Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENGORGANISASIAN INFORMASI/
PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA

Oleh :
Juju Juariah,S.Si

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


JUNI 2019
DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI ..................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 2

1.3. Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teori Pengolahan Data ........................................................................... 3


2.2 Pengorganisasian Informasi dalam Ingatan Manusia ............................ 3
2.3 Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi .........................................6

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 7

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Proses
berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara
langsung bagaiamana otak bekerja dan informasi diolah. Informasi yang diterima
melalui alat indera akan dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara
khusus. Berpikir juga dapat dikatakan sebagai proses pengorganisasian
informasi dalam ingatan. Berpikir mencakup banyak aktivitas mental. Berpikir
KBBI diartikan sebagai menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan
memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam ingatan.
Pengorganisasian informasi berkaitan dengan bagaimana seseorang
menerima sebuah informasi, mempersepsi, mengorganisasi, menyimpan dalam
bentuk ingatan dan memanggil kembali informasi yang tersimpan dalam ingatan
tersebut saat dibutuhkan. Pengorganisasian informasi merupakan bidang
kajiandari psikologi kognitif yang mengkaji tentang sesuatu yang berkaitan
dengan bagaimana kita memperoleh informasi mengenai dunia, bagaimana
informasi tesebut direpresentasikan dan ditransformasikan sebagai pengetahuan
tersebut digunakan untuk mengarahkan perhatian dan perilaku kita (Solso, 1991).
Semua informasi yang kita peroleh terekam di dalam ingatan. Akan tetapi tidak
semua informasi tersebut dapat bertahan lama dalam ingatan atau hilang. Ketika
individu memperoleh suatu informasi , secara tidak langsung otak akan
memproses informasi tersebut . Apabila dalam pemrosesan tersebut terdapat
perhatian (attention) pada informasi yang diperoleh, maka akan menghasilkan
suatu pemahaman.
Teori pemrosesan informasi didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran
merupakan factor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran terjadi
adanya proses informasi kemudian diolah sehingga menciptakan suasana
pembelajaran yang mendukung (Ellen;2016: 225). Teori pemrosesan informasi

1
ini merupakan teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan,
penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin; 2000:
175)

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya:
1. Bagaimana pengorganisasian informasi /pengetahuan dalam ingatan
manusia?
2. Bagaimana model pembelajaran pemrosesan informas?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui
dan memahami :
1. Pengornisasian informasi dalam ingatan manusia
2. Model pembelajaran informasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Pengolahan Data


Pengolahan informasi merupakan proses mempersepsi, mengorganisasi, dan
mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan.
Penggolahan informasi dapat pula dikatakan sebagai proses bagaimana respon
individu terhadap informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya.
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah
psikologi kognitif. Ranah psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami
mekanisme dasar yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Teori
pengolahan informasi memiliki suatu perbedaan dengan teori belajar yaitu pada
derajat penekanan pada soal belajar. Teori pengolahan informasi tidak
memberlakukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama melainkan juga
melihat sisi lainnya, seperti pada informasi yang diperoleh ataupun melihat
kemampuan memori seorang individu. Penelitian pengolahan informasi
memberikan sumbangan atas pengertian proses belajar. Belajar dan pengolahan
informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.
c) Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya
sehingga mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta
didik.
Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses
kendali atau pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi
mengingat, untuk menyimpan informasi ke dalam long-term memory (materi
memory atau ingatan) dan strategi umum pemecahan masalah (materi
kreativitas).

2.2 Pengoeganisasian Informasi dalam Ingatan Manusia


Memori adalah sebuah wadah yang berisi data-data yang belum tentu saling
berkaitan. Naisser (1967) mengatakan bahwa memori manusia dipandang

3
sebagai suatu struktur yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua
pengetahuan. Memori juga dapat dikatankan sebagai suatu alat yang berfungsi
untuk menangkap, mengolah dan menggunakannya di lain waktu ketika di
butuhkan. Memori merupakan suatu sistem yang rumit dengan banyak
tahapannya dan saling berinteraksi. Ini berarti dalam memori terdapat interaksi-
interaksi antara data-data dan lapisan-lapisan atau tahapan-tahapan yang ada di
dalamnya.
Sebagian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an
mengajukan tiga (3) struktur memori yaitu:
a) Pencatatan Penginderaan (Sensoric Memori)
Rangsangan yang diterima oleh indera yang kemudian akan diteruskan sebagai
informasi ke sistem memori selanjutnya. Informasi yang terdapat pada stimulus
atau rangsangan dari luar akan diterima manusia melalui panca inderanya.
Informasi tersebut akan tersimpan di dalam ingatan selama tidak lebih dari satu
detik saja. Ingatan tersebut akan hilang lagi tanpa disadari dan akan diganti
dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas atau sekelebat yang didapat melalui
panca indera ini biasanya disebut ’sensory memory’ atau ‘ingatan inderawi’.
Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa, seperti
yang telah sering dalam proses pembelajaran pesan atau keterangan yang
disampaikan seorang guru dapat hilang seluruhnya dari ingatan para siswa jika
pesan atau keterangan tersebut terkategori sebagai pencatatan pengideraan.
b) Penyimpanan Jangka Pendek (Working Memory)
Suatu informasi baru yang mendapat perhatian siswa, tentunya akan berbeda
dari informasi yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. Suatu informasi
baru yang mendapat perhatian seorang siswa lalu terkategori sebagai
penyimpanan jangka pendek. Dengan kata lain, penyimpanan jangka pendek
tidak akan terbentuk di dalam otak siswa tanpa adanya perhatian dari siswa
terhadap informasi tersebut. Penyimpanan jangka pendek ini dapat bertahan
relatif lebih lama lagi yaitu sekitar 20 detik.
c) Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)

4
Penyimpanan jangka panjang merupakan suatu proses penyimpanan informasi
yang permanen. Memori jangka panjang ini berasal dari memori jangka pendek
yang selalu diulang-ulang dan berkesan bagi individu sehingga informasi yang ia
terima dapat bersifat permanen dan bila suatu saat ia butuhkan maka akan
teringat lagi. Informasi yang sudah tersimpan di dalam penyipanan jangka
panjang ini sulit untuk hilang. Selain pengulangan atau latihan, beberapa hal
penting yang harus diperhatikan Bapak dan Ibu Guru agar suatu pengetahuan
dapat diingat siswa dengan mudah adalah:
(a) Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa daripada
sesuatu yang tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk mengingat bilangan
17.081.945 akan jauh lebih mudah daripada proses mengingat bilangan
51.408.791 karena bilangan pertama sudah dikenal para siswa, apalagi jika
dikaitkan dengan hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 yang dapat ditulis
menjadi 17–08–1945.
(b) Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah diingat
siswa daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya, mengingat susunan
bilangan 4, 49, 1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih sulit daripada mengingat
bilangan berikut yang sudah terorganisir dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49.
(c) Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat daripada
sesuatu yang tidak menarik hatinya. Acara televisi yang menarik perhatian para
siswa akan memungkinkan para siswa untuk duduk berjam-jam di depan TV dan
jalan ceriteranya akan mampu mereka ingat dengan mudah. Namun hal yang
sebaliknya akan terjadi juga, yaitu suatu proses pembelajaran yang tidak menarik
perhatian mereka dapat menjadi beban bagi siswa dan tentunya juga bagi para
guru.

5
2.3 Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah
dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwakomponen belajar adalah perhatian yang
ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan
kembali (retrival). Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial
dari pembelajaran yaitu (a) membimbing untuk menerima stimulus, (b) memperlancar
pengkodean, (c) memperlancar penyimpanan dan retrieval. Ketiganya merupakan
kesatuan yang harus dilakukan secara berurutan dan akan selalu mempengaruhi hasil
yang akan oleh peserta didik.
Membimbing peserta didik untuk penerimaan stimulus dapat dilakukan pendidik
dengan (1) memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang di pilih. Dalam
hal ini pendidik akan memberikan perhatian khusus terhadap siswa mengenai
stimulus-stimulus yang akan dipilih. Jadi dengan demikian siswa/peserta didik akan
lebih terkosentrasi pada stimulus yang telah ditentukan. (2) Mengenali secara awal
stimulus dengan kode-kode tertentu. Dalam pengkodean ini akan terjadi proses
pengulangan dan menghubungkan dengan informasi lama yang sudah tertanam
dalam memori manusia.
Menanggapi penjelasan di atas Norman dan Bobrow, mengemukakan dua
tahapan dalam melaksanakan penelusuran, yaitu:
(a) Tahap pertama : menetapkan informasi yang diinginkan atau yang ingin
dimunculkan dari dalam ingatan (retrival).
(b) Tahap kedua : penelusuran yang sebenarnya yaitu dapat dikatakan hal
yang mencakup tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-informasi
yang terkait di dalamnya, sampai informai yang diinginkan didapatkan atau di
munculkan kembali.asumsi yang di pakai dalam hal ini adalah bahwa ingatan terdiri
dari struktur informasi yang terorganisasi dan dan proses penelusurannya bergerak
secara herarkis, dari informasi yang paling umum dan eksklusif ke informasi yang
umum dan rinci, sampai pada informasi yang ingin diinginkan atau di munculkan
kembali dapat didapatkan oleh individu

6
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas kami dapat menarik


beberapa kesimpulan antaranya:

1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang


individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi
yang diterima individu dari lingkungan.

2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric


Memori), Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan
Jangka Panjang (Long Term Memory)

3. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu; Perhatian
ke stimulus, Mengkode stimulus, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.

Anda mungkin juga menyukai