Anda di halaman 1dari 5

Etiologi

Menurut Brunner dan Suddarth, etiologi stroke adalah sebagai berikut :


1. Thrombosis adalah gumpalan darah yang ada di dalam dinding pembuluh
darah, perlahan akan menutup akibat penyimpanan kolesterol dalam dinding
arteri. Tanda-tanda thrombosis bervariasi, seperti sakit kepala, pusing, kejang,
dan kehilangan bicara sementara, paralysis, dan tanda ini tidak terjadi secar
tiba-tiba.
2. Embolisme serebral adalah bekuan darah yang dibawa ke otak dari bagian
tubuh yang lain. Emboli ini berasal dari thrombus dalam jantung sehingga
emboli ini merupakan perwujudan dari penyakit jantung
3. Iskemia adalah penuruan aliran darah ke otak
4. Hemoragik serebral adalah perdarahan pada otak akibat pecahnya pembuluh
darah serebral sehingga darah masuk ke dalam jaringan otak atau di sekitar
otak. (Brunner & Suddarth, )

1. Stroke non-hemoragik
Stroke ini disebabkan oleh faktor-faktor berikut
a. Menumpuknya lemak pada pembuluh darah yang menyebabkan mulai
terjadinya pembekuan darah
b. Benda asing dalam pembuluh darah jantung
c. Adanya lubang pada pembuluh darah sehingga darah bocor yang
mengakibatkan aliran arah ke otak berkurang
2. Stroke hemoragik
Stroke ini disebabkan karena salah satu pembuluh darah di otak bocor atau pecah
sehingga darah mengisi ruang di sel-sel otak. Diantara faktor-faktor penyebabnya
sebagai berikut :
a. Darah tinggi yang dapat menyebabkan pembuluh darah pecah
b. Peleburan pada pembuluh darah yang menyebabkan pembuluh darah pecah
c. Tumor pada pembuluh darah
(Iyan Hernanta, 2013)
Faktor resiko
1. Faktor resiko medis
a. Ateriosklerosis atau pengerasan pembuluh darah
b. Adanya riwayat stroke dalam keluarga
c. Migraine atau sakit kepala sebelah

2. Faktor resiko pelaku


a. Kebiasaan merokok
b. Mengonsumsi minuman bersoda dan beralkohol
c. Suka menyantap makanan cepat saji
d. Kurangnya aktivitas gerak atau olahraga
e. Suasana hati yang tidak nyaman, seperti sering marah tanpa alasan yang jelas

3. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi


a. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Tekanan darah tinggi merupakan peluangterbesar terjadinya stroke. Hipertensi
mengakibatkan adanya gangguan aliran darah yang mana diameter pembuluh
darah akan mengecil sehingga darah yang mengalir ke otak pun akan
berkurang. Dengan pengurangan aliran darah ke otak, maka otak akan
kekurangan oksigen, glukosa, lama-kelamaan jaringan otak akan mati
b. Penyakit jantung
Penyakit jantung seperti jantung coroner dan infark miokard (kematian otot
jantung) menjadi faktor terbesar terjadinya stroke. Seperti kita ketahui,
jantung merupakan pusat aliran darah di tubuh. Jika pusat pengaturan darah
mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh pun terganggu, termasuk
aliran darah menuju otak. Gangguan aliran darah itu dapat mematikan
jaringan otak mendadak ataupun bertahap.
c. Diabetes mellitus
DM mempunyai resiko mengalami stroke. Pembuluh darah pada penderita
diabetes mellitus umumnya lebih kaku atau tidak lentur. Hal ini terjadi karena
adanya peningkatan atau penurunan kadar glukosa darah secara tiba-
tibasehingga dapat menyebabkan kematian otak.
d. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia adalah kondisi dimana kadar kolesterol dalam darah
berlebih. LDL yang berlebih akan mengakibatkan terbentuknya plak pada
pembuluh darah. Kondisi seperti ini lama-kelamaan akan mengganggu aliran
darah, termasuk aliran darah ke otak.
e. Merokok
Dari berbagai penelitian diketahui bahwa orang-orang yang merokok
mempunyai kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibanding orang yang
tidak merokok. Pengingkatan kadar fibrinogen mempermudah terjadinya
penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan
kaku, maka dapat menyebabkan gangguan aliran darah.

4. Faktor resiko yang tidak dapat di modifikasi


a. Usia
Semakin bertambahnya usia. Semakin besar pula resiko terjadinya stroke. Hal
ini terkait dengan proses degenerasi (penuaan) yang terjadi secara alamiah.
Pada orang-orang yang lanjut usia, pembuluh darah lebih kaku karena banyak
penimbunan plak. Penimbunan plak yang berlebih akan mengakibatkan
berkurangnya aliran darah ke tubuh termasuk otak.
b. Jenis kelamin
Dibanding dengan perempuan, laki-laki cenderung beresiko lebih besar
mengalami stroke. Ini terkait dengan bahwa laki-laki cenderung merokok.
Bahaya terbesar dari rokok adalah merusak lapisan pembuluh darah pada
tubuh
c. Riwayat keluarga
Jika salah satu dari keluarga pernah menderita stroke, maka kemungkinan dari
keturunan keluarga tersebut dapat mengalami stroke. Orang dengan riwayat
stroke pada keluarga memiliki resiko lebih besar untuk terkena stroke
disbanding orang yang tanpa riwayat stroke pada keluarganya.
d. Perbedaan ras
Fakta terbaru menunjukkan bahwa resiko stroke pada orang Afrika-Karibia
sekitar dua kali lebih tinggi daripada orang non-Karibia. Hal ini
dimungkinkan Karen tekanan darah dan diabetes lebih sering terjadi pada
orang Afrika-Karibia daripada non-Afrika Karibia. Hal ini dipengaruhi juga
oleh faktor genetic dan faktor lingkungan. (Sheria Puspita, 2015)

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi
a. CT scan
Pada kasus stroke, CT scan dapat membedakan stroke infark dan stroke
hemoragik. Pemeriksaan CT scan kepala merupakan gold standar untuk
menegakan diagnosis stroke.
b. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Secara umum pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) lebih
sensitive dibandingkan CT scan. MRI mempunyai kelebihan mampu melihat
adanya iskemik pada jaringan otak dalam waktu 2-3 jam setelah onset stroke
non hemoragik. MRI juga digunakan pada kelainan medulla spinalis.
Kelemahan alat ini adalah tidak dapat mendeteksi adanya emboli paru, udara
bebas dalam peritoneum dan fraktur. Kelemahan lainnya adalah tidak bisa
memeriksa pasien yang menggunakan protese logam dalam tubuhnya,
preosedur pemeriksaan yang lebih rumit dan lebih lama, serta harga
pemeriksaan yang lebih mahal.

2. Pemeriksaan laboratorium
Pada pasien yang diduga mengalami stroke perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium. Parameter yang diperiksa meliputi kadar glukosa darah, elektrolit,
analisa gas darah, hematologi lengkap, kadar ureum, kreatinin, enzim jantung,
prothrombin time (PT) dan activated partial thromboplastin time (aPTT).
Pemeriksaan kadar glukosa darah untuk mendeteksi hipoglikemi maupun
hiperglikemi, karena pada kedua keadaan ini dapat dijumpai gejala neurologis.
Pemeriksaan elektrolit ditujukan untuk mendeteksi adanya gangguan elektrolit
baik untuk natrium, kalium, kalsium, fosfat maupun magnesium. Pemeriksaan
analisa gas darah juga perlu dilakukan untuk mendeteksi asidosis metabolik.
Hipoksia dan hiperkapnia juga menyebabkan gangguan neurologis. Prothrombin
time (PT) dan activated partial thromboplastin time (aPTT) digunakan untuk
menilai aktivasi koagulasi serta monitoring terapi. Dari pemeriksaan hematologi
lengkap dapat diperoleh data tentang kadar hemoglobin, nilai hematokrit, jumlah
eritrosit, leukosit, dan trombosit serta morfologi sel darah. Polisitemia vara,
anemia sel sabit, dan trombositemia esensial adalah kelainan sel darah yang dapat
menyebabkan stroke. (Rahajuningsih, 2009)

Arum, Sheria Puspita. 2015. Stroke, Kenali, Cegah, & Obati. Yogyakarta : PT
Suka Buku
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 12. Jakarta: EGC.
Hernanta, Iyan. 2013. Ilmu Kedokteran Lengkap Tentang Neurosains. Yogyakarta
: D-Medika
Rahajuningsih D S. 2009. Patofisiologi trombosis. Edisi ke – 4 . Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai