TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Ekstraksi
Ektrasi adalah jenis pemisahan satu atau beberapan bahan dari suatu padatan
atau cairan. Proses ekstrasi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut
kemudian terjadi kontak antar bahan dan pelarut sehingga pada bidang antar muka
bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan masaa dengan cara difusi
(Sudjadadi.1988). Faktor- faktor yang mempengaruhi ekstraksi anatar lain yaitu
ukuran bahan baku, pemilihan pelarut, waktu proses ekatrasi suhu ektrasi. Ukuran
bahan baku yang kecil baku yang kecil akan menghasilkam hasil yang rendah.
Pemilihan pelarut akan mempengaruhi suhu ekstraksi dan waktu proses ekstraksi. Jika
suhu tinggi, maka akan menghasilkan sisa pelarut yang tinggi pula (Anam.2010:74).
B. Tujuan Ekstraksi
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat ke dalam
pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian
berdifusi masuk kedalam pelarut (Ansel,Howard. 2008).
C. Jenis - Jenis Ekstraksi
Menurut Estien Yazid (2005), berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, suatu
ekstraksi dibedakan menjadi ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair (Yazid. 2005).
1. Ekstraksi padat-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang
berbentuk padatan. Ekstraksi jenis ini banyak dilakukan di dalam usaha
mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung di dalam bahan alam seperti
steroid, hormon, antibiotika dan lipida pada biji-bijian.
2. Ekstraksi cair-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang
berbentuk cair. Ekstraksi cair-cair sering juga disebut ekstraksi pelarut banyak
dilakukan untuk memisahkan zat seperti iod atau logam-logam tertentu dalam
larutan air.
D. Pengertian Ekstraksi Cair-Cair
Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan zat cair yang terlarut dalam cairan
dengan cara mengontakkannya dengan zat cair lain yang dapat melarutkan zat terlarut.
Teknik ekstraksi cair-cair terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
1. Kontak antara pelarut dengan fase cair yang mengandung komponen yang akan
diambil (solute), kemudian solute akan berpindah dari fase umpan (diluen) ke
fase pelarut.
2. Pemisahan dua fase yang tidak saling melarutkan, yaitu fase yang banyak
mengandung pelarut disebut fase ekstrak dan fase yang banyak mengandung
umpan disebut fase rafinat
Pemisahan solven sangat penting, solven yang digunakan dalam ekstraksi cair-cair
harus memiliki sifat antara lain :
Solut mempunyai kelarutan yang besar dlam solven, tetapi solven sedikit
atau tidak melarutkan dileun.
Tidak mudah menguap saat ekstraksi.
Mudah dipisahkan dari solut, sehingga dapat digunakan kembali.
E. Prinsip Ekstraksi Cair-Cair
Prinsip kerja ekstraksi cair-cair adalah pemisahan senyawa yang mempunyai
perbedaan kelarutan pada 2 pelarut yang berbeda. Dakam hal ini ekstraksi cair-cair
digunakan untuk memisahkan satu atau lebih senyawa menggunakan dua pelarut yang
tidak saling bercampur, dimana senyawa akan terdistribusi di antara dua fase sesuai
dengan derajat kelarutannya yang kemudian masing-masing jenuh dan terjadi
pemisahan (Kumala. 2001). Prinsip distribusi ini didasarkan pada distribusi zat
terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua zat pelarut yang tidak saling
bercampur. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda
dalam kedua fase terlarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan prepratif,
pemurnian, pemisahan serta analisis pada semua kerja (Kumala.2001).
F. Sistem Ekstraksi Cair-Cair
Berdasarkan sifat diluen dan solven, sistem ekstraksi dibagi menjadi 2 sistem:
1. Immiscible extraction, solven dan diluen tidak saling larut.
2. Partially miscible, solven sedikit larut dalam diluen dan sebaliknya. Meskipun
demikian, campuran ini heterogen. Jika dipisahkan akan terdapat fase diluen dan
fase solven.
Suatu unit ekstraksi, selalu diikuti unit pemungutan solven agar dapat digunakan
kembali (solvent recovery unit), seperti pada gambar dibawah ini:
Untuk mencapai proses ekstraksi cair-cair yang baik, pelarut yang digunakan harus
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Kemampuan tinggi melarutkan komponen zat terlarut didalam campuran
2. Kemampuan tinggi untuk diambil kembali.
3. Perbedaan berat jenis antara ekstrak dan rafinat lebih besar
4. Pelarut dan larutan yang akan diekstraksi harus tidak mudah campur.
5. Tiak mudah bereaksi dengan zat yang akan diekstraksi.
6. Tidak merusak alat secara korosi.
7. Tidak mudah terbakar, tidak beracun, dan harganya relatif murah.
= xi . γi . fi 0.................................... (4)
Dimana xi adalah fraksi mol komponen i, γi adalah koefisien aktifitas komponen
i, dan fi0 adalah fugasitas komponen i murni pada tempertaur dan tekanan sistem
Dari persamaan (3) dan (4), kriteria kesetimbangan cair-cair dapat dinyatakan
sebagai (Prausnitz, 1959):