OLEH
Nama : Achmad Roihan
Nim : G011181372
Kelas : Kesuburan Tanah dan Pemupukan G
Kelompok : 14
Asisten : 1. Natasya Aprilianti Sitorus
2. Muh. Aras
Netral
4. pH Hijau Muda
(pH 6-7)
Tabel 3. Hasil Pengujian Tanah Kering
No. Unsur Hara Status Hara/pH Warna Foto
Agak Masam
3. pH Kuning
(pH 5-6)
4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa
kandungan unsur hara dalam tanah sangat berpengaruh terhadap keseburan tanah.
Kandungan unsur hara pada setiap tanah berbeda-beda, sehingga perlu diketahui
kandungan unsur hara pada setiap jenis tanaman. Pengujian yang tepat untuk
mengetahui kandungan unsur hara pada tanah yaitu dengan melakukan pengujian
Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Jamil
(2014) menyatakan bahwa, penetapan kebutuhan pupuk P dan K dapat diperoleh
berdasarkan hasil uji Perangkat Uji Tanah Sawah yang hasilnya berupa
rekomendasi pupuk P dan K yang dapat dicocokkan pada skala warna dan dibaca
pada tabel rekomendasi.
Pada pengujian kandungan hara Nitrogen, diperoleh hasil bahwa kandungan
nitrogen pada tanah sawah tergolong rendah. Pada pengujian dengan
menggunakan kertas bagan warna tanah, menunjukkan warna kuning kehijauan
yang menunjukkan N (Nitrogen) rendah. Kekurangan N pada tanah dapat
menyebabkan pertumbuhan tanaman akan terganggu. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Masruroh (2017) yang menyatakan bahwa, Nitrogen merupakan unsur
hara makro yang dibutuhkan tanaman yang berfungsi sebagai peningkatan
pertumbuhan tanaman dan juga unsur pembentuk protein.
Pada pengujian kandungan hara Phospor (P), diperoleh hasil bahwa
kandungan unsur hara P pada jenis tanah sawah yang digunakan tergolong tinggi
dan pada jenis tanah kering tergolong sedang. Pada pengujian, menunjukkan
warna biru muda dan biru tua dengan saran pemupukan masing-masing 50 kg SP-
36/ha dan 100 kg/ha SP-36. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Indra (2014)
yang menyatakan bahwa, pupuk SP-36 merupakan salah satu jenis pupuk
anorganik yang diberikan pada tanah sehingga dapat memenuhi unsur hara fosfor
pada tanah sehingga kebutuhan hara tanah terpenuhi.
Pada pengujian kandungan hara Kalium, diperoleh hasil bahwa kandungan
unsur hara K pada jenis tanah sawah dan kering yang digunakan tergolong rendah.
Pada pengujian, menunjukkan warna orange dengan saran pemupukan KCl 100
kg/ha dan KCl + jerami 50 kg/ha. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hamdani
(2015) yang menyatakan bahwa, penambahan jerami dan bahan organik lain dapat
memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah yang secara tidak langsung dapat
meningkatkan dan mengefisienkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman.
Pada pengujian pH tanah, menunjukkan bahwa pada tanah sawah bersifat
netral dengan kisaran pH (6-7) sedangkan pada tanah kering bersifat masam
dengan kisaran pH (5-6). Jenis tanah masam ini sangat memerlukan kapur untuk
mengembalikan kualitas tanah sehinggah baik bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini
sesuai dengan pendapat Nazir (2017) menyatakan bahwa, pada tanah yang
memiliki derajat keasaman <7 maka akan meracuni tanaman karena tanah tidak
dapat menyerap unsur hara dengan baik meskipun kandungan unsur hara banyak.
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum di atas, maka dapat disimpulkan bahwa melalui
metode uji perangkat uji tanah sawah (PUTS) unsur hara nitrogen (N) rendah,
phosphor (P) tinggi dan kalium (K) rendah serta memiliki pH yang netral dengan
kisaran pH (6-7). Sedangkan melalui metode uji perangkat uji tanah kering
(PUTK) diperoleh hasil unsur hara yang terdapat phosphor (P) sedang, kalium (K)
rendah dan memiliki pH agak masam dengan kisaran pH (5-6).
Saran
Sebaiknya mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum dengan serius dan
sesuai dengan petunjuk praktikum yang ada, agar tujuan dan keberhasilan
kegiatan praktikum dapat tercapai. Untuk asisten, sebaiknya saat praktikum lebih
diawasi dan dibimbing sehingga praktikan dapat lebih mudah memahami.
DAFTAR PUSTAKA
Masruroh, I. 2017. Pengaruh Pupuk Urea Terhadap Hasil Tanaman Jagung Yang
Ditumpangsarikan Dengan Kacang Tanah. Jurnal Agrotek Tropika. Vol
5(1): 1-7.
Mulyani, A. 2014. Percepatan Pengembangan Pertanian Lahan Kering Iklim
Kering Di Nusa Tenggara. Jurnal Sumberdaya Lahan. Bogor: Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Nazir, M. 2017. Pemetaan Kemasaman Tanah dan Analisis Kebutuhan Kapur di
Kecamatan Keumala Kabupaten Pidie. Jurnal Ilmiah Pertanian. Vol 2(1):
21-31
Putri, A. 2019. Pengaruh Pupuk dan Varietas Terhadap Pertumbuhan, Produksi
dan Mutu Benih Kedelai. Skripsi. Fakultas Pertanian: Universitas
Lampung.
Rahmi, O. 2015. Pengelolaan Lahan Basah Terpadu di Desa Mulia Sari
Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin. Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia. Vol 20(3): 201-207.
Rengganis, H. 2017. Potensi dan Upaya Pemanfaatan Air Tanah Untuk Irigasi
Lahan Kering di Nusa Tenggara. Jurnal Sumberdaya Air. Bandung: Pusat
Litbang Sumberdaya Air.
Suwahyono, U. 2011. Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Organik Secara
Efektif dan Selektif. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wati, R. 2016. Potensi Lahan Basah Untuk Pengembangan Padi Sawah
Berdasarkan Zona Agroekologi di Kabupaten Serang Banten. Jurnal
Pertanian. Vol 1(1): 1-10
LAMPIRAN