BLOK X (PENCERNAAN)
Oleh:
NAMA : ..................................................
NIM : ..................................................
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
1
NEMATODA DAN CESTODA INTESTINAL
TUJUAN UMUM
• Mahasiswa mampu mengidentifikasi berbagai macam morfologi berbagai stadium
nematoda yang mampu menginfeksi saluran pencernaan manusia.
• Mahasiswa mampu mengidentifikasi berbagai macam morfologi berbagai stadium
cestoda yang mampu menginfeksi saluran pencernaan manusia.
PETUNJUK UMUM
1. Pahami tujuan setiap praktikum
2. Kerjakan dengan baik setiap tugas praktikum dengan mempelajari dan menggambar
sediaan yang ada sesuai dengan panduan.
3. Cocokkan dengan ciri-ciri morfologis yang tertera dalam panduan, Atlas Parasitology
atau sumber lain yang dapat dipercaya.
PENGETAHUAN UMUM
KLASIFIKASI
subkingdom METAZOA
2
PRAKTIKUM I
NEMATODA INTESTINAL
MATERI
Mempelajari morfologi cacing-cacing yang termasuk dalam kelas Nematoda Usus
TUJUAN UMUM
Mengenal macam-macam morfologi stadium dewasa, telur dan larva dari cacing Nematoda yang
parasit pada saluran pencernaan manusia.
TUJUAN KHUSUS
1. Mampu menjelaskan cirri-ciri umum cacing-cacing Nematoda Usus.
2. Mengetahui macam-macam spesies cacing Nematoda Usus.
3. Mengetahui beberapa jenis nematoda pada anjing dan kucing yang dapat menginfeksi manusia
pada stadium larva.
4. Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Soil Transmitted Helminth dan menyebutkan
nama-nama spesies cacing yang termasuk dalam Soil Transmitted Helminth.
5. Mampu menjelaskan siklus hidup dari semua cacing yang termasuk dalam Nematoda Usus.
6. Mampu menjelaskan cacing-cacing Nematoda usus yang dibedakan menurut: nama spesies,
stadium, bentuk infektif, portal of entry, portal of extry, stadium diagnostik, gejala klinis dan
terapi.
3
KASUS 1
Seorang laki-laki berusia 58 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan pucat, lemas dan nafsu
makan menurun sejak 3 bulan yang lalu. Dari anamnesis diketahui pasien adalah pekerja
perkebunan kopi dan bertempat tinggal di sekitar perkebunan. Pasien mempunyai kebiasaan
jarang memakai sandal saat bermain dan jarang mencuci tangan sebelum makan. Selama 2
minggu terakhir, sering mengalami diare. Hasil pemeriksaan darah didapatkan: Hb 8 mg/dL,
ferritin serum 12 µg/L, TIBC 480 µg/dL, SI 25 µg/dL, sedangkan hasil pemeriksaan feses
didapatkan telur cacing.
LEMBAR JAWABAN
1.
2.
4
3.
4.
5.
6.
5
MATERI PRAKTIKUM I : NEMATODA USUS
Mempelajari cacing Nematoda Usus .
Isilah titik-titik pada kolom uraian dan gambarlah hasil pengamatan pada kolom gambar dengan
diberi keterangan!
URAIAN GAMBAR
Ascaris lumbricoides
Cacing dewasa jantan
Perhatikan :
- bentuk bulat panjang (silindris)
- ukuran : 15-31 cm x 2-4 mm,
- warna putih/merah muda
- ujung anterior lebih langsing
dan mempunyai …………… buah bibir.
- Ekor/ujung posterior :
cacing jantan melingkar,
melengkung ke ventral
mempunyai ……………………...............
dan fungsinya untuk......................
..................................................
Ascaris lumbricoides
Cacing dewasa betina
Perhatikan :
- Morfologi seperti cacing jantan, tetapi
ukuran agak lebih besar
- panjang : 20-49 cm x 3-6 mm,
Perhatikan perbedaannya:
- cacing betina lurus runcing mempunyai
cincin kopulasi terletak kira-kira ⅓
anterior panjang badan
- Ekor/ujung posterior :
tidak melengkung ke arah ventral
-
6
- Dindingnya terdiri dari …… lapis yaitu :
………………, …………………, ……
Isinya …………………………………
Ascaris lumbricoides (Telur Infertil)
Bentuk telur......................................
