PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Negara dan merujuk pada Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4); CPNS wajib
menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat
terintegritasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi, nasionalisme dan kebangsan, karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Diperlukan sebuah penyelenggaraan Pelatihan yang
inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang
memadukan pembelajaran klasikal dan nonklasikal di tempat Pelatihan
dan di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu
menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta
membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) dan merasakan manfaatnya,
sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang profesional.
Melalui pembaharuan Pelatihan tersebut, diharapkan dapat
menghasilkan PNS profesional yang berkarakter dalam melaksanakan
tugas.
Dalam masa-masa menjalani habituasi selain menginternalisasi,
menerapkan, dan mengaktualisasikannya para calon PNS juga harus
menganalisis metode penerapan program-program yang berjalan dalam
suatu pengadilan. Analisis harus didasarkan pada nilai-nilai dasar ASN
komitmen yang terdiri dari efektifitas, efisiensi, dan inovasi.
Lewat ketiga indikator tersebut yaitu efektif, efisien, dan inovatif
tersebut metode penerapan program-program dapat dikelompokan
kedalam beberapa golongan, yaitu metode-metode yang sudah berjalan
namun kurang berjalan maksimal dan metode yang harus diganti dengan
yang memiliki nilai guna yang lebih baik.
Namun dalam perkembangannya indikator yang digunakan dalam
mengukur metode penerapan program dalam sebuah instansi
berkembang menjadi beberapa indikator. Terdapat indikator APKL yang
mengacu kepada 4 hal yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak.
2
Indikator lain adalah indikator USG (Urgency, Seriousness, Growth).
Analisis kualiatas isu dengan menggunakan alat analisis USG yang
mengacu pada 3 hal yaitu Urgency, Seriousness, dan Growth.
Dari beberapa indikator tersebut diatas diperoleh beberapa
permasalahan yang nantinya akan diuji seberapa penting dan seriusnya
suatu permasalahan untuk dilakukan pengkajian lebih dalam melalui
penulisan aktualisasi agar problematika tersebut dapat diatasi dan
program tersebut dapat berjalan dengan baik.
Rancangan aktualisasi dapat diperoleh peserta dengan proses
pembimbingan dari coach (pembimbing yang ditunjuk dari lembaga
pelatihan) dan mentor (atasan peserta yang ditujuk oleh pejabat pembina
kepegawaian instansi peserta),sehingga peserta mampu menyusun
kertas kerja rancangan aktualisasi, melaksanakan seminar rancangan
aktualisasi, menerapkan rancangan aktualisasi dan menyusun laporan
aktualisasi serta analisis dampak apabila nilai-nilai dasar PNS tidak
diaplikasikan dalam pelaksanaan tugas dan jabatan, mempersiapkan
rencana presentasi laporan aktualisasi, melaksanakan seminar
aktualisasi, dan di penghujung pembelajaran peserta mampu
melaksanakan pekerjaan secara profesional.
3
yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi keperawatan
dihadapkan pada banyak tantangan. Terutama memberikan pelayan
prima terhadap masyarakat khususnya di Puskesmas, sehingga tenaga
perawat harus mampu memenuhi standar kompetensinya dengan
memberikan asuhan keperawatan yang optimal, dengan alasan ini
penulis tertarik mengangkat isu “ Penatalaksanaan Asuhan
Keperawatan pasien rawat inap tidak optimal “.
4
C. Manfaat
1. Manfaat bagi diri pribadi, yaitu penulis dapat memahami dan
menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi PNS;
2. Manfaat bagi unit kerja, yaitu meningkatkan kinerja unit kerja yang
menyangkut pada kegiatan reses dan menjadikan kegiatan-kegiatan
menjadi sebuah kebiasaan (habituasi);
3. Manfaat bagi organisasi, yaitu menguatkan visi, misi dan nilai-nilai
organisasi sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik;
4. Manfaat bagi masyarakat pada umumnya, di mana mereka
mendapatkan hak-haknya dan informasi yang dibutuhkan khususnya
dalam kegiatan reses sehingga diperoleh pelayanan publik yang prima
dari ASN.
D. Penetapan Isu
Indikator yang digunakan dalam mengukur metode penerapan
program dalam sebuah instansi adalah indikator USG ((Urgency,
Seriousness, Growth). Analisis kualiatas isu dengan menggunakan alat
analisis USG yang mengacu pada 3 hal yaitu Urgency, Seriousness, dan
Growth. Dari beberapa indikator tersebut diatas diperoleh beberapa
permasalahan (prioritas isu) yang nantinya akan diuji seberapa penting
dan seriusnya suatu permasalahan untuk dilakukan pengkajian lebih
dalam melalui penulisan aktualisasi agar problematika tersebut dapat
diatasi dan program tersebut dapat berjalan dengan baik. Metode yang
dilakukan dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan
perkembangan isu dengan menentukan angka skala 1-5. Isu dengan skor
tertinggi akan menjadi isu utama yang akan diangkat dalam rancangan
aktualisasi.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. STRUKTUR ORGANISASI
6
kesehatan Bupati Pangkep yaitu Mewujudkan Desa Desa Moderen yang
Mandiri dan Produktif dan berkarakter menuju daerah yang lebih maju dan
mandiri sehingga puskesmas harus mampu mewujudkan Visi Puskesmas
yaitu Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas, Terjangkau
dan Merata dalam Pelayanan Kesehatan pada Masyarakat melalui 3
Misinya yaitu :
1. Memberi pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berstandar
2. Membangun kemandirian perorangan, keluarga dan masyarakat di
bidang kesehatan
3. Membangun komitmen lintas sektor dalam menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan.
7
Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling serta
rawat inap di Puskesmas.
C. NILAI-NILAI ORGANISASI
“M A P P A K A B A J I”
M : Merata
A : Adil
P : Profesional
P : Partisipatif
A : Arif
K : Komitmen
A : Amanah
B : Berkualitas
A : Akutabilitas
J : Jujur
I : Inovatif
D. MOTTO
“ B E R K A H”
BERMUTU
Melakukan pelayanan kesehatan yang berstandar
sesuai dengan SOP
Petugas yang memberi pelayanan kesehatan sudah
memiliki STR
Dalam proses pelayanan kesehatan sudah
8
berkoordinasi dengan Tim mutu dan audit untuk
peningkatan layanan kesehatan yang lebih berkualitas
Peningkatan SDM bagi petugas dengan mengikuti
pelatihan dan izin belajar
EMPATI
Kemampuan untuk merasakan keadaan orang lain
tetapi tidak membuat kita larut dalam keadaan tersebut
dan berusaha membantu untuk menyelesaikan
masalahnya
MERATA
Memberikan layanan kesehatan tanpa ada perbedaan
Semua system layanan Puskesmas tersebar dan
mudah dijangkau oleh lapisan masyarakat
KOMITMEN
Menjalankan semua standar layanan kesehatan yang
telah ditetapkan oleh Puskesmas
AMANAH
Bekerja dengan professional, jujur, tepat waktu, sabar
dan ikhlas serta menyadari segala perbuatan yang kita
lakukan akan dipertanggungjawabkan selain kepada
manusia juga kepada Tuhan Yang Maha Esa
HUMANIS
Sikap saling menghargai dan memanusiakan manusia
9
BAB III
NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN
A. Identifikasi
Berdasarkan kurikulum baru yang telah diberlakukan dalam Latihan
Dasar Golongan II terdapat 5 (lima) nilai dasar profesi PNS yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi yang sering disingkat menjadi Nilai ANEKA. Berikut ini akan
dijelaskan masing-masing nilai-nilai dasar profesi PNS.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban mempertanggungjawabkan amanah
yang telah diberikan. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya (Lembaga Administrasi Negara, 2014: 8). Adapun
indicator dari nilai dasar akuntabilitas yaitu:
a. Kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah di mana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
b. Transparansi. Dengan adanya transparansi maka dapat memberikan
perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi
dalam mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan
akuntabilitas dalam keputusan-keputusan.
c. Integritas. Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban
untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku,
undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku.
Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan
dan keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders.
10
d. Tanggung Jawab (Responsibilitas). Responsibilitas terbagi menjadi
responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan.
Responsibilitas institusi dan perseorangan memberikan kewajiban bagi
setiap individu dan lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap
tindakan yang telah dilakukan karena adanya tuntutan untuk
bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.
e. Keadilan. Keadilan merupakan landasan utama dari akuntabilitas
sehingga harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan kepada
unit organisasinya.
f. Kepercayaan. Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan kemudian akan melahirkan akuntabilitas
sehingga lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang
tidak dapat dipercaya.
g. Keseimbangan. Keseimbangan diperlukan untuk mencapai
akuntabilitas dalam lingkungan kerja. Setiap individu yang ada di
lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk
meningkatkan kinerja.
h. Kejelasan. Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk
menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Focus utama
kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggung
jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan system
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi. Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki
konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak
akuntabel akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota
organisasi.
j. Menghindari Perilaku yang Curang dan Koruptif. Tiga cabang
utama dari fraud tree adalah kecurangan tindak pidana korupsi,
11
kecurangan penggelapan asset, dan kecurangan dalam hal laporan
keuangan. Sebagai seorang PNS yang akuntabel harus terhindar dari
praktek kecurangan dan perilaku korup.
k. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara. Setiap PNS harus
memastikan bahwa penggunaan sumber daya milik negara sesuai
dengan prosedur yang berlaku, dilakukan secara bertanggung jawab
dan efisien, serta pemeliharaannya secara benar dan bertanggung
jawab.
l. Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah.
Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan
oleh pemerintah harus relevan, dapat dipercaya, dapat dimengerti,
serta dapat diperbandingkan, sehingga dapat digunakan sebagaimana
mestinya oleh pengambil keputusan dan dapat menunjukkan
akuntabilitas publik.
m. Mengatasi Konflik Kepentingan. Konflik kepentingan adalah situasi
yang timbul di mana tugas publik dan kepentingan pribadi
bertentangan. Tidak masalah jika seseorang memunyai konflik
kepentingan, tetapi bagaimana seseorang tersebut menyikapinya.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme berarti
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan Negara,
dan sekaligus menghormati bangsa lain. Adapun indikator-indikator dari
nilai dasar nasionalisme di mana ASN sebagai pelaksana kebijakan
publik, ASN sebagai pelayan publik, dan ASN sebagai perekat dan
pemersatu bangsa adalah:
12
a. Kerja Keras. Artinya pantang menyerah, gigih dan selalu
mengerahkan segala macam bentuk daya dan upaya dalam
melakukan sesuatu.
b. Disiplin. Disiplin berarti taat atau patuh terhadap tata tertib atau
peraturan yang berlaku.
c. Tidak Diskriminatif. Setiap perilaku untuk tidak membatasi, tidak
melecehkan, atau tidak mengucilkan orang lain berdasarkan pada
pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik,
kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin,
bahasa dan keyakinan politik.
d. Taqwa. Bertakwa merupakan indikator yang mencerminkan
perwujudan sila pertama Pancasila yang menitikberatkan pada
ketaatan umat beragama dalam menjalankan segala perintah dan
menjauhi segala larangan dalam agamanya.
e. Gotong royong. Contoh konkret gotong royong adalah sebagai
berikut:
1) Kerja sama;
2) Dapat menyumbangkan pikiran dan tenaga;
3) Saling membantu demi kepentingan umum;
4) Bersama membantu orang lain;
5) Bersama membela kebenaran;
6) Bekerja giat dalam kelompok kerja.
f. Demokratis. Suatu kondisi dimana individu memiliki kebebasan
untuk mengutarakan kehendak dan pendapat, serta menghormati
adanya perbedaan pendapat.
g. Cinta tanah air. Perasaan yang kuat akan rasa memiliki tanah dan
seluruh tumpah darah Indonesia.
h. Rela berkorban. Sikap yang mencerminkan adanya kesediaan
memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain atau suatu
13
kelompok kerja, walaupun akan menimbulkan kehilangan atau
penderitaan terhadap diri sendiri.
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik. Adapun indikator-indikator dari nilai
dasar etika publik adalah:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila;
b. Setia dan mempertahankan undang-undang negara kesatuan republik
Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan program
pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun;
j. Mengutamakan kepentingan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
14
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu menekankan pada penerapan 4 indikator yakni:
efektivitas, efisiensi, inovasi dan menjaga mutu.
1. Efektivitas. Efektivitas adalah melakukan sesuatu yang benar atau
merupakan pencapaian tujuan.
2. Efisien. Efisiensi adalah mengoptimalkan penggunaan sumber daya
yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3. Inovasi. Inovasi adalah membuat terobosan baru untuk
menyelesaikan suatu masalah dengan cara yang lebih baik dari
sebelumnya.
4. Menjaga mutu. Menjaga mutu adalah mempertahankan atau
memastikan bahwa kualitas dari output sudah baik.
5. Anti Korupsi
Anti korupsi merupakan suatu tindakan yang menentang adanya
perilaku korup. Perilaku korup ini diantaranya: suap-menyuap, merugikan
uang negara, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam
jabatan, benturan kepentingan dan gratifikasi. Indikator yang ada pada
nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. Jujur. Berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma).
b. Peduli. Ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain.
c. Mandiri. Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan
sesaat. Kaitannya dengan nilai dasar profesi PNS, misalnya adalah
dengan mengerjakan pekerjaan individu secara mandiri dan tidak
melimpahkannya kepada orang lain.
15
d. Disiplin. Menggunakan kegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan
undang-undang yang mengatur.
e. Tanggung Jawab. Berani dalam menanggung resiko atas apa yang
kita kerjakan dalam bentuk apapun.
f. Kerja Keras. Bekerja keras merupakan hal yang penting dalam
rangka tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat
tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non materiil
(waktu) menjadi lebih kecil.
g. Sederhana. Menerima dengan tulus dan ikhlas terhadap apa yang
telah ada dan diberikan oleh tuhan kepada kita.
h. Berani. Berani untuk mengatakan untuk melaporkan pada atasan atau
pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan
kesalahan.
i. Adil. Memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan
maupun perbuatan saat memutuskan perisatiwa yang terjadi.
16
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
Dalam penetapan isu yang diangkat penulis menggunakan teknik USG yang mana pengertian USG adalah
sebagai berikut :
URGENCY : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti
SERIOUSNESS : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan
GROWHT : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya
Tabel 1.1 Perumusan dan Penetapan Isu
Kriteria Prioritas
NO Isu Aktual/Masalah Pokok SKOR
U S G
Keterangan :
- Angka 5 : sangat gawat/mendesak/cepat - Angka 2 : kurang gawat/mendesak/cepat
- Angka 4 : gawat/mendesak/cepat - Angka 1 : tidak gawat/mendesak/cepat
- Angka 3 : cukup gawat/mendesak/cepat
17
B. PERANCANGAN DAN PEMECAHAN ISU
Tabel 1.2 Perancangan dan Pemecahan Isu
Unit Kerja : Unit Gawat Darurat dan Ruang Rawat Inap di UPT Puskesmas Bowong Cindea
Identifikasi Isu : Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan pasien rawat inap tidak optimal
Keterlambatan penanganan pasien Unit Gawat Darurat
Kurangnya kesadaran tentang pentingnya keseimbangan cairan dan elektrolit dalam
pelaksanaan terapi infuse
Isu yang Diangkat : Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan pasien rawat inap tidak optimal
Gagasan Pemecahan : Sistem Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan pada pasien rawat inap di UPT Puskesmas
Kontribusi Penguatan
Tahap Output/ Keterkaitan
Terhadap Visi Nilai-nilai
No. Kegiatan Kegiatan Hasil Kegiatan Substansi Mata
Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Melakukan a. Menemui a. Persetujuan Akuntabilitas Dengan Menguatkan
koordinasi penanggung melakukan (tanggung jawab) diadakannya nilai
18
dengan jawab/kepala koordinasi, Melakukan kordinasi profesional
penanggung perawatan dengan komunikasi, koordinasi dengan diharapkan ketika
jawab / kepala menjujung tinggi konsultasi dan rasa penuh terwujudnya visi melakukan
etika, berperilaku
perawatan kerjasama tanggungjawab puskesmas yaitu koordinasi
sopan dan
tentang berucap santun Mewujudkan dengan
mekanisme b. Penangung Nasionalisme pelayanan penanggung
tahapan proses b. Mengutarakan jawab/kepala (demokratis) kesehatan yang jawab/kepala
keperawatan maksud dan tujuan perawatan Kebebasan untuk berkualitas, perawatan
memahami maksud mengutarakan terjangkau dan
c. Mendengarkan dan tujuan pendapat merata
dan
mendokumentasik
Etika Publik
an arahan atasan
secara jelas c. Arahan jelas atas (sopan santun)
perihal maksud maksud dan tujuan Berperilaku sopan
dan tujuan yang telah dan santun serta
diutarakan mendengarkan
secara seksama
tentang mekanisme
tahapan proses
keperawatan
Komitmen Mutu
(efektif)
Efektif dalam
melakukan
koordinasi tentang
mekanisme tahapan
proses keperawatan
19
Anti Korupsi
(tanggung jawab)
Bertanggungjawab
atas apa yang telah
diutarakan tentang
mekanisme tahapan
proses keperawatan
20
(sopan santun)
Sopan santun dalam
melaporkan hasil
kegiatan dalam hal
ini penetapan SOP
tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan
Komitmen mutu
(efektif)
Efektif dalam
melaksanakan
konsultasi dan
penetapan SOP
mengenai
pelaksanaan asuhan
keperawatan
Anti korupsi
(jujur)
Melaporkan hasil
pembuatan SOP
tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan
dengan benar dan
jujur
21
3. Melakukan a. Membuat Format Format pelaksanaan Akuntabilitas Dengan Menguatkan
penyusunan dan sesuai dengan asuhan keperawatan (tanggung jawab) diadakannya nilai
penetapan format arahan yang telah disetujui Bertanggungjawab penyusunan dan profesional
pelaksanaan oleh pimpinan dalam melakukan penetapan format ketika
b. Melaporkan hasil
asuhan pembuatan Format penyusunan dan pelaksanaan melakukan
keperawatan kepada pimpinan penetapan Format asuhan penyusunan
pelaksanaan asuhan keperawatan dan
c. Meminta saran dan keperawatan diharapkan penetapan
masukan kepada terwujudnya visi format
pimpinan Nasionalisme puskesmas yaitu pelaksanaan
(kerja keras) Mewujudkan asuhan
d. Memita verifikasi
dan persetujuan Bekerja keras pelayanan keperawatan
kepada pimpinan dengan sepenuh kesehatan yang
tentang Format hati dalam berkualitas,
pelaksanaan penyusunan dan terjangkau dan
asuhan penetapan Format merata
keperawatan pelaksanaan asuhan
keperawatan
Etika publik
(sopan santun)
Sopan santun dalam
melaporkan hasil
kegiatan dalam hal
ini penyusunan dan
penetapan Format
pelaksanaan asuhan
22
keperawatan
Komitmen mutu
(efektif)
Efektif dalam
melaksanakan
penyusunan dan
penetapan Format
pelaksanaan asuhan
keperawatan
Anti korupsi
(jujur)
Melaporkan hasil
penyusunan dan
penetapan Format
pelaksanaan asuhan
keperawatan
dengan benar dan
jujur
23
keperawatan c. Menyiapkan keperawatan yang baru diharapkan format
informasi dalam terwujudnya visi pelaksanaan
bentuk dokumen Nasionalisme puskesmas yaitu asuhan
Berkerja keras Mewujudkan keperawatan
d. Melakukan dalam melakukan
sosialisasi pelayanan
sosialisasi dalam kesehatan yang
rangka tercapainya berkualitas,
target yang terjangkau dan
diinginkan merata
Etika publik
(sopan santun)
Menjujung tinggi
etika dan sopan
santun pada saat
meminta izin kepada
atasan untuk
melaksanakan
sosialisasi tentang
SOP dan format
pelaksanaan asuhan
keperawatan
Komitmen mutu
(efektif)
Bekerja secara
efektif dalam
melakukan
24
sosialisasi mengenai
SOP dan format
pelaksanaan asuhan
keperawatan
Anti korupsi
(mandiri)
Dalam
melaksanakan
sosialisasi tentang
SOP dan format
pelaksanaan asuhan
keperawatan tidak
melimpahkan
kepada orang lain
25
mempersiapkan mekanisme dan alur berstandar
pasien pelaksanaan
pengkajian dasar
d. Mencuci tangan keperawatan
sebelum dan
sesudah Etika publik
melakukan (sopan santun)
tindakan Menjujung tinggi
etika dan sopan
e. Melakukan santun pada saat
anamnesa ( menemui pasien
Keluhan pasien,
Riwayat penyakit Komitmen mutu
dll ) (teliti)
Dengan memeriksa
f. Melakukan pasien secara teliti
pengkajian fisik dalam mekanisme
(pemeriksaan fisik dan alur
Head to Toe, TTV, pelaksanaan
BB, TB dll) pengkajian dasar
keperawatan
g. Mencatat/mendoku
mentasikan hasil
anamnesa dan Anti korupsi
pemeriksaan. (mandiri)
Dalam
melaksanakan
mekanisme dan alur
pelaksanaan
pengkajian dasar
keperawatan tidak
melimpahkan
26
kepada orang lain
27
mentasikan hasil pasien secara teliti
tindakan dalam mekanisme
keperawatan dasar dan alur
pelaksanaan
tindakan
keperawatan dasar
Anti korupsi
(mandiri)
Dalam
melaksanakan
mekanisme dan alur
pelaksanaan
tindakan
keperawatan dasar
tidak melimpahkan
kepada orang lain
28
dikumpulkan Bekerja keras dalam terwujudnya visi pelaksanaan
melaksanakan puskesmas yaitu asuhan
d. Mencatat dengan pengisian data hasil Mewujudkan keperawatan
teliti hasil data pengkajian dan
pelayanan
kedalam format tindakan kedalam
asuhan format pelaksanaan kesehatan yang
keperawatan asuhan keperawatan berkualitas,
terjangkau dan
Etika publik merata
(pencapaian hasil)
Dalam pelaksanaan
pengkajian dan
tindakan
keperawatan
tercapai hasil yang
harus
didokumentasikan
dalam format
asuhan keperawatan
Komitmen mutu
(teliti)
Dengan mencatat
secara teliti hasil
data kedalam format
asuhan keperawatan
Anti korupsi
(mandiri)
Dalam melakukan
29
pengisian data hasil
pengkajian dan
tindakan kedalam
format pelaksanaan
asuhan keperawatan
tidak melimpahkan
kepada orang lain
30
telah di evaluasi dan
dilakukan pelaporan
Komitmen mutu
(teliti)
Dengan
mengevaluasi dan
melaporkan secara
teliti hasil
pelaksanaan asuhan
keperawatan
Anti korupsi
(mandiri)
Dalam melakukan
pengisian data hasil
pengkajian dan
tindakan kedalam
format pelaksanaan
asuhan keperawatan
tidak melimpahkan
kepada orang lain
31