Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Teknik Pengendalian Penyakit Tanaman


Hortikultura secara Kultur Teknis

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
Achmad Roihan (G011181372)
Lutfiah Amanda Asri (G011181327)
Faranita (G011181050)
Sulfiana (G011181122)
Basmalah (G011181334)
Musdalifah RM (G011181048)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
DAFTAR ISI

Daftar Isi................................................................................................................... 1

Kata Pengantar ......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3


A. Latar belakang ............................................................................................. 3
B. Rumusan masalah.......................................................................................... 4
C. Tujuan.............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................5


A. Tanaman hortikultura......................................................................................5
B. Penyakit pada tanaman hortikultura................................................................6
C. Teknik pengendalian penyakit.......................................................................10

BAB III PENUTUP..................................................................................................13


A. Kesimpulan.....................................................................................................13
B. Saran...............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan berkah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Dalam membuat
makalah ini kami mendapatkan bantuan dari pihak yang telah menyumbangkan ilmu
dan gagasannya. Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari banyaknya
kekurangan yang kami miliki. Sebab pengetahuan yang masih awam dan terbatas.
Akhir kata kami mengharapkan pembaca untuk memberikan saran dan kritik
yang dapat membantu dalam memperbaiki makalah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca dan dapat dijadikan bahan rujukan dalam menyelesaikan tugas yang
berkaitan dengan materi yang akan dibahas dalam makalah ini.

Makassar, 18 Maret 2019

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian berkelanjutan merupakan pilihan yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan keamanan pangan dan mengatasi tantangan perubahan iklim salah satu di
antaranya ialah dengan menerapkan teknologi pengendalian hama terpadu (PHT).
Penerapan PHT mengalami perkembangan yang pesat, bahkan sampai pada
penerapannya sebagai teknologi terobosan untuk memecahkan berbagai
permasalahan penanganan OPT. Teknologi PHT yang diterapkan harus disesuaikan
dengan variabilitas iklim yang meningkat dan kejadian cuaca yang lebih ekstrim.
Istilah hortikultura telah lama dikenal, baik melalui surat kabar, televisi, maupun
media informasi lainnya. Di luar negeri istilah ini telah dikenal sejak abad 17, yang
berawal dari Italia dan Eropa Tengah. Tanaman hortikultura terpisah dari jenis
tanaman perkebunan, tanaman pangan, dan tanaman lainnya. Hal ini karena
hortikultura berfungsi dan bersifat lain. Sudah sejak awal Pelita IV, komoditas
hortikultura telah memperoleh perhatian dari pemerintah, seimbang dengan komoditas
tanaman pangan lainnya. Permintaan komoditas hortikultura cenderung meningkat.
Buah yang termasuk dalam komoditas eksotik, seperti jeruk, mangga, dan manggis
semakin banyak peminatnya di mancanegara. Demikian juga, aneka tanaman hias yang
bernilai ekonomi tinggi kian memperoleh perhatian. Namun, pengembangan
komoditas hortikultura tersebut hingga kini masih belum selancar yang diharapkan,
dan pada kenyataannya masih belum dapat mengimbangi pesatnya perkembangan di
dunia internasional.
Akhir-akhir ini perhatian terhadap pengembangan hortikultura menjadi lebih
serius untuk menunjang program pembangunan perekonomian negara, sebagai
konsekuensi dari adanya peningkatan pendapatan, pertambahan penduduk, dan
meningkatnya kesadaran gizi masyarakat. Permintaan akan buah-buahan, sayuran, dan
tanaman hias pun, mengalami peningkatan yang cukup pesat. Di pasar internasional
pun, permintaan komoditas hortikultura cenderung meningkat dan merupakan peluang
bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke luar negeri. Namun, ada beberapa

3
kendala yang dialami oleh petani hortikultura. Adanya serangan penyakit yang
menyebabkan kerugian besar dan kurang optimalnya hasil panen.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu mengetahui beberapa teknik yang di
gunakan dalam pengendalian penyakitpada tanaman hortikultura, agar produktivitas
dan kualitas tanaman dapat meningkat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu tanaman hortikultura?
2. Apa saja jenis penyakityang menyerang tanaman hortikultura?
3. Bagaimana teknik pengendalian penyakit pada tanaman hortikultura?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tanaman hortikultura
2. Mengetahui jenis penyakitpada tanaman hortikultura
3. Mengetahui teknik pengendalian penyakit pada tanaman hortikultura

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tanaman Holtikultura
Hortikultura berasal dari kata hortus: kebun danculture: budidaya, istilah ini
digunakan untuk menunjukkan sistem produksi yang melayani kebutuhan hidup sehari
- hari akan komoditas segar dari sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias. Jadi, yang
dimaksud hortikultura adalah budidaya tanaman di kebun atau di sekitar tempat tinggal
ataupun dilahan pekarangan. Artinya, semua tanaman baik yang berupa tanaman hias,
buah, dan sayuran yang ditanam di sekitar rumah atau lahan pekarangan dapat disebut
sebagai Hortikultura. Menurut Soemadi, hortikultura diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari pembudidayaan tanaman kebun. Sedang yang dimaksud dengan lahan
pekarangan adalah lahan yang berada di sekeliling rumah tinggal yang dihuni secara
permanen yang ditanami dengan beberapa jenis tanaman.
Menurut Departemen tanaman yang terdiri atas tanaman sayuran, tanaman buah-
buahan, dan tanaman obat merupakan kelompok komoditas pertanian yang
mempunyai arti dan kedudukan tersendiri dalam proses pembangunan pertanian
nasional. Hal ini disebabkan karena nilai ekonominya yang tinggi, sehingga sejumlah
harapan besar ditumpukan pada pengembangan komoditas tersebut khususnya untuk
meningkatkan gizi, kesejahteraan, pendapatan masyarakat termasuk petani dan devisa
negara. Fokus utama yang dipelajari dalam hortikultura adalah tentang teknik
produksi, distribusi, dan proses penanganan pasca panen. Pengertian hortikultura tidak
hanya terbatas pada budidaya di kebun, tetapi berkembang lebih luas lagi, yakni
mencakup juga budidaya di luar halaman rumah. Bahkan, banyak usahawan yang
menekuni bidang ini, dengan menggunakan area yang cukup luas baik secara
tradisional/modern. Apalagi pada saat krisis moneter banyak pebisnis yang beralih ke
dunia ini, dari yang semula bergerak di sektor perumahan, perbankan, maupun lainnya.

5
B. Penyakit Pada Tanaman Hortikultura
Penyakit yang menyerang tanaman hortikultura berasal dari beberapa patogen
yang berbeda-beda, diantara sebagai berikut:
1. Tanaman Cabai (Capsicum sp.)
Cabai merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyakdibudidayakan oleh
petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggidan memiliki beberapa
manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zatcapsaicin yang berfungsi dalam
mengendalikan penyakit kanker (Hendro, 1998).
 Penyakit Antraknosa pada Cabai
Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh Gloesporium
piperantum, penyakit antraknosa pada saat musim hujan ini berkembang dengan
sangat pesat bila kelembaban udara cukup tinggi yaitu bila lebih dari 80
rHdengan suhu 32⁰C biasanya gejala serangan penyakit antraknosa pada buah
ditandai buah busuk berwarna kuning-coklat seperti terkena sengatan matahari
diikuti oleh busuk basah yang terkadang ada jelaganya berwarna hitam.
Sedangkan pada biji dapat menimbulkan kegagalan berkecambah atau bila telah
menjadi kecambah dapat menimbulkan rebah kecambah. Pada tanaman dewasa
dapat menimbulkan mati pucuk, infeksi lanjut ke bagian lebih bawah yaitu daun
dan batang yang menimbulkan busuk kering warna cokelat kehitam-hitaman
(Rismunandar, 1990).
 Penyakit Bercak Daun Cabai
Salah satu penyakit penting yang menyerang tanaman cabai yaitu bercak
daun. Penyebab penyakit bercak daun adalah cendawan Cercospora capsici.
Gejala serangan penyakit ditandai dengan bercak-bercak bulat kecil kebasah-
basahan. Berikutnya bercak akan meluas dengan garis tengah + 0,5 cm. Di pusat
bercak nampak berwarna pucat sampai putih dengan tepinya berwarnalebih tua.
Serangan yang berat (parah) dapat menyebabkan daun menguningdan gugur,
ataupun langsung berguguran tanpa didahului menguningnya daun. Daur Hidup
Cercospora capsici terbawa biji dan mungkin bertahan padasisa-sisa tanaman
sakit selama satu musim. Penyakit dapat timbul dipersemaian, meskipun

