STRUKTUR KELUARGA
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Keluarga
Dosen Pengampu : Ahmad Kusnaeni, M.Kep
Disusun Oleh:
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
i
TAHUN 2019/2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik baiknya.
Penyusun makalah ini atas dasar tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada narasumber yang telah
membantu penulis dalam penyusunan makalah ini. Mohon maaf penulis
sampaikan apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena
kami masih dalam tahap belajar.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk menambah
wawasan kepada pembaca. Penulis sadari dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik guna
perbaikan di masa yang akan datang. Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu inti dari ilmu keperawatan ialah pemberian asuhan keperawatan
yang bersifat holistic, dimana pasien bukan hanya individu yang mengalami
suatu penyakit, tapi juga termasuk orang yang sehat, serta orang yang berada
dalam lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini yang menjadi objek pemberian
asuhan terpenting yang terkait dengan lingkungan sekitar adalah keluarga.
Karena di sinilah awal mulainya kehidupan masing-masing individu, sehingga
untuk mampu menciptakan individu sehat dapat dimulai melalui keluarganya.
B. Rumusan Masalah
A. Tujuan Penulisan
2. Matrilinier
Matrilinier adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga
sedarah isteri.
4. Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami
5. Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami isteri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami isteri.
7
1. Struktur eligasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam
menyampaikan pendapat.
10
j) Saling ketergantungan emosi pasangan dan tanggung jawab untuk
menikah
a. Kekuasaan Keluarga Keseluruhan
Agar mampu mengklasifikasikan sebuah keluarga sebagai struktur
kekuasaan menyeluruh.
1. Struktur Peran Keluarga
a. Teori dan Definisi Peran Keluarga
1) Definisi
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa
bersifat formal atau informal. Selain itu peran juga adalah orientasi
strukturalis yang menekankan pengruh normatif (cultural), yaitu
pengaruh yang berkaitan dengan status-status tertentu dan peran-peran
terkaitnya (Linton, 1945) dan orientasi interaksi dari Turner (1970)
yang menekankan timbulnya kualitas peran yang lahir dari interaksi
sosial.
2) Posisi atau Status
Sebagai tempat seseorang dalam suatu sistem sosial. Sementara
peran-peran adalah perilaku-perilaku yang berkenan dengan siapa
yang memegang suatu posisi tertentu.
3) Okupan Peran
Okupan peran atau role okupan adalah seorang yang memegang
suatu posisi dalam struktur sosial.
4) Perilaku Peran
Perilaku peran, performa peran, dan penetapan peran (role
enactment) adalah istilah yang digunakan secara bergantian yang
menyatakan apa yang sebenarnya seseorang lakukan didalam posisi
tertentu sebagai respon terhadap harapan harapan peran.
5) Konflik Peran
11
Konflik antar peran adalah konflik yang terjadi jika pola-pola
perilaku atau norma-norma dari satu peran tidak kongruen dengan
peran lain yang dimainkan secara bersamaan oleh individu.
6) Dimensi-dimensi Normative Peran
Peran didefinisikan secara normative atau kultur adalah budaya
dimanan seseorang berpartisipasi dan atau dimana individu
mengindentifikasi ketentuan-ketentuan dan larangan-larangan perilaku
okupan-okupan dari berbagai posisi.
7) Kebersamaan Peran
Menunjukkan kepada keikutsertaan atau partisipasi dari dua orang
atau lebih dalam peran-peran yang sama meskipun mereka memegang
peran yang sama.
8) Pemeranan
9) Peran respiprokal atau Komplementer
Sebuah peran saling bergantung satu sama lain dan berkaitan
dengan peran dari pasangannya.
a. Peran-peran formal keluarga
Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga yaitu pencari
nafkah, ibu rumah tangga, tukang perbaiki rumah, juru masak dan
sebagainya.
Peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami (ayah), isteri
(ibu) antara lain : peran sebagai provider, sebagai pengatur rumah tangga,
perawatan anak, sosialisasi anak, reksreasi, persaudaraan, peran
terapeutik, dan peran seksual.
b. Peran informal keluarga
Peran-peran informal biasanya tidak tampak, dimainkan hanya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu dan/ atau untuk
menjaga keseimbangan dalam keluarga. Peran informal mempunyai
tuntunan yang berbeda tidak terlalu didasarkan pada usia ataupun jenis
12
kelamin, melainkan lebih didasarkan pada atribut-atribut personalitas
atau kepribadian individu dalam keluarga.
1. Struktur atau Pola Komunikasi
Komunikasi di dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki
kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan
secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik, dan
valid.
Komunikasi yang jelas dan fungsional di kalangan keluarga merupakan
sarana yang penting, yang mana melalui sarana ini perasaan penting
menyangkut makna diri berkembang dan menjadi terinternalisasi.
Sebaliknya komunikasi-komunikasi yang tidak jelas diyakini sebagai
penyebab utama berfungsinya keluarga yang sangat memperihatinkan
(Holman, 1983; Satir, 1983).
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup,
adanya isu atau berita negative, tidak terfokus pada satu hal, dan selalu
mengulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi keluarga bagi pengirim
bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental ekspresi, dan
komunikasi tidak sesuai. Penerimaan pesan gagal mendengar, diskualifiksi,
ofensif (bersifat negative), terjadi miskomunikasi, dan kurang atau tidak
valid.
a. Elemen-elemen komunikasi
Komunikasi berfungsi sebagai alat yang penting untuk mengikat
subsistem -subsistem secara bersama-sama dalam rangka membentuk
ikatan (kohesif) menyeluruh dan memelihara seluruh sistem.
13
b. Prinsip-prinsip Komunikasi
1) Tidak mungkin melakukan komunikasi, karena semua perilaku adalah
bentuk komunikasi.
2) Komunikasi tidak hanya menghantar informasi atau isi, tetapi disertai
juga dengan perintah (intruksi).
3) Komunikasi meliputi suatu prose transaksi, dan dalam setiap tukar-
menukar respon, terdapat komunikasi yang mendahuluinya, di
samping sejarah hubungan yang mendahuluinya.
a. Komunikasi Fungsional dalam Keluarga
Komunikasi fungsional dalam keluarga menuntut bahwa maksud dan
arti dari pengirim yang dikirim lewat saluran-saluran yang relative jelas
dan bahwa penerima pesan mempunyai suatu pemahaman terhadap arti
dari pesan itu yang mirip dengan pengirim.
b. Pola-Pola Fungsional dari Komunikasi
Pola-pola komunikasi keluarga adalah karakteristik pola-pola
interaksi dari keluarga yang di samping mempengaruhi dan
mengorganisir anggota keluarga, pola- pola ini juga menghasilkan arti
transaksi di antara para anggota keluarga. Adapun pola komunikasi
fungsional antara lain, komunikasi emosional, komunikasi terbuka,
adanya hierarki kekuasaan dan aturan-aturan keluarga dalam komunikasi,
konflik keluarga dan resolusi konflik.
c. Komunikasi Disfungsional
Komunikasi dari seorang yang disfungsional seringkali tidak efektif.
Diantaranya komunikasi tersebut dapat berupa asumsi-asumsi (tanpa ada
validasi), ekspresi perasaan tak jelas, ketidakmampuan mengungkapkan
kebutuhan, diskualifikasi (membolehkan penerima untuk tidak setuju
terhadap suatu pesan).
14
d. Pola-pola Komunikasi Disfungsional
Pola-pola ini dapat berupa sindrom mengabdikan diri dan area
komunikasi tertutup.
15
A. Tipe-tipe keluarga modern
Pengelompokkan secara Modern Dipengaruhi oleh semakin
berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme,
maka tipe keluarga modern dapat dikelompokkan menjadi beberapa
macam, diantaranya :
a. Tradisional Nuclear, adalah keluarga inti (Ayah, Ibu dan Anak) yang
tinggal dalam satu rumah yang ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam
suatu ikatan perkawinan, dimana salah satu atau keduanya dapat bekerja
di luar rumah.
d. Single Parent, adalah keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua
sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anakanaknya
dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
16
f. Three Generation, adalah keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau
lebih yang tinggal dalam satu rumah.
g. Comunal, adalah keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua
pasangan suami-istri atau lebih yang monogami berikut anakanaknya dan
bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
j. Gay and Lesbian Family, adalah keluarga yang dibentuk oleh pasangan
yang berjenis kelamin sama.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Struktur keluarga dan tipe keluarga merupakan bagian yang penting dalam
keberlangsungan pemberian asuhan keperawatan keluarga, karena ia mengacu
kepada elemen inti dalam keluarga.
Saran
18
Perlu pemahaman yang mendalam terhadap struktur keluarga, terutama
masing-masing elemen harus dipahami secara mendalam sehingga dapat
diketahui bagaimana pola kehidupan dalam keluarga yang sangat penting untuk
acuan pemberian asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
https://samoke2012.wordpress.com/2015/10/22/pengkajian-keluarga/
19
20