil. Kecenderungan abnormal pada titik
50
leleh kemungkinan karena alkana dengan atom ganjil memiliki atom karbon di
sisi berlawanan. Jadi alkana dengan rantai genap dapat dikemas erat dalam kisi
kristal membuat gaya tarik antar molekul lebih besar.
Tabel 1.10 Data titik didih dan titik leleh beberapa senyawa alkena pada kondisi atmosferik
Rumus Tititk Didih Titik Leleh
Nama Mr
Molekul (°C) (°C)
Etena C2H4 28 -105 -169
Propena C3H6 42 -48 -185
1-butena C4H8 56 -6 -185
1-pentena C5H10 70 30 -165
1-Heksena C6H12 84 63 -140
1-Heptena C7H14 98 93 -120
1-Oktena C8H16 112 122 -102
1-nonena C9H19 126 146 -81
1-dekena C10H20 140 171 -66
51
Secara umum titik didih dan titik lebur alkana mempunyai pola sebagai berikut:
1. Sifat fisis alkena (titik didih dan titik leleh) dengan Mr yang sama (isomer) untuk
rantai lurus lebih tinggi dari rantai bercabang.
2. Titik didih senyawa alkena yang berisomer geometri, struktur cis lebih tinggi dari
trans. Mislanya cis-2-butena (3,70C) lebih tinggi dari trans-2-butena (0,80C).
3. Kecenderungan titik didih alkena sama dengan alkana, yakni makin besar massa
molekul relatif (Mr) makin tinggi titik didihnya. Akan tetapi bila dibandingkan
dengan alkana yang mempunyai jumlah atom C sama, ternyata titik didih alkena
cenderung lebih rendah. Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya ikatan rangkap
menyebabkan gaya antar molekul yang terjadi lebih rendah.
4. Titik leleh alkana tidak menunjukkan keteraturan.
52
Selidikilah (Titik Didih dan Keisomeran Senyawa Hidrokarbon)
Gas elpiji dan bensin merupakan contoh bahan bakar yang banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Gas elpiji digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak,
sedangkan bensin sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Jika Anda mengamati wujud
kedua bahan bakar tersebut, Anda akan menemukan perbedaan. Gas elpiji berwujud gas,
sedangkan bensin berwujud cair. Apakah yang menyebabkan perbedaan wujud tersebut?
Bahan bakar manakah yang titik didihnya lebih tinggi? Selidikilah dengan melakukan
kegiatan berikut:
a. Amati tabel Tabel x.x tentang Data Titik Didih dan Titik Leleh Beberapa Senyawa
Alkana pada Kondisi Atmosferik. Kemudian, tulislah struktur-strukturnya dalam
buku latihan Anda.
b. Buatlah grafik antara Mr dan Titik Didih untuk senyawa-senyawa berikut. Metana,
etana, npropana, n-butana, n-pentana, n-heksana, n-heptana, n-oktana.
c. Buatlah grafik antara jumlah rantai cabang dan titik didih untuk pentana,
isopentana, dan neopentana.
53
Soal Latihan
Pilihan Ganda
Petunjuk:Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Senyawa yang memiliki titik didih terendah adalah...
a. propana d. heksana
b. butana e. propuna
c. pentana
2. Dengan jumlah atom C sama, mengapa senyawa alkena mempunyai titik didih yang
lebih rendah dibandingkan senyawa alkana?
a. adanya ikatan rangkap menyebabkan gaya antar molekul yang terjadi lebih rendah.
b. senyawa alkena mudah terbakar
c. senyawa alkana memiliki ketidakteraturan titik leleh
d. berat molekul alkana lebih ringan dari alkena
e. viskositas alkana lebih tinggi dari alkena
3. Senyawa yang memiliki titik didih tertinggi adalah
a. propuna d. pentuna
b. heptuna e. heptena
c. butuna
4. Alkana dengan wujud gas pada kondisi atmosferik ditemukan pada senyawa...
a. C2H6 d.C15H32
b. C7H16 e. C20H42
c. C8H18
5. Senyawa dengan titik didih tertinggi adalah...
a. 2,2-dimetil-pentana d. 2-metil-heksana
b. 3-metil-butana e. propana
c. heptana
6. Alkena dengan wujud cair pada kondisi atmosferik ditemukan pada senyawa...
a. C2H4 d. C7H14
b. C3H6 e.C20H42
c. C8H18
7. Alkuna dengan wujud padat pada kondisi atmosferik ditemukan pada senyawa...
a. C8H16 d. C25H50
b. C3H4 e. C20H38
c. C9H18
54
8. Alkana tidak larut di dalam air karena...
a. alkana merupakan senyawa nonpolar sedangkan air senyawa polar
b. alkana merupakan senyawa polar sedangkan air senyawa nonpolar
c. alkana merupakan senyawa hidrokoarbon sedangkan air bukan
d. alkana perbedaan memiliki titik didih yang jauh dengan air
e. alkana memiliki perbedaan viskositas dengan air
9. Alkuna larut pada senyawa berikut, kecuali...
a. benzena d. PCl5
b. CCl4 e. HCI
c. eter
10. Alkena cair jika dicampur dengan air akan berada pada lapisan bagian atas. Hal
tersebut terjadi karena...
a. viskositas air lebih besar dari alkena
b. massa jenis air lebih kecil dari alkena
c. densitas air lebih besar dari alkena
d. kekentalan air lebih kecil dari alkena
e. air merupakan senyawa nonpolar
11. Alkana dengan wujud cair pada kondisi atmosferik ditemukan pada senyawa...
a. C2H4 d. C7H14
b. C3H6 e. C20H42
c. C8H18
12. Alkena dengan wujud padat pada kondisi atmosferik ditemukan pada senyawa...
a. C8H16 d. C25H50
b. C3H4 e. C20H38
c. C9H18
13. Alkuna larut di dalam karbon tetraklorida karena...
a. alkuna merupakan senyawa polar dan karbon tetraklorida merupakan senyawa
polar
b. alkuna merupakan senyawa nonpolar dan karbon tetraklorida merupakan senyawa
nonpolar
c. alkuna dan karbon tetraklorida merupakan senyawa hidrokoarbon
d. alkuna perbedaan memiliki massa jenis yang sama dengan karbon tetraklorida
e. alkuna memiliki viskositas yang sama dengan karbon tetraklorida
55
14. Alkena tidak larut pada senyawa berikut, kecuali...
a. HF d. PCl5
b. H2O e. HCI
c. HI
15. Alkuna dengan wujud gas pada kondisi atmosferik ditemukan pada senyawa...
a. C4H7 d. C6H14
b. C3H4 e. C5H8
c. C2H4
16. Senyawa berikut yang memiliki titik didih tertinggi adalah...
a. C-C-C=C-C-C
b. C-C-C-C-C-C
c. C=C-C-C-C
d. C-C-C≡C-C-C
e. C-C-C-C-C
17. Senyawa berikut yang memiliki titik didih terendah adalah...
a. C≡C-C≡C-C
b. C-C-C≡C-C
c. C-C-C=C-C
d. C=C-C-C-C
e. C-C-C-C-C
18. Alkena larut di dalam fosfor pentaklorida karena...
a. alkena dan fosfor pentaklorida merupakan senyawa hidrokoarbon
b. alkena merupakan senyawa nonpolar dan fosfor pentaklorida merupakan senyawa
nonpolar
c. alkena perbedaan memiliki densitas yang dekat dengan fosfor pentaklorida
d. alkena memiliki viskositas yang sama dengan fosfor pentaklorida
e. alkena merupakan senyawa polar dan fosfor pentaklorida merupakan senyawa
polar
19. Senyawa dengan titik didih terendah adalah...
a. C-C-C-C-C-C
b. C-C-C-C=C-C
c. C-C-C=C-C=C
d. C-C-C-C≡C-C
e. C-C≡C-C≡C-C
56
20. Senyawa dengan titik didih tertinggi adalah...
a. C=C-C=C-C=C
b. C-C-C-C=C-C
c. C-C-C=C-C=C
d. C-C-C-C≡C-C
e. C-C≡C-C≡C-C
21. Senyawa berikut yang tergolong gas alam adalah ...
a. metana dan etana d. etana dan etuna
b. propana dan butana e. metana dan etena
c. metana dan propena
22. Fraksi minyak bumi yang memiliki titik didih tertinggi adalah ...
a. solar d. LPG
b. gasolin e. LNG
c. kerosen
23. Fraksi minyak bumi yang memiliki titik didih terendah adalah ...
a. premium d. avtur
b. bensin e. LPG
c. gasolin
24. Alkana tidak larut pada senyawa berikut, kecuali ...
a. HF d. PCI5
b. H2O e. HCI
c. HI
25. Senyawa dalam satu deret homolog mempunyai sifat sebagai berikut, kecuali ...
a. rumus umum sama
b. persentase komponen sama
c. sifat kimia mirip
d. semakin panjang rantai karbon, semakin tinggi titik didih
e. perbedaan Mr dua suku berurutan sebesar 14
Essay
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Bagaimana hubungan jenis ikatan (jenuh dan tidak jenuh) dengan titik didih?
Jelaskan!
2. Mengapa pada umumnya senyawa hidrokarbon tidak larut dalam air?
57
3. Mengapa senyawa dengan struktur cis- memiliki titik didih yang lebih tinggi
dibandingkan senyawa dengan struktur trans- ?
4. Bagaimana hubungan antara jumlah rantai cabang dan titik didih?
5. Minyak dan lemak tergolong hidrokarbon. Pada suhu kamar, minyak berwujud cair
sedangkan lemak berwujud padat. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jelaskan!
Contoh:
Adisi gugus karbonil ( CO ) oleh hidrogen:
O OH
Untuk alkena maupun alkuna, bila jumlah atom H pada kedua ikatan rangkap berbeda,
maka arah penambahan (adisi) ditentukan oleh hukum Markovnikov, yaitu atom H akan
terikat atom karbon yang memiliki jumlah atom H lebih banyak (“yang kaya diperkaya”).
Contoh:
2-metil-2-butena2-kloro-2-metilbutana
58
b. Eliminasi
Reaksi eliminasi adalah reaksi pelepasan atom sehingga molekul senyawa yang
awalnya berikatan tunggal menjadi berikatan rangkap. Jadi reaksi eliminasi adalah
kebalikan dari rekasi adisi.
Contoh:
Eliminasi 2-bromopropana oleh NaOH
CH3CHCH 3 + NaOH CH2= CHCH 3 + NaBr + H 2 O
Br
2-bromopropana propena
c. Oksidasi
Suatu senyawa alkana yang bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbon
dioksida dan air disebut dengan reaksi pembakaran. Perhatikan persamaan reaksi oksidasi
pada senyawa hidrokarbon berikut.
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)
Reaksi pembakaran tersebut, pada dasarnya merupakan reaksi oksidasi. Pada
senyawa metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) mengandung satu atom karbon. Kedua
senyawa tersebut harus memiliki bilangan oksidasi nol maka bilangan oksidasi atom
karbon pada senyawa metana adalah –4, sedangkan bilangan oksidasi atom karbon pada
senyawa karbon dioksida adalah +4.
Bilangan oksidasi atom C pada senyawa karbon dioksida meningkat (mengalami
oksidasi), sedangkan bilangan oksidasi atom C pada senyawa metana menurun.
d. Substitusi
Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom atau gugus atom oleh atom atau
gugus atom lain. Jadi dalam reaksi substitusi suatu atom atau gugus atom yang terdapat
dalam rantai utama akan meninggalkan rantai utama tersebut dan tempatnya yang kosong
akan diganti oleh atom atau gugus atom yang lain. Reaksi substitusi umumnya terjadi
pada senyawa jenuh (tunggal) tanpa terjadi perubahan ikatan karakteristik (tetap jenuh).
Contoh:
Etana Kloroetana
59
Reaksi substitusi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu substitusi nukleofilik,
elektrofilik, radikal bebas, dan organologam
1. Substitusi nukleofilik
Substitusi nukleofiik terjadi ketika reagen yang berperan adalah suatu nukleofil.
Nukleofil adalah molekul yang dapat menyumbangkan sepasang elektron
membentuk ikatan kimia dalam reaksi. Suatu nukleofil bereaksi dengan zat alifatik
pada reaksi substitusi nukleofilik alifatik. Reaksi substitusi ini dapat tetrbentuk
melalui dua mekanisme reaksi yaitu mekanisme SN1 dan mekanisme SN2.
Mekanisme reaksi SN1 hanya terjadi pada alkil halida tersier, nukleofil yang dapat
menyerang adalah nukleofil basa lemah seperti H2O dan CH3CH2OH. Mekanisme
reaksi SN2 hanya terjadi pada alkil halida primer dan sekunder, nukleofil yang
dapat menyerang adalah nukleofil kuat seperti OH-, CN-, dan H3O-. Ketika zat
yang bereaksi merupakan senyawa aromatik maka reaksi tersebut disebut reaksi
substitusi nukleofilik aromatik. Turunan asam karboksilat bereaksi dengan
nukleofil dalam substitusi asli nukleofilik.
2. Substitusi elektrofilik
Substitusi nukleofiik terjadi ketika reagen yang berperan adalah suatu elektrofil.
Elektrofil adalah suatu molekul yang dapat menerima pasangan elektron. Reaksi
substitusi elektrofil biasanya terjadi pada senywa aromatik yang disebut dengan
reaksi substitusi elektrofil aromatik. Bezena lebih mudah mengalami reaksi
elektrofilik daripada nukleofilik.
3. Substitusi radikal bebas
Reaksi substitusi radikal bebas terjadi apabila gugus yang mengganti adalah radikal
bebas. Pereaksi radikal bebas adalah atom atau gugus atom yang mengandung
sebuah elektron yang tidak berpasangan. Pereaksi radikal bebas umumnya
digunakan pada reaksi yang menyebabkan pemutusan homolitik dari substrat.
Reaksi ini dimulai dengan pembentukan radikal bebas yang reaktif. Radikal
tersebut beresaksi dengan molekul lain membentuk radikal bebas baru yang
meneruskan reaksi berikutnya. Contoh reaksi substitusi radikal bebas adalah reaksi
antara metana dengan gas klor mengasilkan monoklor-metana dan asam klorida.
UV
CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl
60
4. Substitusi organologam
Reaksi kopling adalah salah satu reaksi yang dikatalisis oleh logam dan melibatkan
senyawa organologam RM dan halida organik R'X bereaksi dengan senyawa
dengan tipe R-R'. Pada akhir reaksi terbentuk ikatan karbon-karbon baru.
Soal Latihan
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Tentukan bilangan oksidasi masing-masing senyawa pada reaksi pembakaran etil
alkohol!
2. Berikan contoh reaksi nukleofilik!
3. Berikan contoh reaksi elektrofilik!
4. Apa perbedaan mekanisme reaksi SN1 dan SN2?
5. Mengapa benzena lebih mudah mengalami reaksi elektrofilik?
e. Polimerisasi
Reaksi polimerisasi melibatkan penggabungan molekul-molekul kecil yang disebut
monomer menjadi suatu molekul rantai panjang atau yang disebut polimer. Reaksi
polimerisasi dapat dibedakan menjadi reaksi polimerisasi adisi dan reaksi polimerisasi
kondensasi.
Polimerisasi adisi: monomer-monomer bergabung membentuk suatu polimer
Monomer + monomer + monomer + . . . --> polimer
Beberapa monomer yang mengalami polimerisasi adisi dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1.11 Beberapa jenis polimer adisi
61
Polimerisasi kondensasi: monomer-monomer bergabung membentuk
polimer dengan melepas molekul kecil seperti H2O dan HCl
Monomer + monomer + monomer + . . . --> polimer + molekul kecil
Beberapa monomer yang mengalami polimerisasi kondensasi dapat dilihat pada
tabel berikut.
1. Reaksi-reaksi Alkohol
Reaksi yang terjadi pada alkohol meliputi reaksi dengan logam aktif, reaksi
substitusi gugus OH oleh halogen, reaksi oksidasi, pembentukan ester, dan dehidrasi
alkohol. Sebelum membahas reaksi-reaksi tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu
tentang penggolongan alkohol ke dalam alkohol primer, sekunder, dan tersier. Alkohol
primer adalah jenis alkohol yang gugus OH-nya terikat pada atom karbon primer, akohol
sekunder adalah jenis alkohol yang gugus OH-nya terikat pada atom karbon sekunder,
sedangkan alkohol tersier adalah jenis alkohol yang gugus OH-nya terikat pada atom
karbon tersier. Pada gugus alkana, atom karbon dibedakan atas atom karbon primer,
sekunder, tersier, dan kuartener. Atom karbon primer adalah atom karbon yang mengikat
langsung pada satu atom karbon yang lain, atom karbon sekunder adalah atom karbon
yang mengikat langsung pada dua atom karbon yang lain, dan seterusnya. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan contoh berikut:
CH3 CH 3 Keterangan:
2° 1° 1° = atom karbon primer
CH3 CH2 C CH2 CH CH 3 2° = atom karbon sekunder
4° 3°
3° = atom karbon tersier
CH3 4° = atom karbon kuartener
62
Berikut adalah contoh alkohol primer, sekunder dan tersier.
CH3 CH3
OH3
(3 °) (1°) (2 °)
c. Oksidasi Alkohol
Banyak sekali manfaat alkohol, salah satunya sebagai spiritus (bahan bakar).
Kenapa? Karena alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbondioksida dan
uap air., sama seperti reaksi pembakaran. Reaksi pembakaran etanol sebagai berikut:
Dalam oksidasi alkohol, sebuah atom oksigen dari oksidator akan mengambil
posisi atom Hkarbinol, yaitu atom hidrogen yang terikat pada atom karbon karbinol (atom
karbon yang mengikat gugus —OH).
