Penjualan angsuran (instalment sales) adalah penjualan yang dilakukan dengan suatu
perjanjian, dimana pembayarannya dilakukan secara bertahap, yaitu :
Pada dasarnya ada dua cara untuk mengatahui laba kotor dalam penjualan angsuran, yaitu :
1. Laba kotor diakui pada saat terjadinya penjualan angsuran. Dalam cara ini penjualan
angsuran diperlakukan sama dengann penjualan kredit.
2. Laba kotor diakui sesuai dengan jumlah uang kas yang diterima atas penjualan
angsuran tersebut. Dalam hal ini ada tiga prosedur untuk mengakui laba kotor, yaitu:
a. Penerimaan-penerimaan angsuran pertama kali diakui sebagai pengembalian
harga pokok barang yang dijual. Setelah harga pokoknya terpenuhi, maka
angsuran-angsuran berikutnya diakui sebagai realisasi laba kotor.
b. Penerimaan-penerimaan angsuran pertama kali diakui sebagai realisasi laba
kotor. Setelah laba kotornya terpenuhi, ,maka angsuran berikutnya diakui
sebagai realisasi harga pokok barang yang dijual.
c. Setiap penerimaan angsuran diakui sebagai realisasi laba kotor dan sebagian
diakui sebagai realisasi harga pokok barang dijual. Mengenai alokasi
jumlahnya sesuai dengan perjanjiannya. Dalam akuntansi, metode ini dikenal
sebagai instalment sales.
Contoh, berikut ini informasi dari perusahaan Usaha Mandiri selam tahun 2013. Perusahaan
menjual barangnya dengan cara angsuran dengan jangka waktu 1 s/d 2 tahun. Disamping ity,
perusahaan juga menjual barangnya secara reguler (kredit). Laba kotor yang dikendaki 40%
dari harga jual.
(dalam rupiah)
Contoh, berikut laporan posisi keuangan PT Merdeka per 31 Desember 2013 yang menjual
barang dagangannya secara reguler dan angsuran.
PT Merdeka
Harga Pokok Penjualan (HPP0 atas penjualan reguler (tunai) ditentukan 60% dari
penjualan, sedang HPP penjualan angsuran ditentulan 75% dari penjualan. Berikut transaksi
selama tahun 2012.
Diminta :
Buatlah jurnal umum dan jurnal penutup, baik metode buku maupun metode phisik.
Perhitungan :
LKYBD 2012 =20% x Rp 150=Rp 30
LKYBD 2011=25% x Rp 100=Rp 25
Beban operasional 500 -- 500 ---
Kas --- 500 --- 500
Jurnal Penutup
Laba Kotor Direalisasi (LKD) 275 --- 275 ---
Penjualan reguler 3.000 --- 3.000 ---
Beban operasional --- 500 --- 500
Penghapusan piutang --- 445 --- 445
BPP reguler --- 1.800 --- 1.800
Laba rugi --- 530 --- 530
LKD tahun 2012 = 20% x Rp 750 = Rp 150
LKD tahun 2011 = 25% x Rp 500 = Rp 125
Trade In dalam Penjualan Angsuran
Apabila dalam penjualan angsuran tersebut tersebut uang muka yang diterima berupa barang
bekas, maka hal ini disebut dengan istilah trade in (tukar tambah). Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam trade in adalah sebagai berikut :
1. Selisih antara harga penilaian (estimated cost) dengan harga pertukaran harus dicatat
dalam rekenik cadangan perbedaan harga pertukaran.
2. Harga penilaian (estimated cost) merupakan harga jual barang yang diterima sebagai
uang muka setelah diperbaiki dikurangi beban perbaikan dan taksiran laba yang
diinginkan.
3. Harga pertukaran merupakan harag dari barang yang diterima sebagai uang muka,
dimana harga tersebut merupakan harga yang disepakati dalam perjanjian trade in.
Contoh, Show Room Mobil “AJANG AKSI” memiliki sebuah mobil baru merk NJENTIT
seharga Rp 200 juta, dijual kepada tuan A seharga Rp 300 juta dengan perjanjian trade in,
serbagai uang mukanya, tuan A menyerahkan sebuah mobil bekas merk NJAJAL dengan
harga yang disepaki sebesar Rp 80 juta, sisanya diangsur 10 kali.. setelah diperbaiki dengan
biaya 5 juata mobil bekas tersebut diperkirakan akan laku dijual dengan harga Rp 85 juta dan
laba yang diinginkannya 20% dari harga jual mobil bekas tersebut.
Diminta:
Penyelesaian 1 dan 2
Beban perbaikan
Penyelesaiian 3
Penjualan angsuran
Penyelesaian 4
Penjualan angsuran