Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN

RSUD KOTA DUMAI

DIREKTORAT MEDIK DAN KEPERAWATAN


RSUD KOTA DUMAI
2016
PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN
RSUD KOTA DUMAI

Penyusun:
Ns. Sri Rubiyanti, S.Kep
Desmawati, S. ST
Ns. IkaAgustina, S. Kep
Ns. JemirdaSundari Y, S. Kep
Ns. Khairinawati, S. Kep
dr. Husni

RSUD KOTA DUMAI


2016
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Panduan Pelayanan Kerohanian RSUD Kota Dumai telah berhasil
kami susun. Panduan ini disusun Tim dari POKJA HPK dan diharapkan dapat menjadi dasar
dalam membuat Standar Prosedur Operasional Pelayanan Kerohanian.
Seiring dengan perkembangan waktu dan semakin dengan meningkatnya kesadaran
masyarakat akan kesehatan, maka tenaga kesehatan dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang prima. Hal ini akan mendukung visi RSUD Kota Dumai yaitu
menjadi Rumah Sakit terunggul di pantai timur sumatera yang modern dan bernuansa
melayu.
Kami ucapkan banyak terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Panduan Pelayanan Kerohanian ini. Kritik dan saran demi perbaikan panduan ini
sangat kami harapkan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN ........................................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
a.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
a.2 Tujuan ........................................................................................................................ 1
BAB 2 PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN ..................................................... 2
2.1 Definisi ....................................................................................................................... 2
2.2 Ruang Lingkup........................................................................................................... 3
2.3 Tata Laksana .............................................................................................................. 5
2.3.1 Pelayanan Rohani Pasien Rawat Inap ..................................................................... 5
2.3.2 Pelayanan Rohani Pasien Rawat Jalan/IGD ........................................................... 8
2.3.3 Pelayanan Rohani Pasien Pre Operasi ....................................................................
2.4 Dokumentasi .............................................................................................................. 8
BAB 3 PENUTUP .......................................................................................................... 10
BAB 4 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap pasien memiliki budaya dan kepercayaan masing-masing dan membawanya
kedalam proses pelayanan. Beberapa nilai dan kepercayaan yang ada pada pasien sering
bersumber dari budaya dan agama. Terdapat pula nilai dan kepercayaan yang sumbernya
dari pasien saja. Semua pasien didorong untuk mengekspersikan kepercayaan mereka
dengantetap menghargai kepercayaan pihak lain. Oleh karena itu keteguhan memegang
nilai dan kepercayaan dapat mempengaruhi bentuknya pola pelayanan dan cara pasien
merespon. Sehingga setiap praktisi pelayanan kesehatan harus berusaha memahami
asuhan dan pelayanan yang diberikan dalam konteks nilai-nilai dan kepercayaan pasien.
Apabila pasien atau keluarganya inin bicara dengan seseorang berkenaan dengan
kebutuhan keagamaan dan rohaninya, rumah sakit memiliki prosedur untuk melayani hal
permintaan tersebut. Pelayanan kerohanian merupakan bagian integral dari bentuk
pelayanan kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan bio-psyco-socio-spiritual yang
komprehensif karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar
spiritual. Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO
yang menyatakan aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertin
kesehatan seutuhnya (WHO, 1984). Untuk itu RSUD Kota Dumai mengadakan kegiatan
pelayanan Bimbingan Rohani Pasien di Rumah Sakit, sebagai langkah kongkrit untuk
membantu pasien dalam proses penyembuhannya.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
a. Sebagai bentuk kepedulian yang sehat kepada yang sakit
b. Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga agar tetap bersabar dan berdoa
c. Memberikan bimbingan kepada pasien dalam menghadapi musibah dan ujian
d. Memberikan dorongan kepada pasien agar tidak putus asa
e. Membimbing perasaan pasien agar tetap tenang
f. Mengingatkan pasien agar tetap berbaik sangka kepada Tuhan Yang Maha Esa
g. Memberikan pelayanan rohani kepada pasien
h. Menguatkan psikologi pasien dengan pemberdayaan mental dengan rawatan rohani
i. Memberikan image positif terhadap RSUD Kota Dumai
1.2.2 Tujuan khusus
Manfaat bagi pasien :
a. Memberikan ketenangan batin dan keteduhan hati kepada pasien dalam
menghadapi penyakitnya
b. Memberikan motivasi dan dorongan untuk tetap bersabar dan bertawakal dalam
menghadapi ujian dari Tuhan Yang Maha Esa.
c. Menumbuhkan suasana ukhuwah dan keakraban kepada pasien untuk saling
berbagi rasa dan cerita
BAB 2
PELAYANAN KEROHANIAN

