Anda di halaman 1dari 16

12 Menerapkan proses produksi massal

12.1 Menjelaskan Tahapan Proses Produksi Massal

A. Proses produksi
Adapun proses produksi dalam perusahaan, secara umum, dapat dipisahkan menurut
beberapa segi, yaitu menurut ujud pproses, menurut arus proses, menurut keutamaan proses,
dan menurut penyelesaian proses. pemilihan sudut pandang yang akan dipergunakan untuk
pemisahan proses produksi akan tergantung pada untuk apa pemisahan tersebut dilaksanakan.
 Pemisahan proses produksi menurut ujud proses pada umumnya akan
dipergunakan dalam hubungannya dengan kebijaksanaan umum industri dan
pemasaran dari produk perusahaan tersebut.
 Pemisahan proses produksi menurut arus proses pada umumnya akan
dipergunakan dalam penyusunan letak sarana dan fasilitas yang akan
dipergunakan.
 Pemisahan proses produksi menurut keutamaan proses, pada umumnya
dimaksudkan untuk pengendalian proses dalam perusahaan.
 Pemisahan proses produksi menurut penyelesaian proses dimaksudkan untuk
pengendalian kualitas dalam perusahaan yang bersangkutan.

Gambar 1.6 Proses produksi


sumber:https://www.google.com/search?q=gambar+tahapan+proses+produksi+massal&safe

Apabila telah ditetapkan jenis produk yang akan dihasilkan, maka langkah selanjutnya
adalah menetapkan skala produksi, yaitu meliputi:
a. Penetapan waktu, yaitu kapan kegiatan proses produksi akan dilakukan
b. Penetapan kuantitas produk, yaitu berupa jumlah (volume) produk yang akan
dihasilkan
c. Menghitung keperluan biaya, yaitu berapa besar jumlah biaya yang dibutuhkan
d. Penetapan jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan
e. Penetapan peralatan apa saja yang akan digunakan
f. Penetapan persediaan bahan baku yang optimal yang sesuai dengan kebutuhan
Dalam implementasinya, perencanaan produksi setidaknya memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
B. Tahap-tahap penetapan skala produksi/proses produksi
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam menetapkan skala produksi, yaitu:
a) Routing, yaitu tahap menetapkan dan menentukan urutan-urutan proses produksi
dari hahan baku sampai menjadi barang jadi, termasuk di dalam tahap ini adalah
penyusunan alat-alat/fasilitas yang diperlukan dalam proses produksi.
b) Scheduling, yaitu tahap menetapkan dan menentukan jadwal kegiatan operasi
proses produksi, sebagai satu kesatuan dari keseluruhan kegiatan produksi.
c) Dispaching, yaitu tahap menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah
untuk mulai melakukan kegiatan proses produksi sesuai dengan routing dan
scheduling.
d) Follow-up, yaitu tahap menetapkan dan menentukan berbagai kegiatan agar
tidak terjadi penundaan dan mengkoordinasi seluruh perencanaan kegiatan proses
produksi.

12.2 Mengidentifikasi Proses Produksi Massal


A. Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan skala produksi:
Dalam menetapkan skala produksi, seorang wirausaha atau manajer produksi harus
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Skala produksi harus sesuai dengan tujuan perusahaan atau tujuan usaha, artinya
jangan sampai tujuan perusahaan harus diubah disesuaikan dengan skala produksi
yang terlanjur telah ditetapkan.
b. Memperhatikan prinsip praktis dan kesederhanaan, artinya skala produksi harus
mudah dilaksanakan oleh siapa pun dan bersifat sederhana.
c. Skala usaha bermanfaat dalam memberikan analisis dan klasifikasi mengenai
kegiatan proses produksi.
B. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam skala produksi.
Dalam menetapkan skala produksi, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor
berikut:
1. Sifat proses produksi
Apabila berbicara mengenai perencanaan produksi, maka sekaligus juga membicarakan
masalah pemilihan proses produksi, yaitu pemilihan proses produksi antara proses produksi
atas dasar pesanan (job order) dan produksi massal (mass production).
a) Produksi atas dasar pesanan (job order)
Jika perusahaan menggunakan proses produksi atas dasar pesanan, maka baik
spesifikasi (jenis) maupun jumlah (kuantitas) produk didasarkan atas pesanan
yang masuk sesuai dengan permintaan pihak pemesan.
Produksi atas dasar pesanan memiliki ciri utama:
 Produk tidak dijual secara bebas di pasar (given market) Produk hanya
diproduksi dalam jumlah terbatas atau sejumlah pesanan, sehingga tidak dijual
secara bebas di pasar-pasar.
 Perusahaan tidak perlu mengadakan persediaan (zero inventory) Karena
memproduksi sebanyak yang dipesan, maka jumlah produksi selalu habis
terjual. Oleh karena itu, perusahaan tidak perlu memiliki persediaan,
perusahaan baru akan memproduksi bila ada pesanan dari pelanggan/
konsumen.
b) Produksi massa (mass production)
Jika perusahaan menggunakan proses produksi massa, maka baik jenis maupun
jumlah produksi tidak didasarkan atas pesanan, melainkan atas apa yang
diputuskan perusahaan. Biasanya didasarkan atas pertimbangan volume produksi
dan volume penjualan sebelumnya atau atas dasar pertimbangan pihak-pihak
tertentu Produksi massa memiliki ciri utama:
 Produk dihasilkan dalam jumlah besar (produksi besar-besaran)
 Tujuan produksi adalah untuk menguasai pasar
 Produk dijual di pasar bebas (free market)
 Variasi produk kecil
 Harus ada persediaan untuk memenuhi permintaan pada masa tunggu (lead
time)
Keputusan untuk memilih apakah perusahaan akan melakukan proses produksi pesanan
atau produksi massa, sangat tergantung pada kemungkinan keuntungan yang akan diraih
perusahaan, khususnya dilihat dari penguasaan pasar. untuk memilih proses produksi massa,
maka perusahaan terlebih dahulu perlu melakukan analisis pasar tentang situasi dan kondisi
pasar khususnya untuk melihat pesaing. hal ini diperlukan untuk menyusun peramalan
penjualan, yaitu perkiraan tentang penjualan barang hasil produksi pada masa yang akan
datang.
Perusahaan dapat memilih salah satu atau kombinasi dari kedua proses produksi tersebut,
yaitu disamping menjalankan proses produksi massa pada suatu lini produk tertentu
perusahaan juga menerima pesanan khusus (job order) untuk lini produk lainnya, khususnya
bagi perusahaan yang telah lama berkiprah atau telah memiliki pengalaman produksi dan
penjualan. sedangkan, bagi perusahaan yang baru atau wirausaha baru melakukan produksi
atas dasar pesanan masih sulit dilakukan karena belum dikenal.
SUMBER:http://sariyatiningsih.blogspot.com/2014/11/perencanaan-produk.html?m=1

12.3 Menjelaskan Proses Produksi Massal


A. Jenis Proses Produksi
Berikut ini ada beberapa jenis proses produksi berdasarkan beberapa perspektif:
a. Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Ujud Proses Produksi
Yang termasuk dalam kategori ini antara lain:
 Proses Produksi Kimiawi, yakni suatu proses produksi yang menitikberatkan pada
adanya proses analisis atau sintesa senyawa kimia. misalnya produksi alkohol, obat-
obatan, accu, dll.
 Proses Produksi Perubahan Bentuk, merupakan proses produksi dimana dalam
pelaksanaan proses produksinya dititikberatkan pada adanya perubahan bentuk
masukan menjadi keluaran untuk menciptakan nilai tambah. misalnya perusahaan
meubel, garmen, sepatu, dll.
 Proses Produksi Assembling, merupakan proses produksi yang dalam pelaksanaan
proses produksinya akan lebih mengutamakan pada proses penggabungan beberapa
komponen menjadi suatu produk tertentu. misalnya, Mobil, alat-alat elektronik, dll.
 Proses Produksi Transportasi, merupakan suatu proses produksi dengan jalan
menciptakan jasa pemindahan sesuatu dari dan ke tempat tertentu. misalnya pengiriman
Paket, Angkutan Kota, dll.
 Proses Produksi Penciptaan Jasa Administrasi, yaitu proses produksi penciptaan jasa
administrasi kepada pihak lain yang memerlukan, misalnya jasa penyusunan laporan
keuangan, Biro Statistik, dll.
b. Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Segi Arus Proses Produksi
Jenis-jenis proses produksi yang masuk dalam kategori ini antara lain:
 Proses Produksi Terputus-putus, sering disebut juga proses produksi intermitten.
dalam pelaksanaan proses produksi semacam ini, akan terdapat beberapa pola atau
urutan pelaksanaan produksi. pola pelaksanaan produksi yang digunakan hari atau bulan
ini sangat mungkin akan berbeda dengan pola atau urutan pelaksanaan proses produksi
pada bulan yang lalu atau bulan yang akan datang.
 Proses Produksi Terus Menerus atau sering disebut sebagai pola produksi kontinyu.
Pada proses produksi semacam ini terdapat pola atau urutan proses produksi yang pasti
dan tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu. untuk menentukan apakah suatu
perusahaan menggunakan proses produksi terus menerus atau terputus-putus bukanlah
dilihat dari produk yang dihasilkan, melainkan dilihat dari pelaksanaan proses produksi
yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan.
c. Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Segi Keutamaan Proses Produksi
Atas dasar keutamaan proses, proses produksi dalam perusahaan umumnya akan dapat
dipisahkan menjadi dua kelompok yakni:
1. Proses Produksi Utama
Merupakan proses produksi dimana proses produksi tersebut sesuai dengan tujuan
didirikannya perusahaan yang bersangkutan. jadi merupakan kegiatan inti perusahaan.
Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
 Proses Produksi Terus Menerus, yakni proses produksi dimana terdapat pola atau
urutan proses produksi yang pasti dan tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu.
 Proses Produksi terputus-Putus, yakni proses produksi dimana terdapat beberapa
pola atau urutan pelaksanaan produksi. pola pelaksanaan produksi yang digunakan
hari atau bulan ini sangat mungkin akan berbeda dengan pola atau urutan
pelaksanaan proses produksi pada bulan yang lalu atau bulan yang akan datang.
 Proses Produksi Proses, merupakan proses produksi dimana pelaksanaan
pengolahan baha baku sampai dengan barang jadi akan melalui suatu proses
persenyawaan atau pemecahan. dengan demikian pelaksanaan proses produksi
akan sangat bergantung pada jenis bahan baku dan bahan penolong yang
digunakan.
 Proses Produksi Proses yang Sama, merupakan jenis proses produksi dimana
terdapat beberapa pekerjaan serta urutan yang sama dalam proses produksi meski
produk yang dihasilkan berbeda-beda.
 Proses Produksi Proyek Khusus, merupakan suatu proses produksi yang
dilaksanakan katrena adanya beberapa program khusus atau adanya kepentingan
khusus. Apabila proses produksi yang dilaksanakan untuk program tersebut
selesai, maka proses produksi juga akan berakhir.
 Proses Produksi Industri Berat, yaitu proses produksi dimana terdapat berbagai
macam aktivitas sehubungan dengan penyelesaian produksi yang sangat komplek.
Sedemikian kompleknya sehingga proses tersebut dibagi menjadi subproses-
subproses.
2. Proses Produksi Bukan Utama,
Merupakan proses produksi yang dilaksanakan sehubungan dengan adanya kepentingan
khusus. Proses produksi bukan utama ini hanya merupakan kegiatan penunjang dalam
perusahaan yang bersangkutan. yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
 Penelitian
 Model
 Prototype
 Percobaan
 Demonstrasi
d. Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Segi Peyelesaian Proses Produksi
Berdasarkan penyelesaian proses, terdapat beberapa jenis proses produksi yang
diantaranya:
 Proses Produksi Tipe A, merupakan suatu tipe proses produksi dimana dalam
setiap tahap proses produksi yang dilaksanakan dapat diperiksa dengan mudah.
dengan demikian pengendalian dan pengawasan kualitas dapat dilaksanakan pada
setiap tahap proses produksi.
 Proses Produksi Tipe B, merupakan suatu proses produksi dimana dalam
penyelesaian proses produksi terdapat beberapa ketergantungan dari masing-
masing tahap proses produksi, sehingga pengendalian dan pengawasan hanya
dapat dilakukan pada beberapa tahap tertentu.
 Proses Produksi Tipe C, merupakan proses produksi dengan jalan melakukan
proses penggabungan atau pemasangan (assembling) komponen-komponen
menjadi suatu produk jadi tertentu.
 Proses Produksi Tipe D, merupakan proses produksi yang mempergunakan mesin
dan peralatan yang terotomatisasi, dan dilengkapi dengan alat pengendalian dan
pengawasan proses.
 Proses Produksi Tipe E, merupakan proses produksi dari perusahan-perusahaan
dagang dan jasa.
Ada begitu banyak cara dalam mengklasifikasikan proses produksi, namun dalam hal
pengklasifikasian sistem produksi, secara umum sistem produksi sering hanya
dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni:
1) Production to order, misalnya pabrik mesin jet, yang hanya akan berproduksi bila
ada pesanan dari perusahaan aircraft.
2) Production to stock, misalnya pabrik radio, berproduksi salah satunya untuk
tujuan-tujuan pengadaan persediaan.
Perbedaan pokok antara sistem produksi berdasarkan pesanan dan sistem produksi untuk
persediaan, dapat dilihat dari fokus kegiatan manajemen produksi/operasi kedua sistem
tersebut.
 Fokus kegiatan manajemen produksi/operasi dari sistem produksi untuk pesanan
antara lain:
1) Scheduling merupakan hal yang kritis. sulit karena setiap pekerjaan atau
pesanan bisa jadi memiliki karakteristik pemrosesan yang unik.
2) Memerlukan pengadaan bahan yang relatif luas atau banyak ragamnya untuk
persediaan guna mengantisipasi pesanan yang sifatnya uncertainty.
3) Persediaan barang jadi tidak menjadi hal yang penting.
 Sementara fokus kegiatan manajemen produksi/operasi dari sistem produksi untuk
persediaan adalah:
1) Forecasting merupakan hal yang penting dan utama.
2) Pengendalian persediaan sangat penting dalam sistem produksi untuk
persediaan, khususnya dalam perencanaan pembelian dan pengiriman bahan
baku dan komponen.
3) Produksi dalam jumlah besar item persediaan bersifat lebih terstruktur.
Dalam rangka untuk membantu dalam menganalisis dan mendisain sistem produksi,
beberapa ahli mengklasifikasi proses produksi ke dalam kelompok-kelompok sebagai
berikut:
a) Continuous Flow Processes
