“ SWAG MEDIA ”
Oleh:
NIM : 01615142891
JURUSAN PENYIARAN
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Di dalam tugas praktik ini penulis akan mengaplikasikan teori dan praktik yang
telah diperoleh dari hasil pembelajaran selama setengah semester ini. Sehubungan
dengan terselesaikannya laporan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi
sistematika, materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, agar kekurangan yang ada dapat diperbaiki.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi
pembaca secara umum.
NIM : 01615142891
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ...................................................................
B. Saran ...................................................................
Lampiran ...................................................................
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
Program Director
NIM : 01615142891
Diajukan Kepada
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Televisi adalah media audio-visual, yang dimana orang tidak hanya memandang
gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi
dari gambar tersebut.
Drama sudah menjadi tontonan sejak zaman dahulu. Nenek moyang kita sudah
pernah memainkan drama sejak ribuan tahun yang lalu. Terdapat sebuah bukti tertulis
yang dapat dipertanggungjawabkan yang mengungkapkan bahwa drama sudah ada
pada abad kelima SM. Hal ini didasarkan pada temuan naskah drama kuno di Yunani.
Penulisnya yaitu Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi ceritanya berupa
persembahan kepada dewa-dewa. Seiring perkembangan zaman Drama menjaadi
hiburan bagi semua kalangan masyarakat dengan berbagai genre. Drama terbagi
menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah drama televisi.
Pementasan Drama pasti tidak lepas dari peranan sang sutradra. Sutradara adalah
suatu profesi yang disandang oleh seorang yang bertanggung jawab sepenuhnya secara
profesional dalam melaksanakan suatu proses produksi / penyiaran paket televisi
dengan kemampuan wawasan yang luas, kreatif, imaginative, inovative, dalam
berkarya dan bermanfaat bagi orang lain dan dirinya sendiri. Dalam Drama televisi
multi set yang menggunakan lebih dari satu kamera atau disebut juga multi kamera
Sutradara juga berperan sebagai Program Director atau pengarah acara yang memilh
gambar saat drama televisi di produksi.
B. Landasan Teori
1. Televisi
Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar, yang berupa audio visual dan
penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu
tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti “melihat jauh”, karena
pemirsa berada jauh dari studio tv. (Ilham Z, 2010:255).
Sedangkan menurut Adi Badjuri (2010:39) Televisi adalah media pandang
sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya
memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau
mencerna narasi dari gambar tersebut.
2. Drama
Drama sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti berbuat,
bertindak, dan sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau
tindakan. Secara umum, pengertian drama merupakan suatu karya sastra yang ditulis
dalam bentuk dialog dan dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan
naskah drama dapat dikenal dengan istilah teater. Drama juga dapat dikatakan sebagai
cerita yang diperagakan di panggung dan berdasarkan sebuah naskah
Pada umumnya, drama memiliki 2 arti, yaitu drama dalam arti luas serta drama
dalam arti sempit. Pengertian drama dalam arti luas adalah semua bentuk tontonan atau
pertunjukkan yang mengandung cerita yang ditontonkan atau dipertunjukkan di depan
khalayak umum. Sedangkan pengertian drama dalam arti sempit ialah sebuah kisah
hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan di atas panggung.
Menurut Ensiklopedi Sastra Indonesia, drama berasal dari bahasa Yunani purba
dram, artinya berbuat . Pengertian drama merujuk kepada (1) karya tulis untuk teater,
(2) setiap situasi yang mempunyai konflik dan solusi, (3) jenis karya sastra yang
berbentuk dialog yang dibuat untuk tujuan dipertunjukkan di atas pentas (Hasanuddin
WS dkk, 2007 : 229).
5. Seperti pula dalam film, suatu hal yang harus diingat ialah bahwa fungsi
mata penonton telah diambil alih oleh kamera.
3. Program Director
Pada saat kegiatan on air ataupun taping Program Director dibantu oleh
Floor Director yang ada di dalam studio mengatur blockingan aktor dan juga ritme
adegan setiap scene nya, sedangkan Program Director berada di dalam
mengarahkan pengambilan gambar kepada para campers dari dalam
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan tugas produksi program drama multi set televisi ini ialah:
1. Melatih penulis untuk menjadi seorang Program Director.
2. Memperkenalkan penulis pada bidang broadcasting khususnya saat menjadi
Program Director
3. Memenuhi tugas Praktek Gabungan semester 6 Manaprodsi dan Matektosi.
4. Menghibur dan mengedukasi penonton dengan konten dan rangkaian acara yang
telah disusun.
5. Melatih tiap individu dalam bekerja secara kelompok.
D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan tugas produksi program variety show televisi ini ialah:
1. Mendapatkan pengalaman untuk bekal pada saat penulis sudah bekerja
nantinya.
2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai tugas beserta tanggung
jawab seorang Program Director.
3. Melahirkan sikap bertanggung jawab, disiplin, dan kerjasama yang baik antar
kru.
4. Ide-ide kreatif dapat tertuang ketika proses produksi berlangsung.
5. Mengaplikasikan teori yang ada dan sudah di dapat saat berada di kelas ke
dalam produksi ini.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK
A. Pra Produksi
Pada hari senin kami melakukan dua kali rehersal pada jam 11.00 dan juga
12.30. setelah melakukan dua kali rehersal kami semua mendapat beberapa evaluasi
dari dosen dosen pembimbing. Hari selasa kami melakukan rehersal sekali pada jam
10.30 dan kami setelah itu langsung mendapatkan banyak evaluasi dari dosen dosen
pembimbing untuk on air.
B. Produksi
Sebelum kegiatan produksi atau on air dimulai kami berdoa bersama sama untuk
kelancaran on air dan juga Program Director bersama Floor Director berkordinasi kembali
agar tidak mengulangi kesalahan pada saat Rehersal.
Kami melakukan On air tepat pada pukul 13.00. selama kegiatan On air berlangsung
tidak ada kendala kendala yang fatal yang membuat kegiatan terhambat. Durasi maksimal
yang ditetapkan oleh dosen adalah 48 menit dan kelompok kami meyelesaikan On Air 47
menit 29 detik. Setelah itu kami melakukan foto bersama all crew dan talent.
C. Pasca Produksi
Setelah kegiatan On air dan foto bersama All crew dan talent kami langsung
melakukan beberapa evaluasi dari para dosen program dan juga teknik. Kami mendapatkan
apresiasi dan juga beberapa kritikan oleh para dosen. Setelah evaluasi kami melakukan
uninstall artistik dan alat teknik.
D. Evaluasi
Dari proses pra produksi, produksi, dan juga pasca produksi tidak ada kendala yang
menghambat kegiatan kelompok kami hanya saja ketepatan waktu masih menjadi masalah.
Saya sebagi Program Director diminta oleh dosen lebih banyak belajar lagi agar menjadi
Program Director yang lebih baik ke depannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menjadi seorang Program Director adalah pengalaman yang sangat luar biasa bagi
saya, karena menjadi Program Director harus dituntut kreatif dalam menjadikan naskah
jadi visual. Menjadi Program Director juga memberikan saya pelajaran dalam
pengambilan keputusan dalam bekerja dalam tim.
Praktik produksi program drama multi set televisi ini hendaknya menjadikan setiap
mahasiswa menjadi lebih produktif dan menjadi lebih kreatif.
Dapat bertoleransi serta memahami kru satu dengan yang lainnya dari sifat,
kebiasaan pribadi semua kru, membantu pekerjaan lain yang belum selesai saat
pekerjaan sendiri sudah selesai.
B. Saran
Kedepannya, ketika melakukan produksi lagi harus mempersiapkan segala
kebutuhan yang akan digunakan lebih matang. Mulai dari segi teknis, artistik dan
konsep. Menyatukan semua pemikiran yang berbeda dari semua crew yang ada untuk
menyatukan tujuan membuat acara yang berkualitas dan layak untuk di tonton oleh
khalayak dan memberikan informasi, edukasi , dan hiburan bagi khalayak.
DAFTAR PUSTAKA
Rukmananda, Naratama. 2006. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta : Grasindo.
Morissan, M.A. 2009. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola radio dan
Televisi.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
http://gopengertian.blogspot.com/2015/09/pengertian-drama-jenis-jenis-drama-unsur-
unsur-drama.html diakses tanggal 1 Juli 2019
- FLOOR PLAN
SCENE 13
SCENE 14
SCENE 15
SCENE 16
SCENE 17
SCENE 18
SCENE 19
SCENE 20
SCENE 21