Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) KREASI

GANTUNGAN KUNCI DARI KAIN FLANNEL PADA PASIEN


GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI
DI RUANGSADEWA RSUD BANYUMAS

Disusun Oleh
1. Fifa Adistia Sari
2. Ika Prasetyaningsih
3. Bintang Puspitasari
4. Agnes Oksi Filiany
5. Jefri Anang P
6. Siti Nureka Yuliani
7. Andrian Arif F

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SERULINGMAS
CILACAP
A. Pendahuluan
Asuhan Keperawatan Jiwa merupakan asuhan keperawatan yang bersifat
spesialistik, tetapi asuhan kepada klien harus tetap dilakukan secara holistik.
Pendekatan asuhan keperawatan selain harus difokuskan pada perilaku klien,
difokuskan juga pada kondisi fisik, sosial, budaya, dan spiritual klien. Berbagai
terapi keperawatan yang dikembangkan difokuskan kepada klien secara individu,
kelompok, keluarga ataupun komunitas (Indah, dkk, 2016).
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mengalami masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi
saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi laboraturium tempat klien
berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang
maladaptive (Indah, dkk, 2016).
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan
sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan
hubungan social pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan sensori persepsi:
Halusinasi dan merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan
pada pasien gangguan jiwa (Fitriyanti, 2019).
Ada berbagai macam terapi aktivitas kelompok yang dikembangkan
diantaranya adalah sosialisasi, stimulasi persepsi, stimulasi sensoris, dan orientasi
realitas.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk memberikan
penatalaksanaan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan jiwa dengan
cara memberi terapi modalitas yang salah satunya adalah Terapi Aktifitas
Kelompok (TAK). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat pada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Terapi kelompok adalah metode pengobatan
ketika klien ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang
memenuhi persyaratan tertentu. Fokus terapi adalah membuat sadar diri (self-
awareness), peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan, atau
ketiganya. Kelompok adalah suatu system social yang khas yang dapat
didefinisikan dan dipelajari. Sebuah kelompok terdiri dari individu yang saling
berinteraksi, interelasi, interdependensi dan saling membagikan norma social yang
sama (Susana, 2016).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat
menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asik dengan pikirannya sendiri.
Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok
yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang
dialaminya (fitriyanti, 2019).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat berespon terhadap stimulus pancaindra yang diberikan.
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat menggunting pola / model dari kain flanel
b. Klien dapat menjahit sesuai pola yang dibuat
c. Klien dapat menyusun pola yang telah dibuat menjadi sebuah gantungan
kunci
C. Karakteristik Klien
1. Klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi
2. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang.
3. Jenis kelamin perempuan dan laki – laki
4. Pasien usia dewasa

D. Masalah Keperawatan
Gangguan persepsi sensori: Halusinasi

E. Kriteria Evaluasi
1. Evalusi Struktur
a. Kondisi lingkungsn tenang dan memungkinkan pasien untuk
berkonsentrasi terhadap kegiatan.
b. Pasien dan terapis duduk bersama membentuk persegi panjang.
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan TAK.
d. Alat yang digunakan adalah dalam kondisi baik.
e. Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana dalam
tugasnya.
2. Evalusi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.
3. Evalusi Hasil
Diharapkan 80% dari kelompok mampu:
a. Membuat gantungan kunci sesuai dengan tema yang sudah ada
b. Melaksanakan kegiatan sampai selesai.
c. Merubah perilaku adaptif yang sesuai yang di inginkan.

F. Pengorganisasian TAK
1. Terapis:
a. Leader : Andrian Arif
b. Co-Leader : Bintang Puspita
c. Obsever : fifa adistia, ika prasetyaningsih dan agnes okis filiany
d. Fasilitator : siti nur eka dan jefri anang p
Peran dan fungsi :
a. Leader
Tugasnya:
1) Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
2) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi
3) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
4) Menyampaikan tata tertib TAK
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Menutup acara diskusi
b. Co-Leader
1) Membuka acara
2) Mendampingi Leader
3) Mengambil alih posisi leader jika leader blocking
4) Menyerahkan kembali posisi kepada leader
c. Observer
1) Mengobservasi semua respon klien.
2) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku
klien.
3) Memberi umpan balik/masukan pada kelompok.
d. Fasilitator
1) Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota.
2) Memfokuskan kegiatan.
3) Membantu mengkoordinasikan anggota kelompok.
2. Seleksi Klien
Seleksi pasien Terapi Aktivitas Kelompok yang dipilih merupakan
pasien dengan kriteria sebagai berikut :
a. Pasien dengan halusinasi yang sudah kooperatif.
b. Pasien yang mengikuti TAK ini dalam keadaan tenang.
c. Pasien dapat diajak bekerjasama.
d. Pasien berjenis kelamin laki – laki dan perempuan.
e. Pasien usia dewasa (20 sampai 30 tahun).
f. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi :
menjelaskan tujuan pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan
main dalam kelompok.
g. Menyepakati kontrak
3. Nama pasien yang ikut
a. Tn.
b. Tn.
c. Ny.
d. Ny.

