Anda di halaman 1dari 14

1.1.

Identitas Buku
1. Judul : Strategi Belajar Mengajar
2. Edisi : Pertama (1)
3. Pengarang : Busmin Gurning dan Effi Aswita Lubis
4. Penerbit : K-Media
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Tahun Terbit : 2017
7. ISBN : 978-602-451-063-3

MODEL PEMBELAJARAN

1. Model Pembelajaran Numbered Heads Together

Model pembelajaran numbered heads together adalah model pembelajaran yang


menggunakan kelompok-kelompok dalam menyelesaikan permasalahan agar dapat
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam mencapai tujuan pembelajaran dan hasil
belajar yang baik. Ada beberapa langkah model pembelajaran NHT yaitu sebagai berikut:

a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok
dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya/
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil
kerjasama mereka.
e. Tanggapan dari teman lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
f. Kesimpulan.
Ada beberapa kelebihan model pembelajaran NHT yaitu:
a. Siswa yang kurang pandai diajari oleh siswa yang pandai dalam proses diskusi
b. Meningkatkan kerjasama antara siswa sebab pembelajarannya menuntut adanya
kerjasama kelompok.
c. Melatih siswa untuk menghargai pendapat oranglain dan menyatukan presepsi antar
siswa untuk mendapatkan hasil kerja yang baik.

Ada beberapa kelemahan model pembelajaran NHT yaitu:

a. Kemungkinan yang sudah nomor yang dipanggil guru, dapat dipanggil guru lagi.
b. Kemungkinan tidak semua siswa dapat dipanggil oleh guru.
c. Situasi kelas sering ricuh sebab sering terjadi perdebatan yang tidak bermanfaat
antara siswa dalam diskusi materi pembelajaran.

2. Model Pembelajaran Mind Mapping

Model pembelajaran mind mapping adalah model pembelajaran yang merangsang otak kiri
dan kanan peserta didik, dimana dimulai dari menggambarkan sebuah tema, ide atau gagasan
yang ditempatkan ditengah sketsa atau papan tulis. Ada beberapa langkah model
pembelajaran mind mapping yaitu:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai


b. Guru mengemukakan konsep atau permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan
sebaliknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
c. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
d. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
e. Tiap kelompok membaca hasil diskusi nya dan guru mencatat di papan dan
mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
f. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi
perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru
g. Guru memberikan kesimpulan pembelajaran
h. Penutup

Ada beberapa kelebihan model pembelajaran Mind Mapping yaitu:


a. Dapat merangsang otak kiri dan otak kanan siswa.
b. Melatih siswa berpikir dan mengeluarkan gagasan secara sistematis.
c. Dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang diajarkan.
Ada beberapa kelemahan model pembelajaran Mind Mapping yaitu:
a. Hanya siswa yang aktif yang akan terlibat dalam pembelajaran model ini.
b. Terkadang konsep yang diajukan siswa pada peta konsep yang digambarnya berbeda
dari permasalahan yang diberikan.
c. Sulit mempertemukan atau menyamakan persepsi antar siswa maupun guru pada peta
konsep yang digambarkan.

3. Model Pembelajaran Problem Solving


Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran yang melatih siswa
mencari pemecahan masalah atau solusi dari suatu permasalahan.
Ada beberapa langkah model pembelajaran Problem Solving yaitu:
a. Merumuskan masalah yang hendak dipecahkan.
b. Mencari data atau informasi utnuk digunakan dalam pemecahan masalah
c. Menetapkan jawaban sementara yang akan diuji kebenarannya.
d. Menguji jawaban sementara yang telah dirumuskan sebelumnya, hingga jawaban
tersebut benar secara objektif.
e. Menarik kesimpulan akhir tentang masalah yang sudah dipecahkan.

Ada beberapa kelebihan model pembelajaran Problem Solving yaitu:


a. Dapat melatih kemampuan pikir siswa secara ilmiah dan sistematis.
b. Dapat membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah
secara terampil.
c. Dapat membuat pendidikan formal disekolah menjadi relevan di lingkungan kerja.

Ada beberapa kelemahan model pembelajaran Problem Solving yaitu:

a. Memerlukan waktu yang cukup banyak dalam pelaksanaan.


b. Memerlukan perencanaan yang matang dan teratur dalam pelaksanaannya, karna
sumber belajar dan alat-alat pembelajaran harus tersedia.
c. Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah.
4. Model Pembelajaran Jigsaw
Model pembelajaran jigsaw adalah model pembelajaran yang dirancang untuk
mendorong siswa saling aktif dan mengajari di dalam kelompok untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Ada beberapa langkah model pembelajaran Jigsaw yaitu:
a. Siswa dikelompokkan kedalam 4 anggota anggota/tim.
b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
d. Anggota dari tim berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu
dalam kelompok baru untuk mendiskusikan sub bab mereka.
e. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan
tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
g. Guru memberi evaluasi.
h. Penutup.

Ada beberapa kelebihan model pembelajaran Jigsaw yaitu:

a. Meningkatkan kerjasama anatar siswa secara kooperatif dalam mempelajari materi


pembelajaran yang diberikan guru.
b. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap
memberikan dan mengerjakan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain,
sehingga pengetahuannya jadi bertambah.
c. Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya dan
kelompoknya.

Ada beberapa kelemahan model pembelajaran Jigsaw yaitu:

a. Guru harus mengawasi siswa agar menggunakan prinsip kooperatif, apabila tidak
maka kelompok diskusi akan tidak kondusif.
b. Membutuhkan waktu yang lama untuk mengatur ruangan dan kelompok, apabila
tidak tertata dengan baik maka akan menimbulkan kericuhan.
c. Belum tentu kelompok yang dibentuk dapat menerima perbedaan masing-masing
siswa.

5. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)


Model pembelajaran STAD adalah model pembelajaran yang menggunakan kelompok-
kelompok kecil untuk bekerjasama secara kooperatif dimana pada akhir pelajaran akan
dipilih kelompok mana yang terbaik berdasarkan evaluasi dan diberikan penghargaan
oleh guru.
Ada beberapa langkah model pembelajaran Jigsaw yaitu:
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen
b. Guru menyajikan pelajaran
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok, anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d. Guru meberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak
boleh saling membantu
e. Memberi evaluasi.
f. Kesimpulan.

Ada beberapa kelebihan model pembelajaran STAD yaitu:

a. Dapat menegtahui seberapa jauh siswa menguasai pelajaran yang telah diajarkan
guru, sebab guru mengadakan evaluasi.
b. Meningkatkan aktivitas belajar mengajar dan kerjasama antar siswa, sebab model
pembelajaran ini menuntut siswa bekerjasama secara kooperatif di kelompok.
c. Sangat tepat untuk digunakan guru apabila menginginkan siswa mendalami secara
detail dari apa materi yang diajarkan guru sebelumnya.

Ada beberapa kelemahan model pembelajaran STAD yaitu:

a. Memerlukan perencanaan yang matang dalam membentuk kelompok heterogen agar


pembelajaran kondusif
b. Sebagian siswa dalam kelompok bisa saja sebagai pelengkap saja, sebab siswa yang
pandai yang mengerjakan semuanya.
c. Evaluasi guru terhadap siswa kemungkinan tidak mencerminkan kemampuan siswa
sebenarnya, sebab seringkali siswa menyontek dan membantu siswa lain agar mampu
menjawab kuis atau tugas yang diberikan guru.

6. Model Pembelajaran TAI


Model pembelajaran TAI adalah model pembelajaran yang mengkombinasikan
pendekatan kooperatif dengan pendekatan individual dimana dalam belajar siswa
bertanggung jawab atas dirinya dan harus saling membantu anggota kelompok dalam
memecahkan masalah yang ada dalam kelompok masing-masing.
Ada beberapa sintaks model pembelajaran TAI yaitu:
a. Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok siswa
b. Guru memberikan pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar
guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
c. Guru memberikan materi secara singkat.
d. Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen tetapi harmonis berdasarkan nilai
ulangan harian siswa, setiap kelompok 4-5 siswa.
e. Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah dirancang
sendiri sebelumnya, dan guru memberikan bantuan secara individual bagi yang
memerlukannya.
f. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan
hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru.
g. Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu.
h. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil (jika ada)
berdasarkan hasil koreksi.
i. Guru memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang ditentukan.

Ada beberapa kelebihan model pembelajaran TAI yaitu:

a. Mampu meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar pada siswa.


b. Mengajarkan siswa saling membantu secara kooperatif dalam menyelesaikan
masalah.
c. Mengurangi keterlibatan guru dalam pembelajaran.

Ada beberapa kelebihan model pembelajaran TAI yaitu:

a. Siswa yang kurang pandai dan pasif akan selalu mengandalkan siswa yang pintar
dalam tugas kelompok.
b. Membutuhkan waktu yang lama untuk membuat dan mengembangkan perangkat
pembelajaran.
c. Sulit untuk mengkoordinasi kelas yang siswanya banyak, sebab banyak kelompok
yang akan dibentuk dan dibimbing oleh guru.

7. Model Pembelajaran Discovery Learning


Model pembelajaran discovery learning adalah model pembelajaran yang dimana siswa
berpikir secara mandiri agar dapat menemukan prinsip umum yang diinginkan guru
dengan cara mengikuti arahan dan bimbingan guru.

Ada beberapa langkah model pembelajaran Discovery Learning yaitu:


a. Merumuskan masalah yang hendak dipecahkan
b. Menetapkan hipotesis atau jawaban sementara yang masih harus diuji kebenarannya.
c. Mengumpulkan data, fakta, dan informasi yang diperlukan untuk menjawab hipotesis.
d. Menganalisis data, fakta, dan informasi yang telah dikumpulkan dengan cara menguji
atau membuktikannya.
e. Menarik kesimpulan berdasarkan pembahasan analisis data.

Ada beberapa kelebihan model pembelajaran Discovery Learning yaitu:

a. Menumbuhkan sikap mencari (inkuiri) pada dalam diri siswa.


b. Dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah serta berpikir kritis pada siswa.
c. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi, sebab siswa
terlibat dalam proses penemuan.
Ada beberapa kelemahan model pembelajaran Discovery Learning yaitu:

a. Membutuhkan banyak waktu untuk melakukan model pembelajaran ini, sebab untuk
melakukan suatu proses penemuan tidak sebentar.
b. Belum tentu semua guru memiliki kemampuan mengajar dengan discovery dan begitu
juga dengan siswa.
c. Dapat mematikan kreativitas siswa apabila dibimbing terus dan merusak struktur
pengetahuan siswa, apabila guru tidak mampu menggunakan model ini.

8. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Model pembelajaran Problem Based Learning, fokus pembelajaran ada pada masalah
yang dipilih sehingga pembelajar tidak saja mempelajari konsep-konsep yang
berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah
tersebut. Oleh sebab itu, pembelajar tidak harus memahami konsep yang relevan dengan
masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang
berhubungan dengan keterampilan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan
masalah dan menumbuhkan pola berpikir kritis.
Ada beberapa hal yang dapat digunakan sebagai pertimbangan mengapa dapat
memilih model PBL menurut Slavin (2008) yaitu :
1. Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Siswa yang belajar
memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan.
2. Dalam situasi PBL, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara
simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
3. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif
siswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan
hubungan interpersonal dalm bekerja kelompok.

Model pembelajaran PBL adalah model pembelajaran yang menghadapkan suatu


masalah nyata kepada siswa dimana siswa dilatih kemampuannya untuk memecahkan
masalah dan berpikir kritis serta mendapatkan pengetahuan baru dari pemecahan
masalah yang dihadapi.
Ada beberapa langkah model pembelajaran PBL yaitu:
a. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat
pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah yang dipilih.
b. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
c. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis,
pemecahan masalah.
d. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan dan membantu berbagai tugas mereka dengan temannya.
e. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Ada beberapa kelebihan model pembelajaran PBL yaitu:

a. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.


b. Mengajari siswa bagaimana menerapkan suatu pengetahuan yang diperoleh untuk
memecahkan masalah kehidupan nyata.
c. Dapat menimbulkan minat dan motivasi diri agar terus belajar meskipun pendidikan
formal sudah berakhir.

Ada beberapa kelemahan model pembelajaran PBL yaitu:

a. Sulit menentukan tingkat kesulitan masalah dengan tingkat berpikir siswa, sehingga
guru harus benar-benar terampil dalam pemilihan masalah agar sesuai dengan
kemampuan siswa.
b. Memerlukan banyak waktu untuk melaksanakan langkah-langkah model
pembelajaran, karena proses pembelajaran tidak bisa disingkat maupun diabaikan.
c. Guru harus sering memberi penguatan dan motivasi agar siswa mau memecahkan
masalah yang diajukan.
9. Model Pembelajaran CTL
Model CTL biasa disebut juga dengan pembelajaran kontekstual. Dalam model ini
berbeda dengan metode belajar mengajar dengan menghafal. Dalam metode menghafal,
siswa hanya mendengar dan menerima, kemudian mengingat-ingat materi pelajaran yang
diterima tersebut. Sanjaya (2010:2055) menejlaskan: CTL merupakan suatu model
pembelajaran yang menekankan proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
menemukan sendiri materi yang dipelajarinya dengan menghubungkannya dengan
kehidupan nyata.
Menurut Wahyu (2010), ada beberapa langkah model pembelajaran CTL yaitu:
a. Guru mengarahkan siswa untuk sedemikian rupa dapat mengembangkan
pemikirannya untuk melakukan kegiatan belajar yang bermakna, berkesan, baik
dengan cara meminta siswa untuk bekerja sendiri dan mencari serta menemukan
sendiri jawabannya, kemudian memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi sendiri
pengetahuannya dan keterampilannya yang baru saja ditemuinya.
b. Dengan bimbingan guru, siswa diajak untuk menemukan suatu fakta dari
permasalahan yang disajikan guru dari materi yang diberikan guru.
c. Memancing rekasi siswa untuk melakukan pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan
untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
d. Guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi, dan
tanya jawab.
e. Guru mendemonstrasikan ilustrasi/gambaran materi dengan model atau media yang
sebenarnya.
f. Guru bersama siswa melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan.
g. Guru melakukan evaluasi, yaitu menilai kemampuan siswa yang sebenarnya.

Ada beberapa kelebihan model pembelajaran CTL yaitu:

a. Siswa sendiri yang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan materi


pembelajaran, sehingga siswa memahami materi pelajaran sendiri.
b. Menimbulkan penguatan pemahaman konsep kepada siswa, sehingga siswa belajar
bukan dengan cara menghafal tapi dimengerti.
c. Menumbuhkan keberanian untuk bertanya kepada guru, karena model ini dapat
menimbulkan rasa ingin tahu siswa.

Ada beberapa kelemahan model pembelajaran CTL yaitu:

a. Siswa yang kurang aktif atau tidak ikut pada pembelajaran tidak akan memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang sama terhadap siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan aktif.
b. Pembagian kelompok harus diperhatikan oleh guru, sebab siswa yang pintar akan
mengeluh dan tidak senang karena mereka harus menutupi atau bekerja lebih untuk
anggota kelompok lain.
c. Siswa belum tentu dapat menyesuaikan diri dengan kelompoknya, sehingga kadang-
kadang pembelajaran jadi tidak kondusif.
10. Model Pembelajaran Quantum
Model pembelajaran quantum teaching adalah model pembelajaran yang memiliki prinip
atau rancangan “TANDUR” yang wajib guru untuk menciptakan proses belajar mengajar
yang menyenangkan dan santai dikelas serta tujuan pembelajaran diharpkan lebih cepat
tercapai dari waktu yang direncanakan sebelumnya.
Ada beberapa langkah model pembelajaran Quantum Teaching yaitu:
a. Pengkondisian Awal
Meyiapkan mental siswa mengenai model pembelajaran dengan cara melakukan
kegiatan meliputi: penumbuhan rasa percaya diri siswa, motivasi diri, menjalin
hubungan, dan keterampilan belajar.
b. Penyusunan Rancangan Pembelajaran
Penyiapan alat dan pendukung lainnya, penentuan kegiatan selama proses belajar
mengajar, dan penyusunan evaluasi.
c. Pelaksanaan Metode Pembelajaran Kuantum
Pada tahap ini merupakan inti penerapan model pembelajaran kuantum. Kegiatan ini
meliputi T-A-N-D-U-R yaitu:
1. Penumbuhan Minat ( T=Tumbuhkan minat)
Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan yaitu mengkondisikan suasana
kelas lebih rileks tetapi serius.
2. Pemberian Pengalaman Umum (A=Alami)
Pada langkah ini guru memberikan kesempatan siswa untuk menceritakan
pengalaman yang telah siswa alami terkait dengan materi yang akan diajarkan,
sehingga ada ketertarikan siswa untuk mempelajari lebih dalam tentang materi
yang akan diajarkan. Selain itu guru memberikan tugas mandiri kepada siswa
tentang materi yang akan dipelajari dengan harapan siswa telah mempunyai
pengalaman sebelum mengikuti pelajaran.
3. Penamaan atau Penyajian Materi (N=Namai)
Pada kegiatan ini guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara lengkap
setelah siswa menceritakan pengalaman yang telah didapat, sehingga dalam
penamaan siswa telah memiliki bekal dan penguasaan materi oleh siswa dapat
lebih maksimal.
4. Demonstrasi Pengetahuan Siswa (D=Demonstrasi)
Demonstrasi dilakukan agar memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan hasil tugas mandiri yang telah diberikan oleh guru
sebelumnya, baik kepada teman kelompoknya maupun kepada seluruh siswa.
5. Pengulangan Yang Dilakukan Oleh Siswa (U=Ulangi)
Pengulangan dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengulas kembali materi yang telah disampaikan oleh guru, caranya dengan
menyampaikan kembali kepada teman kelompoknya, maupun kepada seluruh
siswa.
6. Perayaan atas Usaha Siswa (R=Rayakan)
Perayaan merupakan salah satu bentuk motivasi yang dilakukan oleh guru dengan
memberikan pujian kepada siswa yang berhasil maupun yang belum berhasil
menjawab pertanyaan dan tidak secara langsung menyalahgunakan jawaban siswa
yang kurang tepat, selain itu perayaan dilakukan dengan melakukan tepuk tangan
bersama-sama ketika jam pelajaran berakhir.
d. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan guru
sebelumnya terhadap proses atau hasil pembelajaran untuk melihat keefektifan model
yang digunakan.
Ada beberapa kelebihan model pembelajaran Quantum Teaching yaitu:

a. Siswa lebih memahami materi karena materi disampaikan tiga kali dalam model ini.
b. Siswa belajar saling menghargai satu sama lain.
c. Membuat siswa lebih percaya diri dengan potensi yang dimilikinya.

Ada beberapa kelemahan model pembelajaran Quantum Teaching yaitu:

a. Karena keterbatasan waktu, materi yang disampaikan tidak terlalu banyak.


b. Tidak semua materi dapat menggunakan model ini.
c. Menuntut kreativitas guru yang tinggi untuk melaksanakan dan mengembangkan
model ini.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai