3} 33 BRJSKesehatan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Nomor — : 1813/V-13/0919 Cikarang, 26 September 2019
Lampiran : 4 (satu) hal
Hal Pemberitahuan Penjaminan Kasus KLL,
KK dan PAK
Yth. Direktur Rumah Sakit Provider
di
Kabupaten Bekasi
Sehubungan dengan penyeragaman pemahaman mengenai penetapan kasus
Kecelakaan Lalu Lintas (KL), Kecelakaan Kerja (kK) dan Penyakit Akibat Kerja ( PAK), bersama
cami sampaikan :
4. Sesuai amanah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/ PMK.02/2018 tentang koordinasi
antara_penyelenggaraan jaminan dalam pemberian manfaat pelayanan kesehatan,
khususnya pada:
a. _ Pasal 11 yaitu penetapan status kecelakaan lalu lintas dilakukan berdasarkan Laporan
Polisi atau instansi berwenang lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
b. _ Pasal 14 yaitu penetapan status kecelakaan kerja dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang —undangan.
c. Pasal 17 yaitu penegakan diagnosis kasus penyakit akibat kerja dilakukan oleh dokter
atau dokter spesialis yang berkompeten di bidang kesehatan kerja sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang - undangan
d. _ Pasal 24 yaitu pelaporan dugaan kasus, pemberian layanan kesehatan, tindak lanjut
layanan kesehatan berikutnya, dan pengadministrasian pembebanan biaya layanan
kesehatan dilakukan secara elektronis dalam sistem koordinasi layanan kesehatan,
yang dikembangkan oleh Penyelenggara Jaminan.
2. BPJS Kesehatan berhak melakukan verifikasi dan memberikan penetapan status kasus KL,
KK dan PAK secara mandiri tanpa memperhatikan kriteria yang dimiliki oleh penyelenggara
jaminan tain
Kantor Cabang Cikarang
Komp. Ruko Cikarang Central City Blok F-06
JL Raya Cibarusah KM 10 No. 88 Clkarang Selatan Kab. Bekasi
Telp. +6221 22180488, Fax. +6221 29619171
‘e-mail: ke-ikarang@bpjs-kesehatan.go.id
Website: www.bpis-kesehatan.goid3
4.
Ketentuan penetapan kasus KLL, KK dan PAK mengikuti ketentuan Peraturan Menteri
Keuangan nomor 141/Pmk.02/2018 tentang Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan
Dalam Pemberian Manfaat Pelayanan Kesehatan yang merupakan amanah dari Pasal 54
Peraturan Presiden nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan yaitu:
a. Fasilitas Kesehatan wajib melaporkan adanya “dugaan kasus” bagi pelayanan
kesehatan tertentu seperti kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja secara elektronik yang dilakukan pada awal sebelum pelayanan kesehatan
dilakukan (saat pembuatan Surat Eligibilitas Peserta) atau pada kasus tertentu setelah
dilakukan pelayanan (khusus penyakit akibat kerja) ke penyelenggara jaminan lain selain
BPJS Kesehatan
b. Sesuai lampiran A, nomor 2 dan B nomor 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
141/Pmk.02/2018, dinyatakan bahwa BPJS Kesehatan menjamin kasus Kecelakaan
Kerja dan Penyakit Akibat Kerja bagi peserta JKN KIS selama yang bersangkutan belum
terdaftar dalam program Jaminan kecelakaan Kerja dan tidak memiliki pemberi
kerja/bukan sebagai pemberi kerja.
¢. Kondisi sebagaimana pada huruf b diatas ditentukan berdasarkan kondisi ril peserta,
bukan mengacu pada segmen peserta terdafta dalam program JKN KIS. Untuk itu,
dilengkapi dengan surat pemyataan peserta yang menyatakan bahwa dirinya bekerja
secara mandiri/ tidak memiliki pemberi kerja dan bukan pemberi kerja
‘Adapun dokumen yang dibutuhkan dalam melakukan proses veriikasi kasus KK dan PAK
bagi peserta sebagaimana nomor 3 huruf b diatas adalah sebagai berikut :
a. Surat Pernyataan belum terdaftar dalam program Jaminan kecelakaan kerja atas nama
peserta yang didapatkan dari BPJS Ketenagakerjaan, PT Taspen (Persero) atau PT
Asabri (Persero) sesuai dengan segmen kepesertaan masing masing penyelenggara
jaminan.
b. Surat peryataan dari peserta yang menyatakan bahwa dirinya bekerja secara
mandiritidak memiliki pemberi kerja dan bukan pemberi kerja.
c. Surat pemyataan dari peserta yang menyatakan bahwa akan mendeftarkan dirinya
dalam program Jaminan Kecelakaan Kerja. Dalam hal peserta tidak mendaftarkan
dirinya dalam program Jaminan Kecelakaan Kerja dikemudian hari, maka peserta
berhak mendapatkan sanksi sesuai ketentuan perundangan. Ketentuan ini dikecualikan
bagi peserta yang dapat menunjukkan surat kesehatan tidak mampu dari instansi yang
berwenang.5. Ketentuan sebagaimana nomor 4 huruf b, sejalan dengan pada Pasal 27 dari Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan Kematian, jelas dinyatakan bahwa Pemberi Kerja selain penyelenggara
negara yang belum mengikutsertakan pekerjanya dalam program JKK kepada BPUS
Ketenagakerjaan, apabila terjadi risiko terhadap Pekerjanya, wajib membayar hak Pekerja
sesuai dengan ketentuan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kewajiban melindungi pekerja
melekat pada Pemberi Kerja
6. _Ketentuan sebagaimana di nomorr 4 huruf c, sejalan dengan pada Pasal 8 dari Peraturan
Presiden Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Program Jaminan Sosial
jelas dinyatakan bahwa pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri wajib mengikuti
program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Program Jaminan Kematian paling lambat tanggal
1 Juli 2016.
7. Dalam hal terjadi perbedaan antara penetapan kasus oleh BPJS Kesehatan dengan
penetapan kasus oleh penyelenggara jaminan Iain termasuk perbedaan penetapan kasus
yang terdapat dalam sistem informasi terintegrasi (elektronik), maka kasus tersebut belum
dapat dibayarkan oleh BPJS Kesehatan dan kasus tersebut dapat dikecualikan dari masa
kadaluarsa klaim dengan membuat acara perbedaan penetapan kasus.
Demikian di sampaikan, atas perhatian dan kerja sama yang baik kami ucapkan terima
kasin.
‘SD/o0/Pk.01.00