6
cenderung lebih banyak pada tanaman tua. Penyakitdibantu oleh cuaca yang
panas dan lembab (Kardinan, 2002).
2. Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L. )
Tanaman kentang asalnya dari Amerika Selatan dan telah dibudidayakan oleh
penduduk di sana sejak ribuan tahun silam. Tanaman ini merupakan herba (tanaman
pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim yang sejuk. Didaerah tropis cocok
ditanam di dataran tinggi. Bunga sempurna dan tersusun majemuk. Ukuran cukup
besar, dengan diameter sekitar 3cm. Warnanya berkisar dari ungu hingga putih.
Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae yang memiliki
umbi batang yang dapat dimakan dan disebut "kentang" pula.Umbi kentang sekarang
telah menjadi salah satu makanan pokok penting diEropa walaupun pada awalnya
didatangkan dari Amerika Selatan (Rismundar,1990).
 Penyakit Busuk Umbi Kentang
Penyakit yang terdapat pada tanaman kentang yaitu salah satunya busukumbi
yang disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora. Gejalanya daun
akanmenguning dan mnggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman yang
beradadalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan
menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian dilakukan dengan
pergiliran penggunaan bibit yang baik dan pencegahannya dengan menggunakan
Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.
3. Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
Tomat adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asliAmerika
Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan
siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomatmerupakan
keluarga dekat dari kentang.Tomat kemungkinan berasal dari daratan tinggi
pantai barat AmerikaSelatan. Setelah Spanyol menguasai Amerika Selatan,
mereka menyebarkantanaman tomat ke koloni-koloni mereka di Karibia.
Spanyol juga kemudianmembawa tomat ke Filipina, yang menjadi titik awal
penyebaran ke daerahlainnya di seluruh benua Asia. Spanyol juga membawa

7
tomat ke Eropa.Tanaman ini tumbuh dengan mudah di wilayah beriklim
Mediterania (Smith,1994).
 Penyakit Antraknosa pada Tomat
Salah satu penyakit yang menyeraang tanaman tomat yaitu antraknosa tomat
yang disebabkan oleh Colletotrichum sp. Pada buah bercak yang berwarna hijau
kelabu kebasah-basahan meluas menjadi bercak yang bentuk dan besarnya tidak
tertentu. Pada buah hijau bercak berwarna coklat tua, agak keras dan berkerut.
Bercak mempunyai batas yang cukup tegas, dan batas ini tetap berwarna hijau
pada waktu bagian buah yang tidak sakit matang ke warna yang biasa.
(Rismunandar. 1990).
4. Tanaman Pisang (Musa paradisiaca sp.)
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan diAsia
Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke
Afrika(Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut
dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang (Kardinan,2002).
 Penyakit Hawar Daun Pisang
Salah satu penyakit yang menyerang tanaman pisang yaitu hawar daunpisang
yang disebabkan oleh Xanthomonas c pv musae Gejala yang tampakpada Dalam
pertanian, hawar adalah salah satu dari gejala serangan suatupatogen tumbuhan.
Serangan hawar ditandai dengan perubahan penampilan tumbuhan secara cepat,
diawali dengan layu pada sebagian besar jaringan (terutama daun), kemudian
diikuti klorosis yang cepat (hanya beberapa hari),menjadi coklat, lalu kematian
jaringan di bagian permukaan. Gejala awal dapatberupa suatu lesi/bercak
melingkar di daun yang semakin lama semakinmembesar. Hawar kebanyakan
menyerang daun atau bunga (sehingga sering disebutsebagai hawar daun) dan
menyebabkan kerugian besar karena penyakit inimenyerang mendadak dan
menyerang areal yang luas (Stover. 1993).
 Penyakit Bercak Daun Cercospora pada Pisang
Salah satu penyakit yang menyerang tanaman pisang yaitu bercak
dauncercospora yang disebabkan oleh Cercospora musae. Gejala pertama

8
tampak jelas pada daun ke-3 dan ke-4 dari pucuk sebagai bintik-bintik
memanjang,berwarna kuning pucat dengan ukuran panjang 1-2 mm atau lebih,
arahnyasejajar dengan tulang daun. Sebagian dari bintik-bintik tersebut
berkembangmenjadi bercak berwarna coklat tua sampai hitam, jorong atau bulat
panjang,yang panjangnya 1 cm atau lebih, lebarnya kurang dari sepertiga
panjangnya.Pada daun yang lebih tua pusat bercaknya mengering, berwarna
kelabu mudah dengan tepinya berwarna coklat tua dan dikelilingi oleh halo
berwarna kuning cerah. Pengendalian dengan tidak mengusahakan pisang secara
komersial dilahan miskin. Kesuburan tanah harus dipertahankan dengan
pemupukan yang tepat. Untuk mengurangi sumber infeksi daun-daun mati di
sekeliling pohon dipotong. Jika dirasa perlu tanaman dapat disemprot dengan
mankozeb (Dithane M-45) atau propineb (Antracol) (Sayuti, 2006)

9
C. Teknik Pengendalian Penyakit
1. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan serangan hama dan penyakit serta kesehatan tanaman. Pengolahan
tanah merupakan bagian dari persiapan lahan yang menentukan kesehatan
pertumbuhan tanaman dan kerentanan tanaman terhadap agen perusak biotik dan
abiotik. Strover (1993), menyatakan bahwa pengolahan tanah dengan membajak dapat
mendukung penyebaran Heterobasidi on annosum Armillaria ostoyae (Fr.) Bref. dan
(Romagnesi) Henrik pada pohon hutan. Namun penyiapan lahan dapat juga berfungsi
mencegah, menekan dan mengendalikan berkembangnya serangan hama dan penyakit.
Pengolahan tanah dapat menghambat pertumbuhan populasi hama atau dapat
membunuh langsung hama yang hidup dalam tanah atau mencegah hama dalam tanah
yang dapat mengganggu tanaman dan dapat mengurangi keberadaaan hama dan sisa-
sisa tanaman yang dapat menjadi pengganggu (Sayuti. 2006).

2. Pemupukan
Pemupukan susulan yang diberikan pertama kali adalah pada fase pertumbuhan
alias vegetatif. Sebelumnya perlu anda pahami terlebih dahulu bahwasanya pada fase
pertumbuahan awal ini sistem imun tanaman belum terbentuk sempurna. Selain itu
kadar fitohormon tanaman seperti auksin masihlah sangat tinggi sehingga laju
pertumbuahnnya akan sangat pesat. Pada fase awal ini sebenarnya unsur yang paling
dibutuhkan tanaman adalah Nitrogen.
Akan tetapi anda harus ingat bahwa sistem imun tanaman yang masih lemah
membuatnya rentan terhadap serangan penyakit, padahal Nitrogen ini selain
menyuburkan tanaman juga akan menyuburkan jamur serta bakteri patogen (jahat).
Oleh karena itu kita harus memberikan asupan unsur hara yang seimbang dansesuai
porsi. Jadi gunakanlah pupuk NPK sperti Phonska atau Mutiara setelah 1 minggu
tanam. Anda juga bisa mencampur antara ZA + SP-36 + KCL dengan perbandingan 1
: 1 : 1 (sama). Dosis yang dipakai adalah melarutkan 1 gelas (300cc) butiran
NPK/campuran dengan 25-30L air. Kocorkan pada tanaman sebanyak 50 cc per

10
tanaman. Interval pemberiannya adalah 7-10 hari sekali dan sebaiknya dilakuakn
setelah pengairan.
3. Rotasi Tanam
Rotasi tanaman atau pergiliran tanaman adalah penanaman dua jenis atau lebih
secara bergiliran pada lahan penanaman yang sama dalam periode waktu tertentu. Jenis
pola tanam ini memiliki banyak manfaat. Pada beberapa sistem budidaya tanaman
organik, rotasi tanaman sangat direkomendasikan.
Beberapa manfaat rotasi tanaman adalah mampu mengurangi intensitas serangan
hama atau penyakit, meningkatkan kesuburan tanah, serta mampu membentuk
ekosistem mikro yang stabil. Disamping itu, pada beberapa jenis komoditas terutama
jenis sayuran mampu memenuhi permintaan pasar yang diinginkan.
Contoh sederhana dari rotasi dua jenis tanaman yang dapat diterapkan adalah
dengan membudidayakan leguminosa sebagai sumber pupuk nitrogen sebelum
penanaman jagung. Hal ini dikarenakan tanaman kacang-kacangan atau leguminose
akarnya mempunyai bintil-bintil berisi bakteri yang mampu menambat nitrogen udara,
sehingga nitrogen tanah yang telah diserap tanaman dapat diganti.
Contoh lainnya yaitu dengan membudidayakan umbi-umbian sebelum penanaman
jagung. Dengan cara tersebut sirkulasi kehidupan organisme tanah dapat berjalan
dengan sangat baik dan tanah akan menjadi semakin subur dari tahun ke tahun. Lebih
dari itu hama dan penyakit juga akan berkurang.
4. Penggunaan benih bermutu

Penggunaan benih bermutu akan memberi banyak keuntungan bagi petani


diantaranya akan mengurangi resiko kegagalan budidaya karena benih bermutu akan
mampu tumbuh baik pada kondisi lahan yang kurang menguntungkan, bebas dari
serangan hama penyakit sehingga dengan demikian hasil panen dapat sesuai dengan
harapan (Qamara dan Setiawan, 1995). Sedangkan menurut Hill (1979) dalam
Kartasapoetra (1992), bahwa pemakaian benih berkualitas tinggi dapat memberi hasil
yang diharapkan, yang menyangkut peningkatan kualitas dan kuantitas produksinya.
Mutu benih adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh benih, yang menunjukkan

11
kemampuan untuk memenuhi standar yang ditentukan. Mutu benih adalah sejumlah atribut
dan kerakter benih yang ditunjukkan secara indifidual atau kelompok. Kualitas atau mutu
benih dapat dibagi atas 4 bagian besar, yaitu: 1. Mutu Fisik 2. Mutu Fisiologis 3. Mutu Genetik
4. Mutu Pathologis

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tanaman hortikultura
rentan terkena serangan penyakit. Penyakit yang menyerang setiap tanaman di
sebabkan oleh patogen yang berupa bakteri, virus dan cendawan. Sehingga dibutuhkan
penanganan yang yang tepat untuk mencegah dan mengatasinya. Baik itu pada media
tumbuh, maupun nutrisi tanaman.
B. Saran
Sebaiknya dalam penanganan penyakit tanaman, para petani mengenali terlebih
dahulu penyebab penyakitnya dan melakukan pemelharaan yang tepat pada tanaman
agar terhindar dari patogen yang dapat mengganggu tanaman, dan dapat menurunkan
hasil produktifitaas tanaman.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hendro. 1998. Teknik Memanen Buah Pisang Agar Berkualitas Baik. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Kardinan. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rismunandar. 1990. Membudidayakan Tanaman Buah-buahan. Bandung: CV. Sinar


Baru.

Sayuti. 2006. Geografi Budaya dalam Wilayah Pembangunan daerah Sumatra Barat.
Sumatra Barat: Departemen Kebudayaan Daerah.

Smith, A. F. (1994). The Tomato in America University of Illinois Press.

Stover, R.H & N.W. Simmonads. 1993.Banana Tropical Agriculture Series


New York: Longman Scientific ang Technical.

14
Pertanyaan :
1. Jelaskan yang dimaksud mutu fisiologi, mutu pathogen, mutu genetik?
(Nadia Salsabila)
2. Bagaimana penggunaan bibit unggul untuk lahan atau tanaha yang tidak
memadai?
(Nur Hakiki)
3. Bagaimana teknik pemupukan pada tanaman hortikultura dan perkebunan ?
(Nur Hasanah)

15

Anda mungkin juga menyukai