Anda di halaman 1dari 12

ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Mahasiswa : Lilis Sutianah


Tanggal : 14 September 2019
Waktu : 10.30 wib
Tempat : yayasan Dhira
Inisial Klien : Tn “D”
Interaksi Ke :1
Lingkungan : Aula Yayasan Dhira setelah acara perkenalan seluruh klien, petugas yayasan dan acara penyambutan.
Deskripsi Pasien : Penampilan rapi, klien berkacamata, memakai kaos warna hijau lumut celana panjang lebar semata kaki,
Tujuan Komunikasi : Klien dan perawat saling mengenal, membina hubungan saling percaya, dank lien mau mengungkapkan permasalahannya.

KOMUNIKASI KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT


RASIONAL
VERBAL VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
P: assalamualaikum, n P: Menghampiri K sambil P: Ingin membuka K: Bersikap terbuka dan mau Salam merupakan kalimat
tersenyum percakapan dengan klien menerima P pembuka untuk memulai
K: Senyum dan berharap dengan suatu percakapan sehingga
ucapan salam P bisa dapat terjalin rasa percaya
K: Wa alaikum Salam, K: senyum diterima oleh K
P: Menghampiri K sambal
tersenyum
P: namanya “D K” P: Memandang K sambil P: merasa perlu K menunjukan sikap yang Memperkenalkan diri
ya,? Perkenalkan saya mengulurkan tangan ke K menjelaskan tentang hangat. dapat menciptakan rasa
Lilis Sutianah, panggil K: Sambil menunduk kedatangan P percaya klien terhadap
aja ibu Lilis. Saya menerima uluran tangan perawat
mahasiswa stikes
pertamedika akan
praktek disini selama
3 mgg, setiap jumat,
sabtu, dan minggu

K: Iya saya “D K”. K: menyebut nama dan P: Merasa Senang dengan K merasa ada yang Mengenal nama pasien
menarik tangannya sikap terbuka K memperhatikan. memudahkan interaksi

P: Senang dipanggil P: Memandang K sambil P: Ingin menjalin K: Mencoba mengingat Nama panggilan
siapa tersenyum keakraban dengan pasien nama yang disukainya merupakan nama akrab
klien sehingga
K: Panggil “D” aja K: Memandang P sambil P: Merasa akrab dengan K: mulai terjalin keakraban menciptakan rasa senang
menyebutkan nama memanggil nama akan adanya pengakuan
panggilan panggilannya. atas namanya
P: “D" Asalnya dari P: Memandang K P: Masih berusaha K: berfikir dan mengingat- Mengenal daerah asal
mana? K: Menunduk dan berfikir membangun keakraban ingat memudahkan dalam
dengan topik sederhana berkomunikasi

K: Dari Tangerang K: Menjawab sambil P: Senang karena K K: Senang karena ingat


tersenyum memberi respon daerah asalnya dan
P: memperhatikan K membayangkan daerah
asalnya
P: Lumayan dekat ya P: Memandang K sambil P: Empati melihat ekspresi K: Tampak sedih karena Topik sederhana
“D”? dari sini tersenyum K jauh dari keluarga membantu menjalin
K: menunduk kedekatan dengan klien

K: Iya bu. K: mengangguk sambil P: Senang dengan respon K K: Terlihat merindukan


tersenyum rumahnya
P: Memperhatikan K
P: Bagaimana kalau P: Sambil berjalan menuju P: Mencari tempat yang K: Ruang tamu tidak terlalu Ngobrol berdua diharapakn
sekarang kita ngobrol- ruang tamu nyaman untuk mengkaji ramai. klien mau mengungkapkan
ngobrol, “D” nggak K: ikut berjalan menuju perasaannya.
keberatan? ruang tamu.
P: Ruang tamu tempat yang K: memperlihatkan sikap
K: Boleh, gpp. K: berhenti di ruang tamu nyaman untuk mengkaji terbuka
P: Ikut berhenti sambil
memandang K.

P: Berapa lama kita P: Memandang K sambil P: membuat kontrak K: mengikuti Melibatkan klien dalam
akan ngobrol “D”? tersenyum menetukan kontrak, agar
K: merenung klien merasa dihargai

K: Terserah ibu K: menjawab singkat P: membuat kesepakatan K: tidak membatasi


P: mengangguk

P: bagaimana kalau 20 P: sambil duduk dekat P: membatasi waktu K: tidak mau ngambil Waktu yang tidak terlalu
menit, setuju? ruang tamu keputusan lama dapat menghindari
K: ikut duduk pasien bosan

K: baiklah saya setuju K: mengangguk P: merasa senang K: menyetujui


P: ikut mengagngguk
P: “D” umurnya P: Duduk berhadapan P: Berusaha mengingat K: mengingat- ingat Umur mempengaruhi daya
berapa tahun dengan jarak sekitar ingat
Sekarang? setengah meter
K: berusaha mengingat
umurnya

K: 22 th K: Melihat wajah perawat P: umur mempengaruhi K: menjawab dengan lantang


P: mendengarkan jawaban daya
klien

P:Kkalau boleh saya P: memandang K sambil P: Berhati-hati, khawatir K: brfikir dan mengingat- Alasan masuk dapat
tau, apa yang mengerutkan dahi. klien tersinggung dengan ingat menelusuri/ memperluas
menyebabkan “D” K: menunduk sambil pertanyaan pertanyaan berikutnya
berada disini? meremas remas jari

K: waktu tgl 17 K: menceritakan sambil P: merasa senang karena K: membayangkan kejadian


malam, saya merasa pandangan melihat ke klien mau bercerita yang sudah berlalu
gelisah, mendengar langit-langit
suara “ mati lu, mati lu
”. P: mendengarkan dengan
serius

P: siapa yang P: memandang K P: mencoba menggali K: mengingat kembali Keluarga merupakan


membawa “D” kesini? K: memandang kea rah informasi kejadian malam itu support system bagi klien
pintu depan

K: Waktu itu saya


dibawa kesini oleh K: memandang ke atas P: mengkaji daya ingat K K: membayangkan saat
paman saya dan kedua sambil memgingat-ingat paman dan santrinya
santrinya. P: menunjukan keseriusan membawa dia ke yayasan

P: Apakah “D” sering P: memperhatikan K P: mengkaji lebih jauh K: mengingat-ingat Halusinasi dapat terjadi
mendengar suara- K: memandang tembok alasan klien dirawat kapan saja karena ada
stimulus tertentu
suara tanpa ada
wujudnya?
K: menoleh sebentar ke P P: mulai memfokuskan K: mengalami halusinasi
K: Ya, saya P: menunjukan sikap pertanyaan dengar
mendengar suara itu simpati
kalau saya tidak
mengkonsumsi shabu
P: Apakah suara itu P: memandang klien P: untuk mengetahui K: mengingat kembali suara Kualitas halusinasi
terdengar terus K: menoleh ke P kualitas halusinasi itu muncul mempengaruhi kondisi
menerus, atau klien
sewaktu-waktu?

K: Sewaktu waktu K: menjawab singkat P: kualitas halusinasi masih K: klien dapat mengingatnya
P: mengangguk angguk ringan
P: berapa kali sehari P: memandang K P: untuk mengetahui K: mengingat munculnya Frekuensi halusinasi
mendengar suara itu? K: memandang kedepan frekuensi hlusinasi suara itu mempengaruhi kondisi
klien
K: jarang, K: menoleh P P: frekuensi halusinasi K: klien dapat mengingatnya
P: menunjukan sikap terjawab
terbuka
P: saat keadaan seperti P: memandang K P: untuk mengetahui waktu K: membayangkan suara itu Halusinasi bisa muncul
apa suara itu muncul? K: menunduk terjadi halusinasi ketika klien sedang sendiri
dan tidak beraktifitas
K: Sebelum tidur K: menunduk P: malam hari ketika K K: takut dengan suara itu
malam P: memperhatikan K selesai beraktifitas
P: apa yang dirasakan P: Memandang K P: mengetahui perasaan K: merasakan ketika suara Untuk mengetahui dampak
pada saat mendengar K: Memandang ke depan klien itu muncul. dari halusinasi terhadap
suara itu? klien

K: Saya merasa K: menjawab sambil P: klien takut dengan suara K: klien merasa takut
gelisah dan takut. mengepal ngepalkan itu
tangan
K:
P: apa yang “D” P: memandang K P: untuk mengetahui K: menceritakan usaha Mengetahui cara klien
lakukan? K: Melihat ke temannya mekanisme koping mengatasi halusinasi mengontrol halusinasi

K: Tidur cepat K: menoleh ke P P: klien berusaha


sebelum malam P: tersenyum menghindari halusinasi
P: Bagus sekali, tapi P: memandang K P: Memberikan pujian K: Senang diberikan pujian Memberikan pujian dapat
bagaimana shalat K: Tersenyum dan meningkatkan harga diri
magribnya. menunduk klien

K: iya, itu masalahnya, K: Tertawa P: Memberikan solusi K: Tampak bingung


shalat magribnya P: mengerutkan dahi
kelewat
P: bagaimana kalau P: menunjukan sikap serius P: ingin mengajarkan cara K: Memikirkan tentang Dengan belajar
kita belajar cara-cara K: mengangguk mengontrol halusinasi kegiatan yang ditawarkan. menghardik diharapkan
menghardik suara itu! klien dapat mengontrol
halusinasi yang
K: Saya setuju K: Memperhatikan P: mempersiapkan diri dan K: menyetujui dialaminya.
P: Terdiam, pasien

P: Kapan kita akan P: memandang K P: Menanyakan waktu K: Memikirkan kegiatan Melibatkan klien dalam
belajar menghardik, K: menoleh P yang ditawarkan menentukan waktu
melaksanakan kegiatan
K: terserah ibu K: memandang P
P: mengangguk. P: menentukan waktu K: Menyerahkan ke perawat
P: bagaimana kalau P: memandang K P: Memberi kepastian K: Memahami penjelasan Harus mendapat
besok, karena K: manggut-manggut persetujuan klien sehingga
sekarang udah jam klien ingat terhadap
makan siang, setelah kontrak
itu waktunya istirahat
kan?

K: iya, K: Mengangguk P: merasa senang, klien K: menyetujui kegiatan yang


P: memandang K setuju akan dilakukan.

P: besok bagaimana P: memandang K P: menegaskan waktu K: mengingat-ingat kegiatan Jam 9.30 merupakan waktu
kalau kita berlatihnya K: melihat kea rah aula pertemuan pagi santai klien
jam 9.30 wib

K: boleh,,, K: mengangguk P: merasa senang, klien K: menyanggupi waktu


P: tersenyum bersedia kegiatan
P: dimana ngobrolnya, P: Memandang K P: Menanyakan tempat K: berfikir Ruang tamu merupakan
bagaimana kalau disini K: Mengangguk pertemuan ruang yang nyaman untuk
lagi. melatih klien

K: iya, gpp. K: Memandang P P: Merasa klien sudah K: Setuju tempat yang


P: Tersenyum percaya diajukan

P: Baiklah, senang P: Mengulurkan tangan P: Mengakhiri fase 1 K: tampak senang Salam penutup merupakan
sekali bisa ngobrol K: Mencium tangan tangan Senang karena K mau akhir fase yang harus
sama “D” hari ini, berinteraksi dengan P. dan dilakukan untuk membina
sampai ketemu besok. kooperatif hubungan saling percaya

P: Assalamualaikum P: memandang K P: Memberikan Salam


K: Tersenyum

K: Ya, saya juga K: Tersenyum


senang, terima kasih P: Memandang K

K: Wa alaikum Salam. K: Meninggalkan ruang K: Menjawab Salam


tamu
P: Menuju ruang teras
KESAN PERAWAT:
Fase orientasi ( perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik. Klien cukup kooperatif data yang tergali adalah data mengenai halusinasi dengar,
resiko perilaku kekerasan, resiko mencederai diri orang lain dan lingkungan, isolasi sosial. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dank lien
menyetujui kontrak tersebut secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.

Anda mungkin juga menyukai