Perbedaan dinding telur dengan telur yang
fertil (infektif) adalah ............................
.........................................................
.........................................................
..........................................................
Ascaris lumbricoides
(Telur decorticated)
Bentuk ini bisa didapatkan pada telur fertil
maupun infertil.
Perbedaannya terletak pada dinding telur,
yaitu ...................................................
..........................................................
..........................................................
...........................................................
URAIAN GAMBAR
Telur Hookworm (Cacing Tambang)
7
- Esofagus nya berbentuk seperti tabung
disebut dengan................................
......................................................
- Panjang : 0,25-0,30 mm
8
- Ukuran panjang 7-9 mm
- Pada mulut (buccal cavity) terdapat alat
Untuk menggigit yang disebut..............
........................................................
Karena bentuknya...............................
- Ekor cacing jantan mempunyai ..............
……………………………
Cacing Dewasa betina Necator
americanus
Perhatikan :
URAIAN GAMBAR
Telur Strongyloides stercoralis
Morfologinya sama dengan telur Hookworm.
Telurnya tidak ditemukan di dalam feses
karena reproduksi cacing ini secara..........
..........................................................
9
- Bentuknya pendek, gemuk
- Ukuran panjangnya 225 x 15 mikron
Perhatikan dan bedakan dengan
rhabditoid larva Hookworm dari :
- Buccal cavity:
………………………………………
……………………………………....
- Genital primordial :………………….
………………………………………
Larva Filariform Strongyloides
stercoralis
Bentuk ini penting karena merupakan
stadium………………………. untuk
penularan
- Bentuknya langsing, panjang
- Panjang : 700 mikron
- Esofagus panjangnya................ panjang
Badan.
- Perbedaan dengan larva filariform
Hookworm terdapat pada bagian ekor:
ujungnya berbentuk celah seperti huruf
V terbalik yang disebut ......................
Cacing Dewasa Strongyloides stercoralis
Ada dua bentuk yaitu: free living dan
Parasitik.
Cacing jantan hanya ditemukan pada bentuk
free living : lebih gemuk, pendek dan ujung
posterior melengkung ke ventral dan mem-
punyai dua buah spikula.
Cacing betina yang free living lebih kecil,
pada Uterus terdapat sebaris telur (seperti
petai) ……..
URAIAN GAMBAR
18. Cacing betina Enterobius
vermicularis
- Ukuran lebih besar dari cacing jantan
(2-5 mm x 0,5 mm)
- Pada bagian anterior terdapat lapisan
kutikula yg melebar disebut……..
………………………………………
- bentuk oesophagusnya disebut dengan
………………………………………..
…………………………………………
- Alat reproduksi: vulva di bagian tengah
10
tubuh dan vagina memanjang ke pos-
terior tubuh. Pada uterus tampak berisi
telur (cacing betina gravid)
URAIAN GAMBAR
Cacing Betina Trichuris trichiura
Perhatikan:
- Bentuk seperti cambuk, sehingga disebut
juga
cacing……………………………………
- Tiga per lima bagian anterior kecil berisi
usofagus
- Dua per lima bagian posterior melebar
berisi usus dan alat reproduksi
- Ukuran : 35-50 mm
11
PRAKTIKUM II
CESTODA USUS
MATERI
Mempelajari morfologi cacing-cacing yang termasuk dalam kelas Cestoda Usus
TUJUAN UMUM
Mengenal macam-macam morfologi stadium dewasa, telur dan larva dari cacing Cestoda yang
parasit pada saluran pencernaan manusia.
TUJUAN KHUSUS
1. Mampu menjelaskan cirri-ciri umum cacing-cacing Cestoda Usus.
2. Mengetahui macam-macam spesies cacing Cestoda Usus.
3. Mengetahui beberapa jenis Cestoda pada babi, sapi, tikus, kucing dan anjing yang dapat
menginfeksi manusia pada stadium larva.
4. Mampu menjelaskan siklus hidup dari semua cacing yang termasuk dalam Cestoda Usus.
5. Mampu menjelaskan cacing-cacing Cestoda usus yang dibedakan menurut : nama
spesies, stadium, bentuk infektif, portal of entry, portal of extry, stadium diagnostik,
gejala klinis dan terapi.
12
KASUS 2
Seorang laki-laki berusia 48 tahun yang tinggal di desa Ubud, Bali pergi ke puskesmas dengan
keluhan pucat, lemas dan nafsu makan menurun sejak 2 bulan yang lalu. Berdasarkan anamnesis
diketahui pasien senang mengkonsumsi babi guling dan kadang-kadang makan sate sapi.
Beberapa minggu terakhir pasien sering mengalami diare. Dokter puskesmas menyarankan
dilakukan pemeriksaan DL (Darah Lengkap) dan FL (Feses Lengkap).
LEMBAR JAWABAN
1.
2.
3.
13
4.
5.
6.
14
MATERI PRAKTIKUM II : CESTODA USUS
Mempelajari cacing Cestoda Usus .
Isilah titik-titik pada kolom uraian dan gambarlah hasil pengamatan pada kolom gambar dengan
diberi keterangan!
URAIAN GAMBAR
Perhatikan:
-Bentuk : bulat
-Besar : kira-kira 35 µ
-Dinding : tebal dengan struktur radiair
-Isi : ……………………………………
Perhatikan:
-Bentuk ………………………………
-Diameter 1-2 mm
-Jumlah batil isap (sucker): ……………………
- Tidak mempunyai rostelum dan kait-kait
15
URAIAN GAMBAR
Perhatikan:
-Bentuk : …………………………
-Diameter ± 1 mm
-Jumlah batil isap (sucker): ……… ..........
- Ciri-ciri Rostelum : ………………………………
......................................................
Perhatikan:
-Bentuk uterus bercabang
-Cabang uterus …………………… buah
-Lubang genital terletak di …………………
Perhatikan:
-Bentuk ……………………
-Dinding : terdiri dari ……… membran
-Ppada kedua kutub membran menebal
dan keluar 4-8 filamen, disebut dengan
.......................................................
-Isi : ……………....................................
dengan ……..................... pasang kait
Perhatikan:
-Panjang : 25-40 mm
-Skoleks : bulat, dengan …… buah sucker
-Rostellum bersifat ………………........
dengan sebaris kait-kait
16
URAIAN GAMBAR
Perhatikan:
-Bentuk : ……………………….....................
(lebar lebih besar daripada panjang)
- Berisi 80-180 butir telur terdapat di
dalam kantung uterus
Perhatikan:
-Bentuk …………………….........................
-Dinding sangat tebal, tidak terdapat
filamen
-Isi : ……………....................................
dengan …… .......................pasang kait
Perhatikan:
-Panjang : 10-60 cm
-Terdiri dari 800-1000 segmen
-Skoleks bentuk seperti.......................,
dengan ……...................... buah sucker
-Rostellum rudimenter dan tidak mem-
punyai kait-kait
.
17
URAIAN GAMBAR
Perhatikan:
-Bentuk khas seperti tempayan atau vas
bunga
-Tiap proglotid mempunyai …....................
pasang kelamin
-Genital pore terletak di ………………….......
Perhatikan:
-Bentuk : panjang …………… daripada lebar
-Proglotid mature mempunyai alat
kelamin jantan & betina yang lengkap
-Ovarium terletak di tengah proglotid,
berbentuk khas seperti bunga mawar, disebut
…………………….........................................
…………………………………………..
18
DAFTAR PUSTAKA
1. _______ , 1980. Manual of Basic Techniques for a Health Laboratory. WHO. Geneva
2. ________ , 2003. Panduan Praktis Diagnosis Malaria. USAID-DEPKES RI- IAMI,
Jakarta.
3. Beaver PC, Jung RC, Cupp EW. Clinical Parasitology, 9th edition. Philadelphia: Lea &
Febinger, 1984
19