Anda di halaman 1dari 22

2.

Masalah makanan
LO 5.2
MASALAH KESEHATAN AGROINDUSTRI 3. Masalah limbah dan sampah
4. Masalah vektor penyakit
Definisi
Lapangan kesehatan yang meliputi masalah-masalah kesehatan agroindustri
secara menyeluruh. Jadi maksudnya kesehatan agroindustri itu adalah masalah-masalah yang Faktor Penyebab Masalah Kesehatan Agroindustri
berhubungan dengan pekerja yang ber agroindustri ( bertani, berkebun, melaut, dll ).  Peralatan yang tidak ergonomis

Ada peralatan yang tidak sesuai dengan kerja alamiah tubuh. misalnya mesin traktor yang getarannya
Tujuan
melebihi ambang batas yang dapat diterima tubuh.
2.2.1 Secara umum
 Menjelaskan perilaku sakit pelaku agroindustri. Maksudnya adalah memberikan  Kurangnya pendidikan mengenai pentingnya pemakaian APD

edukasi pada masyarakat pekerja agroindustri dari segi fisik social dan biologis yang
Masih banyak para pekerja yang saat bekerja tidak menggunakan Apd disebabkan kurangnya
dapat menyebabkan sakit.
pengetahuan mereka aka pentingnya APD. Contohnya banyak petani yang tidak melindungi diri
 Menentukan faktor yang bertanggung jawab terhadap variasi penerimaan gejala
mereka saat penyemprotan pestisida. Padahal hal ini dapat menyebabkan kulit mereka iritasi karena
penyakit yang mengikuti gejala-gejala ini dengan sakitnya dan reaksi terhadap penyakit
terkena senyawa pestisida tersebut.
para pelaku agroindustri.
 Sosial budaya & perilaku yang sulit diubah
2.2.2 Secara khusus
 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bekerja di bidang agroindustri. Masyarakat agroindustri biasanya masih sangat sederhana dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
 Melindungi masyarakat sekitar agar terlindung dari pencemaran perusahaan Misalnya masih ada masyarakat yang mandi, BAB, BAK, mencuci di sungai yang sama. Kemudian
agroindustri. masih banyak juga rumah-rumah warga yang menjadi satu dengan kandang ternaknya.
 Pekerja usia dini
Masalah lingkungan hidup yang berkaitan dengan agroindustri:
 Terjadi peningkatan produksi limbah Para tamatan SMP yang seharusnya melanjutkan ke jenjang SMA banyak yang langsung bekerja
 Limbah yang dihasilkan semakin beragam dan kompleks sehingga sulit diolah padahal kesiapan mental dan fisik mereka masih kurang.
 Biaya pengolahan mahal  Pendidikan yang kurang
 Pengolahan limbah seringkali tdk menyelesaikan masalah
 Pengolhan limbah butuh biaya yang besar Para petani biasanya menyimpan peralatan bertani miliknya di sembarang tempat. Padahal itu sangat

 Peraturan yang ada masih terfokus pada pengolahan dan pembuangan, belum mencakup berbahaya, apalagi bila dijangkau anak-anak. Bisa jadi peralatan tersebut terminum atau dijadikan

pencegahan mainan yang bisa menyebabkan luka bahkan kematian. Maka dari itu pendidikan mengenai hal ini

Masalah-masalah di lingkungan agroindustri sangat penting.

Pada umumnya masalah-masalah di lingkungan agroindustri antara lain MASALAH LIMBAH

1. Masalah pestisida Definisi


Limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan  Efek kronis : karsinogenik / pendorong terjadinya kanker, mutasi sel tubuh,
beracun yang karena sifat dan atau konsentrasi serta jumlahnya, baik secara langsung kerusakan sistem reproduksi, dll.
amaupun tidak langsung dapat mencemarkan lingkungan hidup dan dapat membahayakan Penyakit yang ditimbulkan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk lain.  Insect bone disease ( penyakit akibat serangga ) ; lalat = diare, kolera, ; nyamuk =
1. Macam – macamlimbah DBD
 Limbah cair  Roden bone disease ( disebabkan oleh rodentia) ; penyakit pess
 Limbah padat  Vector jamur ; penyakit kulit
 Limbah gas dan partikel  Vector cacing ; dll.
Diantara ketiga macam limbah tersebut ada yang bersifat beracun atau berbahaya yang
dikenal sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). 2. Pengelolaan limbah
Limbah B3 adalah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang 2.1 Teknik pengolahan
mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena bersifat (toxicity,  Pengolahan secara fisika
flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik Adalah pengolahan lanjutan terhadap air buangan agar bahan-bahan
secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan
atau membahayakan kesehatan manusia (BAPEDAL, 1995). yang terapung disisihkan terlebih dahulu.

Sifat limbah Pemisahan:


 Berukuran mikro - Penapisan
 Dinamis - Presipitasi : peristiwa jatuhnya cairan
 Berdampak luas ( penyebarannya ) - Flotasi : pengapungan
 Berdampak jangka panjang ( antar generasi ) - Filtrasi : penyaringan
Jenis Limbah - Teknik membrane (reverse osmosis) untuk unit-unit pengolahan kecil
- Sumber spesifik yang bertujuan untuk menggunakan kembali air yang diolah. Teknik
Limbah yang berasal dari sisa suau kegiatan industri atau kegiatan manusia ini memerlukan biaya yang besar.
- Sumber non spesifik  Pengolahan secara kimia
Sumber yang berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, inhibitor korosi, Pengolahan limbah yang menerapkan prinsip koloid untuk menghilangkan
pelarutan kerak partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid) logam-logam berat,
senyawa fosfor dan zat organic dengan menambahkan bahan kimia.
Dampak Pemisahan:
Dampak yang ditimbulkan - Membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan
 Efek akut : kerusakan system saluran pernapasan, saluran pencernaan, system dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi sehingga dapat
kardiovaskuler, dll.
diendapkan. Misalnya untuk mengandapkan logam berat atau senyawa  Nyamuk
fosfor dilakukan dengan menambahkan alkali (air kapur).  Lalat
- Menggunakan sifat koloid dengan elektroforesis (Freedrick Cottrell).  Tikus & mencit
Cerobong asap pabrik bagian dalam dilengkapi dengan pengendap  Serangga terbang
elektrostatika berupa lempengan logam yang diberi muatan listrik yang  Medium perantara nya --- bisa air
akan menarik dan menggumpalkan debu halus dalam asap buangan.
 Pengolahan secara biologi 7.4 Pemberantasan
Menggunakan peranan mikroorganisme, seperti bakteri, protozoa, algae,  Dengan bioremediasi ; digunakan untuk meningkatkan kualitas air dengan mengubah
dll. kualitas sehingga daur nyamuk dapat keluar dari ekosistem. Bioremediasi : pemulihan
Secara: secara biologis.
- Aerob : mutlak perlu oksigen Control kimia ; melalui aplikasi insektisida dan obat-obatan, manajemen sampah,
- Anaerob : tidak memerlukan oksigen pembersihan dan desinfektan kandang, ventilasi
 Penempatan perangkap, pemberantasan secara kimiawi dengan umpan beracun.
1.1 Tujuanpengolahan
Untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa A. Tata Cara
organic, padatan tersuspensi, mikroba pathogen, dan senyawa organic yang 1. Pengertian
tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Vektor penyakit adalah binatang yang dapat menjadi perantara penular penyakit tertentu
(misalnya serangga).
iv. Vektor Penyakit  Reservoar (penjamu) penyakit adalah binatang yang didalam tubuhnya terdapat
7.1 Pengertian Vektor Penyakit kuman penyakit yang dapat ditularkan kepada manusia (misalnya tikus).
: Organisme(hewan biasanya serangga) yang berperan dalam penyebaran organisme  Pengendalian vektor penyakit adalah segala upaya untuk mencegah dan
pathogen dengan manusia. memberantas vektor.
: ada unit yang mengendalikan vektor. Namanya Unit Pengendali Vektor. 2. Tata cara pelaksanaan
: tugasnya adalah mengenali, mengevaluasi, dan mengendalikan vektor. a. Pengendalian secara fisika
: ilmu yang mempelajari hubungan antara vektor dengan sejenisnya, makhluk lain yang  Konstruksi bangunan tidak memungkinkan masuk dan berkembang biaknya
tidak sejenis, dan dengan alam lingkungannya yang non biologis disebut Ekologi Vektor. vektor dan reservoar penyakit kedalam ruang kerja dengan memasang alat
yang dapat mencegah masuknya serangga dan tikus.
7.2 Tujuan pengendalian vektor  Menjaga kebersihan lingkungan, sehingga tidak terjadi penumpukan sampah
Menurunkan kepadatan populasi vector pada tingkat yang tidak membahayakan bagi dan sisa makanan.
kesehatan masyarakat.  Pengaturan peralatan dan arsip secara teratur.
 Meniadakan tempat perindukan serangga dan tikus.
7.3 Hewan pembawa
b. Pengendalian dengan bahan kimia yaitu dengan melakukan penyemprotan, d. Cara mekanik dengan memasang perangkap.
pengasapan, memasang umpan, membubuhkan abate pada tempat penampungan air 7.4.2 Pengendalian lalat
bersih.  Manajemen kebersihan ; pembersihan dan desinfektan kandang, terutama
 Pengendalian cara kimia setelah panen,
Menggunakan insektisida. Syarat insektisida yang baik :  Manajemen sampah pembuangan ; kotoran dan bangkai ayam,
1. sangat toksik terhadap vektor sasaran  Manajemen kandang ; ventilasi, pengendalian kelembapan dan kebocoran
2. kurang bahaya untuk manusia, binatang dan tanaman yang berguna air
3. menarik bagi vektor  Kontrol kimia melalui insektisida dan obat-obatan.
4. tidak mahal, mudah diproduksi, mudah disediakan
5. secara kimia stabil residu 7.4.3 Pemberantasan tikus & mencit
6. tidak stabil pada aplikasi udara = agar tidak mencemari lingkungan  Penempatan perangkap
7. tidak mudah terbakar  Secara kimiawi dengan umpan beracun.
8. tidak korosif
9. tidak meninggalkan warna 7.5 Pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor
10. mudah disiapkan menjadi formulasi yang diinginkan  Usaha perencanaan = identifikasi masalah, studi kelayakan, percobaan lapangan,
analisa dampak lingkungan, usulan program
 Pengendalian cara biologi  Organisasi
- Menggunakan ikan pemakan larva  Pelaksanaan = modifikasi dan manipulasi
: menggunakan ikan guppi (paecilia reticulate) dan ikan kepala timah.  Monitoring
2
: dosis yang disarankan oleh WHO, adalah 3-7 ekor / m .
- Menggunakan bakteri bacillus thuringiensis  Modifikasi lingkungan : transformasi fisik yang permanen atau berjangka panjang
: dapat mematikan larva terhadap tanah, air, dan tumbuh-tmbuhan. Tujuannya ; mencegah, menghilangkan,
: aman terhadap vertebrata, flora & fauna bukan sasaran atau menurunkn habitat larva tanpa menyebabkan pengaruh yang merugikan manusia.
- Menggunakan IGR (insect growth regulator) sintetik Contoh : drainage perpipaan = untuk mengurangi stadium air dari perkembangan
: IGR adalah hormone yang dapat mematikan larva. vektor, pengisian rawa dengan bahan buangan padat, pengaturan kemiringan tanah, dll.
: aman digunakan di sekitar manusia.
: berbagai penelitian mengatakan bahwa IGR efektif terhadap larva aedes  Manipulasi : kegiatan berulang yang terencana yang bertujuan untuk menghasilkan
aegepty. kondisi sementara yang tidak cocok untuk perkembangbiakan vektor pada habitatnya.
Contoh : perubahan kadar garam dalam air, dll.

7.4.1 Pengendalian lalat . Peranan Vektor Penyakit


c. Pengendalian penjamu dengan listrik frekwensi tinggi. Secara umum, vektor mempunyai peranan yaitu sebagai pengganggu dan penular penyakit. Vektor yang
berperan sebagai pengganggu yaitu nyamuk, kecoa/lipas, lalat, semut, lipan, kumbang, kutu kepala, kutu
busuk, pinjal, dll. Penularan penyakit pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga dikenal keterbatasan sumberdaya baik tenaga, logistik maupun biaya operasional dan kurangnya keterpaduan
sebagai arthropod - borne diseasesatau sering juga disebut sebagai vector – borne diseases. dalam pengendalian vektor.
Agen penyebab penyakit infeksi yang ditularkan pada manusia yang rentan dapat melalui beberapa cara Dalarn pengendalian vektor tidaklah mungkin dapat dilakukan pembasmian sampai tuntas, yang
yaitu :
mungkin dan dapat dilakukan adalah usaha mengurangi dan menurunkan populasi kesatu tingkat yang
a. Dari orang ke orang
b. Melalui udara tidak membahayakan kehidupan manusia. Namun hendaknya dapat diusahakan agar segala kegiatan
c. Melalui makanan dan air
dalam rangka menurunkan populasi vektor dapat mencapai hasil yang baik. Untuk itu perlu diterapkan
d. Melalui hewan
e. Melalui vektor arthropoda (Chandra,2003). teknologi yang sesuai, bahkan teknologi sederhana pun yang penting di dasarkan prinsip dan konsep
Vektor penyakit dari arthropoda yang berperan sebagai penular penyakit dikenal sebagai arthropod -
yang benar. Ada beberapa cara pengendalian vector penyakit yaitu :
borne diseases atau sering juga disebutsebagai vector – borne diseases.
1. Pengendalian Vektor Terpadu (PVT)
1. Arthropods Borne Disease
Mengingat keberadaan vektor dipengaruhi oleh lingkungan fisik, biologis dan social budaya, maka
Istilah ini mengandung pengertian bahwa arthropoda merupakan vektor yang bertanggung jawab untuk
pengendaliannya tidak hanya menjadi tanggung jawab sector kesehatan saja tetapi memerlukan
terjadinya penularan penyakit dari satu host (pejamu) ke host lain. Paul A. Ketchum, membuat klasifikasi
kerjasama lintas sector dan program. Pengendalian vektor dilakukan dengan memakai metode
arthropods borne diseases pada kejadian penyakit epidemis di Amerika Serikat seperti terlihat pada tabel
pengendalian vektor terpadu yang merupakan suatu pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa
dibawah ini :
metoda pengendalian vektor yang dilakukan berdasarkan pertimbangan keamanan, rasionalitas,
A. Pengendalian Vektor Penyakit
efektifitas pelaksanaannya serta dengan mempertimbangkan kesinambungannya.
Peraturan Mentri No.374 tahun 2010 mendefinisikan bahwa pengendalian vektor merupakan kegiatan
a. Keunggulan Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) adalah
atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga
1. Dapat meningkatkan keefektifan dan efisiensi sebagai metode atau cara pengendalian
keberadaannya tidak lagi beresiko untuk terjadinya penularan penyakit di suatu wilayah atau
2. Dapat meningkatkan program pengendalian terhadap lebih dari satu penyakit tular vektor
menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit yang dibawa oleh vektor
3. Melalui kerjasama lintas sector hasil yang dicapai lebih optimal dan saling menguntungkan.
dapat di cegah (MENKES,2010).
Pengendalian Vektor Terpadu merupakan pendekatan pengendalian vektor menggunakan prinsip-prinsip
Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan secara fisik atau mekanis,
dasar management dan pertimbangan terhadap penularan dan pengendalian peyakit. Pengendalian
penggunaan agen biotik kimiawi, baik terhadap vektor maupun tempat perkembangbiakannya dan atau
Vektor Terpadu dirumuskan melalui proses pengambilan keputusan yang rasional agar sumberdaya yang
perubahan perilaku masyarakat serta dapat mempertahankan dan mengembangkan kearifan loKal
ada digunakan secara optimal dan kelestarian lingkungan terjaga.
sebagai alternative. Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka kesakitan penyakit bersumber
b. Prinsip-prinsip PVT meliputi:
binatang antara lain adanya perubahan iklim, keadaan social-ekonomi dan perilaku masyarakat.
1. Pengendalian vektor harus berdasarkan data tentang bioekologi vektor setempat, dinamika penularan
Perubahan iklim dapat meningkatkan risiko kejadian penyakit tular vektor. Faktor risiko lainnya adalah
penyakit, ekosistem dan prilaku masyarakat yang bersifat spesifik local( evidence based)
keadaan rumah dan sanitasi yang buruk, pelayanan kesehatan yang belum memadai, perpindahan
2. Pengendalian vektor dilakukan dengan partisipasi aktif berbagai sector dan program terkait, LSM,
penduduk yang non imun ke daerah endemis.
Organisasi profesi, dunia usaha /swasta serta masyarakat.
Masalah yang di hadapi dalam pengendalian vektor di Indonesia antara lain kondisi geografis dan
3. Pengendalian vektor dilakukan dengan meningkatkan penggunaan metoda non kimia dan
demografi yang memungkinkan adanya keragaman vektor, belum teridentifikasinya spesies vektor (
menggunakan pestisida secara rasional serta bijaksana
pemetaan sebaran vektor) di semua wilayah endemis, belum lengkapnya peraturan penggunaan pestisida
4. Pertimbangan vektor harus mempertimbangkan kaidah ekologi dan prinsip ekonomi yang berwawasan
dalam pengendalian vektor, peningkatan populasi resisten beberapa vektor terhadap pestisida tertentu,
lingkungan dan berkelanjutan.
c. Beberapa metode pengendalian vektor sebagai berikut:
1. Metode pengendalian fisik dan mekanik adalah upaya-upaya untuk mencegah, mengurangi, - Memberantas / mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada
menghilangkan habitat perkembangbiakan dan populasi vektor secara fisik dan mekanik. manusia dan binatang.
Contohnya:- modifikasi dan manipulasi lingkungan tempat perindukan (3M, pembersihan lumut,
penenman bakau, pengeringan, pengalihan/ drainase, dll) Jenis pestisida
- Pemasangan kelambu Berdasarkan tujuannya, pestisida dibagi menjadi beberapa jenis :
- Memakai baju lengan panjang
 Rodentisida
- Penggunaan hewan sebagai umpan nyamuk (cattle barrier)
- Pemasangan kawat Sasaran : tikus
2. Metode pengendalian dengan menggunakan agen biotic
Senyawa penyusun rodentisida : seng fosfida, arsen tioksida, kalium sulfat, fosforus, dan
- predator pemakan jentik (ikan, mina padi,dll)
- Bakteri, virus, fungi barium karbonat.
- Manipulasi gen ( penggunaan jantan mandul,dll)
 Insektisida
3. Metode pengendalian secara kimia
- Surface spray (IRS) Sasaran : serangga
- Kelambu berinsektisida
Senyawa penyusun : organoklorin, organofosfat, dan karbonat
- larvasida
Adapun prinsip dasar dalam pengendalian vektor yang dapat dijadikan sebagai pegangan sebagai berikut  Herbisida
:
Sasaran : gulma
a. Pengendalian vektor harus menerapkan bermacam-macam cara pengendalian agar vektor tetap berada
di bawah garis batas yang tidak merugikan/ membahayakan. Senyawa penyusun : arsenid trioksida, amonium sulfanat, karbonat, borat, natrium klorat,
b. Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan atau gangguan ekologi terhadap tata lingkungan
arsenik, triasil, dan urasil.
hidup. (Nurmaini, 2001)
2. Pengendalian secara alamiah (naturalistic control) yaitu dengan memanfaatkan kondisi alam yang  Fungisida dan bakterisida
dapat mempengaruhi kehidupan vector. Ini dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama
Sasaran : jamur dan bakteri
3. Pengendalian terapan (applied control) yaitu dengan memberikan perlindungan bagi kesehatan
manusia dari gangguan vektor. Ini hanya dapat dilakukan sementara. Senyawa penyusun : sulfur, kuprum, merkuri, dan karbonat
a. Upaya peningkatan sanitasi lingkungan (environmental sanitation improvement)
 Nematisida
b. Pengendalian secara fisik-mekanik (physical-mechanical control) yaitu dengan modifikasi/manipulasi
lingkungan Sasaran : nematoda (cacing)
c. Pengendalian secara biologis (biological control) yaitu dengan memanfaatkan musuh alamiah atau
Senyawa penyusun : dikloropropana, dikloropropena, metil bromida, metil isosianat,
pemangsa/predator, fertilisasi
d. Pengendalian dengan pendekatan per-UU (legal control) yaitu dengan karantina dazomat.
e. Pengendalian dengan menggunakan bahan kimia (chemical control) (Afrizal,
 Defolian (mempercepat peluruhan daun)
2010
Sasaran : daun tumbuhan
Senyawa penyusun : dioksin
MASALAH PESTISIDA

Berdasarkan bahan aktifnya, pestisida dibagi menjadi 3 jenis yaitu:


Definisi pestisida
 Pestisida organik (Organic pesticide) :
Semua zat kimia dan baha lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk :
pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan organik yang berasal dari bagian
- Memberantas / mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman dan hasil-
tanaman atau binatang, misal : neem oil yang berasal dari pohon mimba (neem).
hasil pertanian.
 Pestisida elemen (Elemental pesticide) :
- Memberantas hama air.
pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam seperti: sulfur. Gejala keracunan : sama dengan organofosfat namun cepat terurai
 Pestisida kimia/sintetis (Syntetic pesticide) :  Gol. Bipirilidium
pestisida yang berasal dari campuran bahan-bahan kimia. Bahan yang aktif terkandung : pragnat diklorida
Gejala keracunan : mual sakit perut, diare (1-3 jam setelah masuk) ; kerusakan ginjal ( 3-
Berdasarkan cara kerjanya, pestisida dibagi menjadi 2 jenis yaitu : 24 hari ) ; terjadi kerusakan paru.
 Pestisida sistemik (Systemic Pesticide) :  Gol. Arsen
adalah pestisida yang diserap dan dialirkan keseluruh bagian tanaman sehingga Bahan yang aktif terkandung : arsen pentoksida, keminin, arsen pentoksida dihibrat
akan menjadi racun bagi hama yang memakannya. Kelebihannya tidak hilang Gejala keracunan : nyeri pada mulut, muntah”, sakit kepala
karena disiram. Kelemahannya, ada bagian tanaman yang dimakan hama agar  Gol. Anti-koagulan
pestisida ini bekerja. Pestisida ini untuk mencegah tanaman dari serangan hama. Bahan yang aktif terkandung : difasion, kumatetralil, bromodiolone, vumalor, brodifakum.
Contoh : Neem oil. Gejala keracunan : nyeri pada lambung dan usus, muntah, mimisa, bintik” merah pada
 Pestisida kontak langsung (Contact pesticide) : kulit, tinja berdarah.
adalah pestisida yang reaksinya akan bekerja bila bersentuhan langsung dengan Paparan Pestisida
hama, baik ketika makan ataupun sedang berjalan. Jika hama sudah menyerang Paparan akibat polutan dibagi menjadi 4 kategori: (Prinsip Dasar Kesling, H. J. Mukono)
lebih baik menggunakan jenis pestisida ini. 1. Paparan akut : apabila suatu paparan terjadi kurang dari 24 jam dan jalan masuknya
Contoh : Sebagian besar pestisida kimia. melalui intravena dan injeksi subkutan
2. Paparan sub akut : apabila paparan terulang untuk waktu 1 bulan
3. Paparan sub kronis : apabila paparan terulang antara 1 sampai 3 bulan
Berdasarkan senyawa kimia,pestisida dibagi menjadi 6 yaitu: 4. Paparan kronis : apabila paparan trulang lebih dari 3 bulan
 Gol. Organofosfat
Bahan yang aktif terkandung : diazinon, fention, fenitrotion, fentoat, kloropinifus, Dampak positif dan negatif pestisida
kuinalfas, dan malation. Bersifat labil dan lebih toksik pada hewan yang bertulang a. Dampak positif
belakang. Organofosfat ini dapat menimbulkan keracunan akut dan keracunan kronik. - Meningkatkan produktivitas pertanian
Gejala keracunan : pupil menyempit, penglihatan kabur, mata berair, mulut berbusa, - Meningkatkan keuntungan
banyak keluar keringat, banyak mengeluarkan air liur, sakit kepala, pusing, detak jantung - Mengendalikan populasi hama dan gulma
cepat, mual, muntah, kejang pada perut, mencret, sukar bernafas, lumpuh, pingsan. - Mudah diaplikasikan
 Gol. Organoklorin - Hampir diaplikasikan di setiap tempat dan setiap waktu
Bahan yang aktif terkandung : endosulfan, klordan - Hasilnya dapat dilihat dalam waktu singkat
Gejala keracunan : mempengaruhi sistem saraf. Sakit kepala, pusing, mual, muntah, - Dapat diaplikasikan di areal yang luas dalam waktu singkat
mencret, badan lemah, gugup, gemetar, kejang-kejang dan hilang kesadaran. - Mudah diperoleh, dapat dibeli di kios-kios pedesaan sampai pasar swalayan di kota
 Gol. Karbonat besar
Bahan yang aktif terkandung : karbonil dan metomil
b. Dampak negatif
Sumber : PAN (Pesticide Action Network) Indonesia  Pakai pakaian pelindung, kaca mata, sarung tangan,
1. Menyebabkan alergi, peradangan dan gatal-gatal pada kulit  Pakai respirator, kacamata, baju plindung, dan sarung tangan selama
2. Mempengaruhi kerja otak dan saraf (daya ingat rendah, sulit konsentrasi, menyiapkan dan menggunakan semprotan.
kehilangan kesadaran, dank koma) Alat pelindung harus terbuat dari karet
3. Merusak fungsi hati
4. Menurunkan kekebalan tubuh Pencegahan yang lainnya
5. Mengganggu kehamilan dan pertumbuhan janin  Menyemprot searah dengan arah angin
6. Kemandulan bagi laki-laki karena spermatozoid  Hindari jam kerja lebih dari 8 jam
7. Resiko besar kanker oleh karsinogen  Jangan disemprot tempat-tempat yang sebagian tubuh manusia akan
Pestisida masuk ke dalam tubuh manusia melalui bersentuhan dengannya.
a. saluran makanan (ingesti)
b. saluran pernapasan (inhealer)  INSEKTISIDA
c. kulit (inderma) Insektisida yang digunakan dalam kesehatan masyarakat, yaitu :
d. keracunan 1. mineral : minyak tanah, solar, belerang, borax
2. botanical : pyrethrum, rotenone, allethrin, dimethrin, resmethrin. Tidak
Cara pemakaian pestisida menimbulkan masalah residu yang toksis.
Menurut UU No 12 Th 1992 tentang Budidaya Tanaman :
3. chlorinated hydrocarbon : DDT, methoxychlor, BHC, lindane, chlordane,
 Penyemprotan : untuk hama serangga dan ulat
dieldrin, toxaphene. Penggunaannya bermasalah dengan resistensi dan
 Dusting/menabur : untuk hama rayap
kontaminasi lingkungan.
 Penuangan / penyiraman : untuk semut dan cacing
4. organophosphate : abate, malathion, chlorphyrifos, diazinon, dichlorvos,
 Injeksi batang : peningkatan mutu tanaman
trichlorfon. Biasanya menggantikan chlorinated hydrocarbon karena dapat
 Dipping/pencelupan : untuk biji-bijian
melawan vektor yang resisten.
 Fumigasi : penguapan
5. carbamate : dimetilan, landrin. Merupakan suplemen bagi organophosphate.
 Impregasi : metode dengan teknan
6. fumigant : nophthalent, HCN, methylbromide. Mudah menguap dan uapnya
masuk ke tubuh vektor melalui pori pernapasan dan permukaan tubuh.
Pencegahan keracunan
Penyimpanan racun hama
 Pengelompokan berdasarkan stadium perkembangan vektor yang menjadi sasaran :
 Disimpan dlam wadah yang diberi tanda , tertutup, dan dalam lemari terkunci.
1. larvasida : membunuh stadium larva
 Tempat menyimpan yang sudah tidak dipakai lagi harus dibakar agar racunnya
2. adultisida : membunuh stadium dewasa
musnah sama sekali.
3. ovisida : membunuh telur
 Penyimpanan makanan atau minuman di wadah botol, sangat besar bahayanya.
Repellent : bahan yang berbau yang dapat menolak serangga. Tidk membunuh serangga, Gunanya
Pemakaian alat-alat pelindung
memberikan perlindungan pada manusia dari serangan serangga.
 Pakai masker
- Work related disease, contohnya low back pain.
Masalah Kesehatan Kerja Pada Masyarakat Agroindustri - Occupational disease, contohnya penyakit byssinosis.
Macam penyakit Menurut jangka waktu
 Penyakit akibat kerja agroindustri - Penyakit akut, contohnya keracunan makanan.
Tabakosis - Penyakit kronis, contohnya keracunan pestisida .
-akibat debu tembakau. Menurut organ yang diganggu
-bisa karena jamur yang tumbuh di tembakau, atau nikotin yang terkandung dalam - System pernapasan, penyakit yang dapat terjadi adalah
tembakau yg menyebabkan sakit. o Byssinosis, penyebabnya cotton sisal.
-kelainan paru. o Pneumoconiosis, penyebabnya silica, coal, asbes.
Byssinosis o Asma, penyebabnyagandum temakau, kayu jamur, kutu, burung, tikus.
-di perusahaan pemintalan dan pertenunan serta pekerja di perkebunan kapas. o Tumor paru, penyebabnya asbes.
-disebabkan oleh debu kapas. - Kulit, penyakit yang dapat terjadi adalah
Bagassosis o Dermatitis kontak, penyebabnya karet, kulit, nikel, merkuri, kobal, vinil,
-pekerja yang membuat kasur dari bahan kapas jelek. epoxy.
-penyakit paru. o Infeksi kulit, penyebabnya bakteri, virus, jamur.
-penyebab bagasse: ampas tebu setelah tebu diperas dan diambil gulanya. o Neonasi kulit, penyebabnya tar dan sinar matahari.
-tanda-tandanya: radang alat pernapasan akut, enek, muntah, demam dengan suhu o Acne, penyebabnya cttingoils, chlorinated napthylenes.
tinggi, menggigil, batuk, dll. - System saraf, penyakit yang dapat terjadi adalah
-pencegahan : membasahi bagasse, dan tidak terlalu lama menyimpan bagasse. o Kelainan saraf peripheral, penyebabnya pestisida, merkuri, arsenic, dan
Asthma antimony.
-pekerja yang mengerjakan biji-bijian. o Kelainan Central Nervus System (CNS), penyebabnya arsenic, mercuri,
-bengek terhadap butir beras dan gandum. karbon disulfide, dam metal klorida.
- alergi pada kutu tepung atau pada tepungnya sendiri. - Ginjal dan saluran kemih, penyakit yang dapat terjadi adalah
-tanda-tanda: sesak napas o Gagal ginjal akut, penyebabnya karbon tetraklorida, etilena glikol pertisida,
Jamur arsen, logam berat, pelarut hidrokarbon.
-porotrichosis hidup di rumpun pohonan, pekerja yang luka. o Gagal ginjal kronik, penyebabnya logam berat dan radiasi mengion.
-terkena duri, mungkin dihiggapi penyakit tersebut. - Kesehatan mental, penyakit yang dapat terjadi adalah
-dermatosis karena jamur, gatal. o Anxietas, penyebabnya zat toksik dan stressor pekerjaan.
-obatnya: antijamur o Depresi, penyebabnya stressor pekerjaan dan zat toksik.
 Macam-macam penyakit akibat kerja o Lesu kerja, penyebabnya stressor pekerjaan.
Menurut karakteristik - Telinga, hidung, tenggorokan, penyakit yang dapat terjadi adalah
- General disease, contohnya mual, muntah, pusing, batuk, dll.
o Tuli akibat kerja (Noise Inaero HEaringloss), penyebabnya bising di tempat o Infeksi
kerja.  Hepatitis virus A, penyebabnya virus hepatitis.
- Mata, penyakit yang dapat terjadi adalah  Leptospirosis, penyebabnya leptospira yang hidup dalam urine tikus.
o Kerato konyutivikus, penyebabnya sinar las, expose zat kimia. o noninfeksi
- Alat reproduksi, penyakit yang dapat terjadi adalah kegagalan fungsi liver, penyebabnya 2-nitropropana, dimetil formaldehid,
o Mandul, penyebabnya timah hitam, cadmium, dibromo kloro propane, asetilena tetraclorida, trinitrotolen, tetraclor metana, etilena bromide,
panas. glikol bromide, hidrokloroflorkarbon
o Abortus, penyebabnya kerja berat dan senyawa toksik.
o Premature, penyebabnya ioning radition dan PCB. Model Pelayanan Kesehatan Masyarakat Industri

o Lahir cacat, penyebabnya metal merkuri, PCB, ioning radition.  Pemeliharaan kesehatan , konseling dan rehabilitasii medis