4. Waktu
Hari / tanggal :
Waktu : 08.00 – 08.30 WIB.
Alokasi waktu :
a. Perkenalan dan pengarahan : 5 menit
b. Terapi kelompok : 20 menit
c. Penutup : 5 menit
5. Tempat: Ruang Sadewa RSUD Banyumas.
6. Alat-alat:
a. Kain flannel
b. Gunting
c. Jarum jahit
d. Benang jahit
e. Lem tembak
f. Manik-manik
g. Tali
h. Kertas karton
i. dakron
7. Denah Tempat

Keterangan:

: Leader

: Co – Leader

: Pasien laki-laki

: Pasien Perempuan

: Observer
: Fasilitator

: Meja

G. TATA TERTIB
1. Pasien bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2. Pasien wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3. Pasien berpakaian rapih dan sudah mandi.
4. Tidak diperkenankan makan dan minum selama kegiatan TAK.
5. Jika akan mengajukan pertanyaan atau ingin BAK/BAB pasien bisa
mengangkat tangan dan berbicara.
6. Pasien dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
7. Apabila waktu TAK sesuai kesepakan telah habis namun TAK belum
selesai maka leader akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK.

H. ANTISIPASI MASALAH
1. Apabila ada pasien yang sudah bersedia mengikuti mengikuti TAK, namun
pada saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil
adalah: mempersipkan pasien cadangan yang telah diseleksi dan sesuai
dengan kriteria dan telah disepakati oleh anggota kelompok lainya.
2. Apabila ada anggota kelompok yang melanggar aturan leader
memberitahukan kepada anggota TAK bahwa hal itu tidak boleh dilakukan.
3. Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator.
4. Jika ada anggota yang keluar dari kelompok tidak boleh masuk lagi.
5. Bila pasien melakukan kegaduhan dikeluarkan dari kelompok.
6. Jika terdapat pasien yang ngegeng dipisahkan tempat duduknya.

I. PROSES TAK
Sesi 1
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik: mengucapkan salam pembuka
b. Perkenalan diri perawat dan pasien
c. Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan klien saat ini
d. Tujuan
1) Menjelaskan tujuan
e. Menjelaskan aturan main: perkenalan, cara meninggalkan kelompok,
lama kegiatan
f. Menjelaskan antisipasi masalah
g. Kontrak waktu dan kesediaan
2. Fase Kerja
a. Klien yang telah diseleksi dikumpulkan di tempat yang cukup luas dan
duduk membentuk lingkaran lalu memperkenalkan diri terlebih dahulu.
b. Setelah selesai memeperkenalkan diri makan kegiatan langsung
dimulai.
c. Yang pertama membuat pola di kertas sesuai pilihan.
d. Mencetak pola di kalin flannel.
e. Menggunting pola sesui yang dibentuk
f. Menjahit pola-pola yang sudah jadi
g. Menggunting kertas karton menjadi ukuran A4 dan melapisi dengan
kain flannel.
h. Menempel atau menyusun pola yang telah dibuat dan dijahit pada
kertas karton yang telah dilapisi kain flanel sisakan sedikit lubang
untuk memasukan dakron, lalu dijahit kembli.
i. Setelah itu tinggal ditbah dengan gantungan
j. Memeberikan hiasan sesui keingan pasien.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah kegiatan
2) Memberi pujian
b. Rencana tindak lanjut
Ajarkan salah satu SP.
Sesi 2
1. Fase Orientasi
a. Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan klien saat ini
b. Tujuan
1) Menjelaskan tujuan
Menjelaskan aturan main: perkenalan, cara meninggalkan kelompok,
lama kegiatan
c. Menjelaskan antisipasi masalah
d. Kontrak waktu dan kesediaan

2. Fase Kerja
a. Klien yang telah diseleksi dikumpulkan di tempat yang sudah
disediakan yaitu di ruang sadewa dikursi yang membentuk persegi
panjang dan klien dipersilahkan untuk duduk.
b. Fasilitator membagikan alat untuk membuat kreasi gantungan kunci
Dari kain flanel
c. Leader memberi penjelasan tentang aturan kreasi gantungan kunci dari
kain flanel
d. yaitu duduk bersebalahan dan lalu membuat pola diatas akrton, lalu
dibentuk dikain flannel dan digunting.
e. Selanjutnya setelah pasien selesai membuat pola llau menjahit sesui
pola yang ada dan diisi dengan dakron lalu diberikan gantungan kunci.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah kegiatan
2) Memberi pujian
b. Rencana tindak lanjut
Ajarkan salah satu SP

Anda mungkin juga menyukai