63
Ciri-ciri reaksi oksidasi alkohol:
1. Selalu mengalami oksidator
2. Biasanya menggunakan kalium dikromat (K2Cr2O7)
3. Jika terdapat lebih dari dua gugus —OH maka dinyatakan tidak stabil dan akan
terurai menjadi air
4. Oksidator [O] berarti penambahan atom O pada atom H yang sendiri
5. Alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut menjadi
asam karboksilat
6. Alkohol sekunder membentuk keton (—CO)
7. Alkohol tersier tidak teroksidasi
CH3 C OH CH3 C OH
H H
Senyawa dengan 2 gugus OH terikat pada suatu atom karbon bersifat tidak stabil,
dan terurai dengan melepaskan 1 molekul air. Jadi, senyawa yang terbentuk pada reaksi
diatas segera terurai sebagai berikut:
OH O
CH3 C OH CH3 C H + H2 O
H etanal
Etanal yang dihasilkan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam asetat. Hal
ini terjadi karena oksidasi aldehida lebih mudah daripada oksidasi alkohol.
64
O O
oksidator
CH3 C H CH3 C OH
OH OH
Perubahan-perunbahann pada kondisi reaksi tidak akan dapat merubah produk
yang terbentuk. Jika anda melihat kembali tahap kedua reaksi alkohol primer, anda akan
melihat bahwa ada sebuah atom oksigen yang "disisipkan" antara atom karbon dan atom
hidrogen dalam gugus aldehid untuk menghasilkan asam karboksilat. Untuk alkohol
sekunder, tidak ada atom hidrogen semacam ini, sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.
3. Reaksi oksidasi alkohol tersier
Alkohol-alkohol tersier tidak dapat dioksidasi oleh natrium atau kalium
dikromat(VI). Bahkan tidak ada reaksi yang terjadi. Jika anda memperhatikan apa yang
terjadi dengan alkohol primer dan sekunder, anda akan melibat bahwa agen pengoksidasi
melepaskan hidrogen dari gugus -OH, dan sebuah atom hidrogen dari atom karbon terikat
pada gugus -OH. Alkohol tersier tidak memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada
atom karbon tersebut. Anda perlu melepaskan kedua atom hidrogen khusus tersebut
untuk membentuk ikatan rangkap C=O.
CH 3
oksidator
CH 3 C OH tidak bereaksi
CH 3
d. Pembentukan Ester
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester dan air. Reaksi ini
disebut reaksi esterifikasi. Mengenai reaksi esterifikasi akan dibahas lebih lanjut pada
bagian ester.
65
O O
R C OH + R’ OH R C O R’ + H 2O
e. Dehidrasi Alkohol
Jika alkohol bersama asam sulfat pekat akan mengalami dehidrasi, yaitu pelepasan
Dehidrasi Alkohol130oC akan menghasilkan eter sedangkan pemanasan pada suhu sekitar
180oC akan menghasilkan alkena.
Reaksi dehidrasi etanol dapat dilihat sebagai berikut.
H H H H
H2SO4
CH 3 C OH + H O C CH 3 130 °C CH 3 C O C CH3 + H2O
H H H H
H H
H2SO4
H C C+H O 180 ° C CH 2 =CH2 + H2 O
H H
etanol etena
2. Reaksi-reaksi Eter
a. Reaksi Pembakaran
Eter mudah terbakar membentuk ga karbon dioksida dan uap air Contoh:
R O R’ + Na tidak bereaksi
66
c. Reaksi dengan Asam Halida
Eter terurai jika direaksikan dengan asam halida, terutama dengan HI.
Jika asam halida terbatas:
R O R’ + HI R I + R OH
R O R’ + 2HI R I + R’ I + H2O
R O R’ + PCl5 R Cl + R’ Cl + POCl3
R O H +PCl5 R Cl + H Cl + POCl3
R O R’ + PCl5 R Cl + R’ Cl + POCl3
3. Reaksi-reaksi Aldehid
a. Oksidasi
Aldehida adalah reduktor kuat sehingga dapat mereduksi oksidator-oksidator
lemah. Perekasi Tollens dan pereaksi Fehling adalah dua contoh oksidator lemah yang
merupakan perekasi khusus untuk mengenali aldehida. Oksidasi aldehida menghasilkan
asam karboksilat.
O O
oksidator
R C H R C R’
67
Pereaksi Tollens adalah larutan perak nitrat dalam amonia. Perekasi ini dibuat
dengan cara menetesi larutan perak nitrat dengan larutan amonia sedikit demi sedikit
hingga endapan yang mula-mula terbentuk, larut kembali. Perekasi Tollens dapat
dianggap sebagai larutan perak oksida
(Ag2O) Aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga membebaskan unsur perak
(Ag) Reaksi aldehida dengan pereaksi Tolens dapat ditulis sebagai berikut.
O O
R C H + Ag 2 O (a q) R C OH + 2Ag
Bila reaksi dilangsungkan dalam bejana gelas, endapan perak yang terbentuk akan
melapisi bejana, membentuk cermin. Oleh karena itu, reaksi ini disebut reaksi cermin
perak.
Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling A
adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B meupakan larutan NaOH dan kalium-natrium
tartrat. Pereaksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga
diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling ion Cu2+ terdapat
sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO. Reaksi
aldehida dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.
O O
R C H + 2CuO (a q) R C OH + Cu 2O
Reaksi Fehling dipakai untuk identifikasi adanya gula reduksi seperti glukosa
dalam air kemih pada penderita penyakit diabetes (glukosa mengandung gugus aldehida).
b. Reduksi
Reaksi reduksi aldehida ditandai dengan penambahan atau adisi hidrogen. Ikatan
rangkap C=O dari gugus fungsi aldehida dapat diadisi gas hidrogen membentuk suatu
alkohol primer. Adisi hidrogen menyebabkan penurunan bilangan oksidasi atom karbon
gugus fungsi. Oleh karena itu, adisi hidrogen tergolong reaksi reduksi.
O OH
R C H + H2 R C H
68
4. Reaksi-reaksi Keton
a. Oksidasi
Keton merupakan reduktor yang lebih lemah daripada aldehida. Zat-zat
pengoksidasi lemah seperti pereaksi Tollens dan pereaksi Fehling tidak dapat
mengoksidasi keton. Oleh karena itu, aldehida dan keton dapat dibedakan dengan
menggunakan pereaksi-pereaksi tersebut.
b. Reduksi
Reduksi keton menghasilkan alkohol sekunder.
O OH
R C R’ + H2 R C R’
b. Esterifikasi
O H2 SO 4
O
CH 3 C OH + C 2 H5 OH CH3 C O C 2H5 + H2 O
69
Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester. Reaksi ini disebut
reaksi esterifikasi (pengesteran). Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+. Asam
belerang sering digunakan sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. pada skala industri,
etil asetat diproduksi dari reaksi esterifikasi antara asam asetat (CH3COOH) dan etanol
(C2H5OH) dengan bantuan katalis berupa asam sulfat (H2SO4).
Reaksi esterifikasi bersifat reversibel. Untuk memperoleh rendemen tinggi dari
ester diperlukan cara untuk menggeser kesetimbangan ke arah produk (kanan). Satu
teknik untuk mencapainya adalah dengan menggunakan salah satu zat pereaksi (rekatan)
yang murah secara berlebihan, teknik lain yang bisa digunakan adalah dengan pemisahan
produk secara kontinyu.
Dengan bertambahnya halangan sterik dalam zat antara, laju pembentukan ester
aan menurun. Rendemen ester yang terbentuk-pun akan berkurang. Alasannya adalah
esterifikasi merupakan reaksi yang berifat bolak-balik dan spesies yang kurang terintangi
akan lebih disukai. Jika suatu ester yang meruah harus dibuat, maa lebih baik digunakan
jalr sintesis lain seperti jalur reaksi antara alkohol dengan suatu anhidrida asam atau
halida asam yang lebih reaktif daripada asam karboksilat dan dapat bereaksi secara
searah.
Ester memiliki banyak kegunaan. Sebagai contoh, ester yang paling populer
adalah etil asetat, yang banyak digunakan sebagai pelarut cat dan cat kuku maupun
pelarut untuk perekat. Etil asetat dan ester lain dengan sepuluh karbon atau kurang
merupakan suatu cairan yang mudah menguap dengan bau enak yang mirip dengan buah-
buahan dan sering dijumpai dalam buahbuahan dan bunga-bungaan. Ester-ester, baik
yang berasal dari alam maupun disintesis oleh manusia digunakan sebagai bahan
penyedap (flavoring agent). Bau dan citarasa dari buahbuahan tertentu dapat disebabkan
oleh beberapa ester. Sebagai contoh, etil asetat, n-butil asetat, dan n-pentil asetat
semuanya merupakan citarasa dari pisang-pisang. Ester yang terdapat dari alam yang
terbuat dari asam karboksilat berantai-panjang dan alkohol berantai-panjang disebut lilin
atau wax. Kebanyakan bahan yang disebut lilin biasanya adalah campuran dua ester atau
lebih dan zat-zat lain. Contoh senyawa ester adalah etil etanoat (essens pisang) dan etil
butanoat (essens strawberry). Ester juga sering digunakan pada industri parfum, pewangi,
sabun, dan kosmetik.
70
Gambar 1.9 Struktur molekul senyawa ester (etil butanoat)
Esterifikasi juga dapat dikenakan pada asam karboksilat rantai panjang atau asam
lemak. Ester asam lemak sering dimodifikasi baik untuk bahan makan maupun untuk
bahan surfaktan, aditif, detergen dan lain sebagainya.
Sumber: http://search.google.com
Gambar 1.12 Molekul surfaktan
6. Reaksi-reaksi Ester
Ester dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol dan asam
karboksilat. Reaksi hidrolisis ester merupakan kebalikan dari reaksi esterifikasi.
Contoh: Hidrolisis etil asetat menghasilkan etil alkohol dan asam asetat.
CH3 C O C2H5 + H2O CH3 COOH + C2 H5OH
71
7. Reaksi-reaksi Haloalkana
Haloalkana merupaka bahan industri yang sangat penting. Haloalkana dibuat dari
alkana melalui reaksi substitusi. Haloalkana selanjutnya dapat diubah menjadi bahan
kimia lain melalui berbagai reaksi, khususnya substitusi dan eliminasi. Beberapa reaksi
penting haloalkana adalah sebagai berikut:
a. Substitusi Atom Halogen
Atom halogen dari haloalkana dapat diganti oleh gugus OH jika haloalkana
direaksikan dengan suatu larutan, misalnya dengan NaOH.
b. Eliminasi HX
Haloalkana dapat mengalami eliminasi HX jika dipanaskan bersama dengan suatu
alkoksida. Alkoksida adalah suatu basa Bronsted-Lowry yang sangat kuat.
CH 3 CH CH 2 CH 3 + CH 3 OK
CH 3 CH=CH CH 3 + CH 3 OH +KCl
Cl
2-klorobutana 2-butena
Pada eliminasi HX dari haloalkana berlaku kaidah Zaytzeff. Dalam kaidah ini
dinyatakan bahwa atom H akan dilepas dari atom karbon yang mengikat atom H paling
sedikit (“yang miskin makin miskin”). Itulah sebabnya hasil reaksi dari contoh di atas
berpa 2-butena bukan 1-butena.
72
Soal Latihan
Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Hasil reaksi adisi H2O pada C3H6 bila dioksidasi akan menghasilkan ….
a. propanon d. asam propanoat
b. propanal e. n–propil alkohol
c. propanol
2. Reaksi antara asam organik dengan alkohol dinamakan dengan ….
a. hidrolisis d. dehidrasi
b. oksidasi e. esterifikasi
c. alkoholisis
3. Glukosa mengandung gugus fungsional ….
a. alkohol dan aldehid
b. alkohol dan keton
c. aldehid dan ester
d. aldehid dan asam karboksilat
e. alkohol dan asam karboksilat
4. Hasil reaksi yang dominan dari 2-metil-2-butena dengan HCl adalah ….
a. 3-kloro-2-metil butana
b. 3-kloro-3-metil butana
c. 2-kloro-3-metil butana
d. 2-kloro-2-metil butana
e. 2-kloro-1-metil butane
5. CH3COOH + CH4O
Reaksi di atas jika dijalankan dengan katalis asam akan membentuk senyawa...
a. alkohol d. asam alkanoat
b. eter e. alkil halida
c. ester
6. Senyawa organik dengan rumus molekul C5H12O yang merupakan alkohol tersier
adalah ….
a. 3-pentanol d. 2-metil-2-butanol
b. 2-metil-3-butanol e. trimetil karbinol
c. 3-metil-2-butanol
73
7. Nama kimia untuk senyawa berikut adalah........
CH3
H C CH2 C CH3
CH3 O
a. d.
b. e.
c.
74
12. Pasangan senyawa karbon di bawah ini yang merupakan isomer gugus fungsional
adalah ….
a. metil etanoat dan propanol
b. etil metil eter dan metil etanoat
c. etil metil eter dan 2 propanon
d. propanol dan etil metil eter
e. propanol dan propanal
13. Alkana dengan nama 3,3,4-trimetil heksana mengandung atom C primer, sekunder,
tersier, dan kuartener berturut-turut adalah …
a. 5, 2, 1, 1 d. 1, 5, 2, 2
b. 4, 2, 2, 2 e. 3, 1, 1, 5
c. 5, 1, 1, 3
14. Senyawa yang dapat mengalami adisi adalah …
a. CHR3RCHC(CHR3R)R2
b. CHR3R(CHR2R)R2RC(CHR3R)R3
c. CHR3RCHR2RCH(CHR3R)R2
d. CHR3RCHR2RC(CHR3R)R3
e. CHR3R(CHR2R)R3RCHR3
15. PVC merupakan plastik hasil polimer dari …
a. etil kiorida d. etena
b. propil klorida e. vinil klorida
c. butil klorida
16. Hasil adisi HBr terhadap 2-metil-2-butena adalah …
a. 2-bromo-3-metil butana
b. 3-bromo-2- metil butana
c. 3-bromo-3-metil butana
d. 2-metil-3-bromo butana
e. 2-bromo-2-meti1 butana
17. CH4(g) + Cl2(g) → CH3Cl(g) + HCl(g) Reaksi di atas termasuk jenis reaksi...
a. substitusi d. polimerisasi
b. eliminasi e. oksidasi
c. adisi
75
18. CH4(g) + CH2Br(g) → CH3 ─ CH2(g) + HBr(g) Reaksi di atas termasuk jenis reaksi...
a. substitusi d. polimerisasi
b. eliminasi e. oksidasi
c. adisi
19. Reaksi yang dapat dialami alkena adalah...
a. substitusi d. analisis
b. sintesis e. polimerisasi
c. adisi
20. Hidrolisis etil asetat akan menghasilkan...
a. asam asetat dan propanol
b. asam asetat dan air
c. etanol dan asam asetat
d. etanol dan air
e. asam asete dan metil alkohol
21. Senyawa yang merupakan monomer penyusun karet adalah…
a. etena d. kloroetena
b. propena e. fenil etena
c. isoprena
22. Reaksi etena dengan bromin yang menghasilkan 1,2-dibromoetana ialah jenis reaksi ....
a. subsitusi d. hidrogenasi
b. adisi e. kondensasi
c. eliminasi
23. Senyawa yang merupakan monomer penyusun kevlar adalah…
a. dimetiltereflatat dan etilen glikol
b. asam tereflatat dan 1,4-diaminobenzena
c. metanal dan fenol
d. metanal dan propanon
e. 1,6-diaminoheksana dan asam 1,6 heksandioat
24. Senyawa yang merupakan monomer penyusun dacron adalah…
a. dimetiltereflatat dan etilen glikol
b. asam tereflatat dan 1,4-diaminobenzena
c. metanal dan fenol
d. metanal dan propanon
e. 1,6-diaminoheksana dan asam 1,6 heksandioat
76
25. Senyawa yang merupakan monomer penyusun nilon adalah…
a. dimetiltereflatat dan etilen glikol
b. asam tereflatat dan 1,4-diaminobenzena
c. metanal dan fenol
d. metanal dan propanon
e. 1,6-diaminoheksana dan asam 1,6 heksandioat
Essay
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Berikan 3 (tiga) contoh reaksi adisi!
2. Berikan 3 (tiga) contoh reaksi substitusi!
3. Berikan 3 (tiga) contoh reaksi eliminasi!
4. Berikan 3 (tiga) contoh reaksi esterifikasi!
5. Berikan 3 (tiga) contoh reaksi halogenasi!
77
BAB 2
MINYAK BUMI
A. Minyak Bumi
1. Sejarah Penemuan Minyak Bumi Di Dunia
Bersumber dari Ensiklopedia Britannica, minyak bumi diperkirakan pertama kali
ditemukan pada 5000 tahun SM oleh bangsa Asyiria, Sumeria, dan Babilonia kuno. Cara
mendapatkan minyak bumi tersebut tidak dilakukan dengan cara pemboran yang sama
dengan era saat ini, akan tetapi bangsa-bangsa tersebut memperoleh minyak bumi dengan
mengambilnya di permukaan bumi karena minyak bumi tersebut merembes sampai ke
permukaan. Bangsa-bangsa tersebut memanfaatkan minyak bumi sebagai obat luka,
pencahar, atau pembasmi kutu.
Sumber: http://search.google.com
Gambar 2.1 Ensiklopedi Britannica
Namun, ada sumber yang belum diketahui dengan tepat mengatakan bahwa minyak
bumi pertama kali ditemukan di Timur Tengah (Parsi kuno/Iran) sebagai rembesan yang
muncul ke permukaan. Diperkirakan juga bahwa Nabi Nuh AS juga menggunakan
minyak bumi yang merembes di permukaan yang berbentuk asphalt atau teer untuk
menambal perahunya agar tidak kemasukan air.