o Kerusakan sperma, penyebabnya dioxin dan gates.  Perawatan rawat jalan

o Neoplasma kandung kemih, penyebabnya beta naftilamin dan magenta.  Pembinaan dan pengawasan terhadap
o Neoplasma ginjal, penyebabnya paparan asbes.  Lingkungan kerja
- System jantung dan pembulu darah, penyakit yang dapat terjadi adalah  Perlengkapan sanitasi
o Iskemia dengan menyebabkan penyakit koroner, penyebabnya karbon  Perlengkapan kerja
disulfidearsen nitrat dan karbon monoksida.  Usaha pencegahan terhadap penyakit umum dan penyakit menular akibat kerja
o Iskemia tanpa mengakibatkan penyakit koroner, penyebabnya karbon
Penyuluhaan tentang pendidikan kesehatan
monoksida, nitrit, dan mtil klorida.
 MASALAH MAKANAN
o Disritnia, penyebabnya kloro hidro karbon nitrit
Masalah makanan pada masyarakat agroindustri adalah tentang kebersihan makanan
o Kardiomlopati, penyebabnya karbon disulfide, karbon monoksida dan dan
dari bahan baku sampai penyajiannya.
metal klorida.
o Cor pulmonale, penyebabnya debu fibrogenik.
Kontaminan makanan
- Otot dan kerangka, penyakit yang dapat terjadi adalah
 Kontaminan Pestisida
o Fenomena raynaud, penyebabnya trauma fibrasi dan vinil klorida.
Pestisida yang digunakan secara berlebih di dalam proses pertanian akan dapat
o Carpal tunnel syndrome, penyebabnya fleksi yang kuat pada pergelangan
masuk ke dalam tubuh hewan ataupun tumbuhan, yang nantinya merupakan
dan exstensi.
bahan utama dari pembuatan makanan, misalnya: DDT yang dapat
o Torsal tunnel syndrome, penyebabnya pergelangan kakibmedial tertekan
menimbulkan keracunan dengan gejala GI (gastero-intestinum)
sepatu yang terlalu sempit.
 Kontaminan Logam
o Artrtitis degenerative.
Misalnya: Air raksa yang dapat mengakibatkan penyakit Minamata, Mangan
o Artralgia dan myalgia, penyebabnya ua logam, pestisida, timah hitam dan
yang dapat mengakibatkan penyakit Parkinson
pelarut kimia.
 Kontaminan Mikroba
- Hati, penyakit yang dapat terjadi adalah
Beberapa contoh mikroba yang dapat mengkontaminasi makanan antara  Bebas dari pencemaran
lain: Salmonella, Staphylococcus, Clostridium, dll. Mikroorganisme tersebut  Bebas dari perubahan fisik, kimiawi yang tidak dikehendaki
kebanyakan hidup pada bahan makanan (mentah) berupa daging unggas, telur,  Bebas dari mikroorganisme dan parasit
susu, santan kelapa, ikan, sayuran) yang terkontaminasi.
Dari semua bahan makanan tersebut, yang paling banyak menimbulkan Solusi pada masalah makanan
resiko terkontaminasi atau teracuni oleh bakteria adalah daging unggas (misal :  Melakukan sanitasi pada :
daging ayam) dan telur.  Sumber bahan makanan ; ex: daerah pertanian, hendaknya menghindari
Makanan dapat terkontaminasi mikroba karena beberapa hal : pemakaian insektisida, dll
 Mengolah makanan atau makan dengan tangan kotor  Pengangkutan bahan makanan ; tujuannya = agar makanan tidak tercemar
 Memasak sambil bermain dengan binatang peliharaan dan agar makanan tidak rusak.
 Menggunakan lap kotor unntuk membersihkan meja dan perabot lainnya  Penyimpanan bahan makanan.
 Dapur, alat masak dan makan yang kotor  Pemasaran bahan makanan ; harus memperhatikan sanitasi pasar
 Makanan yang suadah jatuh ke tanah masih dimakan  Pengelolaan bahan makanan ;
 Makanan disimpan tanpa tutup sehingga serangga dan tikus dapat  Penyajian makanan
menjangkaunya  Penyimpanan makanan yang telah diolah
 Makanan mentah dan matang disimpan bersama-sama  Mengelola makanan dengan cara :
 Makanan dicuci dengan air kotor  Dicuci
 Makanan terkontaminasi kotoran akibat hewan yang berkeliaran di  Dimasak
sekitarnya  Dikeringkan
 Sayuran dan buah-buahan yang ditanam pada tanah yang terkontaminasi  Diawetkan
 Memakan buah-buahan dan sayuran yang terkontaminasi
 Pengolah makanan yang sakit atau carier penyakit Penyakit akibat makanan
 Pasar yang kotor, banyak insekta dsb. Ditularkan / Disebabkan oleh parasit contohnya :
(Juli Soemirat Slamet; Buku Kesehatan Lingkungan;Gajah Mada University Press)  Taenia saginata (cacing pita sapi)
Ciri-ciri makanan yang terkontaminasi : anemia & gejala-gejala syaraf
Ciri-ciri makanan yang terkontaminasi dan solusi : pencegahannya = memasak daging sapi sampai masak betul sehingga larva cacing
 Ada perubahan dari sifat makanannya. Baik perubahan fisik atau kimia. mati.
 Muncul atau tumbuh bakteri di dalamnya  Taenia solium (cacing pita babi)
 Berlendir : menekan jaringan mata atau otak karena larvanya menetap di jaringan otot manusia
 Berbusa bahkan beracun. ke mata atau otak.
: pencegahannya = memasak daging babi cukup lama, sampai benar-benar masak.
Kriteria makanan yang boleh dimakan:  Diphyllobotrium latum (cacing pita ikan)
 Berada dlam derajat kematangan yang dikehendaki : anemia
: pencegahannya = dimasak betul atau dibekukan sampai -10° Memakan makanan yang menagndung benda asing (organik atau anorganik) yang bersifat
 Trichinella spiralis toksik/ racun, sehingga mengubah sifat asli makanan tersebut dan mendatangkan penyakit
: penyakit trichinosis atau gangguan kesehatan bagi yang memakannya.
: pencegahannya = memasak garbage sebelum diberikan pada babi ; memasak  Penyebab keracunan makanan
daging babi sampai masak betul ; mmbekukan daging babi pada suhu -15°C selama  Tanaman yang mengandung toxin. Ex: jamur, seseorang yang makan makanan yang
20 hari ; mengasinkan dan mengasap daging babi ; pengawasan babi di rumah potong terkontaminasi oleh jamur gejalanya : sakit perut, keringatan, diare. Biasanya tidak
fatal.
Infeksi penyakit dengan makanan sebagai media  Hewan yang mengandung racun. Ex: kerang. Gejala yang ditimbulkan paraesthesia
: disebabkan oleh mikroorganisme yang menginfeksi manusia = typhus abdominalis, pada tangan, mulut, lutut terasa lemah, ataxia, sakit kepala, muntah, kalau berlanjut
paratyphoid, dysentri amoeba, dysentri baciler, dsb. bisa sampai paralysis pernapasan dan meninggal.
:pencegahannya = memasak semua makanan sampai masak betul, melindungi v. Mikroorganisme dengan toksinnya.
makanan terhadap kontaminasi oleh insekta dan tikus, pegawai tempat makan umum - Staphylococcus ; 50% ada di tangan manusia, gejalanya : sakit perut hebat,
HARUS tidak berpenyakit dan menjaga kebersihan, menyimpan makanan pada suhu muntah, dan mencret. Biasanya 7 jam kemudian hilang. Penderita tidak sampai
dibawah 6°C atau di atas 60°C. meninggal. Pencegahannya : menyiapkan makanan pada suhu rendah (mencegah
perkembangan staphylococcus, memanaskan makanan sampai suhu tinggi, sisa
Zat kimia yang ditambahkan pada makanan makanan harus segera dibuang atau di simpan dalam lemari es, pegawai
 Arsen ; bila yang termakan sedikit, gelajanya : mual, muntah, diare, sakit perut, rasa perusahaan tidak boleh ada yang menderita infeksi pada kulit, tangan, dan alat
terbakar di tangan. Gejala timbul antara 20 menit sampai 48 jam. pernapasan, memprhatikan kebersihan.
 Antimon ; gejala sama kayak keracunan arsen hanya disertai dengan urticaria. - Clostridium perfringens. Penyebab : exotokxin dari cl perfringens. type A =
Berasal dari alat-alat masak yang dilapisi dengan email kelabu murahan. Gejalanya : mencret, sedikit sakit perut, type C =Gejala : pendarahan di usus dan
 Lead ; gejala : sukar tidur, timbul rasa pusing, sakit kepala, dan muntah darah. muntah. Menimbulkan kematian. Pencegahan : tidak mengijinkan orang yang
 Cadmium ; gejala : rasa kering di mulut, batuk, sakit kepala, muntah darah. Karena diketahui atau di duga menderita infeksi dengan cl perfringus untuk mengerjakan
alat-alat yang dilapisi dengan cadmium kontak dengan asam. makanan, daging yng telah dimasak segera dimakan, setelah dimasak dengan
 Thallium ; gejala : ataxia, cholera, muntah, konstipasi, dilirium sampai coma. betul segera di dinginkan di lemari es.
 Peptisida/insektisida ; karena sisa peptisida / insektisida yang disemprot pada buah - Vibrio para haematilikus. Gejala : diare hebat, sakit perut hebat, enek dan
/ sayur. gejala : hyperexcitability, delirium, konvulasi, depresi pernapasan – coma – muntah + demam, menggigil, pusing. Jarang menyebabkan kematian.
meninggal - Bacillus cerius. Gejala : sakit perut mendadak, mencret, mual, muntah.
 Zink ; karena air jeruk disimpan dalam panci logam yang digalvanisasi. - Shigella. Gejala : mencret, panas, sering muntah, perut sakit dan tenesmus. Kalau
sudah parah, tinjanya ada darahnya, lendir dan nanah.
Keracunan makanan
 Pengertian keracunan makanan Cara Menghindari Bahaya dalam Makanan
 Untuk menghindari bahaya biologis, jauhkan atau lindungi bahan pangan atau keadaan tertentu bergantung pada usia orang saat terinfeksi. Pada infeksi kronik oleh virus RNA,
populasi virus sering mengalami banyak perubahan genetik dan antigenik.
makanan dari cemaran mikroba, misalnya dengan cara melindungi (menutup) bahan
Infeksi laten adalah infeksi yang virusnya kebanyakan menetap dalam bentuk samar atau kriptik.
pangan atau makanan dari serangan hama seperti lalat, kecoa, tikus dan binatang Penyakit klinis dapat timbul serangan akut intermiten; virus infeksius dapat ditemukan selama timbulnya
serangan tersebut.
pembawa penyakit lainnya. Memilih bahan pangan yang bermutu baik adalah suatu
Infeksi subklinik (tidak tampak) adalah infeksi yang tidak memperlihatkan tanda jelas adanya infeksi.
cara yang paling utama dalam menghindari bahaya biologis. (Brooks, 2007)
Radang
 Untuk menghindari bahaya kimia, jauhkan atau lindungi bahan pangan dari cemaran
Peradangan ditandai oleh:
kimia, misalnya dengan mengolah pangan di tempat yang jauh dari sumber 1. Vasodilatasi pembuluh darah lokal yang mengakibatkan terjadinya aliran darah setempat yang
berlebihan
pencemaran seperti tempat penyimpanan pupuk, insektisida, oil dan sebagainya.
2. Peningkatan permeabilitas kapiler, memungkinkan kebocoran banyak sekali cairan ke dalam ruang
Menggunakan bahan pangan yang bersih bebas pestisida adalah cara lainnya untuk intersisiel
3. Seringkali terjadi pembekuan cairan di dalam ruang intersisiel yang disebabkan oleh fibrinogen dan
menghindar dari bahaya kimia.
protein yang lainnya yang bocor dari kapiler dalam jumlah besar
 Untuk menghindari bahaya fisik, gunakan hanya bahan yang sudah bersih dari kerikil, 4. Migrasi sejumlah besar granulosit dan monosit ke dalam jaringan
5. Pembengkakan sel jaringan
dan/atau cemaran fisik lainnya. Sortasi dan mencuci adalah tahap-tahap pengolahan
(Guyton, 2007)
yang baik untuk menghindari bahaya fisik. Biasanya diklasifikasikan berdasarkan waktu kejadiannya, antara lain:
1. Radang akut
Yaitu reaksi jaringan yang segera dan hanya dalam waktu yang tidak lama
2. Radang kronis
Infeksi yaitu invasi dan pembiakan mikroorganisme di jaringan tubuh, secara klinis tidak tampak atau Yaitu reaksi jaringan selanjutnya yang diperlama mengikuti respon awal
timbul cedera selular lokal akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi intrasel, atau respon antigen- Penyebab utama radang akut adalah:
antibodi. (Dorland, 2002) · Infeksi mikrobial
Radang atau inflamasi merupakan respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau Merupakan penyebab yang paling sering ditemukan. Virus menyebabkan kematian sel dengan cara
kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurunng (sekuester) baik multiplikasi intraseluler. Bakteri melepaskan endotoksin yang spesifik atau melepaskan endotoksin yang
agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu. (Dorland, 2002) ada hubungannya dengan dinding sel. Di samping itu, beberapa macam organisme, melalui reaksi
Infeksi hipersensitivitas, dapat menyebabkan radang yang diperantarai imunologi.
Infeksi menembus permukaan kulit atau berasal dari dalam tubuh. Gambaran klinisnya tergantung pada: · Reaksi hipersensitivitas
1. Letaknya di dalam kulit Terjadi bila perubahan kondisi respon imunologi mengakibatkan tidak sesuainya atau berlebihannya
2. Sifat alami organisme reaksi imun yang akan merusak jaringan.
3. Sifat respon tubuh terhadap organisme · Agen fisik
Sebagian besar infeksi melalui jalan eksternal dengan menembus barier kulit yang dapat menyebabkan Kerusakan jaringan yang terrjadi pada proses radang dapat melalui trauma fisik, ultraviolet atau radiasi
lesi kulit saat organisme menginfeksi tubuh lainnya dan menimbulkan bercak-bercak kulit. Infeksi dapat ion, terbakar atau dingin yang berlebihan (fostbite).
disebabkan oleh berbagai macam organisme, seperti fungi, virus, bakteri, protozoa dan virus metazoa. · Bahan kimia iritan dan korosif
Banyak organisme yang hidup atau bahkan tumbuh di dalam kulit tetapi tidak menimbulkan kerugian Bahan kimiawi yang menyebabkan korosif (bahan oksidan, asam, basa) akan merusak jaringan, yang
terhadap inang yang disebut komensal, atau apabila organisme ini mengkonsumsi bahan-bahan yang kemudian akan memprovokasi terjadinya proses radang. Di samping itu, agen penyebab infeksi dapat
mati maka mereka disebut saprofit. melepaskan bahan kimiawi spesifik yang mengiritasi, dan langsung mengakibatkan radang.
(Underwood, 1999) · Jaringan nekrosis
Mekanisme kerusakan jaringan yang diakibatkan organisme infeksius beraneka ragam, karena produk Aliran darah yang tidak mencukupi akan menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen dan makanan
atau sekresi yang berbahaya dari bakteri-bakteri. Jadi, sel hospes menerima rangsangan bahan kimia pada daerah bersangkutan, yang akan mengakibatkan terjadinya kematian jaringan. Kematian jaringan
yang mungkin bersifat toksik terhadap metabolisme atau terhadap keutuhan membran sel. Sebagai sendiri merupakan stimulus yang kuat untuk terjadinya infeksi. Pada tepi daerah infark sering
tambahan, sering timbul respon peradangan dari hospes yang dapat menyebabkan kerusakan kimiawi memperlihatkan suatu respon radang akut.
terhadap sel. Agen intraseluler misalnya virus sering menyebabkan ruptura sel yang terinfeksi. (Underwood, 1999)
Selanjutnya terjadi kerusakan jaringan lokal. (Underwood, 1999) Proses peradangan
Infeksi kronik adalah infeksi yang virusnya secara kontinu dapat dideteksi, sering pada kadar rendah, Salah satu efek pertama dari peradangan adalah pembatasan (wall of) area yang cedera dari sisa jaringan
gejala klinis dapat ringan atau tidak terlihat. Terjadi akibat sejumlah virus hewan, dan persistensi pada yang tidak mengalami radang. Ruang jaringan dan cairan limfatik di daerah yang meradang dihalangi
oleh bekuan fibrinogen, sehingga untuk sementara waktu hampir tidak ada cairan yang melintasi Istilah “infeksi” juga hanya mengacu pada organisme patogen, tidak pada semua jenis organisme.
ruangan. Proses pembatasan akan menunda penyebaran bakteri atau produk toksik. Sebagai contoh, pertumbuhan normal flora bakteri yang biasa hadir di dalam saluran usus tidak
Dalam waktu beberapa menit setelah peradangan dimulai, makrofag telah ada di dalam jaringan dan dianggap sebagai infeksi. Hal yang sama berlaku untuk bakteri yang biasanya menghuni mulut.
segera memulai kerja fagositiknya. Bila diaktifkan oleh produk infeksi dan peradangan, efek yang mula-
mula terjadi adalah pembengkakan setiap sel-sel ini dengan cepat. Selanjutnya, banyak makrofag yang
http://kamuskesehatan.com/arti/infeksi/
sebelumnya terikat kemudian lepas dari perlekatannya dan menjauh mobil, membentuk lini pertama
pertahanan tubuh terhadap infeksi selama beberapa jam pertama.
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan
Dalam beberapa jam setelah peradangan dimulai, sejumlah besar netrofil dari darah mulai menginvasi
sakit.Infeksi juga disebut asimptomatik apabila mikroorganisme gagal dan menyebabkan cedera yang
daerah yang meradang. Hal ini disebabkan oleh produk yang berasal dari jaringan yang meradang akan
serius terhadap sel atau jaringan. Penyakit akan timbul jika patogen berbiak dan menyebabakan
memicu reaksi berikut:
perubahan pada jaringan normal.(Potter & perry .Fundamental Keperawatan.edisi 4.hal : 933 –
1. Produk tersebut mengubah permukaan bagian dalam endotel kapiler, menyebabkan netrofil melekat pada
942:2005)
dinding kapiler di area yang meradang. Efek ini disebut marginasi.
Infeksi merupakan infeksi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh,terutama yang
2. Produk ini menyebabkan longgarnya perlekatan interseluler antara sel endotel kapiler dan sel endotel
menyebabkan cedera sellular lokal akibat kompetisi metabolisme,toksin,replikasi intra selular,atau
vanula kecil sehingga terbuka cukup lebar, dan memungkinkan netrofil untuk melewatinya dengan cara
respon antigen-antibodi(Kamus Saku Kedokteran Dorland,edisi 25.hal :555:1998)
diapedesis langsung dari darah ke dalam ruang jaringan.
3. Produk peradangan lainnya akan menyebabkan kemotaksis netrofil menuju jaringan yang cedera.
Perkembangan infeksi terjadi dalam siklus yang bergantung pada elemen – elemen berikut :
Jadi, dalam waktu beberapa jam setelah dimulainya kerusakan jaringan, tempat tersebut akan diisi oleh
Ø Agen infeksius atau pertumbuhanm patogen
netrofil. Karena netrofil darah telah berbentuk sel matur, maka sel-sel tersebut sudah siap untuk segera
Ø Tempat atau sumber pertumbuhan patogen
memulai fungsinya untuk membunuh bakteri dan menyingkirkan bahan-bahan asing.
Ø Portal keluar dari tempat tumbuh tersebut
Dalam waktu beberapa jam sesudah dimulainya radang akkut yang berat, jumlah netrofil di dalam darah
Ø Cara penularan
kadang-kadang menigkat sebanyak 4-5 kali lipat menjadi 15.000-25.000 netrofil per mikroliter. Keadaan
Ø Portal masuk pejamu
ini disebut netrofilia. Netrofilia disebabkan oleh produk peradangan yang memasuki aliran darah,
Ø Pejamu yang rentan
kemudian diangkut ke sumsum tulang, dan disitu bekerja pada netrofil yang tersimpan dalam semsum
Infeksi terjadi akibat adanya mikroorganisme,termasuk bakteri,virus,jamur dan
untuk menggerakkan netrofil-netrofil ini ke sirkulasi darah. Hal ini membuat lebih banyak lagi netrofil
protozoa.Mikroorganisme di kulit dapat merupakan flora residen atau transien.Organisme residen
yang tersedia di area jaringan yanng meradang.
berkembang biak pada lapisan kulit superfisial,namun 10 – 20% mendiami lapisan epidermal.Organisme
Bersama dengan invasi netrofil, monosit dari darah akan memasuki jaringan yang meradang dan
transien melekat pada kulit saat seseorang kontak dengan orang atau objek lain dalam aktifitas atau
membesar menjadi makrofag. Setelah menginvasi jaringan yang meradang, monosit masih merupakan
kehidupan normal.
sel imatur, dan memerlukan waktu 8 jam atau lebih untuk membengkak ke ukuran yang jauh lebih besar
Kemungkinan bagi mikroorganisme atau parasit untuk menyebabkan penyakit bergantung pada faktor –
dan membentuk lisosom dalam jumlah yang sangat banyak, barulah kemudian mencapai kapasitas penuh
faktor berikut :
sebagai makrofag jaringan untuk proses fagositosis. Ternyata setelah beberapa hari hingga minggu,
Ø Organisme dalam jumlah yang cukup
makrofag akhirnya datang dan mendominasi sel-sel fagositik di area yang meradang, karena produksi
Ø Virulensi atau kemampuan untuk menyebabkan sakit
monosit baru yang sangat meningkat dalam sumsum tulang.
Ø Kemampuan untuk masuk dan hidup dalam pejammu
Pertahanan tubuh yang keempat adalah peningkatan hebat produksi granulosit dan monosit oleh sumsum
Ø Pejamu yang rentan
tulang. Hal ini disebabkan oleh perangsangan sel-sel progenitor granulositik dan monositik di sumsum.
Namun hal tersebut memerlukan waktu 3-4 hari sebelum granulosit dan monosit yang baru terbentuk ini
mencapai tahap meninggalkan sumsum tulang. (Guyton, 2007)
Beberapa agen yang dapat menyebabkan infeksi,yaitu :
1 .Bakteri
Infeksi merupakan proses invasi mikroba atau parasit ke dalam jaringan yang mengakibatkan perubahan Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang sehat.Keberadaan bakteri disini
setempat dan sistemik di dalam tubuh. Sedangkan radang adalah reaksi jaringan terhadap cedera, secara sangat penting dalam melindungi tubuh dari datangnya bakteri patogen.Tetapi pada beberapa kasus dapat
khas terdiri dari respon vaskular dan seluler, yang secara bersama berusaha menghancurkan substansi menyebabkan infeksi jika manusia tersebut meniliki toleransi yang rendah terhadap
yang dikenal sebagai benda asing dalam tubuh. Adapun tanda pokok radang akut yaitu nyeri (dolor), miikrooorganisme.Cintohnya Escherechia coli paling banyak dijumpai sebagai penyebab infeksi saluran
kemerahan (rubor), panas (kalor), bengkak (tumor), dan gangguan fungsi (functiolaesa). kemih.
Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi secara aparodik maupun endemik.
Infeksi adalah masuk dan berkembangnya agen infeksi ke dalam tubuh seseorang atau hewan. Pada Contohnya :anaerobik Gram–positif,Clostridium yang menyebabkan gangren
infeksi yang “manifes”, orang yang terinfeksi tampak sakit secara lahiriah. Pada infeksi yang “non- v Bakteri Gram-positif : Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di kulit dan hidung dapat menyebabkan
manifes”, tidak ada gejala atau tanda lahiriah. Jadi, infeksi jangan dirancukan dengan penyakit. gangguan pada paru,tulang,jantung dan infeksi pembuluh darah serta seringkali telah resisten terhadap
antibiotika.
v Bakteri Gram-negatif : Enerobacteriacae,contohnya Escherechia dapat ditularkan melalui satu rute.Meskipun cara utama penularan mikroorganisme adalah tangan dari
coli,Proteus,Klebsiella,Enterobacter.Pseudomonas seringkali ditemukan di air dan penampungan air pemberi layanan kesehatan,hampir semua objek dalam lingkungan dapat menjadi alat penularan
yang menyebabkan infeksi di saluran pencernaan pasien yang dirawat.Bakteri gram negatif ini patogen.Semua personel rumah sakit yang memberi asuhan langsuing dan memberi pelayanan diagnostik
bertanggung jawab sekitar setengah dari semua infeksi di rumah sakit. dan pendukung harus mengikuti praktik untuk meminimalkan penyebaran infeksi.
v Serratia marcescens,dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas jahitan,paru dan peritoneum. E .Portal Masuk
2 .Virus Organisme dapat masuk ke dalam tubuh melalui rute yang sama dengan yang digunakan untuk
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai macam virus,termasuk virus keluar.Misalnya,pada saat jarum yang terkontaminasi mengenai kulit klien,organisme masuk ke dalam
hepatitis B dan C dengan media penularan dari tranfusi,dialisis,suntikan dan endoskopi.Respiratory tubuh.Setiap obstruksi aliran urine memungkinkan organisme untuk berpindah ke uretra.Kesalahan
syncytial virus (RSV),rotavirus dan enterovirus yang ditularkan dari kon\tak tangan ke mulut atau pemakaian balutan steril pada luka yang terbuka memungkinkan patogen memasuki jaringan yang tidak
melalui rute faecal-oral.Hepatitis dan HIV ditularkan melalui pemakaian jarum suntik,dan trasfusi terlindungi.Faktor- faktor yang menurunkan daya tahabn tubuh memperbesar kesempatan patogen
darah.Rute penularan untuk virus sama seperti mikroorganisme lainnya.Infeksi gastrointestinal,infeksi masuk ke dalam tubuh.
traktus respiratorius,penyakit kulit dan dari darah.Virus lain yang sering menyebabkan infeksi F .Hospes Rentan
nosokomial adalah cytomegalovirus,Ebola,influenza virus,herpes simplex virus,dan varicella-zoster Seseorang terkena infeksi bergantung pada kerentanan dan bergantung pada derajat ketahanan individu
virus,juga dapat ditularkan. terhadap patogen,meskipun seseorang secara konstan kontak dengan mikroorganisme dalam jumlah
3 .Parasit dan Jamur yang besar,infeksi tidak akan terjadi sampai individu rentan terhadapjumlah mikroorganisme
Beberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat dengan mudah menular ke orang dewasa maupun anak- tersebut.Makin banyak virulen suatu mikroorganisme makin besar didapati muncul di lingkungan
anak.Banyak jamur dan parasit dapat timbul selama pemberian obat antibiotika bakteri dan perawatan akut.
immunosupresan,contohnya infeksi dari Candida albicans,Aspergiilus spp,Cryptococcus 2 . 3 Proses Infeksi
neformans,Cryptosporidium. Infeksi terjadi secara progresif,berat ringannya penyakit klien tergantung pada tingkat
B .Reservoar infeksi,patogenesitas mikroorganisme dan kerentanan pejamu.Didalam proses infeksi memiliki tahapan
Reservoar adalah tempat patogen mampu bertahan hidup tetapi dapat atau tidak berkembang tertentu yaitu :
biak.Rservoir yang paling umum adalah tubuh manusia.Berbagai mirroorganisme hidup pada kulit dan Ø Periode Inkubasi
dalam rongga tubuh,cairan dan keluaran.Untuk berkembang biak dengan cepat mkroorganismer Interfal antara masuknya patogen dalam tubuh dan munculnya gejala utama.
memerlukan lingkungan yang sesuai,termasuk makanan,oksigen,air,suhu yang tepat,pHdan cahaya. Ø Tahap Prodomal
Ø Makanan,mikroorganisme memerlukan untuk hidup,seperti Clostridium perfringens,mikroba yang Interpal dari awitan tanda gejala non spesifik(malaise,demam ringan,keletihan)sampai gejala yang
menyebabkan gangren gas,berkembang pada materi organik lain,seperti E.coli mengkonsumsi makanan spesifik selama masa ini,mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dan klien mampu menularkan
yang tidak dicerna di usus.Organisme lain mendapat makanan dari karbondioksida dan materi organik ke orang lain.
seperti tanah. Ø Tahap Sakit
Ø Oksigen,bakteri aerob memerlukan oksigen untuk bertahan hidup dan multiplikasi secukupnya untuk Interpal saat klien memanifestasikan tanda dan gejala yang lebih spesifik terhadap jenis infeksi.
menyebabkan sakit.Contohnya adalah Staphylococcus aureus dan turunan organisme Streptococccus Ø Tahap Pemulihan
sedangkan bakteri anaerob berkembang biak ketika terdapat atau tidak ada tersedia oksigen Interpal saat munculnya gejala akut infeksi ,lama penyembuhannyatergantung pada beratnya infeksi dan
bebas.Bakteri ini yang mampu menyebabkan tetanus,gas gangrene dan botulisme. keadaan umum kesehatan klien.
Ø Air,kebanyakan mkroorganisme membutuhkan air atau kelembaban untuik bertahan hidup.Dan ada juga Penyebab infeksi dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:
beberapa bakteri yang berubah bentuk,disebut dengan spora,yang resisten terhadap kekeringan.
Ø Suhu,mikroorganisme dapat hidup hanya dalam batasan suhu terentu.Namun beberapa dapat hidup dalam Bakteri
temperatur yan g ekstrem yang mungkin fatal bagi manusia.Misalnya virus AIDS,resisten terhadap air Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi. Ratusan spesies bakteri dapat
mendidih. menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan dapat hidup didalamnya, bakteri bisa masuk
Ø pH,keasaman suatu lingkungan menentukan kemampuan hidup suatu mikroorganisme.Kebanyakan melalui udara, air, tanah, makanan, cairan dan jaringan tubuh dan benda mati lainnya.
organisme lebih menyukai lingkungan dalam batasan pH 5-8.
Ø Cahaya,mikroorganisme berkembang pesat dalam lingkungan yang gelap seperti di bawah balutan dan Virus
dalam rongga tubuh.Sinar ultra violet dapat eektif untuh membunuh beberapa bentuk bakteri. Virus terutama berisi asam nukleat (nucleic acid), karenanya harus masuk dalam sel hidup
C .Portal Keluar untuk diproduksi.
Setelah mikroorganisme menemukan tempat untuktumbuh dan berkembang biak,mereka harus
menemukan jalan keluar jika mereka masuk ke pejamu lain dan menyebabkan penyakit. Fungi
Mikroorganisme dapat keluar melalui berbagai tempatm,seperti kulit dan membran mukosa,traktus Fungi terdiri dari ragi dan jamur
respiratoris,traktus urinarius,traktus gastrointestinal,traktus reproduktif dan darah.
D .Cara Penularan Parasit
Ada banyak cara penularan mikroorganisme dari reservoar ke pejamu.Penyakit infeksius tertentu Parasit hidup dalam organisme hidup lain, termasuk kelompok parasit adalah protozoa, cacing
cenderung ditularkan secara lebih umum melalui cara yang spesifik.Namun,mikroorganisme yang sama dan arthropoda.
3. Limbah B-3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan (Anonim, 2006)
TIPE INFEKSI
Undang-Undang Republik Indonesia No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Kolonisasi
Merupakan suatu proses dimana benih mikroorganisme menjadi flora yang menetap/flora Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyebutkan bahwa limbah adalah sisa suatu usaha dan
residen. Mikroorganisme bisa tumbuh dan berkembang biak tetapi tidak dapat menimbulkan atau kegiatan. Limbah merupakan suatu benda yang mengandung zat yang bersifat
penyakit. Infeksi terjadi ketika mikroorganisme yang menetap tadi sukses membahayakan atau tidak membahayakan kehidupan manusia, hewan, serta lingkungan
menginvasi/menyerang bagian tubuh host/manusia yang sistem pertahanannya tidak efektif dan dan umumnya muncul karena hasil perbuatan manusia, termasuk industrialisasi.
patogen menyebabkan kerusakan jaringan.
Limbah sendiri memiliki klasifikasi dan karakteristik limbah. Berdasarkan nilai ekonomisnya,
Infeksi lokal : spesifik dan terbatas pada bagain tubuh dimana mikroorganisme tinggal. limbah dibedakan menjadi limbah yang mempunyai nilai ekonomis dan limbah yang tidak
memiliki nilai ekonomis. Limbah yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah di mana dengan
Infeksi sistemik : terjadi bila mikroorganisme menyebar ke bagian tubuh yang lain dan melalui suatu proses lanjut akan memberikan suatu nilai tambah. Limbah non ekonomis adalah
menimbulkan kerusakan. suatu limbah, walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apa pun, tidak akan
memberikan nilai tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. T H Ichtiakhiri
Bakterimia : terjadi ketika dalam darah ditemukan adanya bakteri dan Sudarmaji, Pengelolaan Limbah B3 dan Keluhan Kesehatan Pekerja Limbah jenis ini sering
menimbulkan masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan (Kristanto, 2002).
Septikemia : multiplikasi bakteri dalam darah sebagai hasil dari infeksi sistemik

Infeksi akut : infeksi yang muncul dalam waktu singkat Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu
limbah cair, limbah padat dan limbah gas (Darmono, 2001). Limbah padat adalah semua limbah
Infeksi kronik : infeksi yang terjadi secara lambat dalam periode yang lama (dalam hitungan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan binatang yang berbentuk padat, tidak berguna dan
bulan sampai tahun) tidak dimanfaatkan atau tidak diinginkan atau dapat didefinisikan sebagai suatu semua masa
hetrogen yang dibuang dari aktivitas penduduk, komersial dan industri. Limbah cair adalah
buangan dalam bentuk cair hasil aktivitas dan alam (Purwanto, 2008).
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) didefinisikan sebagai limbah atau kombinasi limbah yang
karena kuantitas, konsentrasi, atau sifat fisika dan kimia atau yang memiliki karakteristik cepat
menyebar, mungkin yang merupakan penyebab meningkatnya angka penyakit dan kematian, juga Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 menyebutkan limbah cair adalah dari suatu
memiliki potensi yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan ketika tidak sesuai pada saat hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair. Segala jenis limbah yang terwujud cairan, berupa
diperlakukan, dalam penyimpanan, transportasi, atau dalam penempatan dan pengolahan (Anonim, air beserta buangan yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air. Sedangkan limbah
2006). gas merupakan pencemaran udara yang masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi
dan atau komponen lain ke dalam udara dan atau berubahnya tatanan (komposisi) udara oleh
kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara menjadi kurang atau tidak dapat
Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999 Jo PP No. 85 Tahun 1999 limbah yang termasuk limbah B3 adalah
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Kristanto, 2002).
limbah yang memenuhi salah satu atau lebih karakteristik sebagai berikut :

1. Limbah mudah meledak Menurut Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 tentang Pengolahan Bahan Berbahaya dan
2. Limbah mudah terbakar Beracun, Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan
3. Limbah yang bersifat reaktif berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan /atau jumlahnya,
4. Limbah beracun baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
5. Limbah yang menyebabkan infeksi hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
6. Limbah bersifat korosif manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan menurut Watts (1997), di dalam Mukhlishoh
(2012), limbah B3 didefinisikan sebagai limbah padat atau kombinasi dari limbah padat,
disebabkan karena jumlah, konsentrasinya, sifat fisik, kimia maupun yang bersifat infeksi yang
Dalam Identifikasi limbah B3 berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999 Jo PP No. 85 Tahun 1999 adalah tidak sering dapat menyebabkan kematian dan penyakit yang tidak dapat pulih, yang
sebagai berikut: substansinya dapat menyebabkan bagi kesehatan manusia atau lingkungan dikarenakan
pengelolaan yang tidak tepat, baik itu penyimpanan, transport, ataupun dalam pembuangannya.
1. Limbah B-3 dari sumber tidak spesifik
2. Limbah B-3 dari sumber spesifik
Berdasarkan PP No. 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Dalam Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 tentang Pengolahan Bahan Berbahaya dan
sumber limbah B3 dapat dibagi seperti limbah B3 dari sumber tidak spesifik yaitu limbah B3 Beracun, menjelaskan bahwa Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang dimulai
yang pada umumnya berasal bukan dari proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan dari reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan
pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi (inhibitor korosif) pelarut kerak dan penimbunan B3. Pengolahan ini bertujuan untuk mencegah dan atau mengurangi risiko dampak
pengemasan, limbah B3 dari sumber spesifik yaitu limbah B3 sisa proses suatu industri atau B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan, sedangkan limbah B3 lain seperti bahan kimia
kedaluwarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi
Limbah pertanian diartikan sebagai bahan yang dibuang di sektor pertanian seperti jerami padi, jerami
tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau tidak dapat dimanfaatkan kembali maka suatu
jagung, jerami kedelai, jerami kacang tanah, kotoran ternak, sabut dan tempurung kelapa, dedak padi,
produk menjadi limbah B3 yang memerlukan pengelolaan limbah B3 lainnya.
dan yang sejenisnya. Limbah pertanian dapat berbentuk bahan buangan tidak terpakai dan bahan sisa
dari hasil pengolahan (Anonimus, 2008a).
Menurut Watts (1997) di dalam Mukhlishoh (2012) karakteristik limbah B3 diklasifikasikan
menjadi 4 yaitu bersifat mudah terbakar yaitu limbah yang bersifat likuida dengan titik nyala 1,1 Karakteristik Limbah Pertanian
sama dengan atau di bawah 60°C. sedangkan untuk non likuida yang terbakar di bawah kondisi
normal dikarenakan adanya gesekan, atau perubahan sifat kimia secara spontan yang dapat
menimbulkan bahaya, bersifat korosif yaitu limbah yang bersifat cair yang memiliki pH 2 atau Limbah yang berasal dari pengolahan hasil pertanian secara umum ditandai dengan tingginya
12,5 atau cairan yang menyebabkan perkaratan pada besi yang lebih tinggi dari 6,35 mm/tahun, kandungan protein, tingginya kandungan karbohidrat tapi rendah protein, dan tingginya kandungan pati
bersifat reaktif yaitu limbah yang tidak stabil, dan mengalami perubahan yang besar tanpa dengan kandungan serat yang rendah. Limbah pertanian dan perkebunan dapat bersifat amba (bulky),
adanya pemicu langsung bereaksi dengan air, limbah ini berpotensi terjadi ledakan apabila berserat (fibrous), kecernaan rendah (low digestibility), dan rendahnya kandungan protein (low
bertemu dengan air, limbah bersifat beracun yaitu limbah yang melalui tes Toxicity Characteristic protein). Komponen berserat umumnya teridiri dari:
Leaching Procedure (TCLP) dinyatakan bersifat racun, dengan membandingkan konsentrasi
lleachate mengandung 31 senyawa organic dan 8 senyawa anorganik. Jika test Toxicity
Characteristic Leaching Procedure (TCLP) melebihi konsentrasi tersebut diatas maka limbah
 Selulosa: mempunyai bobot molekul tinggi, terdapat dalam jaringan tanaman
tersebut dinyatakan beracun.
pada bagian dinding sel sebagai mikrofibril, terdiri dari rantai glukan yang diletakkan oleh
ikatan hirogen. Selulosa dicerna oleh enzim selulase menghasilkan asam lemak terbang atau
Menurut Ginting (2007) mengatakan bahwa efek limbah B3 terhadap kesehatan antara lain
VFA(volatile fatty acid) seperti asetat, propionat, dan butirat.
adalah pernapasan hal tersebut dikarenakan konsentrasi uap yang tinggi akan berbahaya jika
dihirup. Konsentrasi yang tinggi dapat mengganggu saluran pernapasan (hidung, tenggorokan
dan paru-paru). Menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, pusing, kehilangan koordinasi, rasa  Hemiselulosa: terdapat bersama selulosa, terdiri dari pentosan, pectin, xylan dan
dan gangguan saraf lainnya. Paparan dengan konsentrasi akut dapat menyebabkan depresi saraf,
pingsan, koma dan atau kematian.
glikan. Hidrolisa oleh enzim hemiselulase menghasilkan lemak terbang. •3

Efek limbah B3 juga dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Efek pada kulit dikarenakan
limbah B3 menyebabkan dermatitis atau meresap kedalam kulit dan menimbulkan dampak • Lignin: suatu substansi yang kompleks dan tidak dapat dicerna, terdapat pada bagian kau dari
seperti pada pernapasan, selain itu efek kesehatan lainnya yaitu pencernaan dikarenakan tanaman (kulit gabah, bagian fibrosa akar, batang, dan daun). Keberadaan lignin selalu bersama-sama
konsentrasi limbah bahan berbahaya dan beracun atau B3 pada saluran pencernaan berbahaya dengan selulosa dan hemiselulosa dalam menyusun dinding sel. Karena selalu bersama selulosa dan
jika tertelan, menyebabkan mual, muntah dan gangguan saraf lainnya. Jika produk tertelan dapat hemiselulosa, lignin dikenal sebagai karbohirat, namun sesungguhnya lignin berbeda dengan
menyebabkan kanker paru-paru atau kematian.
karbohirat. Perbedaan terletak pada atom karbon (C) dimana aton karbon pada lignin lebih tinggi dan
Kondisi Medis yang diperparah oleh paparan seperti gangguan terhadap jantung, hati, ginjal, tidak proporsional. Semakin tua tanaman kadar ligninsemakin tinggi akibatnya daya cerna semakin
menurun dengan semakin bertambahnya lignifikasi. Selain mengikat sesulosa dan hemiselulosa, lignin
saluran pernapasan (hidung, tenggorokan, paru-paru), sistem saraf pusat, mata, kulit jika
juga mengikat protein dinding sel. Lignin tidak dapat larut dalam cairan rumen oleh sebab itu lignin
konsentrasi paparan tinggi. Menurut Dutta, dkk (2006) disebutkan bahwa pengaruh kesehatan
merupakan penghambat bagi mikroorganisme rumen dan enzim untuk mencerna tanaman tersebut.
dari limbah berbahaya seperti logam berat mengandung timbal dapat menyebabkan gangguan
keracunan timbal, neurotoksik, gangguan mental, kerusakan otak, ginjal dan hati.
• Silika: merupakan kristal yang terdapat dalam dinding sel dan mengisi ruang antar sel. Pada tanaman
sereal kandungan, abu yang tinggi biasanya sejalan dengan kadar silikanya.
Limbah Pertanian sebagai Sumber Bahan Organik dan hara Tanah, limbah pertanian termasuk di  Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan Aspek bagi tanah/tanaman:
dalamnya perkebunan dan peternakan seperti jeramai, sisa tanaman atau semak, kotoran binatang
peliharaan dan yang sejenisnya merupakan sumber bahan organik dan hara tanaman. Limbah tersebut
dapat langsung ditempatkan di atas lahan pertanian atau dibenam. Untuk hasil lebih efektif, sebaiknya  Meningkatkan kesuburan tanah
dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu. Menurut Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan  Memperbaiki struktur dan aerasi tanah
Pertanian (2007), pelapukan limbah-limbah tersebutsecara alami membutuhkan waktu 3-4 bulan lebih,
sehingga upaya pelestarian dengan penggunaan bahan organik pada lahan-lahan pertanian mengalami  Meningkatkan kapasitas jerap air tanah
hambatan. Hal itu akan lebih rumit lagi jika dihadapkan pada masa tanam yang mendesak, sehingga  Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
sering dianggap kurang ekonomis dan tidak efisien. Salah satu metode mempercepat pelapukan limbah  Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa,-nilai gizi, dan jumlah panen)
pertanian agar segera berfungsi dalam perbaikan sifat-sifat tanah dan ketersediaan hara adalah dengan
pembuatan kompos.
 Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
 Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
Menurut Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (2007), penggunaan
Menurut Wikipedia (2008) kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran
bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba
dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. Sedangkan pengomposan bio-aktivator dapat mempercepat proses dekomposisi limbah pertanian menjadi kompos.
adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba- BioDek, produk yang dihasilkan para peneliti Badan Litbang Pertanian merupakan bio-
mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah aktivator perombak bahan organik yang diracik khusus untuk meningkatkan efisiensi
mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini dekomposisi residu tanaman pada sistem penumpukan sampah
meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan
penambahan aktivator pengomposan. Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan organik. BioDek berupa konsorsia mikroba perombak selulosa dan lignin dengan fungsi metabolik
anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan yang komplementer merombak dan mengubah residu organik menjadi bahan organik tanah, dan
merupakan alternatif penanganan yang sesuai. menyuburkan tanah. Bentuk prouak ini ada dua jenis, yaitu dalam bentuk cair maupun serbuk.

Limbah pertanian yang dapat dijadikan kompos adalah jerami dan sekam padi, gulma, batang dan Nilai tambah penggunaan BioDek pada limbah-limbah tersebut sebagai bahan organik pertanian,
tongkol jagung, semua bagian vegetatif tanaman, batang pisang dan sabut kelapa. Kompos ibarat disamping mampu mengubah lingkungan mikro tanah dan komunitas mikroba menuju peningkatan
multi-vitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang kualitas tanah dan produktivitas tanaman, juga dapat menurunkan ketergantungan pada pupuk kimia.
perakaran yang sehat Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan Selain itu, BioDek mampu meningkatkan produktivitas lahan pertanian dan menambah keuntungan
organik tanah dan usahatani, serta mendukung pertanian berkelanjutan melalui' percepatan pengomposan limbah
pertanian, meningkatkan kesehatan lingkungan pada berbagai ekosistem dan ramah lingkungan.
akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba
tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba Dampak pemberian BioDek terhadap jerami padi dapat mempercepat proses pengomposan. Hal itu
ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat terlihat ketika dilakukan analisa terhadap jerami padi setelah dilakukan pemberian BioDek dapat
merangsang pertumbuhan tanaman. menurunkan kadar C/N sebesar 16,85 dalam waktu 12 hari. Padahal dalam proses pengomposan secara
alami, penurunan kadar C/N tersebut membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan. Waktu
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang pengomposan lebih cepat akan mempercepat waktu tanam, sehingga keuntungan usahatani dapat
dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan ditingkatkan. Cara pemakaian BioDek :
lebih enak. Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi:
 Tambahkan 3 liter BioDek Cair atau 3 kg BioDek serbuk, pada tumpukan 1 ton limbah
(pertanian, sampah perkotaan, sampah rumah tangga) secara merata;
 Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah  Setelah tumpukan limbah tersebut diberikan BioDek secara merata, lakukan penutupan
 Mengurangi volume/ukuran limbah dengan plastik, kemudian diinkubasi selama 1 bulan. Setiap minggu, di bolak-balik untuk
menciptakan aerasi. Penyiraman dilakukan apabila diperlukan.
 Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya Aspek Lingkungan :
 Kompos yang sudah matang akan terlihat benvarna hitam kecoklatan, dengan suhu sekitar
30 derajat C dan tidak mengeluarkan bau, yang biasa disebut Biokompos. Biokompos ini
 Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
siap digunakan sebagai pupuk organik untuk pertanian, pertanaman kota dan halaman Oleh karena itu dalam hal-hal ini hubungan antara sector pertanian dan sector industri dapat
rumah. dijembatani oleh tiga aspek :

Sekam yang merupakan limbah pertanian, abunya dapat digunakan untuk meningkatkan
ketersediaan P dalam tanah. Hasil penelitian Syekluani dan Sugen (2000)  Pengadaan bahan baku
 Pengolahan
 Pemasaran
menunjukkan bahwa Pemberian abu sekam sebagai sumber silikat pada Andisol dan Oxisol dapat Namun sampai saat ini masih terlihat adanya perbedaan yang nyata antara harapan dan kenyataan yang
melepaskan fosfor terjerap.vSemakin tinggi takaran pemberian abu sekam pada Andisol dan Oxisol menyangkut perkembangan agroindustri. Ada beberapa faktor yang menyebabkan daya tarik sector
Inaka semakin meningkat pula tingkat pelepasan fosfor tetjerap, dengan basil tertinggi didapati pada agroindustri rendah, antara lain:
pemberian takaran abu sekam 6 ton ha-1 dapat melepaskan 32p tetjerap sebesar 25,66% padaOxisol-
dan 20,90% pada Andisol.
1. Tingkat intensif dan proteksi yang diberikan pemerintah relative rendah.
Menurut Aryantha (2002), penggunaan hasil pengolahan limbah pertanian disamping dapat 2. Pengembangan modal yang relative rendah.
memperbaiki sifat-sifat tanah dan sebagai sumber unsur hara tanah, juga bermanfaat dalam 3. Resiko yang tinggi dari produk agroindustri dan harga yang cenderung terus menurun
pengendalian penyakit tanaman. Pemakaian kotoran baik yang segar maupun yang sudah 4. Suplai bahan baku domestic yang kurang kontinyu dan rendah kualitasnya
difermentasikan telah banyak dilaporkan berhasil untuk menunjang pertumbuhan dan mengendalikan Pembangunan sektor industri sebetulnya merupakan salah satu alternative strategi yang dipilih untuk
penyakit tanaman. Sebagaicontoh, kotoran ayam dapat meningkatkan kesuburan tanah dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat, selain harus berorientasi pada lingkungan biofisik dan sosial
dapat mengendalikan penyakit busuk akar yang disebabkan oleh Phytophthora. Dari hasil penelitian ekonomi berbagai penelitian tentang dampak suatu zona industri menyimpulkan bahwa adanya
Aryantha et al, (2000), kotoran ayam dan sapi yang dikomposkan selama 5 minggu telah berhasil pembangunan industry akan membawa serta teknologi dan manajemen modern. Hal ini berdampak
menyuburkan tanaman Lupinus albus sekaligus mengontrol penyakit busuk akar oleh Phytopthora positif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. ( Faisal, 1993)
cinnamomi.

Revitalisasi pertanian melalui pengembangan agroindustri di pedesaan merupakan pilihan


Penggunaan limbah pertanian seperti kotoran ayam dan sapi berkorelasi positif dengan aktivitas yang strategis untuk menggerakan roda perekonomian dan pemberdayaan masyarakat pedesaan. Hal
mikroba dan populasi mikroba antagonist (aktinomiset dan bakteri penghasil endospora) dalam tanah. ini di mungkinkan karena adanya kemampuan yang tinggi dari agroindustri dalam penyerapan tenaga
Keragaman jenis mikroba juga tampak paling tinggi pada tanah yang diberi perlakuan dengan kotoran kerja mengingat sifat industri pertanian yang padat karya dan bersifat massal. Industri pertanian yang
ayam. Kotoran sapi segar juga ditemukan dapat mengendalikan keganasan nematoda (Shapiro et al., berbasis pada masyarakat tingkat menengah dan bawah ini merupakan sektor yang sesuai untuk
1996). menampung banyak tenaga kerja dan menjamin perluasan berusaha sehingga akan efektif dalam upaya
meningkatkan perekonomian di pedesaan. Sangat rasional jika menempatkan industrialisasi pedesaan
Schuler et al. (1993) melaporkan limbah yang telah dipermentasi juga efektif dalam menunjang sebagai upaya dalam merevitalisasi pertanian.
pertumbuhan kacang Pisum sativum sekaligus mengendalikan penyakit busuk kaki yang disebabkan
oleh jamur Mycosphaerella pinocles. Hasil yang sama pada tanaman kacang-kacangan juga dilaporkan
oleh Pyndji et al. (1997) terhadap penyakit yang disebabkan oleh Rhizoctonia, Pythium dan Fusarium. Faktor-faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam mendukung pengembangan industrialisasi pedesaan
di masa yang akan datang antara lain :
Program pemerintah dalam pembangunan sector pertanian telah dikembangkan agroindustri. Hal ini
disebabkan oleh keberhasilan peningkatan peningkatan hasil pertanian selama lima pelita. Keberadaan  Lingkungan strategis
agroindustri tersebut di harapakan dapat meningkatkan permintaan komoditas pertanian, karena sector Industrialisasi merupakan salah satu pendekatan baru dalam pembangunan pertumbuhan ekonomi
agroindustri ini berperan dalam mengubah produk pertanian menjadi bentuk yang dapat diterima perdesaan yang bisa diandalkan. Maka upaya revitalisasi pertanian melalui industrialisasi pedesaan
kosumen secara lebih baik. Konsep pemikiran agroindustri dapat dilihat dari dua sudut pandang : diarahkan pada perubahan struktur ekonomi pedesaan dalam menghadapi berbagai perubahan yang
dihadapi baik di pasar domestik maupun internasional. Beberapa kunci tantangan yang diprioritaskan
adalah:
1. Agroindustri dapat berperan sebagai penghubung antara sector pertanian dengan sector
industri.
2. Agroindustri dapat berperan dalam upaya meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian.
 Kebutuhan untuk memperkuat dan memperluas basis pertumbuhan produktifitas pertanian
dengan mempercepat inovasi teknologi tidak hanya dibatasi pada sejumlah komoditi tertentu.
 Kebutuhan terhadap kebijaksanaan dan kelembagaan yang tepat untuk mengakses manfaat 1. Aspek Sumber Daya Manusia
globalisasi dan liberasi ekonomi, sekaligus mengurangi resiko kemungkinan munculnya dampak Peningkatan mutu sumberdaya manusia (SDM) diarahkan untuk peningkatan sikap, pengetahuan,
negative. keterampilan dan pengembangan kewirausahaan, manajemen serta kemampuan perencanaan usaha.
 Kebutuhan memperbaiki akses masyarakat perdesaan terhadap aset produksi dan kesempatan Dengan adanya peningkatan mutu SDM diharapkan penggunaan alsin akan meningkat dan areal yang
kerja demi percepatan pertumbuhan pendapatan dan pengurangan tingkat kemiskinan. dapat ditangani akan bertambah. Peningkatan mutu SDM dilakukan melalui pelatihan/ khursus,
kerjasama dengan lembaga pelatihan seperti perguruan tinggi, magang diperusahaan yang telah maju.
 Perubahan yang cepat dari pola konsumsi dan urbanisasi serta Sedangkan pelatihan dilakukan baik kepada petugas maupun para pengelola alsintan dan petani.
 Perubahan politik termasuk kebijaksanaan pembangunan yang berkaitan dengan demokratisasi
dan desentralisasi.
 Penataan kembali industri pedesaan 1. Aspek permodalan
Strategi pembangunan pertanian dan pedesaan adalah kombinasi peningkatan produktifitas Kelembagaan yang menangani pasca panen/pengolahan pada umumnya lemah dalam permodalan.
pertanian dan investasi pelayanan sosial di satu sisi dengan perbaikan hubungan keterkaitan antara Untuk itu perlu diupayakan adanya skim khusus untuk alsin pasca panen/pengolahan dengan
wilayah pedesaan dengan industri pengolahan hasil pertanian. Strategi ini mengidentifikasikan lima persyaratan yang mudah , suku bunga rendah dan dapat dijangkau oleh masyarakat
skala prioritas yang perlu di implementasikan secara konsisten dengan dukungan otoritas pemerintah
pusat maupun derah, sektor swasta dan organisasi masyarakat dalam hal :
Melihat berbagai fenomena yang mungkin terjadi tersebut, maka diperlukan upaya yang terencana dan
terarah untuk mengatasinya. Untuk itu, industrialisasi pertanian pedesaan merupakan suatu upaya yang
1. Percepatan pembangunan sumberdaya manusia dan kewirausahaan perlu dilakukan sesegera mungkin.
2. Memperkuat modal sosial melalui desentralisasi, gerakan kolektif dan pemberdayaan
masyarakat
3. Revitalisasi produktifitas pertanian berspektrum luas melalui peningkatan penerapan teknologi 1. 1. Teknis
diversifikasi 1. Tingkat pengetahuan dan kesadaran petani akan pentingya penerapan teknologi
4. Mendukung agribisnis dan sistem usahatani dan industri pertanian yang berkemampuan daya pengolahan hasil masih sangat terbatas
saing 2. Kurangya tenaga yang terampil dalam mengoprasikan alat mesin pengolahan
5. Meningkatkan manajemen sumber daya alam. 3. Dukungan perbengkelan dalam perbaikan, perawatan dan penyediaan suku cadang alat
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam mendukung mesin masih rendah.
pengembangan industrialisasi pedesaan berbasis pertanian antara lian: 4. Belum memadainya infrastruktur seperti jalan yang memadai sehingga menyulitkan
petani/kelompok dalam memasarkan produk olahanya
5. Kurangnya tenaga pembina yang terampil dalam bidang pengolahan.
1. Aspek kebijakan 6. 2. Sosial
Disadari bahwa selama ini keberpihakan pada kegiatan yang terkait dalam industrialisasi pedesaan 1. Kebiasaan petani dalam melakukan kegiatan pengolahan secara tradisional
berbasis pertanian masih kurang, dibandingkan dengan kegiatan di sektor hulu. Oleh karena itu. menyulitkan dalam penerapan teknologi yang baik dan benar.
Diperlukan suatu kebijakan yang menyeluruh dalam pembangunan agribisnis (hulu-hilir) sehingga 2. Daerah-daerah tertentu yang mempunyai budaya pengolahan hasil dengan teknologi
nilai tambah sektor pertanian dapat dinikmati masyarakat di pedesaan. turun temurun, sehingga sifatnya tertutup terhadap introduksi teknologi.
3. Terbatasnya kemampuan akses informasi masyarakat tentang teknologi pengolahan.
3. ekonomi
1. Aspek teknologi 1. Daya beli petani terhadap teknologi pengolahan rendah.
Pengembangan agroindustri di masa yang akan datang diarahkan untuk meningkatkan peran teknologi b. Harga alsin pengolahan relative tinggi sehingga kurang efisien
melalui pengembangan alsin perlu memperhatikan jenis alat dan mesin secara teknis dan ekonomi 1. Belum tersedianya skim kredit khusus untuk pengadaan alat dan mesin.
layak untuk dikembangkan serta kondisi sosial memungkinkan. Dalam pengembangan alsin tersebut
pemerintah diharapkan dapat menyediakan fasilitas kredit alsin dengan tingkat suku bunga rendah dan
persyaratan lunak.
Agromedis merupakan cabang ilmu di bidang kedokteran yang mempelajari tentang penyakit-
penyakit yang berkaitan dengan agroindustry maupun masyarakat agraris.
1. Aspek kelembagaan
Dalam penanganan pascapanen/pengolahan, maka pelaku usaha pasca panen (petani/kelompok tani)
Untuk cakupan agromedis sendiri ada banyak, ada 22 cakupan,diantaranya yaitu:
yang bergerak dalam pascapanen dan industri pengolahan hasil primer, perlu di tata dan diperkuat
sebagai komponen dari sistem perekonomian di pedesaan terutama di bidang teknologi alsin dan
manajemen usaha agar mereka mampu meraih nilai tambah
1. migrant worker health issue 3. lingkungan kerja
2. agricultural respiratory illness
3. zoonotic disease
Jika salah satu variable tersebut tidak memenuhi persyaratan akanmenimbulkan gangguan kesehatan
4. occupational and environmental concers of veterinary pharmacuticals, biological, and
yang berhubungan dengan kesehatan (kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja).
antibiotic
5. agricultural toxicologi
6. injures from physical agent and agricultural trauma Lingkungan kerja yang dimaksud ada 4 cakupan, yaitu:
7. resources for fram family member with disability
8. agricultural environment health issue 1. fisik: iklim kerja, kebisingan, getaran, radiasi, debu, penerangan
9. behavior in the farming country 2. kimia: bahan-bahan kimia, pestisida
10. skin disease of agricultural worker 3. biologi: virus, bakteri, jamur, parasite
11. ergonomic in agriculture 4. ergonomic dan psikososial:sikap tubuh tidak alamiah, desain kerja yang tidak ergonomis
12. occupational low back pain
13. cancer in farm environment
14. prevention of illness and injury in agricultural population Pengendalian resiko yang dapat dilakukan yaitu :
15. farm children and youth at risk
16. farm and rural health clinic tour 1. Eliminasi
17. certified safe fram auditor introduction 2. Substitusi
18. skin cancer and precancer lesions 3. engineering control (rekayasa teknik)
19. personal protective equipment 4. administrative control (terkait kebijakan)
20. agricultural respiratory protection 5. PPE (Personal ProtectiveEquipment)/APD (Alat Pelindung Diri)
21. rural health care delivery issue
22. integration of agricultural occupation health care into an entability health care.
Untuk penyakit yang sering dialami di dunia agroindustry, diantaranya yaitu:

Selain ke-22 cakupan agromedis tersebut, ada 5 poin penting mengenai bidang-bidang yang terkait
dalam agromedis, yaitu: 1. Heat stroke
2. Pneumokinosis (asbestosis, silicosis, tabakosis, bisinosis,dsb)
3. Green tobacco sickness (karena terhirup debu tambakau basah)
1. rural health medicine (kesehatan penduduk yang terisolir) 4. Keracunan pestisida akut dan kronis
2. trofical medicine (penyakit infeksi) 5. Dermatitis kontak
3. kedokteran kepulauan 6. Kecacingan
4. herbal medicine (obat dari ramuan herbal) 7. Low back pain
5. traditional medicine (ilmu pengobatan dasar turun temurun) 8. Carpal tunnel syndrome

Agroindustry adalah suatu kegiatan yangmemanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, Agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry yang berarti suatu industri yang
merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau suatu industri yang
menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian.
Contoh kegiatan agroindustry seperti bertani (padi, jagung, tebu, kapas, dsb), membuat rokok, Definisi agroindustri dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil
pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan
membuat kasur, dan lain-lain.
tersebut.

Ada 3 variabel pokok yang saling berinteraksi ketika seseorang bekerja yaitu :
Dengan demikian agroindustri meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industry yang
memproduksi peralatan dan mesin pertanian, industri input pertanian (pupuk, pestisida,
1. karakteristik pekerja herbisida dan lain-lain) dan industri jasa sektor pertanian. Apabila dilihat dari sistem agribisnis,
2. jenis dan beban kerja agroindustri merupakan bagian (subsistem) agribisnis yang memproses dan mentranformasikan
bahan-bahan hasil pertanian (bahan makanan, kayu dan serat) menjadi barang-barang setengah Teknologi pengolahan hasil hewani merupakan teknologi pengolahan bahan-bahan
jadi yang langsung dapat dikonsumsi dan barang atau bahan hasil produksi industri yang pangan dari hewan, baik dari darat, laut, maupun udara.
digunakan dalam proses produksi seperti traktor, pupuk, pestisida, mesin pertanian dan lain-
lain.
Contohnya:

Dari batasan diatas, agroindustri merupakan sub sektor yang luas yang meliputi industri hulu
1. Pembuatan bakso
sektor pertanian sampai dengan industri hilir. Industri hulu adalah industri yang memproduksi
2. Pembuatan chicken nugget
alat-alat dan mesin pertanian serta industry sarana produksi yang digunakan dalam proses
3. Pembuatan abon hiu
budidaya pertanian. Sedangkan industri hilir merupakan industri yang mengolah hasil pertanian
4. Pembuatan dendeng
menjadi bahan baku atau barang yang siap dikonsumsi atau merupakan industri pascapanen dan
3. Teknologi pengemasan
pengolahan hasil pertanian.

Teknologi pengemasan dan penggudangan merupakan penyimpanan/pengemasan


Dalam kerangka pembangunan pertanian, agroindustri merupakan penggerak utama
hasil agroindustri/makanan yang bertujuan untuk menjadikan makanan tersebut
perkembangan sektor pertanian, terlebih dalam masa yang akan datang posisi pertanian
awet.
merupakan sektor andalan dalam pembangunan nasional sehingga peranan agroindustri akan
semakin besar. Dengan kata lain, dalam upaya mewujudkan sektor pertanian yang tangguh, maju
dan efisien sehingga mampu menjadi leading sector dalam pembangunan nasional, harus 2
ditunjang melalui pengembangan agroindustri, menuju agroindustri yang tangguh, maju serta
efisien.
1. Contoh alat pengemas makanan
1. 1) Daun pisang
B. Ruang Lingkup 2. 2) Kertas wax coklat
3. 3) Box Styrofoam
4. 4) Kontainer plastic
Ruang lingkup agroindustri meliputi:
5. 5) Oven
6. 6) Microwave
1. Teknologi pengolahan hasil nabati 2. Cara pengawetan makanan 1) Pendinginan
2. Teknologi pengolahan hasil hewani 2) Pengasapan
3. Teknologi pengemasan dan penggudangan 3) Pengalengan

1. Teknologi pengolahan hasil nabati 4) Pengeringan 5) Pemanisan 6) Pengasinan

Teknologi pengolahan hasil nabati merupakan teknologi pengolahan bahan - bahan


pangan dari tumbuhan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dll.

Contohnya:

1. Pembuatan roti
2. Pembuatan dodol
3. Pembuatan sari buah
4. Pembuatan manisan buah
5. Pembuatan keripik ubi
2. Teknologi pengolahan hasil hewani

Anda mungkin juga menyukai