Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN LEBONG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PERAWATAN TES
Jl. PLTA Tes, Desa Turan Tiging, Kecamatan Lebong Selatan Kabupaten Lebong, Propinsi
Bengkulu Kode Pos 39162

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS PERAWATAN TES
NOMOR : /SK/PKM-TES/ /2019

TENTANG
SASARAN KESELAMATAN PASIEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA PUSKESMAS PERAWATAN TES,


Menimbang : a. Bahwa dalam upaya memberikan pelayanan klinis yang bermutu
perlu meningkatkan keselamatan pasien.
Bahwa untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu menetapkan
b. sasaran – sasaran keselamatan pasien.
Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas Perawatan Tes tentang
c. Sasaran Keselamatan Pasien.
Mengingat : a. UU Nomor 29 tahun 2009, tentang Praktik Kedokteran;
UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
b. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.128/Men.Kes/SK/II/ 2004
c. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;
Peraturan menteri Kesehatan No.269/MENKES/PER/III/ 2008
Tentang Rekam Medis;
d. Peraturan Menteri Kesehatan No.290/MENKES/PER/III/ 2008
Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PERAWATAN TES
TENTANG SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Kesatu : Menentukan sasaran keselamatan pasien sebagaimana terlampir dalam
keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Tes
Pada tanggal : 2019
KEPALA PUSKESMAS PERAWATAN TES,

APRIYANI, SKM
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS TENTANG SASARAN
KESELAMATAN PASIEN.
NOMOR : /SK/PKM-TES/ /2019
TANGGAL :

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong


perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah
dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan
keahlian atas permasalahan ini.
Untuk meningkatakan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap sasaran –
sasaran keselamatan pasien.
Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini:
NO SASARAN KESELAMATAN PASIEN INDIKATOR TARGET
1. Ketepatan identifikasi pasien Tidak terjadinya kesalahan 100 %
identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif Angka ketidak lengkapan 0%
konfirmasi dalam the read
back process (Tulis, Baca,
Konfirmasi)
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu Tidak Terjadinya Kesalahan 100 %
diwaspadai (High Alert Medication) Pemberian Obat Kepada
Pasien
3. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan Tidak Terjadinya Kesalahan 100 %
tepat pasien operasi Prosedur Tindakan Medis
dan Keperawatan (SOP)
4. Pengurangan risiko infeksi terkait Kepatuhan hand hygiene 100 %
pelayanan kesehatan dengan metode 6 langkah
dan 5 momen
5. Pengurangan risiko pasien jatuh Tidak Terjadinya Pasien 100 %
Jatuh
Tabel 1. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien

1. Tidak terjadinya Kesalahan Identifikasi Pasien

Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, umur, nomor rekam
medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat pemberian obat, pengambilan
spesimen atau pemberian tindakan.

Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang


teridentifikasi tepat yang disurvei pada suatu unit pelayanan dibagi jumlah seluruh pasien
yang dilayani pada unit pelayanan tersebut.

Jumlah pasien yang teridentifikasi tepat


X 100%
Jumlah seluruh pasien yang dilayani
2. Angka ketidak lengkapan konfirmasi dalam the read back process (Tulis, Baca,
Konfirmasi)
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang paling
mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang diberikan
melalui telpon. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali
hasil pemeriksaan klinis, seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan untuk
melaporkan hasil pemeriksaan segera /cito.

Jumlah ketidaklengkapan penulisan konfirmasi


X 100%
Jumlah kelengkapan penulisan konfirmasi

3. Tidak Terjadinya Kesalahan Pemberian Obat Kepada Pasien


Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan
identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang dilayani
oleh bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat dibagi jumlah seluruh
pasien yang mendapat pelayanan obat.

Jumlah pasien yg dilayani – kejadian kesalahan pemberian obat


X 100%
Jumlah pasien yang mendapat pelayanan obat

4. Tidak Terjadi Kesalahan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan


Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang akan
mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian prosedur. Pengukuran indikator dilakukan dengan cara
menghitung jumlah tindakan yang dilakukan dikurangi kejadian kesalahan prosedur tindakan
dibagi dengan seluruh tindakan medis yang dilakukan.

Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilakukan – kejadian kesalahan prosedur
X 100%
Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan

5. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Puskesmas


Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Perawatan Tes wajib
menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan
sabun dan air mengalir atau hands scrub. Enam langkah cuci tangan harus dilaksanakan pada
lima keadaan, yaitu:
1. Sebelum kontak dengan pasien

2. Setelah kontak dengan pasien

3. Sebelum tindakan aseptik


4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien

5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

Pengukuran terjadinya risiko infeksi di Puskesmas dilakukan dengan cara menghitung


jumlah petugas yang melakukan cuci tangan 6 langkah pada 5 keadaan tersebut di atas yang
disurvei dibagi dengan jumlah petugas pelayanan klinis yang disurvei.

Jumlah petugas yang melakukan 6 langkah cuci tangan pada 5 keadaan


X 100%
Jumlah semua petugas pelayanan klinis yang disurvei

6. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh


Setiap pasien yang dirawat di Puskesmas Perawatan Tes dilakukan pengkajian terhadap
kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh. Pencegahan terjadinya pasien
jatuh dilakukan dengan cara:
a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap pasien yang
beresiko jatuh dengan memberi tanda pada pintu ruang rawat inap.
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan lingkungan yang
aman.
Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara menhitung
jumlah pasien yang dirawat dikurangi kejadian pasien jatuh dibagi dengan jumlah semua
pasien yang dirawat.

Jumlah pasien yg dirawat – kejadian pasien jatuh


X 100%
Jumlah semua pasien yang dirawat

Anda mungkin juga menyukai