Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak Prasekolah adalah anak yang berusia antara usia 3-6 tahun, serta
biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi, Oktiawati,
Saputri, 2015). Pada masa ini anak sedang mengalami masa pertumbuhan
dan perkembangan, sehingga keluarga dengan anak pra sekolah orang tua
harus berperan dalam melakukan tugasnya.
Anak prasekolah memiliki masa keemasan (the golden age) dalam
perkembanganya disertai dengan terjadinya pematangan fungsi-fungsi
fisik dan psikis yang siap merespon dari berbagai aktivitas yang terjadi di
lingkunganya. Pada masa ini merupakan waktu yang tepat untuk
mengembangkan berbagai pontensi dan kemampuan antara lain motorik
halus dan kasar, sosial, emosi serta kognitifnya (Mulyasa, 2012). Di
samping itu menurut Gardner dalam buku Yus Anita (2012) masa anak
prasekolah masa dimana terjadinya peningkatan kecerdasan dari 50%
menjadi 80%. Peningkatan ini dapat tercapai secara maksimal bila
lingkungan sekitar mampu memberikan rangsangan dan stimulasi yang
tepat kepada anak itu sendiri, tetapi apabila anak tidak mampu
memperoleh rangsangan dan stimulasi dengan tepat maka otak anak tidak
akan mampu berkembang dan berfungsi secara maksimal.
Menurut penelitian yang dilakukan Aquarisnawati (2011),
menyampaikan bahwa tidak terpenuhinya stimulasi atau kegiatan yang
bersifat fisik khususnya pada motorik halus di usia pra sekolah akan
berdampak anak cenderung mengalami gangguan konsentrasi pada saat
anak belajar di bangku sekolah dasar yang di sebabkan karena motorik
halus anak belum matang. Untuk memilih metode pembelajaran yang
sekiranya tepat untuk perkembangan motorik halus anak usia dini, orang
tua dan guru berperan sebagai pedoman serta pendidik harus benar-benar
mengerti dan menguasai metode yang akan diterapkan dalam proses
pembelajaran sehingga aspek motorik halus dapat terbentuk secara
optimal. Pada umumnya jika perkembangan motorik halus mampu
terlewati dengan baik, maka akan berdampak pada perkembangan kognitif
anak, misal anak bisa membaca dengan baik, menulis dengan baik, dan
memiliki konsentrasi yang baik.
Menurut Yus (2011) perkembangan motorik halus anak prasekolah
sudah dapat meniru membuat garis tegak, miring, lengkung, dan lingkaran.
Serta belajar menggunting dengan berbagai dengan pola (lingkaran,
segitiga, gelombang, segi empat, zig- zag). Sedangkan menurut Wiyani
(2015) perkembangan motorik halus anak prasekolah sudah dapat
memasukan benda kecil kedalam botol (krikil, potongan lidi, biji-bijian).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka penulis
mengambil rumusan masalah “Bagaimana Melaksanakan Asuhan
Keperawatan yang Baik dan Benar Pada Keluarga Tn. W ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan keluarga
dengan keluarga anak prasekolah.
2. Tujuan Khusus :
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap perkembangan keluarga.
c. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi keluarga pada anak
prasekolah.
d. Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga
dengan keluarga anak prasekolah.
e. Mahasiswa mampu menjelaskan peran dan tanggung jawab
keluarga pada anak prasekolah.
f. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada anak usia
prasekolah.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman, 2010).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional serta individual mempunyai
peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga
(Soetijiningsih, 2011).
Keluarga adalah sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
suami, istri, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (UU No. 52
tahun 2009 dalam Wirdhana et al, 2012).
Dari beberapa pengertian keluarga diatas dapat disimpulkan bahawa
keluarga adalah suatu kumpulan dua orang atau lebih yang terdiri dari
suami, istri dan anak yang terjalin dalam hubungan darah, hubungan
perkawinan dan pengangkatan yang hidup bersama dalam keterikatan
aturan dan mempunyai peran masing-masing dalam keluarga.

B. Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2010) yaitu sebagai
berikut:
1. Tahap I: Keluarga Pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan
dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orangtua).
2. Tahap II: Keluarga Yang Sedang Mengasuh Anak
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi
berumur 30 bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan
kelahiran anak pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran
terhadap bayi biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan
bayi tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan
semua peran-peran mengasyikkan yang telah dipercaya kepada
mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan
ketidakadekuatan menjadi orang tua baru. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu:
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).
b. Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orangtua dan kakek-nenek.
3. Tahap III: Keluarga Yang Anak Pra Sekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak
pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun.
Sekarang,
keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami -
ayah, istri – ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan – saudari.
Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
b. Mensosialisasikan anak.
c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
4. Tahap IV: Keluarga Dengan Usia Sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan
mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari
masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum,
dan hubungan keluarga di akhir tahap ini. Adapun tugas perkembangan
keluarga yaitu:
a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan
b. Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
d. Meningkatkan komunikasi terbuka
5. Tahap V: Keluarga Dengan Anak Remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari
siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6
hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih
tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
6. Tahp VI: Keluarga Dengan Melepaskan Anak Dewasa Muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah
kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat
singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang
ada dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang
masih tinggal di rumah. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Tahap VII: Orang Tua Pertengahan
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia
pertengahan dari bagi orangtua, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian
salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orangtua
memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan
pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian. Adapun tugas perkembangan
keluarga yaitu :
a. Mempertahankan Kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Tahap VIII: Keluarga Dengan Masa Pensiun dan Lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah
satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung
hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan
lain meninggal. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll
c. Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan “ Life Review”
C. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) terdapat empat fungsi
keluarga meliputi :
1. Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi upaya pemenuhan kebutuhan akan
kasih sayang, pengertian, dan menentukan kebahagiaan keluarga.
Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul
karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak terpenuhi. Fungsi afektif
berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan
basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif
tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga yang dapat mempertahankan makna yang positif,
mempelajari dan mengembangkan fungsi afektif melalui interaksi serta
hubungan dalam keluarga.
Setyowati (2008) ada beberapa komponen yang perlu dipenuhi
oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif yaitu : Pertama,
saling mengasuh seperti cinta kasih, kehangatan saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang
dan dukungan dari anggota yang lain. Hubungan yang tercipta dalam
keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan
orang lain di luar keluarga/masyarakat. Kedua, saling menghargai
merupakan usaha mempertahankan sikap positif dengan anggota
keluarga yang mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga.
Ketiga, ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan
sepakat melalui hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga
dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada
berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak
dapat berkembang dan meniru tingkah laku yang positif dari kedua
orang tua ataupun keluarga lainnya.
2. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat
melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah
untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah. Keluarga
memiliki tanggung jawab utama dalam mengubah seorang bayi dalam
hitungan tahun menjadi makhluk sosial yang mampu berpartisipasi
penuh dalam masyarakat. Selain itu, sosialisasi seharusnya tidak
sekedar dianggap berhubungan dengan pola perawatan bayi dan anak,
tetapi lebih kepada proses seumur hidup yang meliputi internalisasi
sekumpulan nilai dan norma yang tepat agar dapat menjadi seorang
remaja, suami/istri, orangtua, seorang pegawai yang baru kerja,
kakek/nenek, mahasiswa, dan pensiunan (Friedman, 2010).
3. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi
dan menjaga kelangsungan keluarga. Menjamin kontinuitas antar
generasi keluarga dan masyarakat yaitu menyediakan anggota baru
untuk masyarakat Leslie & Korman (1989 dalam Friedman, 2010).
Pernikahan dan keluarga dirancang untuk mengatur dan
mengendalikan perilaku seksual serta reproduksi. Sekarang, fungsi
reproduksi telah dipisahkan dari keluarga.
4. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi, mengembangkan kemampuan individu
dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
dan melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup
finansial, ruang, dan material dalam alokasinya yang sesuai melalui
proses pengambilan keputusan (Setiadi, 2008).
5. Fungsi Perawatan/ Pemeliharaan Kesehatan
Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi. Fungsi fisik keluarga dipengaruhi oleh
orang tua yang menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan, dan perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan
dan praktik kesehatan (yang mempengaruhi status kesehatan anggota
keluarga secara individual) merupakan fungsi keluarga yang paling
relevan (Friedman ,2010).