2.1 Definisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pasien adalah orang sakit yang dirawat oleh
dokter; penderita sakit. Menurut Christine Brooker, pasien adalah penderita penyakit
yang mendapatkan pengamanan medis dan atau asuhan keperawatan, serta klien yang
memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan. Menurut Barbara F. Weller dalam buku kamus
saku Perawat, pasien adalah orang yang sakit atau yang menjalani pengobatan karena
menderita penyakit.
Ketika pasien sedang menghadapi atau merasakan penyakit yang sedang dideritanya,
maka pada saat itu pula mentalnya terganggu. Karena badan dan jiwa saling
mempengaruhi. Pengaruh emosi yang ada dalam kehidupan seseorang sangat
berpengaruh pada kondisi kejiwaan (mental) sekaligus agar menjaga kesehatan
badannya.dengan demikian semakin jelas bahwa setiap orang yang menderita sakit
(pasien) maka gangguan mental yang ada dalam dirinya cenderung dipengaruhi kondisi
fisik dan psikisnya masing-masing. Seandainya kondisi fisik dan psikisnya kurang baik
maka gangguan mental yang dideritanya semakin berat. Selain kedua kemungkinan itu
ada faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan mental/kejiwaan terhadap
pasien, antara lain sebagai berikut:
- Usia
Semakin tua usia seseorang maka pasien cenderung respek dengan kegiatan Pelayanan
Rohani.
- Pendidikan
Jika dilihat dari faktor ini, tingkatan pendidikan seseorang terlepas ia mempunyai
pendidikan agama atau tidak melihat kearah itu.
- Ekonomi
Disamping pasien sedang menghadapi penyakit, pun harus juga memikirkan tentang
biaya yang akan ditanggung selama pasien dirawat di Rumah Sakit
Setelah mengamati adanya sebab sebab terjadinya gangguan mental pada pasien, telah
didominasi oleh kausa psikis dan permasalahan yang ada pada diri pasien adalah karena
masalah emosi yang ada pada diri mereka. Di RSUD Kota Dumai mereka bisa
mengajukan permintaan untuk mendapatkan pelayanan rohani.
Pelayanan rohani pasien adalah bentuk kegiatan yang didalamnya terjadi proses
bimbingan dan pembinaan rohani kepada pasien di rumah sakit sebagai bentuk
kepedulian kepada mereka yang sedang mendapat ujian dari Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam kegiatan tersebut bagaimana seorang rohaniawan dapat memberikan ketenangan,
kedamaian dan kesejukan hati kepada pasien dengan senantiasa memberikan dorongan
dan motivasi untuk tetap bersabar, tawakal dan tetap menjalankan kewajibannya sebagai
hamba Allah.

2.2 Ruang Lingkup


a. Ruang lingkup kegiatan operasional kegiatan ini adalah rumah sakit dan masyarakat
b. Rohaniawan di RSUD Kota Dumai sebagai bahan untuk pembimbingan dan
pendampingan mental spiritual pasien dalam pemenuhan hak nya sebagai pasien
Syarat untuk menjadi pembina rohani:
Adapun untuk menjadi syarat sebagai pembina rohani tidak memerlukan persyaratan
yang begitu banyak dan khusus, yang penting adalah pendidikan dasar keagamaan
formal dan informal, pendidikan untuk sekarang memang belum ada standar tertentu
tapi mungkin nanti akan diperlukan orang berpendidikan untuk menjadi pembina
bimbingan rohani pasien, karena perkembangan jaman juga.
c. Mengingatkan pada semua pelaku upaya kesehatan khususnya di rumah sakit dokter,
paramedis, perawat, seluruh karyawan bahwa tujuan dihadirkannya kita tidak lain
untuk beribadah kepada-Nya, beribadah dalam spektrum yang luas, termasuk
memberikan kekuatan spiritual kepada pasien
d. Berlaku untuk seluruh pasien yang menggunakan pelayanan di RSUD Kota Dumai
agar pasien merasa lebih kuat, ikhlas dan yakin akan pertolongan dari Tuhan Yang
Maha Esa.

