PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak Prasekolah adalah anak yang berusia antara usia 3-6 tahun, serta
biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi, Oktiawati,
Saputri, 2015). Pada masa ini anak sedang mengalami masa pertumbuhan
dan perkembangan, sehingga keluarga dengan anak pra sekolah orang tua
harus berperan dalam melakukan tugasnya.
Anak prasekolah memiliki masa keemasan (the golden age) dalam
perkembanganya disertai dengan terjadinya pematangan fungsi-fungsi
fisik dan psikis yang siap merespon dari berbagai aktivitas yang terjadi di
lingkunganya. Pada masa ini merupakan waktu yang tepat untuk
mengembangkan berbagai pontensi dan kemampuan antara lain motorik
halus dan kasar, sosial, emosi serta kognitifnya (Mulyasa, 2012). Di
samping itu menurut Gardner dalam buku Yus Anita (2012) masa anak
prasekolah masa dimana terjadinya peningkatan kecerdasan dari 50%
menjadi 80%. Peningkatan ini dapat tercapai secara maksimal bila
lingkungan sekitar mampu memberikan rangsangan dan stimulasi yang
tepat kepada anak itu sendiri, tetapi apabila anak tidak mampu
memperoleh rangsangan dan stimulasi dengan tepat maka otak anak tidak
akan mampu berkembang dan berfungsi secara maksimal.
Menurut penelitian yang dilakukan Aquarisnawati (2011),
menyampaikan bahwa tidak terpenuhinya stimulasi atau kegiatan yang
bersifat fisik khususnya pada motorik halus di usia pra sekolah akan
berdampak anak cenderung mengalami gangguan konsentrasi pada saat
anak belajar di bangku sekolah dasar yang di sebabkan karena motorik
halus anak belum matang. Untuk memilih metode pembelajaran yang
sekiranya tepat untuk perkembangan motorik halus anak usia dini, orang
tua dan guru berperan sebagai pedoman serta pendidik harus benar-benar
mengerti dan menguasai metode yang akan diterapkan dalam proses
pembelajaran sehingga aspek motorik halus dapat terbentuk secara
optimal. Pada umumnya jika perkembangan motorik halus mampu
terlewati dengan baik, maka akan berdampak pada perkembangan kognitif
anak, misal anak bisa membaca dengan baik, menulis dengan baik, dan
memiliki konsentrasi yang baik.
Menurut Yus (2011) perkembangan motorik halus anak prasekolah
sudah dapat meniru membuat garis tegak, miring, lengkung, dan lingkaran.
Serta belajar menggunting dengan berbagai dengan pola (lingkaran,
segitiga, gelombang, segi empat, zig- zag). Sedangkan menurut Wiyani
(2015) perkembangan motorik halus anak prasekolah sudah dapat
memasukan benda kecil kedalam botol (krikil, potongan lidi, biji-bijian).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka penulis
mengambil rumusan masalah “Bagaimana Melaksanakan Asuhan
Keperawatan yang Baik dan Benar Pada Keluarga Tn. W ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan keluarga
dengan keluarga anak prasekolah.
2. Tujuan Khusus :
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap perkembangan keluarga.
c. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi keluarga pada anak
prasekolah.
d. Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga
dengan keluarga anak prasekolah.
e. Mahasiswa mampu menjelaskan peran dan tanggung jawab
keluarga pada anak prasekolah.
f. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada anak usia
prasekolah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman, 2010).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional serta individual mempunyai
peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga
(Soetijiningsih, 2011).
Keluarga adalah sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
suami, istri, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (UU No. 52
tahun 2009 dalam Wirdhana et al, 2012).
Dari beberapa pengertian keluarga diatas dapat disimpulkan bahawa
keluarga adalah suatu kumpulan dua orang atau lebih yang terdiri dari
suami, istri dan anak yang terjalin dalam hubungan darah, hubungan
perkawinan dan pengangkatan yang hidup bersama dalam keterikatan
aturan dan mempunyai peran masing-masing dalam keluarga.
1. Fungsi Biologis
Fungsi biologis adalah fungsi untuk meneruskan keturunan,
memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota
keluarga, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
2. Fungsi Psikologis
Fungsi dalam memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi Sosialisasi
Fungsi dalam membina sosialisasi pada anak, meneruskan nilai-nilai
keluarga, dan membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak.
4. Fungsi Ekonomi
Fungsi dalam mencari sumber-sumber penghasilan, mengatur dalam
penggunaan penghasilan keluarga dalam rangka memenuhi kebutuhan
keluarga dimasa mendatang.
5. Fungsi Pendidikan
Fungsi dalam mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya, menyekolahkan anak agar memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai
dengan bakat dan minat yang dimilikinya, serta mempersiapkan anak
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa untuk kehidupan
dewasa di masa yang akan datang.
A. PENGKAJIAN
Terlampir
D. INTERVENSI
No. Dx