Seiring perkembangan jaman, Pada abad pertama, bangsa Arab dan Persia berhasil
menemukan teknologi distilasi minyak bumi. Distilasi ini menghasilkan minyak yang
mudah terbakar. Semenjak itulah minyak digunakan sebagai bahan bakar. Minyak bumi
sebagai bahan bakar juga muncul pada zaman Harun Al Rasyid dengan nama Naphta.
Pada zaman berikutnya muncul gas bumi yang muncul ke permukaan pertama kali
dan terbakar, sehingga pada waktu itu muncul agama yang menyembah api yang
menganggap itu adalah api abadi (Majusi).
Beberapa abad kemudian bangsa Spanyol melakukan eksplorasi minyak bumi di
wilayah yang sekarang bernama Kuba, Meksiko, Bolivia, dan Peru. Pada pertengahan
abad ke-19, mansyarakat Amerika Utara dan Eropa menggunakan minyak tanah atau
minyak batu-bara sebagai bahan bakar untuk penerangan.
Seiring perkembangan zaman, mesin yang semula digerakkan dengan tenaga
manusia dan hewan, mulai berganti menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar
untuk menggerakkan mesin. Setelah James Watt menemukan mesin uap pertama kali
yang memunculkan revolusi industri, masyarakat luas mulai memburu minyak bumi
sebagai sumber energi, karena dianggap praktis dan tidak merepotkan.
79
minyak bumi dunia. Mulai abad ke-19, industri minyak yang modern muncul di AS dan
disusul oleh negara-negara di Eropa yang selanjutnya diusahakan secara komersil.
Von Humbold da Gay Lussac (1805), memperkirakan bahwa minyak bumi
berhubungan dengan aktivitas gunung api. Ide tersebut juga dikemukakan oleh ahli
geologi Perancis, Virlet d' Aoust (1834), teori ini didasarkan bahwa sering kali minyak
bumi ditemukan bersama-sama dengan lumpur gunung api. Sir William Logan (1842),
menghubungkan rembesan minyak bumi dengan struktur antiklin dan ini merupakan
pengamatan pertama kali yang dilakukan terhadap hubungan rembesan dengan antiklin.
Tahun 1847 di Glasgow, Inggris, pertama kali ditemukan suatu cara mengolah minyak
bumi menjadi minyak lampu, sehingga dapat digunakan sebagai pengganti lilin sebagai
sumber penerangan utama saat itu, dan pada saat itu dengan penemuan tersebut maka
minyak bumi merupakan bahan utama yang banyak dicari oleh para pengusaha.
Tahun 1859 merupakan munculnya pertama kali industri minyak bumi. Salah satu
proyek pada saat itu dilakukan pengeboran minyak bumi dan ditemukan pada kedalam 69
ft di daerah Tutisville, negara bagian AS. Pada akhir abad 19, pencarian minyak bumi
telah menyebar di luar AS, terutama Amerika Latin (Meksiko) pada tahun 1890 dan
Eropa Timur (Romania dan Rusia) serta mencapai wilayah Asia (Burma dan Indonesia).
Sumber: http://search.google.com
Gambar 2.4 Sistem distilasi minyak bumi
Eksplorasi di Timur Tengah pada tahun 1919 dan tahun 1927 dilakukan pemboran
minyak bumi pertama kali dan ditemukan lapangan minyak Kirkuk dengan produksi
80
minyak bumi mencapai 100.000 barrel per hari. Pada tahun 1939 juga ditemukan
beberapa lapangan minyak bumi raksasa di Saudi Arabia. Pada tahun 1960 di Kuwait,
dilakukan pencarian minyak bumi di lepas pantai.
Berkembangnya teknologi yang ada saat ini, menyebabkan perkembangan sarana
dengan menggunakan bahan bakar minyak bumi juga ikut berkembang, contohnya
kendaraan bermotor. Perkembangan ini juga menyebabkan pemisahan jenis bahan bakar
minyak yang semakin beragam. Crude oil atau minyak mentah didestilasi menjadi
beberapa fraksi bahan bakar seperti bensin, solar, minyak tanah, hingga aspal.
Sumber::http://wikipedia.com
Gambar 2.5 Kolonel Drake
Salah satu daya tarik negara-negara sahabat melirik Indonesia tak lain karena
negara ini memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam, terutama hasil tambang
seperti batubara, minyak dan gas bumi. Namun, walau cadangannya tidak melimpah,
ketiga komoditas tersebut selalu menjadi incaran. Tak hanya sebagai energi untuk
menghidupkan roda perekonomian agar pertumbuhan suatu negara bisa lebih baik tapi itu
dapat menjadi alasan strategis untuk menjalin kerjasama antar negara mengingat sumber
daya alam itu tidak dapat diperbarui.Tidak semua daerah kekuasaan masing-masing
negara memiliki cadangan minyak dan gas bumi (migas). Hal inilah yang mendorong
Belanda menjajah Indonesia hingga ratusan tahun karena tidak mau ketinggalan dengan
Amerika Serikat (AS) yang mulai beralih dari kayu bakar ke minyak sejak penemuan
energi fosil tersebut oleh Kolonel Drake pada 1859 di Titusville, Pennsylvania.
81
Sumber::http://wikipedia.com
Gambar 2.6 Aeiko Jana Zijker
Selang 12 tahun kemudian, usaha Belanda mencari minyak berhasil juga menyusul
penemuan oleh Jan Reering yang kemudian mulai melakukan pengeboran di lereng
Gunung Ciremai, Cibodas, Jawa Barat. Pengeboran yang dilakukan Reering pun
menggunakan model yang sama seperti di Pennsylvania, yaitu menggunakan tenaga
lembu. Walaupun 4 sumur telah digali, ternyata tidak mendapatkan hasil yang komersial.
Namun demikian, di tempat itu banyak terdapat oil seepages (rengkahan tanah yang
mengandung minyak).
Maka, dilakukanlah ekplorasi (pencarian) di sekitar oil seepages yang merupakan
petunjuk ke arah ditemukannya sumur minyak dangkal sehingga dapat dilakukan
pengeboran dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Mengetahui sumber energi
ini lebih mudah diangkut dibandingkan batubara, 12 tahun kemudian setelah usaha
Reering, yaitu 1883, seorang inspektur perkebunan di daerah Langkat, Sumatera Utara,
Aeliko Jana Zijlker meneruskan langkah pencarian cairan hitam yang berbau khas itu.
Dengan modal yang didatangkan dari negeri Belanda, Zijlker membentuk sebuah
perusahaan yang berlokasi tak jauh dari ditemukannya minyak, dikenal dengan Telaga
Tunggal. Seperti yang dialami Reering, pengeboran pertamanya tidak mendapatkan hasil
yang diharapkan.
Namun pengeboran kedua pada 1885 berhasil memberikan nilai komersial. Karena
berhasil, mulai bermunculanlah peminat untuk mencari minyak secara besar-besaran di
berbagai tempat yang diperkirakan banyak terdapat oil seepages, seperti Surabaya, Jambi,
Aceh Timur, Palembang dan Kalimantan Timur. Keberhasilan memperoleh minyak
menciptakan usaha kegiatan produksi, pengolahan/pengilangan, serta pemasarannya.
Pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu membentuk perusahaan minyak Royal Dutch
Company (NV. Koninklijke Nederlansche Mij. Tot Exploitatie van Petroleum Bronnen in
82
Nederlandsch Indie) dimana perusahaan ini adalah cikal bakal berdirinya perusahaan
Shell di Indonesia.
Keterangan gambar:
• Abu-abu adalah pasir
• Biru adalah air
• Hitam adalah minyak
Sumber: http://wikipedia.com
Gambar 2.7 Profil Batuan
Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan yang sangat lama.
Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu
karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian
terkosentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Walaupun minyak bumi dan gas
alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal
ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan. Ada
tiga macam teori yang menjelaskan proses terbentuknya minyak dan gas bumi. Teori
pertama adalah teori biogenetik atau lebih di kenal dengan teori organik. Teori kedua
adalah teori anorganik, sedangkan yang ketiga adalah teori duplex yang merupakan
perpaduan dari kedua teori sebelumnya.
83
e. Teori Biogenetik (Organik)
Menurut Teori Biogenetik, pembentukan minyak bumi dimulai dan bangkai
makhluk hidup laut kecil dan tumbuhan yang mengendap di dasar laut dan tertutup
lumpur. Semuanya membentuk fosil. Endapan ini mendapat tekanan dan panas yang
besar. Secara alami akan berubah menjadi minyak bumi dan gas alam. Massa jenis air
lebih besar sehingga minyak bumi akan terdorong dan terapung. Kemudian minyak bumi
bergerak dan mencari tempat yang lebih baik untuk berhenti dan terperangkap dalam
batuan yang kedap atau kadang-kadang merembes keluar ke permukaan bumi. Hal ini
dapat menjelaskan mengapa minyak bumi juga disebut petroleum. (Petroleum berasal dan
bahasa latin petrus” artinya batuan dan “oleum” artinya minyak). Untuk rnemperoleh
minyak bumi atau petroleum dilakukan pengeboran. Pengeboran menjadi lebih mudah
dilakukan karena massa jenis minyak bumi lebih kecil daripada air. Hal ini
mengakibatkan minyak terapung di atas air.
Macquir (Prancis, 1758) merupakan orang pertama yang pertama kali
mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian
M.W Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas
juga didukun oleh sarjana lain seperti, Nem Beery, Engler, Bruk, Bearl, Hofer. Mereka
mengatakan bahwa ”minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati
berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.” Minyak
bumi termasuk sumber daya alam yang tidak terbarukan.
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran
kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfer
dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang
berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah
pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir
oleh organisme fotosintetik darat dan laut. Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan
kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan
mikroorganisme).
Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9% senyawa karbon dari mahluk
hidup akan kembali mengalami siklus sebagai rantai makanan, sedangkan sisanya 0.1 %
senyawa karbon terjebak dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan cikal
bakal senyawa-senyawa fosil atau dikenal juga sebagai embrio minyak bumi. Embrio
minyak bumi mengalami perpindahan dan akan menumpuk di salah satu yang
kemungkinan menjadi reservoar dan ada yang hanyut bersama aliran air sehingga
84
menumpuk di bawah dasar laut. Karena perbedaan tekanan di bawah laut, embrio tersebut
muncul ke permukaan lalu menumpuk di permukaan dan ada pula yang terendapkan di
permukaan laut dalam yang arusnya kecil.
f. Teori Anorganik
Sumber:: http://wikipedia.com
Gambar 2.8 Dimitri Mendeleyev
Menurut Teori Anorganik, minyak bumi terbentuk akibat adanya aktivitas bakteri
yang mampu melakukan reaksi biokimia, mengubah unsur-unsur seperti oksigen,
hidrogen, karbon, belerang, dan nitrogen dari batuan induk menjadi zat minyak yang
mengandung hidrokarbon. Barth Barthelot (1866) mengemukakan di dalam minyak bumi
terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tingi akan
bersentuhan denagn CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mendeleyev (1877)
mengemukakan bahwa minyak bumi tebentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada
kabida-karbida logam di dalam bumi. Pernyataan yang lebih ekstrim lagi adalah
pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak
zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan besamaan dengan proses
terbentuknya bumi.pernyataan itu berdasar fakta ditemukannya material hidrokarbon
dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir bebeapa planet lain.
g. Teori duplex
Teori duplex yang banyak diterima oleh kalangan luas menjelaskan bahwa minyak
dan gas bumi berasal dari berbagai jenis organisme laut baik hewani maupun nabati.
Diperkirakan bahwa minyak bumi berasal dari materi hewani dan gas bumi berasal dari
materi nabati. Yang jelas minyak dan gas bumi terdiri dari senyawa kompleks yang unsur
85
utamanya adalah karbon (C) dan unsur hidrogen (H). Secara sederhana senyawa ini dapat
ditulis dengan rumus kimia CxHy sehingga sering disebut sebagai senyawa hidrokarbon.
Pada zaman purba, di darat dan di laut hidup beraneka ragam binatang dan
tumbuhtumbuhan. Binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati ataupun punah itu
akhirnya tertimbun di bawah endapan Lumpur. Endapan Lumpur ini kemudian
dihanyutkan oleh arus sungai menuju lautan, bersama bahan organik lainnya dari daratan.
Akibat pengaruh waktu, suhu tinggi dan tekanan beban lapisan batuan diatasnya
binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati tadi berubah menjadi bintik-bintik dan
gelembung minyak atau gas. Akibat pengaruh yang sama, maka endapan Lumpur
berubah menjadi batuan sedimen. Batuan lunak yang berasal dari Lumpur yang
mengandung bintik-bintik minyak dikenal sebagai batuan induk. Selanjutnya minyak dan
gas ini akan bermigrasi menuju tempat yang bertekanan lebih rendah dan akhirnya
terakumulasi di tempat yang di sebut perangkap (trap).
Suatu perangkap dapat mengandung:
• Minyak, gas, dan air
• Minyak dan air
• Gas dan air
Karena perbedaan berat jenis, apabila ketiga-tiganya berada dalam suatu
perangkap dan berada dalam keadaan stabil, gas senantiasa berada di atas, minyak di
tengah dan air di bagian bawah. Hal ini disebabkan adanya perbedaan berat jenis antara
gas, minyak, dan air. Gas yang terdapat bersama-sama minyak bumi disebut associated
gas sedangkan gas yang terdapat sendiri dalam suatu perangkap disebut non-associated
gas.
Dalam proses pembentukan minyak bumi diperlukan waktu yang masih belum
bisa di tentukan sehingga mengenai hal ini masih terdapat pendapat yang berbeda-beda.
Ada yang mengatakan ribuan tahun, ada yang mengatakan jutaan tahun, bahkan ada yang
mengatakan lebih dari itu.
86
menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses penguraian ini berlangsung sangat
lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu yang sangat lama.
Itulah sebabnya minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui,
sehingga dibutuhkan kebijaksanaan dalam eksplorasi dan pemakaiannya.
Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang berwujud
gas menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan dengan
pengeboran. Beberapa bagian jasad renik mengandung minyak dan lilin. Minyak dan lilin
ini dapat bertahan lama di dalam perut bumi. Bagian-bagian tersebut akan membentuk
bintik-bintik, warnanya pun berubah menjadi cokelat tua. Bintik-bintik itu akan tersimpan
di dalam lumpur dan mengeras karena terkena tekanan bumi. Lumpur tersebut berubah
menjadi batuan dan terkubur semakin dalam di dalam perut bumi. Tekanan dan panas
bumi secara alami akan mengenai batuan lumpur sehingga mengakibatkan batuan lumpur
menjadi panas dan bintin-bintik di dalam batuan mulai mengeluarkan minyak kental yang
pekat. Semakin dalam batuan terkabur di perut bumi, minyak yang dihasilkan akan
semakin banyak. Pada saat batuan lumpur mendidih, minyak yang dikeluarkan berupa
minyak cair yang bersifat encer, dan saat suhunya sangat tinggi akan dihasilkan gas alam.
Gas alam ini sebagian besar berupa metana.
Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak, minyak yang terbentuk di
berbagai tempat akan bergerak. Minyak bumi yang terbentuk akan terkumpul dalam pori-
pori batu pasir atau batu kapur. Oleh karena adanya gaya kapiler dan tekanan di perut
bumi lebih besar dibandingkan dengan tekanan di permukaan bumi, minyak bumi akan
bergerak ke atas. Apabila gerak ke atas minyak bumi ini terhalang oleh batuan yang
kedap cairan atau batuan tidak berpori, minyak akan terperangkap dalam batuan tersebut.
Oleh karena itu, minyak bumi juga disebut petroleum. Petroleum berasal dari bahasa
Latin, petrus artinya batu dan oleum yang artinya minyak.
Daerah di dalam lapisan tanah yang kedap air tempat terkumpulnya minyak bumi
disebut cekungan atau antiklinal. Lapisan paling bawah dari cekungan ini berupa air
tawar atau air asin, sedangkan lapisan di atasnya berupa minyak bumi bercampur gas
alam. Gas alam berada di lapisan atas minyak bumi karena massa jenisnya lebih ringan
daripada massa jenis minyak bumi.
Apabila akumulasi minyak bumi di suatu cekungan cukup banyak dan secara
komersial menguntungkan, minyak bumi tersebut diambil dengan cara pengeboran.
Minyak bumi diambil dari sumur minyak yang ada di pertambangan-pertambangan
87
minyak. Lokasi-lokasi sumur-sumur minyak diperoleh setelah melalui proses studi
geologi analisis sedimen karakter dan struktur sumber.
Sumber::http://wikipedia.com
Gambar 2.9 Proses pembentukan minyak bumi
Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari matahari
dengan fotosintesis. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di
dasar cekungan sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk
adalah batuan yang mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa
batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan
karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak
semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika karbon ini
teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang tidak mungkin
dimasak.
Sumber::http://wikipedia.com
Gambar 2.10 Proses pembentukan minyak bumi
88
Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung
selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah satu
batuan yang menimbun batuan induk adalah batuan reservoir atau batuan sarang. Batuan
sarang adalah batu pasir, batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat
ruang berpori-pori di dalamnya. Jika daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh
batuan-batuan lain di atasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan
terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, maka suhunya akan
bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius. Tetapi
puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapai 100 derajat
Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga
diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang
ada menjadi gas.
Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon.
Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak mentah.
Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air. Salah
satunya yang terpenting adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi
mentah lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air.
Minyak bumi yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air cenderung akan pergi ke
atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok
terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap ditambang.
Sumber::http://wikipedia.com
Gambar 2.11 Proses pembentukan minyak bumi
89
Sumber: http://wikipedia.com
Gambar 2.12 Proses pembentukan minyak bumi
90
trimetil pentana, C8H18). Jumlah senyawa yang tergolong ke dalam senyawa
isoparafin jauh lebih banyak daripada senyawa yang tergolong n-parafin. Tetapi, di
dalam minyak bumi mentah, kadar senyawa isoparafin biasanya lebih kecil
daripada n-parafin.
Olefin adalah kelompok senyawa hidrokarbon tidak jenuh, CnH2n. Contohnya
etilena (C2H4), propena (C3H6), dan butena (C4H8).
Naften adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur cincin dengan
rumus molekul CnH2n. Senyawa-senyawa kelompok naften yang banyak ditemukan
adalah senyawa yang struktur cincinnya tersusun dari 5 atau 6 atom karbon.
Contohnya adalah siklopentana (C5H10), metilsiklopentana (C6H12) dan
sikloheksana (C6H12). Umumnya, di dalam minyak bumi mentah, naftena
merupakan kelompok senyawa hidrokarbon yang memiliki kadar terbanyak kedua
setelah n-parafin.
Aromatik adalah hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang berintikan atom-atom
karbon yang membentuk cincin benzen (C6H6). Contohnya benzen (C6H6),
metilbenzen (C7H8), dan naftalena (C10H8). Minyak bumi dari Sumatera dan
Kalimantan umumnya memiliki kadar aromat yang relatif besar.
91
d. menyebabkan pencemaran udara (pada pembakaran bahan bakar minyak,
senyawa belerang teroksidasi menjadi zat-zat korosif yang membahayakan
lingkungan, yaitu SO2 dan SO3).
Nitrogen
Senyawa-senyawa nitrogen dibagi menjadi zat-zat yang bersifat basa seperti 3-
metilpiridin (C6H7N) dan kuinolin (C9H7N) serta zat-zat yang tidak bersifat basa
seperti pirol (C4H5N), indol (C8H7N) dan karbazol (C12H9N). Senyawa-senyawa
nitrogen dapat mengganggu kelancaran pemrosesan katalitik yang jika sampai
terbawa ke dalam produk, berpengaruh buruk terhadap bau, kestabilan warna, serta
sifat penuaan produk tersebut.
Oksigen
Oksigen biasanya terikat dalam gugus karboksilat dalam asam-asam naftenat
(2,2,6trimetilsikloheksankarboksilat, C10H18O2) dan asam-asam lemak (alkanoat),
gugus hidroksi fenolik dan gugus keton. Senyawa oksigen tidak menyebabkan
masalah serius seperti halnya senyawa belerang dan senyawa nitrogen pada proses-
proses katalitik. c. Senyawa logam
Minyak bumi biasanya mengandung 0,001-0,05% berat logam. Kandungan logam
yang biasanya paling tinggi adalah vanadium, nikel dan natrium. Logam-logam ini
terdapat bentuk garam terlarut dalam air yang tersuspensi dalam minyak atau
dalam bentuk senyawa organometal yang larut dalam minyak. Vanadium dan nikel
merupakan racun bagi katalis-katalis pengolahan minyak bumi dan dapat
menimbulkan masalah jika terbawa ke dalam produk pengolahan.
92
Soal Latihan
Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Proses pemisahan minyak mentah yang ditemukan oleh bangsa Arab dan Persia
dikenal dengan istilah ...
a. ekstraksi d. reduksi
b. maserasi e. oksidasi
c. distilasi
2. Dalam sistem pemisahan minyak bumi senyawa berikut yang berada pada posisi
paling bawah adalah...
a. gasolin d. aspal
b. solar e. parafin
c. avtur
3. Rengkahan tanah yang mengandung minyak dan merupakan petunjuk ke arah
ditemukannya sumur minyak dangkal sehingga dapat dilakukan pengeboran dengan
menggunakan peralatan yang sederhana disebut dengan...
a. oil corner d. soil seepages
b. oil seepages e. grease seepages
c. oil movement
4. Di bawah ini yang bukan merupakan teori pembentukan minyak bumi adalah...
a. teori duplex d. teori organik
b. teori biogenetik e. teori genetik
c. teori anorganik
5. Teori duplex pertama kali di dikemukakan oleh...
a. Mc Queen d. Barth Barthelot
b. Dimitri Mendeleyev e. Macquir
c. M.W Lamanosow
6. Minyak bumi terbentuk akibat adanya aktivitas bakteri yang mampu melakukan reaksi
biokimia, mengubah unsur-unsur seperti oksigen, hidrogen, karbon, belerang, dan
nitrogen dari batuan induk menjadi zat minyak yang mengandung hidrokarbon.
Pernyataan tersebut merupakan teori...
a. teori biogenetik d. teori genetik
b. teori anorganik e. teori duplex
c. teori organik
93
7. Pernyataan tentang teori biogenetik di bawah ini benar, kecuali...
a. pembentukan minyak bumi dimulai dan bangkai makhluk hidup laut kecil dan
tumbuhan yang mengendap di dasar laut dan tertutup lumpur
b. endapan dari fosil mendapat tekanan dan panas yang besar sehingga terbentuk
minyak bumi
c. minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun
yang lalu dan membentuk sebuah lapisan di dalam perut bumi
d. minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang permanen dalam
siklus karbon.
e. minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun
yang lalu dan membentuk sebuah lapisan di permukaan bumi
8. Tokoh yang mengemukakan teori bahwa minyak bumi tebentuk akibat adanya
pengaruh kerja uap pada kabida-karbida logam di dalam bumi adalah...
a. Nem Beery
b. Dimitri Mendeleyev
c. Barth Barthelot
d. Macquir
e. M.W Lamanosow
9. Gas yang terdapat sendiri dalam suatu perangkap disebut...
a. associated gas d. petroleum gas
b. natural gas e. biogas
c. non-associated gas
10. Minyak dan gas bumi terdiri dari senyawa kompleks yang unsur utamanya adalah...
a. karbon dan nitrogen
b. hidrogen dan sulfur
c. hidrogen dan nitrogen
d. karbon dan oksigen
e. hidrogen dan karbon
11. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius dan puncak
kematangan terbaik akan tercapai bila suhunya mencapai...
a. 130°C d. 140°C
b. 80°C e. 100°C
c. 90°C
94
12. Pernyataan berikut yang benar mengenai minyak mentah (crude oil) dan air adalah...
a. viskositas dan densitas minyak mentah (crude oil) lebih rendah dari air
b. viskositas dan densitas minyak mentah (crude oil) lebih tinggi dari air
c. viskositas minyak mentah (crude oil) lebih tinggi dari air dan densitas minyak
mentah (crude oil) lebih rendah dari air
d. viskositas minyak mentah (crude oil) lebih rendah dari air dan densitas minyak
mentah (crude oil) lebih tinggi dari air
e. viskositas dan densitas minyak mentah (crude oil) sama dengan viskositas dan
densitas air
13. Jika ganggang-ganggang di lautan mati, akan terendapkan di dasar cekungan sedimen
dan membentuk...
a. sedimen rock d. source rock
b. source sand e. water rock
c. carbon rock
14. Karbon yang terkena panas akan bereaksi dengan senyawa ... dan membentuk ...
Jawaban yang tepat untuk mengisi tempat kosong pada soal di atas adalah...
a. oksigen, CO2 d. oksigen, CO
b. H2O, hidrokarbon e. klorida, CCl4
c. hidrogen, hidrokarbon
15. Kelompok senyawa hidrokarbon tak jenuh yang berintikan atom-atom karbon yang
membentuk cincin benzen dikenal dengan istilah...
a. parafin d. naften
b. olefin e. alisiklik
c. aromatik
16. Senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur cincin dengan rumus molekul
CnH2n adalah...
a. parafin d. naften
b. olefin e. alisiklik
c. aromatik
17. Di bawah ini yang termasuk senyawa olefin adalah...
a. benzena d. sikloheksana
b. propana e. butena
c. metilbenzena
95
18. I. siklopentana IV. isooktana
II. benzena V. sikloheksana
III. n-pentana VI. metilbenzena
Pasangan senyawa berikut yang termasuk ke dalam senyawa naften adalah...
a. I dan VI d. III dan IV
b. I dan V e. II dan VI
c. II dan IV
19. Senyawa dengan kadar terbanyak dalam minyak bumi adalah...
a. isoparafin d. naften
b. olefin e. n-parafin
c. aromatik
20. Di bawah ini adalah senyawa anorganik yang biasanya menjadi pengotor dalam
minyak bumi, kecuali...
a. Sulfur d. aluminium
b. vanadium e. kalsium
c. nikel
21. Berikut adalah alasan mengapa senyawa-senyawa belerang tidak dikehendaki berada
di dalam minyak bumi, kecuali...
a. menimbulkan bau tidak sedap dan sifat korosif pada produk pengolahan.
b. mengurangi efektivitas zat-zat bubuhan pada produk pengolahan.
c. mengganggu kelancaran pemrosesan katalitik
d. meracuni katalis-katalis perengkahan.
e. menyebabkan pencemaran udara
22. Senyawa nitrogen berikut yang bersifat basa di dalam minyak bumi adalah...
a. karbazol d. 3-metilpiridin
b. indol e. karbol
c. pirol
23. Senyawa berikut yang merupakan racun bagi katalis-katalis pengolahan minyak bumi
adalah...
a. nikel dan aluminium d. nikel dan vanadium
b. magnesium dan besi e. aluminium dan besi
c. vanadium dan magnesium
96
24. Perhatikan alasan tidak disukainya pengotor di dalam minyak bumi berikut:
i. mengganggu kelancaran pemrosesan katalitik.
ii. berpengaruh buruk terhadap bau dan kestabilan warna.
iii. menimbulkan bau tidak sedap dan sifat korosif pada produk pengolahan.
iv. mengurangi efektivitas zat-zat bubuhan pada produk pengolahan.
v. racun bagi katalis-katalis pengolahan minyak bumi.
Yang merupakan alasan tidak disukainya nitrogen di dalam minyak bumi adalah...
a. i dan ii d. i dan v
b. iii dan iv e. ii dan iii
c. iv dan v
25. Senyawa pengotor yang masih dapat ditoleransi keberadaannya di dalam minyak bumi
adalah...
a. karbon d. vanadium
b. nitrogen e. oksigen
c. belerang
Essay
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Jelaskan secara singkat teori pembentukan minyak bumi!
2. Jelaskan proses pembentukan minyak bumi!
3. Sebutkan senyawa-senyawa pengotor dalam minyak bumi!
4. Jelaskan alasan mengapa belerang dan nitrogen tidak disukai keberadaannya di dalam
minyak bumi!
5. Sebut dan jelaskan kandungan minyak bumi golongan hidrokarbon!
97
mutu atau kualitas dari produk yang dihasilkan. Fraksi atau jumlah komponen
hidrokarbon dan komponen lainnya dalam minyak bumi akan menentukan proses
pengolahan yang dilakukan.
Sumber: http://cnnindonesia.com
Gambar 2.13 Wujud minyak mentah dari hasil kilang minyak
1. Senyawa Hidrokarbon
Secara umum senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi digolongkan menjadi tiga
golongan senyawa hidrokarbon, yaitu : senyawa hidrokarbon parafin, naften, dan aromat.
Selain ketiga golongan senyawa hidrokarbon tersebut terdapat senyawa hidrokarbon lain
diantaranya senyawa hidrokarbon monoolefin dan diolefin yang terbentuk karena proses
rengkahan (cracking) dalam proses pengolahan minyak bumi dalam kilang, sebagai
contoh pada proses distilasi minyak mentah dan proses rengkahan.
98
CH3-CH2-CH2-CH3
n-Butana iso-butana
Senyawa hidrokarbon parafin dengan jumlah atom karbon satu hingga empat pada
suhu kamar (±25oC) dan tekanan atmosfir berwujud gas. Pada gas alam komponennya
dapat berupa metan dan etan, sedangkan propan, butan dan i-butan merupakan komponen
utama gas pengisi elpiji. Sedangkan senyawa hidrokarbon parafin dengan jumlah atom
karbon lima hingga enam belas buah atom karbon pada suhu kamardan tekanan atmosfir
berwujud cairan, yang terdapat dalam fraksi nafta, bensin, kerosin, solar, minyak diesel
dan minyak bakar. Senyawa hidrokarbon parafin dengan jumlah atom karbon lebih dari
enam belas pada suhu kamar dan tekanan atmosfir berwujud padat dan terutama terdapat
pada malam parafin.
99
Selain struktur senyawa naften sederhana, dalam minyak bumi terutama pada fraksi
beratnya juga terdapat senyawa naften polisiklis berupa dekalin atau dekahidronaftalen,
yang strukturnya dapat dilihat sebagai berikut.
100
Gambar 2.17 Struktur molekul naftalen dan antrasen
101
2. Senyawa Bukan Hidrokarbon
Senyawa bukan hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi dan produk hasil
olahannya merupakan senyawa organik yang berupa unsur belarang, oksigen, nitrogen
dan unsur logam. Umumnya senyawa ini dianggap sebagai pengotor karena
keberadaannya mampu menghambat atau mengganggu proses pengolahan minyak bumi
seperti mengakibatkan korosi, meracuni katalis atau memperburuk mutu produk yang
dihasilkan. Pengotor ini ;larut dalam minyak bumi ataupun produk hasil pengolahannya,
sehingga disebut juga pengotor oleofilik. Sementara itu pengotor yang tidak larut dalam
minyak bumi seperti air, dan garam-garam yang terdispersi dalam fase minyak bumi
disebut pengotor oleofobik.
a. Senyawa Belerang
Senyawa belerang yang terdapat dalam fraksi minyak bumi selain dalam bentuk
aslinya juga dalam fase terlarutnya karena senyawa belerang memiliki kelarutan dalam
minyak bumi walaupun kecil yakni berlisar 0,04 sampai 6%. Senyawa belerang yang
biasa terdapat dalam minyak bumi dan produk hasil pengolahannya dapat dilihat pada
tabel 2.1.
Tabel 2.1 Senyawa belerang yang terdapat dalam minyak bumi dan produknya
Sulfid siklis
Alkil sulfat
Alkil sulfonat
102
Senyawa belerang Struktur molekul
Sulfoksid
Sulfon
Tiofen
Karakteristik minyak bumi yang ada di Indonesia memiliki kadar belerang rendah
hingga sedang yakni kandungannya kurang dari 1%. Kandungan belerang dalam minyak
mentah akan terdistribusi ketika minyak didistilasi, sehingga kandungannya akan menjadi
lebih besar pada fraksi-fraksi produk tertentu yang merupakan hasil olahan. Kandungan
belerang pada produk yang berasal dari umpan minyak bumi disajikan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Distribusi belerang dalam produk hasil distilasi minyak mentah
% berat S
% berat S dalam produk
dalam
Minyak mentah
Minyak
Bensin Kerosin M.gas Residu
mentah
Timur Tengah 0,15 0,3 3,6 38,6 57,7
Texas Timur 0,36 0,9 1,3 15,4 82,4
Venezuela Timur 0,55 0,5 1,7 15,5 82,3
Iran 1,4 1,1 1,5 12,6 84,8
Texas Barat 2,0 1,8 4,2 14,8 79,2
Venezuela Barat 2,2 0,05 0,05 6,6 92,8
Kuwait 2,45 0,1 0,8 9,5 89,6
Kontawa, “Minyak Bumi-Pengklasifikasian dan Evaluasi”, Lemigas
103
belerang dengan titik didih rendah seperti hidrogen sulfid, belerang dioksid, dalam
gas buang hasil pembakaran. Pencemaran udara karena senyawa belerang juga dapat
terjadi karena gas buang belerang dioksid hasil pembakaran terlarut dalam kabut,
yang biasa disebut dengan fenomena smog, belerang dioksida hasil pembakaran juga
dapat mengakibatkan fenomena hujan asam.
2. Korosi
Senyawa belerang dapat mengakibatkan korosi terutama pada proses yang
terjadi di atas suhu 300oF. Korosi dapat merusak alat-alat proses pengolahan minyak,
terutama pada alat yang bekerja pada suhu operasi tinggi. Pada suhu rendah senyawa
hidrogen sulfid akan bereaksi dengan udara lembab yang akan mengubah besi pada
alat menjadi senyawa besi sulfid yang bersifat relatif lebih rapuh.
Sumber: http://www.google.com
Gambar 2.19 Korosi pada besi
Pada industri gas buang sisa pembakaran bahan bakar minyak, senyawa belerang
dioksid mampu merusak cerobong baja pada saluran pembuangan gas, dan apabila gas ini
bereaksi dengan air maka akan membentuk asam.
4. Meracuni katalis
Pada proses reforming katalitik nafta atau bensin untuk mendapatkan bahan bakar
dengan oktan yang tinggi digunakan katalis platina, keberadaan belerang dalam bahan
membuat katalis teracuni dan tidak mampu bekerja secara optimal sebagai pemacu reaksi,
104
oleh karena itu kandungan belerang dalam bahan memeiliki batas tertentu yakni bernilai
maksimum 0,2 ppm.
b. Senyawa Oksigen
Kadar oksigen dalam minyak mentah selain berasal dari kilang dapat juga
dikarenakan adanya kontak yang terlalu lama anatar minyak dengan udara luar. Kadar
oksigen pada minyak bumi pada umumnya berkisar antara 0,1 hingga 2% berat. Dalam
minyak bumi, sebagian besar oksigen terdistribusi dalam bentuk asam organik yang
terdistribusi pada semua fraksi minyak bumi dan kandungan tertinggi pada fraksi minyak
gas. Asam organic yang terkandung di dalamnya berupa asam naftenat yang memiliki
sifat sedikit korosif, dan berbau meyengat adapula sebagian kecil asam alifatik.
Disamping itu pada proses distilasi rengkahan (cracking) terbentuk pula senyawa fenol
dan kresol.
c. Senyawa Nitrogen
Senyawa nitrogen terdapat dalam semua fraksi minyak bumi, dan kadarnya
semakin besar pada fraksi-fraksi yang memiliki titik didih tinggi dan umumnya fraksi
yang memiliki kandungan belerang dan aspal yang tinggi maka akan mengandung
senyawa hydrogen dalam jumlah yang cukup tinggi pula. Kadar nitrogen dalam minyak
berkisar antara 0,1 hingga 2% berat. Senywa nitrogen dalam minyak bumi dibagi menjadi
dua yaitu nitrogen basa dan nitrogen bukan basa. Senyawa nitrogen basa misalnya yaitu
piridin dan turunananya seperti kinolin, dan iso kinolin, dan senyawa nitrogen yang
bukan basa yaitu berupa senyawa pirol dan turunannya seperti indol dan karbasol. Semua
senyawa nitrogen memiliki ciri khas yaitu memiliki bau yang tidak sedap dan menyengat.
Tabel 2.3 Senyawa nitrogen basa yang terdapat dalam minyak bumi dan produknya
Piridin
105
Senyawa nitrogen Struktur molekul senyawa nitrogen basa
Kinolin
Iso-kinolin
Tabel 2.4 Senyawa nitrogen bukan basa yang terdapat dalam minyak bumi dan produknya
Pirol
Indol
Karbasol
d. Senyawa Logam
Keberadaan senyawa logam dalam minyak bumi sebenarnya bukan merupakan
permasalahan yang besar karena jumlahny yang sangat kecil yakni sekita 5 sampai 400
106
ppm, terkecuali keberadaan beberapa jenis logam seperti besi, nikel, vanadium dan arsen
yang mampu mengganggu proses pengolahan minyak dengan meracuni katalis yang
digunakan. Keberadaan vanadium pada minyak bakar juga mengakibatakan korosi turbin
gas dan sistem perpipaan uap. Logam-logam berat seperti vanadium, nikel dan tembaga
dalam minyak bumi, sering disebu sebagai senyawa kompleks porfirin, yakni dimana
logam-logam tersebut menjadi pusat dari struktur molekul senyawa tersebut. Sedangkan
logam garam anorganik yanag dapat larut dalam air seprti logam natrium, kalium,
magnesium, dan kalsium terdapat dalam minyak bumi pada kondisi terdispersi. Pada
proses pengolahan minyak bumi, senyawa logam yang terkandung biasanya cenderung
untuk berkumpukl dalam fraksi residu atau fraksi berat.
107
digunakan sebagai bahan bakar di Industri. LNG biasanya disimpan pada suhu -150oC
dengan tekanan 246 psig.
LNG sangat dibutuhkan sebagai bahan bakar industri sehingga memiliki nilai
penting dalam perdagangan di tingkat internasional. LNG ditransportasi menggunakan
kendaraan yang dirancang khusus. Untuk penyimpanan LNG, digunakan tangki
bertekanan (pressure vessel) berbentuk bola (spherical tank). Tangki ini dapat digunakan
untuk menyimpan gas – gas yang dicairkan hingga mencapai tekanan 75 psi dan volume
tanki dapat mencapai 50000 barrel. Untuk penyimpanan LNG dengan suhu -190oC
(cryogenic) tangki dibuat berdinding double. Di antara kedua dinding tersebut diisi
dengan isolasi, misalnya polyurethane foam, dengan tekanan penyimpanan diatas 15 psig.
Transportasi LNG dapat dilakukan melalui pemipaan dan dapat pula
ditransportasikan dengan kendaraan LNG.
108
Sumber: http:// search.google.com
Gambar 2.22 Transportasi LNG melalui jalur pemipaan
b. Elpiji (LPG)
Elpiji (Liquified Petroleum Gas) meruapakan hidrokarbon hasil dari pengolahan
minyak bumi dengan komposisi utama berupa propane dan butane yang dicairkan dengan
penekanan pada 70 psig dan pada suhu 37,7oC. Elpiji digunakan sebagai bahan bakar
yang telah ditetapkan pemerintah sebagai bahan bakar rumah tangga sebagai subtitusi
dari penggunaan minyak tanah (kerosin) sebelumnya.
c. Petroleum Eter
Petroleum eter merupakan hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 30 sampai
90oC. Ciri khas petroleum eter adalah berbentuk cair dan mudah terbakar. Namun
petroleum eter tidak terlalu membahayakan. Petroleum eter digunakan sebagai bahan
pelarut nonpolar dan sebagai pengganti pentane dalam proses industri ataupun proses
penelitian.
109
Petroleum eter mempunyai sifat-sifat fisis sebagai berikut: titik didih 60-80OC,
titik autoignition 260°C, kalor jenis pada tekanan tetap (Cp) 1,76 kJ/(kg.K), massa jenis
pada kondisi cair 0,8 gr/cm3, kalor laten penguapan fluida kerja 340 kJ/kg.
d. Bensin
Bensin merupakan hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 35 sampai 75 oC.
Bensin terdiri atas isomer-isomer heptana dan oktana. Bensin digunakan sebagai bahan
bakar kendaraan bermotor. Bensin memiliki karakteristik yang berbeda-beda, di setiap
negara memiliki standar untuk bensin yang beredar dipasaran, misalnya di Indonesia yang
menetapkan bensin dengan standar bilangan oktan 88 (premium), 90 (pertalite), 92
(pertamax), dan 96 (pertamax plus).
110
e. Nafta
Nafta merupakan hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 70 sampai 140 oC.
Nafta digunakan sebagai bahan baku industri petrokimia seperti plastik, karet sintetis,
deterjen, obat, cat, serat sintetis, kosmetik, dan zat aditif bensin.
Sumber: http://search.google.com
Gambar 2.27 Produk turunan nafta
111
minyak solar adalah mudah teratomisasi menjadi butiran-butiran halus, sehingga dapat
segera menyala dan terbakar dengan sempurna sesuai dengan kondisi dalam ruang bakar.
Berbeda dengan bensin yang memiliki rantai karbon lebih pendek, rantai karbon
solar yang panjang menyebabkan besarnya energi yang diperlukan untuk menghancurkan
seluruh ikatan molekuler pada solar dan timbulnya asap hitam yang khas pada saluran
buang mesin diesel disebabkan tidak semua partikel solar dapat dihancurkan.
Bahan bakar ini dibedakan dari segi bilangansetana, yaitu bilangan yang
menunjukkan kemampuan pembakaran serta kemampuan mengontrol jumlah ketukan
yang terjadi pada mesin. Semakin tinggi bilangan setana pada solar maka semakin tinggi
pula kualitas solar tersebut. Umumnya, jumlah bilangan cetane pada solar yang ditujukan
sebagai bahan bakar mesin kendaraan jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah
cetane pada solar untuk mesin-mesin industri.
Solar termasuk salah satu bahan bakar dengan angaka kebutuhan yang terbesar.
Inovasi pada bahan bakar ini yakni adanya biosolar yang merupakan campuran antara
solar hasil pengolahan minyak bumi dan biodiesel yang berasal dari pengolahan lemak
nabati dengan perbandingan tertentu.
h. Minyak Pelumas
Fraksi minyak pelumas dalam hasil olahan minyak bumi terdapat pada fraksi yang
memiliki jumlah atom karbon sebanyak 21 sampai 22 atom karbon. Produk hasil olahan
ini digunakan sebagai pelumas yang berfungsi untuk meminimalisir gesekan yang terjadi
antar komponen di dalam mesin dan menghindari kehilangan daya, sehingga mesin tidak
mudah aus ketika digunakan. Minyak pelumas juga harus dapat mengalira dengan bebas
di dalam mesin, sehingga panas yang diakibatkan oleh gesekan mesin dapat
diminimalisir. Semua jenis mesin memerlukan adanya minyak pelumas mulai dari mesin
yang memiliki kerja ringan, sedang hingga berat. Minyak pelumas juga digunakan pada
komponen banyak melibatkan sistem gigi beroda (gear). Minyak pelumas memiliki
beberapa karakteristik salah satunya yang paling umum yaitu standar kekentalan dengan
kode SAE. SAE (Society of Automotive Engineers) adalah suatu organisasi yang
mengevaluasi kualitas pelumas yang didirikan oleh Andrew Riker dan Henry Ford pada
1905, dan kode SAE sebenarnya menunjukkan kemampuan suatu pelumas atau oli dalam
menjaga stablitas kekentalannya terhadap pengaruh suhu lingkungan/mesin panas atau
dingin. Pelumas yang menggunakan kode SAE berarti telah diuji dan dievaluasi oleh
Society of Automotive Engineers.
112
Arti atau makna dari kode-kode SAE dari oli mesin:
1. SAE 20W50 memiliki makna secara umum oli yang mampu menyesuaikan
kekentalannya, pada suhu rendah (dingin) memiliki sifat seperti oli SAE 20W dan
pada suhu tinggi seperti SAE 50. Sifat oli SAE 20W mampu distart pada suhu
dingin sampai suhu -10oC (tidak membeku) dan mampu mengalir dengan
pemompaan sampai -20oC. Sifat oli SAE 50 pada suhu mesin tinggi 100oC tidak
terlalu encer, dengan kekentalan berkisar 16,3 cSt – 21,9 cSt. (Sebagai
o
perbandingan keenceran seperti air pada 20 C setara ~ 1 cSt)
2. SAE 15W40 bermakna pada suhu rendah (dingin) memiliki sifat seperti oli SAE
15W, pada suhu tinggi seperti SAE 40. Sifat oli SAE 15W mampu distart pada
suhu dingin sampai suhu -15oC dan mampu mengalir dengan pemompaan sampai -
25oC. Sifat oli SAE 40 pada suhu mesin tinggi 100oC kekentalannya berkisar 12,5
cSt – 16,3 cSt.
3. SAE 10W30 berarti pada suhu rendah (dingin) memiliki sifat seperti oli SAE 10W,
pada suhu tinggi seperti SAE 30. Sifat oli SAE 15W mampu distart pada suhu
dingin sampai suhu -20oC dan mampu mengalir dengan pemompaan sampai -
30oC. Sifat oli SAE 30 pada suhu mesin tinggi 100oC kekentalannya berkisar 9,3
cSt – 12,5 cSt.
Kode W dibelakang angka standar SAE merupakan singkatan dari (winter) yang
mengindikasikan pengujian pelumas atau oli pada keadaan dingin.
Sumber: http://search.google.com
Gambar 2.28 Kode SAE Pada kemasan pelumas
113
diantaranya yaitu: minyak rambut, lotion badan, lipstik dan lain sebagainya. Sedangkan
lilin merupakan produk hasil pengolahan minyak bumi yang terdiri dari rantai
hidrokarbon C21 sampai C22. Lilin disebut juga (wax parafin) berwujud padat, dan dapat
mencair jika dipanaskan, digunakan sebagai bahan baku pembuatan lilin penerang, dan
sebagai bahan pelapis buah dalam proses pengawetan.
114
Soal Latihan
Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Fraksi minyak bumi terbanyak adalah ….
a. alkana dan sikloalkana d. LPG, LNG, dan aspal
b. aldehida dan aromatik e. bensin premium dan solar
c. sikloalkana dan aromati
2. Teknik yang diterapkan untuk memisahkan fraksi minyak bumi adalah ….
a. ekstraksi d. dekantasi
b. destilasi bertingkat e. magnetisasi
c. permurnian bertingkat
3. Fraksi minyak mentah yang tersisa dalam kolom fraksionasi dapat digunakan sebagai ….
a. bahan bakar untuk memasak d. pelarut senyawa karbon
b. bahan bakar untuk kendaraan e. pelumas mesin
c. aspal untuk mengeraskan jalan
4. Kandungan gas alam yang paling banyak adalah . . . .
a. etana d. butana
b. propana e. pentana
c. metana
5. Pada proses pengolahan minyak bumi dilakukan proses pemecahan molekul senyawa
yang panjang menjadi molekul senyawa yang pendek yang dinamakan . . . .
a. Blending d. Reforming
b. Treating e. Polimerisasi
c. Cracking
6. Senyawa penyusun minyak bumi yang membentuk cicin dan bersifat tidak jenuh
adalah . . .
a. n-alkana d. organologam
b. isoalkana e. hidrokarbon aromatik
c. sikloalkana
7. Senyawa yang tidak terdapat dalam minyak bumi adalah . . . .
a. hidrokarbon d. alkana
b. belerang e. timbal
c. oksigen
115
8. Unsur terbanyak kedua penyusun minyak bumi adalah . . . .
a. karbon d. oksigen
b. hidrogen e. nitrogen
c. belerang
9. Senyawa yang tergolong gas alam adalah….
a. metana dan etana d. prapana dan butana
b. etena dan butena e. etana dan etuna
c. propenadan butena
10. Diketahui beberapa zat :
1. LPG 4. alkohol
2. bensin 5. kerosin
3. solar
Yang merupakan hasil fraksi minyak bumi adalah….
a. 1,2,3 dan 4 d. 1,2,4 dan 5
b. 1,3,4 dan 5 e. 2,3,4 dan 5
c. 1,2,3 dan 5
11. Pemurnian minyak bumi dilakukan dengan cara distilasi bertingkat yaitu pemisahan
berdasarkan …
a. titik leleh d. ukuran partikel
b. titik cair e. suhu
c. titik didih
12. Fraksi minyak bumi yang memiliki titik didih terendah adalah….
a. LNG d. premium
b. LPG e. bensin
c. kerosin
13. Berikut ini data hasil penyulingan bertingkat minyak bumi:
fraksi Jumlah atom C Titik didih ( oC)
1 1–4 < 40
2 5 – 10 40 -180
3 11 – 12 160 – 250
4 13 – 25 220 – 350
5 26 – 28 > 350
Fraksi nomor 4 biasa digunakan untuk….
a. bahan bakar kendaraan bermotor d. bahan baku pembuatan pupuk
b. bahan bakar mesin diesel e. bahan baku pembuatan aspal
c. bahan baku pembuatan lilin
116
14. Penyusun utama bensin adalah...
a. heksana dan heptana d. heptana dan oktana
b. pentana dan heksana e. butana dan propane
c. propana dan butana
15. Alkana disebut juga parafin karena...
a. rumus molekulnya CnH2n+2 d. berupa zat cair pada suhu kamar
b. sukar bereaksi dengan zat lain e. atom karbonnya bervalensi empat
c. mudah bersenyawa
Essay
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Sebutkan fraksi minyak bumi dari dari yang teringan hingga terberat !
2. Jelaskan masing-masing kegunaan dari fraksi minyak bumi
3. Jelaskan alasan mengapa minyak bumi diproses dengan menggunakan pemisahan
distilasi fraksinasi yang berdasarkan pada titik didih !
4. Sebutkan dan jelaskan kegunaan fraksi minyak bumi yang berupa padatan !
5. Jelaskan alasan mengapa minyak bumi perlu dipisahkan sebelum digunakan !
C. Mutu Bensin
Mutu atau kualitas bensin merupakan acuan yang dijadikan standar dalam
penentuan target produk yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak bumi. Mutu atau
kualitas ini harus terstandarisasi dengan baik untuk menjaga kekonsistenan kualitas
produk yang dihasilkan. Ada berbagai macam uji dalam menentukan kualitas atau mutu
dari minyak bumi dan hasil olahannya yang umunya kita ketahui adalah penentuan angka
oktan. Pada kenyataannya uji dalam penentuan kualitas minyak hasil olahan khususnya
bahan bakar bensin ada beberapa macam uji yang dilakukan diantaranya yaitu:
117
suatu besaran yang merupakan turunan dari fungsi berat jenis yang dirumuskan dengan
persamaan sebagai berikut:
𝑜−131,5(2.1)
141,5
GravitasAPI= 𝑆60/60 𝐹
Dimana S60/60oF adalah berat jenis pada suhu 60oF.
118
d. Persen perolehan (recovery percent), yaitu persentase volum kondensat yang
tertampung dalam gelas penerima.
e. Persen residu (percent residue), yaitu persentase volum residu yang tertinggal di
dlaam labu, hal ini dilakukan untuk menghitung atau mengetahui jumlah senyawa
yang tidak mampu teruapkan.
f. Persen perolehan total (percent total recovery), yaitu jumlah persen perolehan dan
persen residu.
g. Persen kehilangan (percent of loss), yaitu 100 dikurangi dengan persen perolehan
total.
h. Persen teruapkan (percent evaporated), yaitu jumlah persen perolehan dengan
persen kehilangan.
119
4. Titik Tuang
Titik tuang (pour point) merupakan suhu terendah dimana minyak bumi dan
produk hasil pengolahannya masih mampu untuk dituang atau dialirkan. Uji titik tuang
dilakukan dengan menurunkan suhu dengan kelipatan 3oC hingga produk hasil olahan
minyak bumi tidak mampu untuk mengalir lagi. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi suhu penggunaan bahan bakar, dimana bahan bakar mengalir dengan baik dan
mampu bekerja secara optimal dalam komponen mesin.
5. Angka Oktan
Angka oktan merupakan skala yang digunakan untuk menunjukan kecenderungan
terjadi ketukan dalam mesin ketika menggunakan bahan bakar bensin. Skala ini mengacu
pada peforma yang dihasilkan oleh bahan bakar n-heptan, iso-oktan dan TEL (Tetra Ethyl
Lead) atau bahan yang digunakan untuk meningkatkan nilai oktan dari suatu bensin. N-
heptana yang memberikan potensi terjadi ketukan terbesar memiliki nilai skala angka
oktan 0 dan iso-oktana yang memiliki menghasilkan peforma potensi terjadi ketukan
paling minimal di berikan skala angka oktan 100. Sedangkan untuk skala di atas 100
ditentukan dengan perbandingan kinerja atau daya yang dihasilkan suatu bensin dengan
pembanding kerja dari campuran antara iso-oktana dan TEL. Di Indonesia jenis bensin
dibedakan dari angka oktan yang dimiliki, beberapa jenis bensin yang dipasarkan di
Indonesia yaitu: premium dengan angka oktan 88, pertalite dengan angka oktan 90,
pertamax dengan angka oktan 92 dan pertamax plus dengan angka oktan 96. Semakin
tinggi nilai angka oktan suatu bahan bakar maka bahan bakar tersebut akan semakin lama
untuk terbakar dalam mesin sehingga tidak meninggalkan sisa yang dapat mengotori
mesin.
6. Jenis Bensin
a. Premium
Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang
jernih. Premium merupakan BBM untuk kendaraan bermotor yang paling populer di
Indonesia. Premium merupakan BBM dengan oktan atau Research Octane Number
(RON) terendah di antara BBM untuk kendaraan bermotor lainnya, yakni hanya 88. Pada
umumnya, Premium digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin,
seperti: mobil, sepeda motor, motor tempel, dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga
disebut motor gasoline atau petrol. Penggunaan Premium dalam mesin berkompresi
120
tinggi, akan menyebabkan mesin mengalami knocking atau ketukan, karena premium di
dalam mesin kendaraan akan terbakar dan meledak tidak sesuai dengan gerakan piston.
Knocking menyebabkan tenaga mesin berkurang, sehingga terjadi inefisiensi. Premium
dianjurkan hanya digunakan pada mesin yang memiliki tingkat kompresi rendah yaitu 7
hingga 9 berbanding 1.
b. Pertalite
Pertalite adalah bahan bakar bensin yang memiliki angka oktan sebesar 90
berwarna hijau terang karena merupakan hasil pencampuran antara pertamax dengan
oktan 92 yang berwarna biru dan premium dengan oktan 88 yang berwarna kuning jernih.
Pertalite merupakan bahan bakar jenis baru yang beredar di pasaran bertujuan untuk
memperbaiki kualitas bahan bakar mayoritas yang digunakan masyarakat yaitu premium
yang memiliki angka oktan 88. Premium dianjurkan untuk digunakan pada mesin dengan
kompresi 9 hingga 10 berbanding 1.
c. Pertamax
Pertamax adalah bahan bakar minyak andalan Pertamina. Pertamax, seperti halnya
Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi. Pertamax dihasilkan
dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannya di kilang minyak. Pertamax
pertama kali diluncurkan pada tahun 1999 sebagai pengganti Premix 98 karena unsur
MTBE yang berbahaya bagi lingkungan. Selain itu, Pertamax memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan Premium. Penggunaan bahan bakar pertamax
dianjurkan pada mesin dengan kompresi diatas 10 berbanding 1.
d. Pertamax Plus
Pertamax Plus adalah bahan bakar minyak produksi Pertamina. Pertamax Plus,
seperti halnya Pertamax dan Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak
bumi, dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannnya di kilang
minyak. Pertamax Plus merupakan bahan bakar yang sudah memenuhi standar performa
International World Wide Fuel Charter (IWWFC). Pertamax Plus adalah bahan bakar
untuk kendaraan yang memiliki rasio kompresi minimal 10,5, serta menggunakan
teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI),
(VTI), Turbochargers, dan catalytic converters.
121
Karena memiliki oktan tinggi, maka Pertamax Plus bisa menerima tekanan pada
mesin berkompresi tinggi. Sehingga dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston.
Hasilnya, tenaga mesin yang menggunakan Pertamax Plus lebih maksimal, karena BBM
digunakan secara optimal.
Kenaikan bilangan oktan pada pengolahan bensin dapat dicapai dengan adanya
penambahan zat aditif, yaitu zat yang akan bereaksi dengan rantai hidrokarbon penyusun
bensin sehingga akan mengubah sifatnya secara kimiawi. Zat yang digunakan yaitu TEL
(Tetra Ethyl Lead)danMTBE (Methyl Tertiary Buthyl Ether) dan MMT
(Methylcyclopentadienyl Manganese Tricarbonyl).
TEL (Tetra Ethyl Lead) merupakan zat yang berfungsi sebagai peningkat angka
oktan. Namun, pada proses pembakaraan bahan bakar yang mengandung senyawa TEL
dihasilkan senyawa Pb anorganik, PbO (Oksida Pb) pada gas buang dan pada umumnya
dapat bertahan di atmosfir untuk kurun waktu yang cukup lama. Berdasarkan dampak
negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan TEL sebagai bahan aditif untuk bahan bakar,
maka penggunaan TEL di negara maju dan sebagian negara sedang berkembang sudah
dilarang.
MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Ether)) memiliki angka oktan yang cukup tinggi
yaitu 106-123, sehingga cukup baik dipakai sebagai bahan pencampuran bahan bakar.
Beberapa kandungan dari gas buang pada kendaraan yang memakai bahan bakar dengan
campuran MTBE juga dapat dikurangi, misalnya kandungan CO, NOx, SO2 dan
hidrokarbon (HC). MTBE memiliki sifat yang paling mendekati bensin ditinjau dari nilai
kalor, kalor laten penguapan dan rasio stoikimoetri udara per bahan bakar.
MMT (Methylcyclopentadienyl Manganese Tricarbonyl) merupakan senyawa
organologam yang digunakan sebagai pengganti bahan aditif TEL, dan telah digunakan
selama dua puluh tahun terakhir di Kanada, Amerika Serikat serta beberapa negara Eropa
lainnya. Reid Vapor Pressure (RVP)- nya rendah yaitu 2,43 psi dan penggunaannya
dibatasi hingga 18 mg Mn/liter bensin. Indeks pencampuran RVP yang rendah
menguntungkan dalam proses pencampuran bensin karena mengurangi tekanan uap
bahan bakar RVP sehingga emisi uap selama operasi dan penggunaan bahan bakar pada
kendaraan bermotor berkurang. Penggunaan MMT hingga 18 mg Mn/liter bensin dapat
meningkatkan angka oktan bensin sebesar 2 poin, namun masih kurang menguntungkan
jika dibandingkan dengan peningkatan angka oktan yang lebih tinggi yang dihasilkan
senyawa oksigenat. Dalam penerapannya MMT memiliki tingkat toksisitas yang lebih
rendah daripada TEL.
122
Soal Latihan
Pilihan Ganda
Petunjuk:Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Senyawa hidrokarbon yang mempunyai nilai oktan terendah adalah . . . .
a. butana d. n-heksana
b. 1-pentena e. n-heptana
c. Pentana
2. Bensin mempunyai mutu tinggi jika mengandung banyak senyawa . . . .
a. n-heksana d. 2,2,4-trimetil pentana
b. n-heptana e. 2,2,3,3-tetrametil pentane
c. 1-pentana
3. Salah satu dampak negatif penambahan TEL pada bensin adalah . . . .
a. menurunkan angka oktan d. menaikan angka oktan
b. menimbulkan asap hitam e. menurunkan knocking
c. menghasilkan partikulat Pb
4. Mutu bensin dinyatakan dengan angka oktan . Senyawa karbon yang mempunyai
angka oktan 100 adalah….
a. iso – oktana d. tetra etil timbal (IV)
b. n – butana e. nafta
c. n – heptana
5. Untuk menaikkan mutu bensin dapat dilakukan dengan menambahkan suatu zat
tertentu dalam jumlah relatif sedikit, zat itu adalah ….
a. LNG d. Pb(C2H5)4
b. Avtur e. Iso oktana
c. 2,2,3- trimetil pentana
6. Bensin premium mempunyai bilangan oktan 88 artinya :
a. campuran 12% iso oktana dan 88% n- heptana
b. campuran 12% n- heptana dan 88% iso oktana
c. campuran 92% iso oktana dan 8% n- heptana
d. campuran 92% n- heptana dan 8% iso oktana
e. campuran 80% iso oktana dan 8% n- heptane
123
7. Hal yang menjadi pertimbangan pemilihan bahan bakar yang cocok pada mesin adalah ...
a. kesesuaian antara kompresi mesin dan bahan bakar
b. kesesuaian suhu mesin dengan bahan bakar
c. kesesuaian antara kualitas bahan bakar dan lama pembakaran
d. kesesuaian antara sistem pembakaran dengan kompresi mesin
e. kesesuaian antara jenis mesin dan lama mesin beroperasi
8. Hal yang membedakan bahan bakar jenis premium, pertalite dan pertamax adalah . . .
a. titik didih d. jumlah aditif yang ditambahkan
b. jenis mesin yang digunakan e. masa jenis
c. bilangan oktan
9. Jenis bahan bakar yang paling sesuai untuk digunakan pada mesin berkompresi rendah
adalah …
a. pertamax d. avtur
b. pertalite e. premium
c. solar
10. Senyawa yang digunakan sebagai pengganti penggunaan TEL sebagai zat peningkat
bilangan oktan adalah . . .
a. MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Ether))
b. MMT (Methylcyclopentadienyl Manganese Tricarbonyl)
c. Pb(C2H5)
d. PbO
e. Naphtalena
11. Senyawa pencemar lingkungan dan berbahaya yang dihasilkan pada pembakaran
bensin dengan kandungan TEL adalah . . .
a. MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Ether))
b. MMT (Methylcyclopentadienyl Manganese Tricarbonyl)
c. Pb(C2H5)
d. PbO
e. CO (karbon monoksida)
12. Dampak penggunaan bensin beroktan rendah pada mesin berkompresi tinggi
diantaranya adalah . . .
a. terjadinya knocking atau ketukan dalam mesin
b. pembakaran terjadi tidak sempurna
c. hilangnya daya mesin
124
d. pembakaran tidak efisien
e. mesin cepat aus
13. Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya knocking atau ketukan
pada mesin dapat dilakukan dengan cara . . .
a. menggunakan bensin dengan oktan yang sesuai dengan kompresi mesin
b. menambahkan senyawa peningkat nilai oktan pada bensin
c. mengoperasikan mesin pada kerja ringan
d. menggunakan sistem pelumasan yang baik pada mesin
e. menggunakan mesin dengan kompresi tinggi
14. Hal yang menjadi alasan penggunaan senyawa peningkat bilangan oktan adalah . . .
a. bensin beroktan tinggi bernilai ekonomi tinggi
b. agar bahan bakar mampu digunakan secara efisien
c. bensin dengan oktan rendah tidak ramah lingkungan
d. bensin beroktan tinggi tidak sesuai dengan spesifikasi mesin
e. mesin hanya mampu digunakan dengan bensin beroktan tinggi.
15. Alasan utama dilakukan pengujian distilasi senyawa bensin adalah . . .
a. mengetahui jumlah potensi bahan bensin yang mengendap
b. mengetahui titik didih bensin
c. mengatur titik didih bensin
d. menurunkan tekanan uap bensin
e. memurnikan bensin
Essay
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Sebutkan apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan bilangan oktan suatu
bensin!
2. Sebutkan alasan mengapa suatu bahan bakar perlu di uji tekanan uapnya!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan titik tuang dan apa kegunaannya?
4. Apa yang menjadi faktor penyebab suatu bahan bakar mudah terbakar atau tidaknya?
5. Sebutkan alasan mengapa bahan bakar bensin memiliki kualitas yang berbeda-beda!
125
D. Dampak Pembakaran Bahan Bakar dan Cara Mengatasinya
Peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya menyebabkan peningkatan
kebutuhan energi terus terjadi. Saat ini, hampir semua kebutuhan energi manusia
diperoleh dari pemanfaatan sumber daya alam fosil, misalnya untuk keperluan
pembangkitan listrik dan alat transportasi manusia menggunakan energi fosil sebagai
sumber energinya berupa batu bara dan minyak bumi. Hal ini akan berdampak negatif
terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi dari
bahan bakar fosil ini menghasilkan zat-zat pencemar yang berbahaya baik berupa bahan
padat, cair ataupun gas. Pencemaran udara menyebabkan turunnya kualitas udara
sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan dapat menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut mayoritas disebabkan oleh
penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana
transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar. Hasil penelitian
dibeberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya) menunjukan bahwa
kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara.
Sumber: http://komunitaskretek.or.id
Gambar 2.30 Polusi udara akibat pembakaran bahan bakar alat transportasi
Sebelumnya perlu kita ketahui apa saja penyebab terjadinya pembakaran bahan
bakar fosil dapat menimbulkan pencemaran, diantaranya yaitu:
a. Pembakaran tidak sempurna
Pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna akan menghasilkan senyawa
CO (karbon monoksida), partikel karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar (senyawa
hidroksida), yang mana senyawa-senyawa tersebut merupakan senyawa yang tidak
mudah untuk terurai di lingkungan, sehingga akan menimbulkan efek lain terhadap
lingkungan.
b. Pengotor dalam bahan bakar
Bahan bakar yang mengandung zat pengotor akan menghasilkan senyawa-senyawa
tertentu di dalam gas buangnya. Sebagai contoh keberadaan senyawa sulfur di dalam
126
bahan bakar akan mengakibatkan terbentuknya senyawa SO2 atau SO3 di dalam gas
buang hasil pembakarna yang dapat mencemari lingkungan.
c. Bahan aditif (tambahan) dalam bahan bakar
Bensin yang ditambahi TEL (Tetra Ethyl Lead) yang memiliki rumus molekul
Pb(C2H5)4 sebagai zat aditif peningkat bilangan oktan akan menghasilkan partikel timah
hitam berupa PbO.
Berikutnya dapat kita kaji ini beberapa dampak negatif penggunaan sumber energi
fosil terhadap lingkungan (misalnya dampak terhadap udara dan iklim, air dan tanah) dan
manusia:
1. Dampak Gas Oksida Karbon
a. Karbon Monoksida
Gas karbon monoksida merupakan gas yang terbentuk dari proses pembakaran
yang tidak sempurna, gas ini tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak
diketahui. Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada
mata, saluran pernapasan, dan paru-paru. Apabila gas karbon monoksida masuk ke dalam
darah melalui pernapasan, gas ini akan bereaksi dengan hemoglobin dalam darah,
membentuk karboksihemoglobin (COHb).
CO + Hb → COHb
Hemoglobin merupakan senyawa dalam darah yang berfungsi sebagai pengikat
oksigen, dimana seharusnya hemoglobin bereaksi dengan oksigen menjadi
oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.
O2 + Hb → O2Hb
Namun, afinitas (kecenderungan mengikat) gas karbon monoksida terhadap
hemoglobin dalam darah sekitar 300 kali lebih besar daripada oksigen. Bahkan karbon
monoksida mampu memutuskan ikatan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dan
membentuk karboksihemoglobin (COHb)..
CO + O2Hb → COHb + O2
Sehingga, keberadaan gas karbon monoksida akan menghalangi fungsi vital
hemoglobin dalam darah untuk membawa oksigen bagi tubuh, akibatnya suplai oksigen
bagi tubuh tidak terpenuhi. Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap
aman jika waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap
manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon
127
monoksida (CO) terhadap tubuh manusia tidak sama manusia yang satu dengan yang
lainnya.
Pengaruh konsentrasi gas CO di udara terbuka sampai dengan 100 ppm terhadap
tanaman hampir tidak ada, khususnya pada tanaman tingkat tinggi. Namun apabila
konsentrasi gas CO di udara mencapai 2000 ppm dan waktu kontak lebih dari 24 jam,
maka akan mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas yang ada pada
lingkungan terutama yang terdapat pada akar tanaman.
Waktu tinggal CO dalam atmosfer lebih kurang 4 bulan, CO dapat dioksidasi
menjadi CO2 dalam atmosfer. Salah satu organime hidup yang mampu membantu
mengurangi kadar CO dari lingkungan adalah mikroorganisme tanah, khususnya adalah
jamur penicillium dan aspergillus.
Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap
kendaraan bermotor adalah dengan memasang pengubah katalitik pada knalpot
kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder dari baja tahan karat yang berbentuk
menyerupai sarang lebah yang dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian
pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida
membentuk karbon dioksida dan gas nitrogen (gas-gas racun gas tak beracun).
2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada)
dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air. Pengubah katalitik hanya dapat
berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.
b. Karbon Dioksida
Karbon dioksida atau CO2, semua orang mengenal senyawa ini sebagai gas, tak
berbau, tak berwarna, tak beracun, berasal dari setiap mekanisme pembakaran sempurna
dan metabolism makhluk hidup. Gas Karbon dioksida pertama kali diamati
keberadaannya oleh Van Helmont, tahun 1577. Secara statistik alamiah, gas ini tidak
melimpah di muka bumi dan konstan persentasenya. Sejak lama orang tidak memberi
perhatian terhadap sifat-sifat gas tersebut. Gas CO2 memiliki sifat menyerap energi panas
dari radiasi sinar infra merah yang dipancarkan matahari, akibatnya makin
terakumulasilah energi panas tersebut dimuka bumi dan mulailah dikenal istilah “Green
House Effect“ atau efek rumah kaca. Sebenarnya efek rumah kaca berfungsi sebagai
selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata 15˚C. Tanpa karbon dioksida dan
uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan sekitar –25˚C. Jadi,
128
sebenarnya efek rumah kaca sangat penting dalam menentukan kehidupan di bumi. Akan
tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu permukaan
bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat menyebabkan berbagai macam kerugian
seperti kenaikan suhu harian di permukaan bumi atau dikenal dengan istilah “Global
Warming” selanjutnya yang disertai dengan perubahan iklim di permukaan bumi atau
“Global Climate Change”.
Sumber: http://geo-media.blogspot.com
Gambar 2.31 Ilustrasi efek rumah kaca akibat CO2
129
SO2memiliki ciri khas berbau tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3
bersifat sangat reaktif.
Gas SOx mempunyai ciri bau yang tajam, beracun karena selalu mengikat oksigen
untuk mencapai kestabilan fase gasnya. SOx menimbulkan gangguan sitem pernafasan,
jika kadar 400500 ppm akan sangat berbahaya, 8-12 ppm dapat menimbulkan iritasi pada
mata, 0,3 hingga 5 ppm menimbulkan bau.
Konsentrasi gas SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium
baunya) manakala kensentrasinya berkisar antara 0,3 hingga 1 ppm. Sehingga dalam hal
ini jumlah gas yang dominan adalah gas SO2. Namun, demikian gas tersebut akan
bereaksi dengan oksigen yang ada di udara dan membentuk gas SO3 melalui reaksi
berikut :
2SO2 + O2 (udara) → 2SO3
Salah satu penyebab peningkatan kadar SOx di udara adalah pemakaian batu bara
sebagai bahan bakar pada beberapa kegiatan industri seperti yang terjadi di negara Eropa
Barat dan Amerika, dan Negara lainnya. Belerang dalam batu bara berupa mineral besi
peritis atau FeS2 dan dapat pula berbentuk mineral logam sulfida lainnya seperti PbS,
HgS, ZnS, CuFeS2 dan Cu2S.
Dalam proses industri besi dan baja (tanur logam) banyak dihasilkan SOx karena
pada umumnya mineral-mineral logam banyak terikat dalam bentuk sulfida. Pada proses
peleburan logam sulfida diubah menjadi oksida logam. Proses ini sekaligus juga
berfungsi untuk menghilangkan kandungan belerang dari logam karena belerang
merupakan senyawa pengotor logam. Pada suhu tinggi logam sulfida mudah dioksida
menjadi oksida logam melalui reaksi berikut :
2ZnS + 3O2 → 2ZnO + 2SO2
2PbS + 3O2 → 2PbO + 2SO2
Selain tergantung dari kandungan belerang dari batu bara yang dipakai sebagai
bahan bakar, penyebaran gas SOx, ke lingkungan juga tergantung dari keadaan
meteorologi dan geografi setempat. Kelembaban udara juga mempengaruhi kecepatan
perubahan SOx menjadi asam sulfat maupun asam sulfit. Reaksi antara gas SOx dengan
uap air yang terdapat di udara yang akan membentuk asam sulfat maupun asam sulfit,
dinyatakan dengan reaksi sebagai berikut:
SO3 + H2O (udara) → H2SO4
Apabila asam sulfat dan asam sulfit yang ada di atmosfer turun ke permukaan bumi
bersama-sama dengan jatuhnya hujan, terjadilah apa yang dikenal dengan “acid rain”atau
130
hujan asam . Hujan asam sangat merugikan karena dapat merusak tanaman maupun
kesuburan tanah. Pada beberapa negara industri, hujan asam sudah banyak menjadi
persoalan yang sangat serius karena sifatnya yang merusak. Hutan yang gundul akibat
jatuhnya hujan asam akan mengakibatkan lingkungan semakin parah.
Sumber: http://artikel-teknologi.com
Gambar 2.32 Kerusakan hutan akibat hujan asam
131
atas keberadaan gas NOx dalam udara mampu mendegradasi senyawa ozon (O3) yang
merupakan senyawa penyusun lapisan atmosfer. Sehingga secara tidak langsung
pencemaran akibat senyawa NOx di udara mampu berakibat rusaknya lapisan atmosfer
pada bumi.
Konsentrasi gas NO yang tinggi di udara dapat menyebabkan gangguan pada
system saraf pada manusia ataupun pada hewan yang mengakibatkan kejang-kejang, dan
apabila keracunan ini terus berlanjut akan dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan
menjadi lebih berbahaya ketika gas tersebut teroksidasi oleh oksigen menjadi gas NO2.
Dampak udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya
bagi manusia dan hewan saja, tetapi juga berdampak berbahaya bagi kehidupan tanaman.
Pengaruh gas NOx pada tanaman antara lain ditandai dengan timbulnya bintik-bintik
pada permukaan daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas tersebut dapat
menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun. Hal ini mengakibatkan daun
tidak dapat berfungsi sempurna sebagai tempat pembentukan karbohidrat melalui proses
fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang sesuai yang
seharusnya. Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm dalam udara sudah dapat menurunkan
kemampuan fotosintesis daun sampai sekitar 60% hingga 70%.
Pencemaran udara oleh gas NOx dapat menyebabkan terbentuknya senyawa
Peroxy Acetil Nitrates yang disingkat dengan PAN. Peroxy Acetil Nitrates ini dapat
menyebabkan iritasi pada mata yang membuat mata terasa pedih dan berair. Campuran
senyawa PAN bersama senyawa kimia lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan
terjadinya kabut foto kimia atau Photo Chemistry Smog yang sangat menggangu
lingkungan.
Keberadaan senyawa NOx pada gas buang sisa pembakaran terjadi karena adanya
proses pembakaran yang tidak sempurna, sehingga untuk mengatasi hal tersebut dapat
dilakukan 2 proses pembakaran yaitu:
1. Bahan bakar dibakar pada temperatur tinggi dengan sejumlah udara sesuai dengan
persamaan stoikiometri, misalnya dengan 90 -95% udara. Pembentukan NO dapat
diminimalisir dengan membatasi jumlah udara yang digunakan pada pembakaran,
karena udara mengandung kadar nitrogen yang tinggi. atau,
2. Bahan bakar dibakar sempurna pada suhu relatif rendah dengan udara berlebih.
Suhu rendah dapat mencegah pembentukan NO.
132
Kedua proses ini menurunkan pembentukan NO sampai 90%. NO2 pada manusia
dapat meracuni paru-paru, kadar 100 ppm dapat menimbulkan kematian, 5 ppm setelah 5
menit menimbulkan sesak nafas.
133
Senyawa timbal bersifat kumulatif dalam tubuh, dengan waktu paruh timbal dalam
sel darah merah adalah 35 hari, dalam jaringan ginjal dan hati selama 40 hari, sedangkan
dalam tulang selama 30 hari. Sehingga jika senyawa timbal masuk secara terus menerus
kadarnya dalam tubuh akan terus bertambah. Sebagian kecil Pb diekskresikan melalui
urin atau feses karena sebagian terikat oleh protein dan sebagian lainnya lagi
terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut.
Sumber pencemaran partikulat akibat aktivitas manusia sebagian besar berasal dari
pembakaran batubara, proses industri, kebakaran hutan, gas buangan alat transportasi,
asbes dari bahan bangunan, abu terbang dari proses peleburan baja dan asap dari proses
pembakaran yang tidak sempurna, terutama pada pembakaran batu arang.
Sumber: http://mercubuana.blogspot.com
Gambar 2.33 Partikulat pada gas buang industri
134
hubungan antara ukuran partikulat polutan dengan sumbernya. Partikulat sebagai
pencemar udara mempunyai waktu hidup yaitu pada saat partikulat masih melayang-
layang sebagai pencemar di duara sebelum jatuh ke bumi. Waktu hidup partikulat
berkisar antara beberapa detik sampai beberapa bulan. Sedangkan kecepatan
pengendapannya tergantung pada ukuran partikulat, massa jenis partikulat serta arah dan
kecepatan angin yang bertiup.
Benda partikulat ini sering disebut sebagai asap atau jelaga, benda-benda partikulat
ini sering merupakan pencemar udara yang paling kentara dan biasanya juga paling
berbahaya. Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam
tebal, tapi yang paling berbahaya adalah partikulat-partikulat halus butiran-butiran yang
sangat kecil sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Sebagian besar
partikulat halus ini terbentuk dengan polutan lain terutama sulfur dioksida (SO2) dan
nitrogen oksida (NO) dan secara kimiawi berubah dan membentuk zat-zat nitrat dan
sulfat.
Berdasarkan lamanya partikulat melayang-layang di udara dan rentang ukurannya,
partikulat dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu dust fall atau setteable particulate
(partikulat yang cepat terendapkan) dan suspended particulate matter (SPM). Dust fall
adalah partikulat berbentuk lebih besar dari 10 µm, memiliki masa jenis yang lebih besar
dibanding SPM. SPM adalah partikulat yang ukurannya lebih kecil dari 10µm dan
keberadaannya terutama berasal dari proses industri dan pembakaran. Partikulat yang
masuk ke dalam paru-paru dapat membahayakan manusia karena:
a. Sifat-sifat kimia dan fisik dari partikulat tersebut mungkin beracun
b. Partikulat yang masuk tersebut bersifat inert
c. Partikulat tersebut membawa molekul-molekul gas berbahaya yang terserap di
dalam molekulnya dan menyebabkan molekul-molekul gas tersebut dapat
mencapai dan tertinggal dalam paru-paru yang sensitif.
135
Soal Latihan
Pilihan Ganda
Petunjuk:Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Asap kendaraan bermotor antara lain mengandung gas CO, CO2, uap air , sisa
hidrokarbon dan partikel timah hitam.
Bahan yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia adalah…
a. CO dan CO2 d. CO dan partikel timah hitam
b. CO dan uap air e. CO2 dan partikel timah hitam
c. CO2 dan sisa hidrokarbon
2. Karbon monoksida (CO) merupakan gas beracun karena….
a. gas CO dapat berikatan dengan hemoglobin membentuk COHb
b. gas CO dapat larut dalam air membentuk CO2 dan H2
c. gas CO mudah bereaksi dengan udara membentuk CO2
d. gas CO berbau busuk dan menusuk
e. gas CO adalah gas yang reaktif dan mudah bereaksi dengan zat lain.
3. Kadar CO diudara yang masih aman adalah sampai 100 ppm . Jika dinyatakan dalam
persen berarti batas aman adalah…
a. 1 % d. 0,001 %
b. 0,1 % e. 0,0001 %
c. 0,01 %
4. Menghidupkan mesin dalam garasi tertutup adalah berbahaya karena di sana ada gas
berbahaya hasil pembakaran bensin yang tidak sempurna yaitu....
a. gas nitrogen d. gas karbon dioksida
b. gas oksigen e. gas karbon monoksida
c. gas belerang oksida
5. Untuk mengurangi pencemaran udara oleh gas CO dilakukan dengan ….
a. menghentikan penggunaan bahan bakar minyak
b. mencampur bensin dengan solar
c. merelokasi pabrik
d. memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan
e. menggunakan bensin bertimbel.
136
6. Jika bensin terbakar tidak sempurna, maka akan menghasilkan jelaga (arang atau
karbon) sehingga asap kendaraan bermotor menjadi hitam. Reaksi yang benar
ditulis….
a. bensin + oksigen → C (s) + CO(g) + CO2(g) + H2O(g)
b. bensin + oksigen → CO(g) + CO2(g) + H2O(g)
c. bensin + oksigen → CO2 (g) + H2O(g)
d. bensin + oksigen → CO(g) + H2O(g)
e. bensin + oksigen → C (s) + CO(g) + H2O(g)
7. Permasalahan lingkungan yang dapat timbul akibat pembakaran bahan bakar yang
mengandung senyawa belerang adalah . . .
a. efek rumah kaca d. kabut kimia
b. pemanasan global e. perubahan iklim global
c. hujan asam
8. Dampak yang dapat diakibatkan karena pencemaran oleh senyawa NOx adalah . . .
a. kerusakan lapisan ozon d. kabut kimia
b. efek rumah kaca e. perubahan iklim global
c. hujan asam
9. Penggunaan senyawa aditif (tambahan) pada bahan bakar mengakibatkan adanya
senyawa berbahaya pada gas buang sisa pembakaran berupa PbO. Upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasinya yaitu . . .
a. menghentikan penggunaan bahan bakar minyak
b. mencampur bensin dengan solar
c. menambahkan TEL pada bensin
d. memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan
e. menggunakan bensin tanpa kandungan timbal
10. Senyawa gas hasil pembakaran bahan bakar yang mampu merusak ozon adalah . . .
a. SOx d. CFC
b. NOx e. CO2
c. CO
11. Karbon dioksida atau CO2 dikatakan sebagai zat pencemar yang tidak terlalu
berbahaya terhadap kesehatan manusia karena . . .
a. Dampak dari karbon dioksida tidak secara langsung terhadap kesehatan manusia
b. Dampak karbon dioksida mampu di netralisir oleh tumbuhan
c. Karbon dioksida merupak senyawa inert
137
d. Karbon dioksida cenderung berwujud gas
e. Jumlah pencemaran oleh karbon dioksida jumlahnya sedikit.
12. Diketahui seseorang mengidap penyakit dengan gejala badan lemas, pernafasan terasa
sesak, dan hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa kadar oksigen dalam darah
sangat rendah. Dari beberapa tanda-tanda tersebut dapat diindikasikan bahwa orang
tersebut mengalami keracunan zat pencemar berupa . . .
a. SO2 d. NO2
b. CO2 e. PbO
c. CO
13. Karbon dioksida mampu mengakibatkan efek rumah kaca pada bumi hal ini terjadi
karena karbon dioksida memiliki sifat . . .
a. Menyerap panas matahari dan memantulkan kembali ke bumi
b. Merusak lapisan atmosfer
c. Mengikat air atau kelembapan udara
d. Tidak teroksidasi oleh ozon
e. Reaktif terhadap kelembapan dan membentuk senyawa asam.
14. Keberadaan senyawa belerang gas buang pembakaran disebabkan oleh . . .
a. Penambahan zat aditif
b. Pengotor dari bahan bakar itu sendiri
c. Proses pembakaran yang tidak sempurna
d. Kelebihan udara dalam proses pembakaran
e. Penggunaan bahan bakar campuran.
15. Sumber utama keberadaan senyawa pencemar berupa gas SO2 pada perkotaan adalah . . .
a. Aktifitas kendaraan bermotor
b. Gas alam yang mengalami kebocoran
c. Proses pembakaran bahan bakar industri berupa batu bara
d. Proses pembakaran limbah perkotaan
e. Penggunaan bahan bakar beroktan rendah
Essay
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pertikulat dan apa bahayanya bagi kesehatan
manusia!
2. Jelaskan proses terjadinya hujan asam, dan sebutkan dampaknya!
138
3. Jelaskan dampak dari pencemaran senyawa timbal (Pb) pada manusia!
4. Sebutkan dan jelaskan cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terbentuknya
gas NOx pada gas buang pembakaran!
5. Jelaskan mekanisme seseorang dapat keracunan oleh gas CO (karbon monoksida)!
1. Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun atas satu monomer (satu
molekul gula). Monosakarida memiliki sifat mudah larut dalam air, memiliki rasa manis,
dan merupakan gula yang umum ditemukan pada buah dan madu.
Sumber: http://search.google.com
Gambar 2.34 Gula monosakarida (madu)
139
Jenis-jenis monosakarida yang umum diantaranya adalah glukosa, fruktosa, dan
galaktosa. Ketiga jenis monosakarida tersebut memiliki tingkat kemanisan yang berbeda-
beda, dimana fruktosa lebih manis dibandingkan glukosa, dan glukosa lebih manis
dibandingkan galaktosa.
Sumber: http://edubio.info
Gambar 2.35 Molekul senyawa monosakarida
2. Disakarida
Disakarida merupakan bentuk karbohidrat yang terdiri dari 2 monomer (2 molekul
gula yang berikatan). Disakarida bersifat mudah larut dalam air, berasa manis, dan
merupakan gula yang paling banyak diproduksi dalam industri. Salah satu contoh
disakarida paling umum kita jumpai yaitu sukrosa (gula meja) merupakan disakarida
yang digunakan dalam minuman, dan hampir ada di setiap rumah di Indonesia.
Sumber: http://search.google.com
Gambar 2.36 Gula disakarida (gula meja)
Sukrosa terdiri dari molekul fruktosa dan glukosa yang berikatan dengan ikatan
glikosidik. Sedangkan maltosa merupakan disakarida yang umum terdapat pada jenis
umbi-umbian, terdiri dari 2 molekul glukosa yang saling berikatan. Laktosa merupakan
gula yang terdapat pada susu, terdiri dari molekul glukosa dan galaktosa. Berdasarkan
tingkat kemanisannya, sukrosa memiliki rasa yang lebih manis dari maltosa, dan maltosa
memiliki rasa lebih manis dari laktosa.
140
Sumber: http://edubio.info
Gambar 2.37 Molekul senyawa disakarida
3. Oligosakarida
Oligosakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari sedikit molekul gula (umumnya
3 hingga 10 molekul). Gula penyusun oligosakarida dapat berupa glukosa, fruktosa,
maupun galaktosa. Oligosakarida dapat ditemukan dalam umbi-umbian seperti ubi
rambat. Contoh oligosakarida adalah rafinosa (3 molekul gula) yang terdiri dari molekul
galaktosa, glukosa, dan fruktosa.
Sumber: http://edubio.info
Gambar 2.38 Molekul senyawa oligisakarida
4. Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terdiri dari banyak monomer gula, dan
umumnya tidak berasa manis. Beberapa contoh senyawa polisakarida yang umum dalam
kehidupan seharihari diantaranya yaitu: amilum, selulosa, dan glikogen.
Sumber: http://search.google.com
Gambar 2.39 Gula polisakarida pada umbi dan selulosa
141
Amilum atau pati merupakan cadangan makanan tumbuhan yang dapat diperoleh
dari batang, biji, maupun umbi. Amilum tersusun atas banyak molekul glukosa yang
berikatan dengan ikatan alfa 1,4 glikosidik.
Selulosa merupakan komponen penyusun dinding sel tumbuhan dan bakteri.
Selulosa dalam sayuran dikenal dengan istilah serat makanan. Selulosa tersusun atas
molekul glukosa yang disatukan dengan ikatan beta 1,4 glikosidik, selulosa juga banyak
digunakan sebagai bahan serat alam.
Glikogen merupakan cadangan makanan pada hewan, yang disimpan dalam hati dan otot.
Glikogen tersusun atas molekul glukosa yang disatukan dengan ikatan alfa 1,4 glikosidik.
Sumber: http://edubio.info
Gambar 2.40 Molekul Senyawa Amilum
Sumber: http://edubio.info
Gambar 2.41 Molekul senyawa selulosa
Sumber: http://edubio.info
Gambar 2.42 Molekul Senyawa Glikogen
Glikogen dan amilum tersusun atas glukosa dengan jenis ikatan yang sama,
perbedaan antara kedua karbohidrat ini adalah pada bentuk polimernya. Dimana polimer
142
glikogen memiliki banyak sekali percabangan sedangkan amilum memiliki lebih sedikit
percabangan.
Amilum dan selulosa sama-sama tersusun atas molekul glukosa dengan perbedaan
pada jenis ikatan yang terbentuk. Ikatan alfa 1,4 glikosidik pada amilum dapat dicerna
oleh enzim amilase dalam sistem pencernaan manusia, sedangkan ikatan beta 1,4
glikosidik pada selulosa tidak dapat dicerna. Oleh sebab itu selulosa pada makanan akan
menumpuk di usus besar dan sangat bermanfaat untuk melancarkan pencernaan.
Pemanfaatan senyawa hidrokarbon pada bidang energi sudah tidak perlu
ditanyakan lagi peran senyawa hidrokarbon, mulai dari rantai pendek C1-C4 hingga
rantai menengah C15 hasil olahan minyak bumi semua dapat diolah menjadi bahan bakar
langsung pakai. Namun selain dimanfaatkan sebagai bahan bakar senyawa-senyawa
hidrokarbon hasil olahan minyak bumi ini juga dapat diolah menjadi senyawa turunan
yang lain diantaranya yaitu
Pada bidang sandang, adalah senyawa hidrokarbon PTA (purified terephthalic
acid) yang dibuat dari para-xylene dengan bahan dasarnya adalah kerosin (minyak tanah).
Dari Kerosin ini semua bahannya dibentuk menjadi senyawa aromatik, yaitu para-xylene.
Para-xylene ini kemudian dioksidasi menggunakan udara menjadi PTA. Dari PTA yang
berbentuk seperti tepung detergen ini kemudian direaksikan dengan metanol sehingga
menjadi serat poliester. Serat poliester inilah yang menjadi benang sintetis sebagai bahan
dasar kain saat ini. Hampir semua pakaian seragam yang kita kenakan mungkin terbuat
dari poliester. Untuk memudahkan pengenalannya bisa dilihat dari harganya. Harga
pakaian yang terbuat dari benang sintetis poliester biasanya relatif lebih murah
dibandingkan pakaian yang terbuat dari bahan dasar katun, sutra atau serat alam lainnya.
Tingkat kehalusan bahan yang terbuat dari serat polyester dipengaruhi oleh zat penambah
(aditif) dalam proses pembuatan benang (saat mereaksikan PTA dengan metanol).
Sebetulnya ada polimer lain yang juga dibunakan untuk pembuatan serat sintetis yang
lebih halus atau lembut lagi yaitu, serat polimer tersebut terbuat dari polietilen.
Sumber: http://wikipedia.org
Gambar 2.43 Molekul Senyawa P-Xylene
143
Serat poliester juga digunakan sebagai bahan pembuatan dakron, dakron
merupakan kapas sintetis yang penggunaannya telah menggantikan sebagai bahan isian
bantal atau kasur saat ini. Dakron memiliki berbagai keunggulan disbanding dengan
kapas alam diantaranya yaitu, karena dakron terbuat dari serat sintetis sehingga dakron
memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap degradasi struktur akibat faktor alami,
dakron juga bersifat kedap terhadap air, serta dakron mampu mempertahankan bentuknya
setelah mengalami penekanan pada waktu yang relatif lama, hal ini penting ketika dakron
digunakan sebagai bahan pengisi bantal atau kasur.
Sumber: http://alibaba.com
Gambar 2.44 Serat kain poliester
Sumber: http://alibaba.com
Gambar 2.45 Dakron dan kain poliester
Polimer atau yang lebih sering kita sebut sebagai plastic juga merupakan senyawa
turunan hidrokarbon yang merupakan hasil dari pengolahan dari senyawa etena (C2H4).
Polimer disintesis atau dibuat dengan cara merangkai danmenggabungkan molekul
sejenis hingga panjang rantai tertentu, proses ini sering disebut dengan proses reaksi
polimerisasi.
144
Ada dua jenis polietilen yang umum digunakan yaitu high density polyethylene
(HDPE) dan low density polyethylene (LDPE). Seperti dilihat dari penamaannya kedua
jenis tersebut dibedakan oleh density atau masa jenis yang dimiliki.
Low density polyethylene (LDPE) merupakan jenis polimer dari polietilen yang
memiliki densitas atau masa jenis yang relatif rendah, sehingga plastik yang dihasilkan
menggunakan bahan ini akan memiliki sifat ringan, lentur, bening, ringan dan mudah di
daur ulang. Penggunaan dari plastic jenis ini adalah sebagai kantong plastik, pembungkus
makanan, botol minuman
Sumber: http://alibaba.com
Gambar 2.46 Contoh produk hasil olahan HDPE
145
molekul linear ataupun bercabang. Jenis polimer yang termasuk dalam thermoplastic
diantaranya yaitu: polyethylene, polystyrene, poly vinyl cloride (PVC), nylon, perspex,
propylene dan lain-lain. Penggunaan polimer ini dapat dijumpai pada pipa air (PVC),
peralatan rumah tangga (PS dan PE), bahan pakaian (PE).
Sumber:http://euroaquappr.com
Gambar 2.47 Pipa PVC
Pada bidang pertanian, peran senyawa hidrokarbon sebagai bahan baku pembuatan
pupuk sintetis. Pupuk merupakan senyawa kimia tambahan yang digunakan untuk
146
menyuburkan tanah, guna meningkatkan hasil pertanian. Pupuk merupakan senyawa
turunan minyak bumi yaitu olefin. Olefin merupakan bahan dasar petrokimia paling
utama. Produksi olefin di seluruh dunia mencapai miliaran kg per tahun. Diantara olefin
yang terpenting (paling banyak diproduksi) adalah etilena (etena), propilena (propena),
butilena (butena), dan butadiene. Olefin pada umumnya dibuat dari etana, propane, nafta,
atau minyak gas (gas-oil) melalui proses perengkahan (cracking). Etana dan propane
dapat berasal dari gas bumi atau dari fraksi minyak bumi; nafta berasal dari fraksi minyak
bumi dengan molekul C-6 hingga C-10, sedangkan gas-oil berasal dari fraksi minyak
bumi dengan molekul dari C-10 hingga C-30 atau C-30. Senyawa olefin tersebut
kemudian diproses dengan metode reaksi tertentu pada industry petrokimia sehingga
dihasilkan produk olahan yang berupa pupuk sintetis. Kelebihan penggunaan pupuk
sintetis yaitu pupuk memiliki kegunaan yang spesifik terhadap tanaman dengan
menentukan formula unsur hara yang terkandung di dalamnya. Sebagai contoh terdapat
jenis pupuk yang berfungsi sebagai penyubur daun dan mempercepat pertumbuhan ada
pula pupuk yang berfungsi khusus untuk memasakkan buah dari tanaman.
Sumber: http://alibaba.com
Gambar 2.51 Pupuk hasil industri petrokimia
147
berbahan karet sintetis lebih menguntungkan sehingga banyak industri yang cenderung
memilih menggunakan karet sintetis, adapun kekurangan sifat yang dimiliki oleh karet
sintetis dapat diperbaiki dengan penambahan zat aditif pada proses produksinya.
Latihan Soal
Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah slah satu jawaban yang paling tepat!
1. Senyawa hidrokarbon yang merupakan molekul tunggal gula adalah . . .
a. amilum d. maltosa
b. laktosa e. sukrosa
c. glukosa
2. Disakarida termasuk ke dalam senyawa hidrokarbon yang merupakan hasil dari
penggabungan dua molekul gula sederhana. Berikut yang termasuk dalam gula
disakarida adalah . . .
a. amilum d. maltosa
b. galaktosa e. fruktosa
c. glukosa
3. Amilum termasuk meruapakan senyawa hidrokarbon rantai panjang yang termasuk
dalam jenis gula . . .
a. monosakarida d. oligosakarida
b. polisakarida e. heterosakarida
c. disakarida
4. Jenis gula yang mudah untuk dicerna dan diserap oleh tubuh adalah . . .
a. monosakarida d. oligosakarida
b. polisakarida e. heterosakarida
c. disakarida
148
5. Jenis gula yang terdapat dalam susu adalah . . .
a. fruktosa d. sukrosa
b. glukosa e. laktosa
c. maltosa
6. Senyawa polisakarida yang tersusun dari molekul yang sama namun memiliki struktur
bentuk polimer yang berbeda adalah . . .
a. selulosa dan maltosa
b. selulosa dan amilum
c. selulosa dan glikogen
d. amilum dan glikogen
e. glikogen dan gliserol.
7. Senyawa turunan minyak bumi yang menjadi bahan baku pembuatan serat poliester
adalah . . .
a. kerosin d. terpentin
b. bensin e. stiren
c. vaselin
8. Kegunaan serat poliester digunakan untuk . . .
a. sebagai serat sintetis kain
b. sebagai serat pengisi
c. bahan campuran pembuatan ban
d. sebagai pembuatan perekat
e. sebagai lapisan anti air
9. Perbedaan antara karet alam dan karet sintetis adalah . . .
a. mudah terdegradasi d. daya tahan terhadap air
b. ketahanan terhadap tekanan e. keelastisan bahan
c. kekuatan struktur
10. Usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat dari karet sintetis adalah . . .
a. menambahkan senyawa pelarut pada karet sintetis
b. menambahkan senyawa karbon
c. mencampur karet alam dan sintetis
d. penambahan zat aditif
e. melarutkan karet dalam kerosen
149
11. Jenis polimer atau plastik yang memiliki ketahanan terhadap panas paling baik tanpa
mengalami kerusakan fisik adalah . . .
a. thermoplastic d. pseudoplastic
b. thermosetting e.poly vinyl cloride
c. thermometric
12. Yang termasuk ke dalam jenis thermosetting adalah . . .
a. nylon d. polyethylene
b. polystyrene e.poly vinyl chloride
c. fiber-glass
13. Yang termasuk ke dalam jenis thermoplastic adalah . . .
a. fiber-glass d. polyethylene
b. melamin e. bakelit
c. epoxy
14. Sifat yang dimiliki oleh polimer jenis thermoplastic adalah . . .
a. bersifat keras, kaku
b. dapat larut pada perlarut tertentu
c. tidak mudah terlelehkan oleh panas
d. mengalami kerusakan fisik permanen ketika dipanaskan
e. molekulnya tersusun dari rantai ikatan saling silang.
15. Proses pengerasan pada jenis polimer thermosetting dilakukan dengan cara . . .
a. mendinginkan hingga suhu ruang
b. mendinginkan hingga suhu dibawah 0oC
c. melakukan penambahan zat pengeras
d. mendiamkan lama pada waktu tertentu
e. melakukan pemanasan lebih lanjut.
Essay
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Sebutkan jenis-jenis gula yang ada beserta contohnya!
2. Jelaskan mekanisme pembentukan karet sintetis!
3. Jelaskan alasan pemilihan serat sintetis dibanding serat alam dalam industri!
4. Jelaskan kelebihan penggunaan pupuk sintesis dibanding pupuk organik!
5. Sebut dan jelaskan jenis plastik dan kegunaannya!
150
DAFTAR PUSTAKA
Atkins. 1990. Physical Chemistry. Edisi ke-4. Oxford : Oxford University Press.
Atkinson, John dan Carol Hibbert. 2000. Advanced Level Chemistry. Oxford :
Heinemann.
Ebbing, Darrel D. 1984. General Chemistry. Wilmington : Houghton Miffling Comp.
Fessenden, Ralph J. dan Joan S. Fessenden. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta :
Binarupa Aksara.
Hill, Graham C., et. al. 1995. Chemistry in Context. Ontario : Nelson.
Keenan, C. W., et. al. 1980. General College Chemistry. New Jersey : Harper & Row
Publisher.
Petrucci, Ralph H. 1995. General Chemistry, Principles and Modern Application. New
Jersey : Collier-McMillan.
Susilowati, Endang. 2012. Kimia Untuk Kelas X SMA dan MA. Solo : Tiga Serangkai.
151
GLOSARIUM
A
Aditif: Zat yang dicampur dengan zat yang lain untuk memberikan sifat, warna, rasa dan
sebagainya tanpa membawa pengaruh terhadap susunan fisik dan kimiawinya yang
pokok.
Aldehida: Senyawa yang mengandung gugus karbonil (C=O) yang terikat pada sebuah
atau dua buah unsur hidrogen.
Amonia(k): Gas tak berwarna, baunya menusuk, terdiri atas unsur nitrogen dan hidrogen
(NH3), mudah sekali larut dalam air; senyawaannya banyak dipakai dalam pupuk, obat-
obatan dan sebagainya.
Asam Asetat: Asam berupa zat cair yang jernih berbau sengit (sangat penting dalam
teknik industri, antara lain sebagai bahan untuk pembuatan aseton dan selulosa asetat);
H3COOH.
Atom: Unsur kimia yang terkecil yang dapat berdiri sendiri dan dapat bersenyawa
dengan yang lain.
Atom C: Unsur kimia yang terkecil dari karbon.
B
Basa: Senyawa yang menghasilkan ion OH- jika dilarutkan dalam air.
Berat molekul: Jumlah bobot dari atom-atom yang ditunjukkan dalam rumusnya.
D
Degradasi: Penguraian atau perubahan menjadi senyawa yang lebih sederhana secara
bertahap.
Dehidrasi: Membuang kandungan air dalam campuran etanol.
Disakarida: Gula yg diturunkan dari monosakarida, dengan penyingkiran satu molekul
air dari dua monosakarida.
Distilasi: Metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan menguap
(volatilitas) bahan.
E
Emisi: Gas buang sisa hasil pembakaran bahan bakar.
152
Enzim: Protein yang kompleks yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan dapat
menimbulkan biokimia dalam suhu badan.
Etanol: Senyawa organik golongan alkohol primer yang berwujud cair dalam suhu
kamar, tidak berwarna, mudah menguap, mudah terbakar, mudah larut dalam air dan
tembus cahaya.
F
Fenol: Senyawa hidroksil aromatik.
G
Gaya Van Der Waals: Keseluruhan gaya tarik menarik antar molekul, meliputi gaya
dipol-dipol dan gaya dispersi.
Gula: Bahan makanan yang manis rasanya yang dibuat dari air beberapa tumbuhan atau
buah (seperti tebu, aren, nyiur).
H
Hibridisasi: Pembastaran orbital-orbital atom dari tingkat energi berbeda menjadi
orbital-orbital yang setingkat .
Hidrokarbon: Senyawa yang terbentuk dari karbon dan hidrogen saja.
Hidrolisis: Penguraian senyawa kimia yang disebabkan oleh reaksi dengan ai.r
I
Ikatan kimia: Gaya tarik menarik yang kuat antara atom-atom tertentu bergabung
membentuk molekul atau gabungan ion-ion sehingga keadaannya menjadi lebih stabil.
Ikatan kovalen: Ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama
oleh 2 atom yang berikatan.
K
Kadar: Ukuran isi suatu zat .
Karbon Dioksida: Unsur gas rumah kaca utama yang merupakan salah satu komposisi
alami dalam atmosfer; CO2.
Kalor: energi yang berpindah dari satu sistem ke sistem yang lainnya karena perbedaan
suhu.
Katalis: Suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa
mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.
153
Keasaman: Konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam pelarut air.
Kelarutan: Jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut.
Konsentrasi: Persentase kandungan bahan di dalam suatu larutan.
M
Metana: Gas yang terbentuk pada pelapukan zat organik dalam rawa dan paya yang
merupakan komponen utama gas alam dan gas tambang.
Metanol: Zat cair yang tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah terbakar dan
bersifat racun; alkohol CH3OH.
Molekul: Bagian terkecil suatu senyawa yang terbentuk dari kumpulan atom yang terikat
secara kimia.
Monomer: Senyawa kimia yang molekulnya dapat digabungkan untuk membentuk
molekul lebih besar yang dinamakan polimer.
Monosakarida: Gula yang paling sederhana yang apabila mengalami perubahan akan
kehilangan sifatnya sebagai gula.
N
Nitrogen: Gas tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan tidak beracun, bebas di
udara (dilambangkan dengan N).
O
Oksida: Bijih logam yang mengandung oksigen.
Oksidasi: Reaksi penambahan/penaikan bilangan oksidasi.
Oktana: Senyawa hidrokarbon jenis alkana dengan rumus C8H18.
Orbital: Daerah sekitar inti yang terdapat elektron.
P
Polimer: Makromolekul (molekul raksasa) yang tersusun dari satuansatuan kimia
sederhana yang disebut monomer.
Polimerisasi: Proses bereaksi molekul monomer bersama dalam reaksi kimia untuk
membentuk tiga dimensi jaringan atau rantai polimer.
Polisakarida: Karbohidrat di mana molekulnya apabila dihidrolisis meng hasilkan
banyak sekali monosakarida.
154
R
Reaksi: Perubahan dan sebagainya yang terjadi karena bekerjanya suatu unsur.
Reaksi kimia: Perubahan materi yang menyangkut struktur dalam molekul suatu zat.
Reaktor: Alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi berlangsung.
Rumus molekul : Rumus senyawa kimia yang mengandung lambang atom-atom atau
radikal yang ada, yang diikuti dengan angka bawah yang menyatakan jumlah setiap jenis
atom atau radikal dalam molekul.
S
Senyawa : Gabungan dari beberapa unsur yang terbentuk melalui reaksi kimia
155
BIODATA PENULIS
156
BIODATAPENULIS
157
158