Menek Kelih atau (munggah deha; raja sewala) adalah upacara yang
dilaksanakan pada anak remaja saat anak menginjak dewasa yang bertujuan
untuk memohon kehadapan Hyang Semara Ratih agar diberikan jalan yang
baik dan tidak menyesatkan bagi si anak sebagaimana disebutkan upacara ini
sebagai upacara menek deha (Rajaswala / Raja Sewala) dalam kutipan
artikel scribd.com, upacara ini dilaksanakan dengan sarana dan
pelaksanaanya sebagai berikut :
pada wanita atau anak putri mulai ditandai dengan datang bulan
(menstruasi) pertama,
Sebagai bagian dari upacara manusa yadnya, sehingga upacara menek kelih
ini disebutkan bagi orang tua wajib melaksanakan upacara meningkat dewasa
(munggah deha) ini pada anak - anaknya yang dilaksanakan di rumah
dipimpin oleh seorang sulinggih Pandita / Pinandita atau yang tertua di dalam
lingkungan keluarga dengan cara,
Upacara Menek Kelih atau raja sewala ini dalam lontar agastya parwa
disebutkan upacara ini sarat akan nilai - nilai pendidikan yaitu wejangan -
wejangan si orang tua kepada si anak untuk memiliki masa depan yang lebih
baik dan yadnya (persembahan yang tulus iklas) ini dapat membuat peluang
bagi keluarganya untuk masuk sorga yaitu alam swah loka.
1. Banten pabyakala.
2. Banten prayascita.
3. Banten dapetan.
· Untuk Pria :
2. Banten padedarian.
Prosepsi upacara Menek Kelih, putra putri mereka di upacarai terlebih dahulu
dengan mabyalaka dan maprayascita, setelah itu dilanjutkan dengan natab
sesayut tabuh rah bagi putri dan sesayut ngraja singa untuk yang putra.
Demikianlah upacara Menek Kelih ini dilakukankan. Selain itu disetiap daerah
di Bali memiliki tatanan cara upacara yang berbeda, ini semua disesuaikan
dengan tingkat sosial masing masing yang akan mengadakan upacara.
Tetandingan Banten Sesayut Ngeraja Singha (Raja Singa), keanggen ring rikala
otonan menek kelih sang lanang (remaja laki yang baru menginjak dewasa),
medasar antuk aled sesayut, medaging
tulung urip 9,
penyeneng alit,
pras alit,
sampyan Nagasari,
canang pahyasan.