A. Definisi
Batu ginjal atau nefrolitiasis adalah suatu keadaan dimana terdapat satu atau lebih
batu di dalam pelvis atau kaliks dari ginjal dan merupakan penyebab terbanyak kelainan
di saluran kemih (http://ejournal.unsrat.ac.id).
Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam pelvis renal batu-batu
tersebut dibentuk oleh kristalisasi larutan urin (kalsium oksolat asam urat, kalium fosfat,
struvit dan sistin).
Mary Baradero (2009) mendefinisikan nefrolitiasis adalah batu ginjal yang
ditemukan didalam ginjal, yang merupakan pengkristalan mineral yang mengelilingi zat
organik, misalnya nanah, darah, atau sel yang sudah mati. Biasanya batu kalkuli terdiri
atas garam kalsium (oksalat dan fosfat) atau magnesium fosfat dan asam urat.
Pendapat lain menjelaskan batu ginjal adalah terbentuknya batu dalam ginjal
(pelvis atau kaliks) dan mengalir bersama urine (Susan Martin, 2007).
Berdasarkan definisi di atas, maka bisa diambil kesimpulan bahwa batu ginjal atau
bisa disebut nefrolitiasis adalah suatu penyakit yang terjadi pada saluran perkemihan
karena terjadi pembentukan batu di dalam ginjal, yang terbanyak pada bagian pelvis
ginjal yang menyebabkan gangguan pada saluran dan proses perkemihan.
B. Etiologi
b. Batu oksalat
Batu oksalat dapat disebabkan oleh
1) Primer autosomal resesif
2) Ingesti-inhalasi : Vitamin C, ethylenglicol, methoxyflurane, anestesi.
3) Hiperoksaloria : inflamasi saluran cerna, reseksi usus halus, by pass jejenoikal,
sindrom malabsorbsi
d. Batu sturvit
Batu ini biasanya berbentuk tanduk rusa. Biasanya mengacu pada riwayat infeksi,
terbentuk pada urin yang kaya ammonia alkali persisten akibat UTI kronik. Batu sistin
terjadi terutama pada beberapa pasien yang mengalami defek absorbsi sistin.
e. Batu Sistin
Berbentuk kristal kekuningan timbul akibat tingginya kadar sistin dalam
urin.keadan ini terjadi pada penyakit sistinuria. Kelainan herediter yang resesif
autosomal dari pengangkutan asam amino dimembran batas sikat tubulus proksimal
meliputi sistim, arginin, ornitin, sitrulin dan lisin.
Gejala yang muncul bervariasi tergantung ukuran pembentukan batu pada ginjal.
Gejala umum yang muncul diantaranya:
1. Adanya nyeri pada punggung atau nyeri kolik yang hebat. Nyeri kolik ditandai
dengan rasa sakit yang hilang timbul di sekitar tulang rusuk dan pinggang
kemudian menjalar ke bagian perut dan daerah paha sebelah dalam.
2. Karena nyeri hebat biasa di ikuti demam dan menggigil.
3. Kemungkinan adanya rasa mual dan terjadi nya muntah dan gangguan perut.
4. Adanya darah di dalam urin. Dan adanya gangguan buang air kecil penderita juga
sering BAK. Atau malah terjadinya penyumbatan pada saluran kemih. Jika ini
terjadi maka resiko terjadinya infeksi saluran kemih menjadi lebih besar.
E. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
F. Komplikasi
G. Penatalaksanaan
H. Prognosis
Prognosis batu pada saluran kemih, dan ginjal khususnya tergantung dari faktor-
faktor ukuran batu, letak batu, adanya infeksi serta adanya obstruksi. Makin besar
ukuran suatu batu, makin jelek prognosisnya. Letak batu yang dapat menyebabkan
obstruksi dapat mempermudah terjadinya infeksi. Makin besar kerusakan jaringan dan
adanya infeksi karena faktor obstruksi akan dapat menyebabkan penurunan fungsi
ginjal, sehingga prognosis menjadi jelek.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Menurut Asmadi (2008) pengkajian merupakan tahap awal dari proses
keperawatan. Disini, semua data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status
kesehatan klien saat ini.
Pengumpulan data pada klien dengan nefrolitiasis :
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, no registrasi,
diagnose medis, dan tanggal medis.
2) Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasa sangat mengganggu saat ini.
Menurut (Arif Muttaqin, 2011) keluhan utama yang lazim didapatkan adalah nyeri
pada pinggang. Untuk lebih komprehensifnya, pengkajian nyeri dapat dilakukan
dengan pendekatan PQRST.
Tabel 2.1 Pengkajian Nyeri dengan pendekatan PQRST
Pengkajian Teknik Pengkajian, Prediksi Hasil, dan implikasi Klinis
Provoking Tidak ada penyebab spesifik yang menyebabkan nyeri, tetapi pada
Incident beberapa kasus di dapatkan bahwa pada perubahan posisi secara tiba-
tiba dari berdiri atau berbaring berubah ke posisi duduk atau
melakukan fleksi pada badan biasanya menyebabkan keluhan nyeri.
Quality of Kualitas nyeri batu ginjal dapat berupa nyeri kolik ataupun bukan
pain kolik. Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos system
kalises ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan
batu dari saluran kemih. Peningkatan peristaltik tersebut
menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat sehingga terjadi
peregangan dari terminal saraf yang memberikan sensai nyeri. Nyeri
non-kolik terjadi akibat peregengan kapsul ginjal karena terjadi
terjadi hidronefrosis atau infeksi pada ginjal. Bila nyeri
mendadak menjadi akut, disertai keluhan nyeri diseluruh area
kostovertebral dan keluhan gastrointestinal seperti mual dan muntah.
Diare dan ketidaknyamanan abdominal dapat terjadi. Gejala
gastrointestinal ini akibat dari reflex retrointestinal dan proksimitas
anatomi ginjal ke lambung, pankreas dan usus besar.
Region, Batu ginjal yang terjebak di ureter menyebabkan keluhan nyeri yang
radiation, luar biasa, akut dan kolik yang menyebar ke paha dan genetalia.
relief Pasien merasa ingin berkemih, namun hanya sedikit urine yang keluar
dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasive batu. Keluhan
ini disebut kolik ureteral. Nyeri yang berasal dari area renal menyebar
secara anterior dan pada wanita ke bawah mendekati kandung kemih,
sedangkan pada pria mendekati testis.
Severity Pasien bisa ditanya dengan menggunakan rentang 0-4 dan pasien
(scale) of akan menilai seberapa jauh yang dirasakan.
pain 0= Tidak ada nyeri
1= Nyeri ringan
2= Nyeri sedang
3= Nyeri berat
4= Nyeri berat sekali/tak tertahan
Skala nyeri pada kolik batu ginjal secara lazim berada pada posisi 3 di
rentang 0-4 pengkajian skala nyeri.
3) Riwayat Kesehatan)
Riwayat kesehatan di bagi menjadi 3 yaitu :
a) Riwayat penyakit sekarang.
Mengetahui bagaimana penyakit itu timbul, penyebab dan faktor yang
mempengaruhi, memperberat sehingga mulai kapan timbul sampai di bawa ke
RS.
b) Riwayat penyakit dahulu.
Klien dengan batu ginjal didapatkan riwayat adaya batu dalam ginjal.
Menurut Kartika S. W. (2013:137) kaji adanya riwayat batu saluran kemih
pada keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis, riwayat penyakit
bedah usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme,
penggunaan antibiotika, anti hipertensi, natrium, bikarbonat, alupurinol, fosfat,
tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin D.
c) Riwayat penyakit keluarga.
Yaitu mengenai gambaran kesehatan keluarga adanya riwayat keturunan
dari orang tua.
d) Riwayat Psikososial
Bagaimana hubungan dengan keluarga, teman sebaya dan bagaimana
perawat secara umum. Menurut Arif Muttaqin (2011:112) pengkajian
psikologis pasien meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan perawat
untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif, dan
perilaku pasien. Perawat mengumpulkan pemerikasaan awal pasien tentang
kapasitas fisik dan intelektual saat ini, yang menentukan tingkat perlunya
pengkajian psikososialspiritual yang seksama.
a. Inspeksi
Pada pola eliminasi urine terjadi perubahan akibat adanya hematuri, retensi
urine, dan sering miksi. Adanya nyeri kolik menyebabkan pasien terlihat mual dan
muntah.
b. Palpasi
Palpasi ginjal dilakukan untuk mengidentifikasi masa. Pada beberapa kasus
dapat teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis.
c. Perkusi
Perkusi atau pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan memberikan
ketokan pada sudut kostovertebral dan didapatkan respon nyeri.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya atau pasase batu ginjal
dan atau insisi bedah (Susan M. T., 2007).
2. Perubahan eliminasi urine yang berhubungan dengan stimulasi kandung kemih
oleh batu, iritasi ginjal, atau ureter, obstruksi mekanik atau infalamsi (Kartika S.
W., 2013).
3. Resiko ketidaksimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual, muntah efek sekunder dari nyeri kolik (Arif Muttaqin, 2011).
4. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
5. Defisit pengetahuan (mengenai proses penyakit, pemeriksaan urologi, dan
pengobatan) berhubungan dengan tidak adanya informasi (Mary Baradero, 2008).
C. Rencana/Intervensi Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya atau pasase batu ginjal
dan atau insisi bedah (Susan M. T., 2007:727).
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi
Kriteria hasil : Rasa nyeri teratasi, menunjukkan fostur rileks.
Intervensi :
1) Kaji dan dokumentasikan tipe, intensitas, lokasi dan durasi nyeri.
Rasional : Laporan mengenai nyeri yang hebat mengindikasikan terjadi
sumbatan kalkulus/batu atau obstruksi aliran urine.
2) Laporan mengenai pengurangan nyeri yang mendadak.
Rasional : Mengindiksikan bahwa batu telah berpindah ke saluran yang sempit.
3) Laporan mengenai nyeri yang menyerupai nyeri yang berupa kolik renal.
Rasional : Kolik mengindikasikan pergerakan kalkulus.
4) Beri pemanas eksternal atau kompres hangat pada pinggul yang nyeri.
Rasional : Meningkatkan kenyamanan dan rileks
5) Ajarkan teknik relaksasi/distraksi
Rasional : mengurangi ketegangan dan kecemasan karena nyeri.
6) Berikan obat anti nyeri/analgesik
Rasional : Untuk menghilangkan rasa nyeri
Intervensi :
1) Observasi area post op dari tanda-tanda infeksi seperti kemerahan,nyeri,
panas,bengkak,adanya fungsiolesa.
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi saluran kemih dan sepsis.
2) Monitor Tanda Tanda Vital
Rasional : Mengetahui perkembangan klien sehingga mengetahui rentang
Suhu, nadi, respirasi dan tekanan darah.
3) Gunakan tehnik steril saat perawatan luka
Rasional : Mengurangi peningkatan jumlah mikroorganisme yang masuk.
4) Ajarkan klien dan keluarga tantang tanda- tanda infeksi dan perawatan luka
Rasional : Meningkatkan informasi dan pengetahuan klien dan keluarga
5) Kolaborasi medik pemberian antibiotik
Rasional : Antibiotik dapat Membunuh mikroorganisme
D. Implementasi
Menurut Nursalam (2011:127) Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana
intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifi. Tahap implementasi dimulai setelah
rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana intervensi yan spesifik
dilaksanakan utuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan
klien. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping.
E. Evaluasi
Menurut Zaidin Ali (2009) Evaluasi keperawatan adalah suatu proses menentukan
nilai keberhasilan yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Marilyn E Doenges (Zaidin Ali, 2009) ada 3 komponen penting dalam
evaluasi keperawatan, yakni :
a. Pengkajian Ulang
Pengkajian ulang merupakan pemantauan status klien yang konstan dengan
melihat respons klien terhadap intervensi keperawatan dan kemajuan kearah
pencapaian hasil yang diharapkan dan dilaksanakan terus menerus sampai klien
pulang dari rumah sakit/sembuh.
PATHWAYS
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. 2009. Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC.
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.
Baradero, Mary et al. 2008. Klien Gangguan Ginjal. Jakarta : EGC.
Grace, Pierce. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta : Erlangga.
Mutaqqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. 2011. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta : Salemba Medika.
Purnomo, Basuki. 2011. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto
Syaifuddin, 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Tarwoto. 2009. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Tucker, Susan Martin. 2007. Standar Perawatan Pasien Perencanaan kolaboratif &
Intervensi Keperawatan. Jakarta : EGC.
Wijayaningsih, Kartika Sari. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta : Trans Info
Medika.