Lima Pilar Pokok Dalam Pelayanan Kerohanian Rsud Kota Dumai


Bentuk bentuk bimbingan antara lain:
a. Pembinaan rohani
b. Layanan bimbingan rohani rawat jalan
c. Layanan bimbingan rohani rawat inap
d. Layanan pendampingan pasien terminal
e. Layanan pemulasaran jenazah
Metode Bimbingan Rohani
Metode bimbingan rohani yakni :
a. Wawancara
Salah satu cara memperoleh fakta fakta kejiwaan yang dapat dijadikan bahan
pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup kejiwaan klien pada saat tertentu
memerlukan bantuan
b. Metode Non Direktif (cara yang tidak mengarahkan) ;
Metode ini mempunyai dua cara yakni ;
- Client Centered
Yaitu cara mengungkapkan tekanan batin yang dirasakan menjadi penghambat
pasien dengan system pancingan yang berupa satu dua pertanyaan terarah
- Metode Edukatif
Yaitu cara mengungkapkan tekanan perasaan yang menghambat perkembangan
belajar dengan mengorek sampai tuntas perasaan/sumber perasaan yang
menyebabkan hambatan dan ketegangan.
c. Metode Psikoanalisa (penganalisaan jiwa)
Metode ini untuk memperolah data data tentang jiwa tertekan bagi penyembuhan jiwa
klien tersebut.
d. Metode Direktif (metode yang bersifat mengarahkan)
Metode ini bersifat mengarahkan kepada klien untuk berusaha mengatasi kesulitan
(problem) yang dihadapi. Pengarahan yang diberikan kepada klien adalah dengan
memberikan secara langsung jawabab-jawaban terhadap permasalahan yang menjadi
sebab kesulitan yang dihadapi/dialami klien.
e. Metode Sosiometri
Yaitu suatu cara yang digunakan untuk mengetahui kedudukan klien dalam kelompok.
Secara psokologis manusia tidak hanya diukur atau dinilai dari kecerdasan atau
Intelejent Quaetion (IQ) tetapi juga diukur oleh EQ nya. EQ berpengaruh dalam
bentukan sifat sifat seseorang antara lain : sifat dermawan, santun, sabar, rela berkorban
kasih saying dan rasa kepedulian. Seandainya IQ berpengaruh terhadap bertambahnya
rasa percaya diri dan meningkatnya daya ingat serta daya nalar seseorang.
Dari segi kesehatan mental puasa erat kaitannya dengan kemampuan mengendalikan
diri, puasa merupakan wahana penempatan mental sehingga ujian dan cobaan serta sikap
mengahadapi perjuangan dan pengorbanan yang lebih berat.puasa dapat melatih
kedisiplinan dalam mengendalikan diri dari amarah, nafsu ingin berkuasa, siakp
berlebiahan dan dari sikap merasa paling benar.
Metode Commulative Records, yaitu segala fakta yang diperolehdari klien dicatat
secara teratur dan rapih di dalam buku catatan untuk klien yang besangkutan dan
disimpan baik baik sebagai file (dokumen penting), pada saat dituntaskan, catatan pribadi
tersebut dianalisa dan diidentifikasi untuk bahan pertimbangan metode apa yang lebih
tepat untuk bantuan yang akan deberikan kepadanya

2.3 Tata Laksana


2.3.1 Pelayanan Rohani Pasien Rawat Inap
Pelayanan pasien rawat inap ini merupakan bimbingan reguler bagi pasien rawat
inap RSUD Kota Dumai. Bimbingan rohani ini dilakukan oleh rohaniawan yang
ditunjuk oleh pihak RSUD Kota Dumai atas permintaan pasien dan keluarga.
Bimbingan ini diberikan dalam bentuk motivasi dan pelaksanaan ibadah saat sedang
sakit. Bimbingan diberikan bukan hanya kepada pasien tetapi juga kepada keluarga
yang menunggu. Adapun langkah-langkah kegiatan bimbingan rohani pasien rawat inap
adalah sebagai berikut :
1. Tahap Pra Pelayanan Bimbingan
a. Untuk petugas ruang rawat inap
Form permintaan bimbingan yang telah diisi oleh keluarga dan pasien :
o Jika terisi ceklist permintaan bimbingan rohaniawan dari pihak RS, maka
petugas rawat inap menghubungi pihak rohaniawan yang telah ditunjuk oleh
pihak Rumah Sakit dan memberikan kontrak waktu yang tepat kapan akan
dilakukan bimbingan.
o Jika terisi cheklist bimbingan rohaniawan dari pihak keluarga, maka petugas
rawat inap memberikan kontrak waktu yang tepat kapan akan dilakukan
bimbingan. Kontrak waktu yang tepat adalah:
o Diluar jam visite DPJP
o Diluar tindakan medik lain
o Diluar jam kunjung pasien
b. Untuk petugas Rohaniawan ;
o Perhatikan pakaian dan peralatan lain yang dibutuhkan
o Sebelum melakukan bimbingan perlu diperhatikan pakaian dan peralatan yang
dibutuhkan karena penampilan juga penting. Jika kita rapi dan sopan maka
pasien dan keluarga tentu akan ramah menerima kehadiran kita.
o Membawa buku bimbingan rohani atau buku kecil panduan doa-doa dan atau
leaflet-leaflet kecil yang akan diberikan kepada pasien.
o Saat menuju ruangan pasien ucapkan salam kepada pengunjung atau keluarga
pasien dengan tersenyum.
o Karena senyum adalah daya pikat nomor satu dalam perbedaan mendasar
antara senyum komunikasi, perlu diingat bahwa seorang konselor
agama/pembimbing rohani dengan senyum-senyum yang lain, adalah senyum
yang tulus yang terpancar dari hati.
o Fungsinya yaitu membantu menghilangkan kecurigaan berlebih dari pasien.
Ekspresi perhatian kepada pasien diharapkan dapat menenangkan pasien.
o Ketuk pintu dengan lembut dan perkenalkan diri dengan singkat dan ramah
o Mohon ijin kepada keluarga atau penunggu pasien untuk dapat bersilaturrahim
dengan pasien
o Apabila pasien dalam keadaan siap dan tidak mengganggu maka pelayanan
dapat dimulai
o Usahakan dapat mengetahui nama pasien
o Sebelum melakukan bimbingan perlu mengetahui data pasien agar lebih
mudah mengenal pasien dan penyakit pasien.

2. Tahap Proses Pelayanan Bimbingan Oleh Rohaniawan


a. Perkenalkan diri secara khusus kepada pasien
Artinya kita perlu memperkenalkan diri dulu siapa kita dan kita datang untuk apa
agar pasien merasa lebih aman dengan kita.
b. Lakukan wawancara singkat tentang penyakit dan harapan pasien dengan
bersahabat dan penuh empati
c. Tidak larut dalam kesedihan pasien
d. Berikan sentuhan-sentuhan tangan terhadap pasien sebagai rasa empati
e. Berikan pengertian untuk tetap sabar dalam menghadapi cobaan (tidak
menggurui)
f. Anjurkan untuk tetap melakukan ibadah sesuai agama pasien semampu pasien
g. Berikan doa-doa dengan suara lembut
h. Berikan leaflet-leaflet doa
i. Mohon diri dengan santun dan ucapkan salam
Proses pelayanan bimbingan minimal 10 menit dan maksimal 15 menit

2.3.2 Bimbingan Rohani Pasien Rawat Jalan/ IGD


Pelayanan rawat jalan ini sifatnya temporer yaitu waktunya tidak tentu. Model
bimbingan ini dapat dilakukan oleh petugas RS yang berhadapan langsung dengan
kondisi pasien. Dalam hal ini petugas RS (perawat/dokter) mengidentifikasi pasien
yang sekiranya memerlukan bimbingan. Dengan memberikan tuntunan bacaan doa atau
tuntunan istighfar sesuai kemampuan yang dimiliki petugas, pasien dibimbing untuk
ikut melafalkannya.

2.3.4 Bimbingan Rohani Pasien Pre Operasi


Pelayanan ini diberikan kepada pasien yang akan menjalani operasi, ini dilakukan
di ruangan rawat inap pasien oleh pearawat yang akan mengantarkan pasien ke ruang
operasi.dengan berdoa bersama sesuai agama dan keyakinan pasien.

2.4 Dokumentasi
a. Seluruh dokumen mengenai pelayanan kerohanian harus disimpan bersama-sama
rekam medis
b. Format permintaan pelayanan kerohanian, menggunakan formulir dengan ketentuan
sebagai berikut :
- Diketahui dan ditandatangani oleh pasien/wali pasien dan petugas kesehatan
- Formulir asli harus disimpan dalam berkas rekam medis pasien
- Sebagai tanda tangan, pasien atau keluarganya yang buta huruf harus membutuhkan
cap jempol jari kanan.
BAB 3
PENUTUP

Pelayanan kepada pasien dilaksanakan dengan penuh perhatian dan menghormati


nilai-nilai pribadi dan kepercayaan pasien. Rumah sakit mempunyai standar proses untuk
berespon terhadap permintaan pasien dan keluarganya untuk pelayanan rohaniwan atau
sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien.
Memenuhi standar ini, rumah sakit perlu memiliki kebijakan tentang pelayanan
kerohanian, pedoman dan SPO berkaitan dengan pelayanan kerohanian.
BAB 4
DAFTAR PUSTAKA

Undang –Undang no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit


Undang-Undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
Bukhori, Baedi. (2005). Upaya Optimalisasi Sistem Pelayanan Kerohanian Bagi
Pasien Rawat Inap. Semarang : Walisongo.
Musfir bin Saud Az Zahrani. (2005). Konseling Terapi. Jakarta : Gema Insani.
Samsudin, Salim. (2005). Bimbingan Rohani Pasien Upayan Mensinergisitaskan
Layanan Medis dan Spiritual di Rumah Sakit. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai