Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 8

Defek
Campuran
Transposisi Pembuluh Darah Besar
(Arteri)
Kelompok 8
Febryani Mahadjani (NH0117040)
01 Feiby Bidiastuti (NH0117041)

Fenska Morensa Siahaya (NH0117042)


02 Fitri S. Ningsih (NH0117043)

Fransiska Reanita (NH0117044)


03 Gamar H. Kadir (NH0117045)
Demografi Penyakit Jantung
Pendahuluan
Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan
kelainan kongenital yang paling sering terjadi pada
anak. Prevalensi total kelahiran penyakit jantung
bawaan antara 6,9 hingga 9,3 per 1000 kelahiran
hidup. Penyakit jantung bawaan dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yakni PJB
non-sianotik dan sianotik.
Secara umum PJB di negara maju maupun
negara berkembang sekitar 6-10 kejadian dari 1000
kelahiran, dengan rerata persentase sekitar 8 anak
setiap 1000 kelahiran hidup. Prevalensi PJB di Eropa
akhir-akhir ini dilaporkan oleh 2 makalah utama, dari
data pusat untuk 29 populasi di 16 Negara
menunjukkan prevalensi 8 per 1000 kejadian.
Diperkirakan di Eropa, sekitar 3600 anak lahir
dengan PJB dan 3000 meninggal dikarenakan PJB.
Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 40.000 sampai
50.000 bayi lahir dengan cacat jantung bawaan.

. (Pambudi, Dhamayanti and Kuswiyanto, 2019)


Konsep Penyakit
Transposisi Pembuluh Darah Besar (Arteri)
Definisi
Transposisi arteri besar adalah kelainan letak dari aorta dan
arteri pulmonalis. Dalam keadaan normal, aorta berhubungan
(Kasron, 2012)
dengan ventrikel kiri jantung dan arteri pulmonalis berhubungan
ventrikel kanan jantung. Pada transposisi arteri besar yang
terjadi adalah kebalikannya. Aorta terletak di ventrikel kanan
jantung dan arteri pulmonalis terletak di ventrikel kiri jantung.

Transposisi arteri besar dikelompokan ke dalam kelainan jantung sianotik, dimana


terjadi pemompaan darah yang kekurangan oksigen ke seluruh tubuh, yang
menyebebkan sianosis (kulit menjadi ungu kebiruan) dan sesak nafas. Bayi dengan
kelainan ini, setelah lahir bisa bertahan sebentar saja karena adanya lubang di
antara atrium kiri dan kanan yang disebut voramen ovale.
Transposisi Pembuluh Darah Besar
Anatomi Fisiologi
Anatomi Fisiologi
Penyebab

Nutrisi Yang Buruk Selama


Kehamilan.

(Kasron, 2012)

Ibu Yang Alkoholik-Usia Ibu Ibu Menderita Diabetes.


Lebih Dari 40 Tahun.
Riwayat Kesehatan Dan Pem. Fisik
(Susilaningrum, R. Nursalam. Utami, 2013)

Riwayat Prenatal Riwayat Persalinan


Riwayat terjadinya infeksi pada ibu Proses kelahiran atau secara
selama trimester pertama. Agen alami atau adanya factor-
penyebab lain adalah rubella, faktor yang memperlama
influenza atau chicken fox. Riwayat proses persalinan,
prenatal seperti ibu yang menderita pengunaan alat seperti vakum
diabetes mellitus dengan untuk membantu kelahiran
ketergantungan pada insulin. atau ibu harus dilakukan SC

Riwayat Keturunan Tanda-Tanda Vital Sianosis


Riwayat keturunan dengan memperhatikan adanya Pada anak yang mengalami kesulitan napas/sesak pasa sianosis sentral, warna kebiruan
anggota keluarga lain yang juga mengalami napas sering di dapatkan tanda tanda adanya retraksi dapat kita lihat pada membran mukosa
kelainan jantung, untuk mengkaji adanya factor otot bantu napas, pernapasan cuping hidung, napas seperti lidah, bibir, dan kongjungtiva
genetic yang menunjang cepat, dan pada bayi sering di tandai minum/menyusu
sering berhenti. Sesak napas ini sering berhenti.
Pemeriksaan Diagnostik
(Kasron, 2012)

Rontgen dada. Kateterisasi EKG. Ekokardiogra


jantung. m
Konsep Keperawatan Tindakan Keperawatan
(Susilaningrum, R. Nursalam. Utami, 2013)

Bila anak belum mendapatkan


Optimalkan Cardiac Bantu Pemenuhan
pertolongan dari dokter atau
Output. Kebutuhan Aktivitas.
tenaga yang berwenang, perlu
di lakukan hal-hal sebagai
berikut.

Transposisi
Pembuluh
Darah Besar
Berikan Stimulus Hindari Terjadinya Berikan Pendidikan
Pertumbuhan Dan Infeksi/Trauma Kesehatan Pada
Perkembangan Orang Tua Dan
Keluarganya.
Cara Mengedukasi Anak & Keluarga
Untuk mengurangi kecemasan orang tua perlu penjelasan tentang keadaan
penyakit anaknya, pengobatan kemungkinan dilakukan pembedahan/ operasi,
dan upaya menghindari keadaan yang lebih buruk, misalnya cukup istirahat
dan memberi kasih sayang yang cukup.

Tahap Motivasi

Tahap Edukasi

Tahap Publisitas (Setiawan Doni, 2014)

Tahap Sensitasi
Thank You
Any Questions ?

Anda mungkin juga menyukai