Yakni proses produksi yang memiliki ciri-ciri antara lain:
 volume produksi sangat besar
 produk yang dihasilkan terstandardisasi
 peralatan-peralatan yang digunakan terspesialisasi dan otomatis
 biasanya merupakan sistem produksi untuk persediaan
Contoh dari jenis proses produksi ini seperti pabrik kimia, pabrik minyak, dan pabrik
gula.
b) Mass, atau Assembly Line
Proses produksi yang bercirikan:
 volume produksi yang tinggi untuk keseluruhan item yang terpisah-pisah.
 untuk tiap jenis produk yang berbeda hanya memiliki variasi yan kecil
 biasanya merupakan sistem produksi untuk persediaan.
Contoh dari jenis ini antara lain pabrik otomobil, peralatan rumah tangga, dan
kalkulator elektronik.
c) Batch, atau Intermitten
Yakni proses produksi yang bercirikan:
 memproduksi dalam jumlah (lot sizes) yang relatif sedikit untuk produk-produk
yang sejenis atau mirip
 seperti buku, pakaian, atau anggur.
 produk-produk dibuat untuk periode produksi jangka yang lebih pendek
daripada produksi massa
 urutan proses produksi biasanya selalu sama
 ada kemungkinan terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal bahan baku
yang digunakan, set-up mesin, dan layout.
biasanya merupakan sistem produksi untuk persediaan
d) Job Shops
Merupakan jenis proses produksi yang bercirikan:
 memproduksi produk-produk khusus atau terspesialisasi dalam jumlah yang
relatif sedikit, namun variasinya besar.
 proses produksi secara keseluruhan memiliki aliran proses yang berbeda
 biasanya merupakan sistem produksi berdasarkan pesanan
Contoh dari jenis proses produksi job-shop antara lain industri perlengkapan mesin,
pelengkap komponen-komponen kecil dan printer.
e) Project
Merupakan satu jenis proses produksi item-item yang khusus dan unik. Proyek
konstruksi merupakan salah satu contoh dari sistem project. Dalam lingkungan
manufactur, produksidari item-item yang besar dan kompleks seperti kapal, pesawat
terbang dikelola dengan sistem project
e. Tabel Karakteristik Proses Produksi
1. Reliabilitas Proses
Reliability dari proses produksi adalah probabilitas bahwa proses atau sistem produksi
akan berjalan dengan memuaskan selama periode waktu tertentu. apabila dikatakan
bahwa reliabilitas suatu proses produksi adalah 85%, ini berarti probabilitas bahwa
proses tidak akan mengalami kerusakan atau kemacetan selama periode waktu tertentu
seperti satu hari, satu minggu, atau satu bulan adalah sebesar 85%.. suatu proses
produksi yang memiliki reliabilitas yang rendah akan menimbulkan biaya tinggi untuk
perawatan dan produktivitasnya rendah.
Menentukan Reliabilitas Total Mesin-Mesin pada Sistem SERIES
Misalnya ada beberapa mesin dan robot yang operasinya merupakan satu series,
jika reliabilitas masing-masing mesin diketahui, maka dapat dihitung total reliabilitas
(R) dari sejumlah (n) mesin yang merupakan sistem series.
Secara matematis, Reliabilitas total (R) dari ketiga mesin tersebut apabila reliabilitas
masing-masing mesin diketahui (p1, p2, p3, pn), dihitung dengan cara:
R = p1 .p2 . p3 ......pn
Rumus tersebut mengasumsikan bahwa setiap mesin independen terhadap yang lain.
Andai kata reliabilitas mesin-1 = 99%, mesin-2 sebesar 98%, mesin-3 sebesar 99%
dan mesin-4 sebesar 96%, maka Reliabilitas total sebesar:
R = (0,99).(0,98).(0,99).(0,96) = 0,96 atau 96%
Menentukan Reliabilitas Total dari Mesin-Mesin pada Sistem PARALEL
Apabila mesin-4 ada dua buah maka dikatakan bahwa mesin-4 ada pada sistem paralel.
untuk menghitung Reliabilitas Total (R), pertama kali dihitung dulu reliabilitas dari
mesin-mesin yang berada pada sistem paralel, dengan cara sebagai berikut:
R = 1 - (1 - p1).(1 - p2)........(1 - pn)
Dari persamaan tersebut di atas, maka dapat dihitung reliabilitas total dari dua
mesin-4 yang masing-masing memiliki reliabilitas 96%, yakni:
R mesin-4 = 1 - (1 - 0,96).(1 - 0,96) = 0,9984 atau 99,84%
Selanjutnya dihitung Reliabilitas total dari seluruh mesin, yaitu:
R = (0,99).(0,98).(0,99).(0,9984) = 0,96 atau 96%
Pengendalian Proses
Berikut beberapa poin penting mengenai pengendalian proses
 Peran Pengendalian Proses
Sebagaimana telah diketahui bahwa proses produksi/operasi merupakan cara, metoda
maupun teknik bagaimana kegiatan penambahan/penciptaan faedah/manfaat/nilai
dilaksanakan. Kelancaran pelaksanaan proses produksi/operasi ditentukan oleh setidaknya
dua hal, yakni sistim produksi/operasi yang digunakan, dan pengendalian proses
produksi/operasi dalam perusahaan. Dengan adanya sistim produksi/operasi serta
pengendalian proses yang tepat maka dapat diharapkan pelaksanaan proses produksi/operasi
berjalan lancar.
a. Fungsi Pengendalian Proses
Yang dimaksud dengan fungsi pengendalian proses adalah perencanaan, penentuan urutan
kerja, penentuan waktu kerja, pemberian perintah kerja dan tindak lanjut dalam pelaksanaan
proses produksi/operasi. perencanaan produksi/operasi merupakan perencanaan tentang
produk apa dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode yang akan
datang. hal ini berbeda dengan perencanaan produk yang merupakan perencanaan perusahaan
tentang produk apa dan berapa yang dapat diproduksi oleh perusahaan yang belum tentu
dapat diproduksi dalam periode yang bersangkutan. lain dari itu, perencanaan produksi
merupakan bagian dari perencanaan operasional sehingga penyusunannya tidak hanya
berhenti pada apa dan berapa produk yang akan diproduksi tetapi juga menyangkut perkiraan
bahan baku, kebutuhan tenaga kerja, jam mesin dan lain-lain.
Urutan kerja atau yang sering disebut routing, perlu juga dilakukan agar proses
pelaksanaan produksi/operasi dapat dilakukan dengan lancar karena tidak ada kebingungan
karyawan mengenai urutan kerja. untuk perusahaan-perusahaan yang mempunyai aliran
bahan baku sampai dengan produk jadi yang selalu tetap atau tipe terus menerus (continuous)
maka urutan kerja yang harus dilaksanakan sudah merupakan urutan yang pasti dan tidak
berubah dalam jangka waktu yang relatif panjang, sehingga urutan kerja tidak menjadi
masalah yang penting.
Lain halnya dengan perusahaan yang mempergunakan proses produksi terputus-putus
(intermitten) dimana aliran dari bahan baku hingga produk jadi tidak selalu sama. Hal
demikian membuat proses routing atau urutan kerja menjadi masalah yang kritis karena setiap
produk yang berbeda menutut urutan kerja yang berbeda.
Waktu kerja, jadual kerja atau scheduling merupakan masalah yang menyangkut
penentuan waktu kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan kapan harus selesai.
Scheduling akan menjadi masalah yang kritis terutama bagi perusahaan-perusahaan yang
berproduksi/operasi untuk memenuhi pesanan karena pelaksanaan proses terikat dengan
kesanggupan untuk menyelesaikan proses pembuatan produk tertentu pada waktu tertentu.
Selanjutnya, pemberian perintah kerja (dispatching). Pemberian perintah kerja merupakan
awal dari pelaksanaan pekerjaan atau kegiatan. Walupun perencanaan produksi telah dibuat,
urutan pekerjaan sudah ditentukan, jadwal telah disusun, tetapi bila perintah kerja belum
diberikan maka pekerjaan atau kegiatan tidak akan dimulai..Baru setelah ada perintah kerja,
kegitan dapat dimulai.
Fungsi pengendalian proses yang terakhir adalah tindak lanjut (follow up). Tindak lanjut
ini memiliki peranan yang penting. Dengan adanya tindak lanjut, kesulitan-kesulitanyang
terjadi dalam pelaksanaan proses yang sudah berjalan dapat dicarikan jalan keluarnya.
b. Metode Pengendalian Proses
Metode pengendalian yang digunakan dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi
keberhasilan dari pelaksanaan pengendalian proses produksi dalam perusahaan tersebut.
Penerapan suatu metode pengendalian proses yang tidak cocok dapat menimbulkan
gangguan-gangguan yang dapat menimbulkan kelambatan dalam pelaksanaan proses
produksi, dan selanjutnya akan dapat menurunkan produktivitas. agar diperoleh metode
pengendalian proses yang sesuai, maka dalam pemilihan metode, perlu mempertimbangkan
beberapa faktor antara lain yakni:
1) Sistem produksi yang digunakan.
2) Proses produksi yang dijalankan
3) Jumlah dan jenis produk.
Beberapa metode pengendalian proses produksi yang dapat digunakan oleh perusahaan antara
lain:
1. Pengawasan Order
Disebut juga order control merupakan metode pengendalian proses dengan
mempergunakan kartu order sebagai alat pengawasan. tujuan sistim ini adalah agar dapat
menghasilkan produk yang sesuai dengan order. pengendalian proses akan diterapkan
terhadap setiap order yang masuk. dengan demikian setiap ada order akan diikuti dengan
penyusunan perencanaan produksi, urutan kerja, skedul, pemberian perintah kerja, dan follow
up.
2. Pengawasan Blok
Pengawasan blok adalah pengawasan produksi yang dilaksanakan dengan
berpedoman kepada daftar blok yang ada dalam perusahaan. daftar blok adalah merupakan
daftar dari produk atau barang yang harus diproduksi sehubungan dengan adanya pesanan
dari pelanggan, maupun untuk memenuhi kebutuhan persediaan. daftar blok yang disusun
oleh bagian penjualan atau bagian order. penyusunan daftar blok akan didasarkan pada
kesamaan produk yang dipesan atau berdasarkan kesamaan proses. tahap kritis ada pada
tahap penentuan skedul.
3. Pengawasan Arus
Disebut juga flow control yang dimaksud dengan arus atau flow adalah aliran bahan
baku sampai menjadi produk akhir. fokus pengawasan metode arus ada pada pengawasan
kelancaran arus mulai dari bahan baku sampai menjadi produk akhir, arus penyelesaian
proses dari bagian satu dengan bagian lain, arus penyelesaian produksi yang teratur dan
seimbang. pengawasan produksi metode ini cocok untuk perusahaan yang tipe proses
produksinya terus menerus.
4. Pengawasan Beban
Titik berat pengawasan beban adalah perencanaan dan pengawasan terhadap beban
yang harus dilaksanakan oleh masing-masing bagian terutama bagian-bagian kunci dalam
pelaksanaan proses produksi. yang dimaksud bagian kunci adalah bagian yang memproduksi
seluruh atau sebagian besar produk yang dihasilkan oleh perusahaan. pada bagian kunci ini
terdapat kegiatan proses produksi utama yang mendominisir operasi perusahaan.
5. Pengawasan Proyek Khusus
Sesuai dengan namanya, metode pengawasan proyek khusus adalah metode
pengawasan proses produksi terhadap proyek khusus yang dilaksanakan oleh perusahaan.
Proyek-proyek yang cukup besar diawasi dengan mempergunakan metode pengendalian yang
sesuai dengan proyek itu sendiri. penyelesian proyek biasanya dilakukan dengan terlebih dulu
melakukan pemecahan proyek tersebut menjadi sub-sub pekerjaan, dan masing-masing sub-
sub pekerjaan dipecah lagi menjadi kegiatan-kegiatan. proyek dianggap selesai bila seluruh
sub pekerjaan dapat diselesaikan seluruhnya. oleh karena itu menjadi penting untuk
mengetahui hubungan antara sub pekerjaan dan kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya serta
waktu penyelesaian masing-masing kegiatan dan sub pekerjaan.
6. Pengawasan Pada Penyimpangan
Sering disebut juga control by exception dasar utamanya adalah proses produksi yang
mempergunakan mesin dan peralatan produksi yang dilengkapi dengan peralatan penunjuk
adanya penyimpangan dalam proses produksi. dengan adanya alat tersebut maka karyawan
akan melakukan pengawasan hanya dengan melihat pada alat kontrol tersebut.
SUMBER : (Hendra Poerwanto G)

1.12 Melakukan produksi massal


1. Cara melakukan produksi massal secara online
Practical Business Tips dari Coach Yohanes: Pemilik Bisnis harus menguasai internet ini
dari sekarang, tapi pelajari secara tips praktis kuasai dunia internet dari kacamata Pemilik
Bisnis, jangan terjebak di teknikal seperti menguasai cara promosi online atau secara teknikal
mampu berjualan online dengan menggunakan iklan di sosial media, beriklan di Google, dan
menguasai kata kunci – kata kunci di internet, karena kita sebagai Pemilik Bisnis bisa
menggunakan jasa agency atau team di bisnis kita untuk mengerjakan yang teknikal. Ada hal
yang harus dikuasai Pemilik Bisnis sekarang-sekarang ini! Langkah untuk bisa menguasai
internet dengan menerapkan strategi online marketing adalah setelah Anda punya “ toko”
atau “ kantor” dan Anda mulai menarik calon Customer Anda di dunia internet untuk tahu
dan masuk ke “ toko” atau “ kantor Anda, maka Anda harus dapat membangun Reltransion,
yaitu Relationship & Transaction atau Hubungan & Transaksi dengan calon Customer Anda.
 Langkah Pertama dalam menguasai strategi online marketing dengan Reltransion
adalah, e– MM (e-mail Marketing). Saat calon Customer Anda mulai tahu tentang bisnis
Anda, pastikan Anda mendapatkan data penting tentang mereka, karena belum tentu
mereka langsung melakukan transaksi di bisnis Anda di kunjungan pertama. data penting
yang harus Anda minta minimal adalah nama, e-Mail, dan nomor handphone. lalu
menggunakan program e-Mail Marketing yang ada di dunia internet (seperti Aweber,
ConstantContact, GetResponse, dan lainnya), maka Anda bisa terus membangun
hubungan dengan calon Customer dan Customer Anda dengan e-Mail yang berisi hal
yang relevan bagi mereka, sehingga mungkin suatu saat mereka melakukan transaksi di
bisnis Anda.
 Kedua, untuk bisa menguasai startegi promosi online, kuasai juga e-SIM (e-
Systemized Instant Messaging). dimana, di saat yang tepat, Anda mungkin juga akan
infokan hal-hal yang relevan untuk calon Customer atau Customer Anda yang ada di
database Anda, ataupun menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dengan lebih personal.
Anda dapat menggunakan Instant Messaging yang tepat (misalnya WhatsApp, dan
lainnya) dengan menggunakan script yang tersistemasi dengan baik, sehingga hubungan
semakin terbangun dan transaksi sangat mungkin terjadi.
 Cara promosi online yang ketiga adalah e-CRM (e-Customer Relationship
Management). Ini adalah strategi online marketing dimana saat mereka menjadi
Customer, maka hubungan tidak berhenti sampai di situ kan? Anda dapat menggunakan
program Customer Relationship Management yang tepat (misalnya InfusionSoft,
SalesForce, dan lainnya) sehingga hubungan dengan Customer Anda terus terbentuk dan
ada kemungkinan mereka melakukan transaksi berikutnya dan terus berulang di bisnis
Anda di kemudian hari.
SUMBER:https://gratyo.com/gratyo-practical-business-coaching/9-strategi-online-
marketing-yang-praktis-dan-mendasar-khusus-pemilik-bisnis/?=B
PRODUKSI SALAD BUAH
Cara membuat salad buah
Bahan :
 Apel segar 200 g, kupas kulitnya lalu potong dadu
 Melon segar 200 g, kupas kulitnya lalu potong dadu
 Semangka 1 buah, kupas kulitnya lalu potong dadu
 Mangga segar 200 g, kupas kulitnya lalu potong dadu
 Pepaya segar 1 buah, kupas kulitnya lalu potong dadu
 Anggur segar 200 g, belah jadi dua dan buang bijinya
 Strawberry segar 20 g, belah jadi empat
 Mayonaise 150 ml
 Keju parut
 Susu kental manis vanila 1 kaleng
 jeruk nipis (optional)
Cara membuat :
 Setelah semua buah sudah dipotong-potong, masukkan dalam kulkas agar menjadi
lebih segar dan dingin.
 Setelah itu campurkan buah-buahan dalam satu wadah.
 Campurkan mayonaise dan kental manis, air perasan jeruk nipis juga (optional)
 Keluarkan buah-buahan dari kulkas. tuang saus salad buah pada buah.
 Taburkan parutan keju sesuai dengan selera Anda.
 Pada salad buah yang Anda buat sendiri, Anda bisa mengkreasikan isinya sesuai
dengan buah kesukaan Anda. bisa juga Anda tambahkan jelly dan nata de coco dalam
salad Anda.

PRODUKSI SALAD BUAH (SAYUR)


Cara membuat mayonaise salad buah atau sayur
Bahan :
 Saus mustard 2 sdm
 minyak zaitun 300 ml
 Kuning telur 2 buah
 Air perasan jeruk nipis 1 sdm
 Garam sdt
Cara membuat :
 Siapkan wadah, masukkan kuning telur dan saus mustard. Kocok dengan mixer
dengan kecepatan rendah atau spatula. Kocok hingga lembut dan tercampur rata.
 Masukkan garam. Kocok lagi.
 Tuang minyak zaitun sedikit demi sedikit sembari terus dikocok.
 Setelah adonan menjadi agak kaku atau mengental, tuang jeruk nipis. Kocok lagi.
 Jika dirasa terlalu kental, bisa ditambahkan air.
 Saus mayonaise buatan sendiri untuk salad buah dan sayur siap dikonsumsi.
SUMBER:https://m.merdeka.com/gaya/5-langkah-cara-membuat-salad-buah-yang-enak-
mudah-dan-sederhana-kln.html

Gambar 2.1 salad buah


Sumber:https://www.google.com/search?q=GAMBAR+FRUIT+SALAD+BUAH&safe=:

Anda mungkin juga menyukai