Sementara menurut WHO dalam Ratnasari (2011) fungsi keluargga


terdiri dari:

1. Fungsi Biologis
Fungsi biologis adalah fungsi untuk meneruskan keturunan,
memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota
keluarga, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
2. Fungsi Psikologis
Fungsi dalam memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas keluarga.

3. Fungsi Sosialisasi
Fungsi dalam membina sosialisasi pada anak, meneruskan nilai-nilai
keluarga, dan membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak.
4. Fungsi Ekonomi
Fungsi dalam mencari sumber-sumber penghasilan, mengatur dalam
penggunaan penghasilan keluarga dalam rangka memenuhi kebutuhan
keluarga dimasa mendatang.
5. Fungsi Pendidikan
Fungsi dalam mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya, menyekolahkan anak agar memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai
dengan bakat dan minat yang dimilikinya, serta mempersiapkan anak
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa untuk kehidupan
dewasa di masa yang akan datang.

D. Tugas Perekembangan Keluarga Pada Tahap Pra Sekolah


Tugas Perkembangan Keluarga menurut (Supartini, 2004) adalah
sebagai berikut:
1. Tugas perkembangan anak usia prasekolah
a. Personal / sosial
1) Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya,
tetapi mandiri
2) Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya
3) Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak
4) Keluarga merupakan kelompok utama
5) Kelompok meningkatkan kepentingannya
6) Menerima peran sesuai jenis kelaminnya
7) Agresif
8) Motorik
a) Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi
lebih mudah
b) Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga
c) Melempar bola, tetapi silit uintuk menangkapnya
9) Bahasa dan kognitif
a) Egosentrik
b) Ketrampilan bahsa makin baik
c) Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan
mengapa?
d) Pemecahan masalah sedarhana; menggunakan fantasi untuk
e) memahami, mengatasi masalah.
10) Ketakutan
a) Pengrusakan diri
b) Gelap
c) Ketidaktahuan
d) Objek bayangan, tak dikenal.
2. Tugas Perkembangan keluarga pada anak usia pra sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan
pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar
dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas
perkembangan keluarga pada anak usia pra sekolah adalah sebagai
berikut:
1. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga
2. Membantu anak bersosialisasi
3. Beradaptasi dengan anak baru lahir dan anak yang lain juga
terpenuhi
4. Mempertahankan hubungan didalam maupun di luar keluarga
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
6. Pembagian tanggung jawab
7. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh kembang
anak

E. Peran Tanggung Jawab Keluarga


Peranan Keluarga menurut (Soetijiningsih, 2011) adalah sebagai
berikut;
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.Berbagai peranan yang
terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah.
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan ibu.
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
3. Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

F. Masalah Kesehatan Yang Terjadi Pada Keluarga Dengan Tahap Pra


Sekolah
Masalah- Masalah Yang Terjadi menurut (Supriyadi, 2004) adalah
sebagai berikut;
1. Diare (Gastroenterologi) Agen pembuka: bakteri dan virus. Sumber
makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. Masa inkubasi: BAB
3 x 24 jam MK: anak menangis,gelisah, suhu tubuh meninggi, BAB
cair kadang disertai darah dan lender.
2. Varicela (cacar air) Agen pembawa: Variacell Zooster Sumber:
sekresi primer saluran pernafasan dan organ terinfeksi, pada tingkatan
lesi kulit yang lebih rendah Transmisi: terkontaminasi oleh objek
penularan.Masa inkubasi: 2-3 minggu/ 13-17 hari Masa penularan:
biasanya 1 hari setelah erupsi lesi (masa awal) sampai 5 hari setelah
banyak muncul vesikel ketika kerak kulit terbentuk. MK: Tahap awal:
demam ringan, malaise, anoreksia, pertama kali ruam dan gatal,
muncul makula, dengan cepat berkembang menjadi papula dan
menjadi vesikel (dikelilingi oleh dasar eritematosus menjadi
gelembung, mudah pecah dan membentuk kerak). Ketiga tahapan
(papula, vesikel, dan kerak kulit) hadir dalam tingkatan berbeda dalam
waktu yang sama. Distribusi: sentrifetal, menyebar ke wajah dan
tubuh, tapi jarang pada tungkai dan lengan. Gejala: elevasi suhu dari
limfade nopaty, iritasi dari gatal-gatal.
3. Difhteria Manifestasi klinis: Bervariasi menurut lokasi anatomi
Pseudomembran Nasal : Menyerupai flu, nasal mengeluarkan serosan
guineous mukous purulent tanpa gejala-gejala pokok: tampak seperti
epitaksis. Tonsilar pharingeal : Malaise, anorexia, tenggorokan sakit,
sedikit demam, pulse meningkat dari yang diharapkan selama 24 jam,
membran melembut, putih atau abu- abu; timbulnya limfadenitis jika
penyakitnya parah timbul toximea, septik syok, dan meninggal dalam
6-10 hari. Lharyngeal : Demam : serak, batuk tanpa ada tanda awal,
potensial penghambatan jalan udara, gelisah, cyanosis, retraksi
dyspniec.
4. Rubeola (campak) Agen pembawa :Virus Sumber : Sekresi saluran
nafas, darah dan urine dari orang yang terinfeksi. Transisi : Kontak
langsung dengan orang yang terinfeksi. Masa inkubasi : 10-20 hari
Periode penularan : Dari 4-5 hari setelah ruam- ruam muncul tetapi
terutama selama tahapa awal (catharal). Manifestasi klinis : Fase
prodromal: Tidak dijumpai pada anak- anak, namun dijumpai pada
orang remaja dan dewasa yang ditandai dengan demam ringan, sakit
kepala, malaise, anorexia, konjungtivitis ringan, coryza, sakit
kerongkongan, batuk, dan limfadenofaty. Paling sedikit 1-5 hari,
menghilang 1 hari setelah terjadinya ruam. Ruam : Pertama kali
muncul di wajah dan dengan segera menyebar ke leher, lengan batang
tubuh dan kaki. diakhiri dari pertama ditutupi dengan bercak- bercak
kemerahan makulo pupalar, biasanya hilang pada hari ketigaTanda dan
gejala : Demam ringan yang muncul kadang-kadang, sakit kepala,
malaise dan limfadenopaty

G. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


Diagnosa yang mungkin muncul pada anak pra sekolah yaitu:
1. Resiko cidera
2. Resiko trauma
3. Resiko keracunan
4. Resiko keracunan
5. Gangguan penanganan pemeliharaan rumah
6. Perubahan menjadi orang tua
7. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
8. Gangguan komunikasi verbal
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA Tn. X DENGAN TAHAPAN PERKEMBANGAN

KELUARGA: ANAK PRA SEKOLAH

A. PENGKAJIAN
Terlampir

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


No. Data Etiologi Problem
1. Ds: Ny. A mengatakan Ketidakmampuan Ketidakefektifan
belum mengetahui nutrisi keluarga manajemen
yang baik untuk anaknya mengenal kesehatan
walaupun anaknya tidak masalah: Nutrisi keluarga
kurang gizi, dan belum untuk
memahami bagaimana agar pertumbuhan dan
anak mau menghabiskan perkembangan
makananya anak
Do: An. K kadang tidak
suka makanan yang
disajikan ibunya dan suka
jajan sembarangan
2. Ds: Tn. W mengatakan Mengambil Perilaku
setiap hari selalu merokok keputusan untuk kesehatan
Do: Tercium bau rokok saat merokok cenderung
ngobrol dengan Tn. W dan berisiko
jika berdekatan dengan Tn.
W
C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. Sifat masalah:
Aktual

D. INTERVENSI
No. Dx

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai