Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Lanjut usia (lansia) adalah seseorang dengan usia 65 tahun atau lebih yang
terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit melainkan
suatu proses natural tubuh meliputi terjadinya perubahan deoxyribonucleic acid (DNA),
ketidaknormalan kromosom dan penurunan fungsi organ dalam tubuh. Sekitar 65% dari
lansia yang mengalami gangguan kesehatan, hidup hanya ditemani oleh seseorang yang
mengingatkan masalah kesehatannya, dan 35% hidup sendiri. Secara individu,
pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai macam masalah, baik masalah
secara fisik, biologis, mental maupun masalah sosial ekonomi (Nies & McEwen, 2007;
Tamher & Noorkasiani, 2009).
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2015, populasi
penduduk dunia yang berusia 60 tahun atau lebih, mencapai 900 juta jiwa. Dewasa ini,
terdapat 125 juta jiwa yang berusia 80 tahun atau lebih, pada tahun 2050, diperkirakan
mencapai 2 milliar jiwa di seluruh dunia. Akan ada hampir sebanyak 120 juta jiwa yang
tinggal sendiri di Cina, dan 434 juta orang di kelompok usia ini di seluruh dunia. Di
kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada
tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total polulasi, sedangkan pada
tahun 2010 jumlah Lansia 24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020
diperkirakan jumlah Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi
(Departemen Kesehatan RI, 2013; WHO, 2015).
Menurut Ambarwati (2014) semakin tua umur seseorang, maka akan semakin
menurun kemampuan fisiknya, hal ini dapat mengakibatkan kemunduran pada peran
sosialnya dan juga akan mengakibatkan gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan
hidupnya. Meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain dengan
kata lain akan menurunkan tingkat kemandirian lansia tersebut. Maslow (1962, dikutip
oleh Ambarwati 2014) menyebutkan teori tentang hierarki kebutuhan, tingkatan yang
tertinggi (ke-5) adalah kebutuhan aktualisasi diri (need for self Actualization) yang
terkait dengan tingkat kemandirian, kreatifitas, kepercayaan diri dan mengenal serta
memahami potensi diri sendiri.

1
1.2.Rumusan Masalah
a. Apa itu konsep keluarga ?
b. Bagaimana tahap perkembangan keluarga dewasa akhir ?
c. Bagaimana tugas-tugas perkembangan keluarga dewasa akhir ?
d. Apa saja masalah-masalah kesehatan pada keluarga dewasa akhir ?
e. Bagaimana cara penyesuaian diri lansia ?
f. Bagaimana peran anggota keluarga dalam merawat lansia dirumah ?
g. Bagaimana peran perawat ?
1.3 Tujuam
a. Menjelaskan definisi keluarga.
b. Menjelaskan thap perkembangan keluarga dewasa akhir.
c. Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga dewas akjhir .
d. Menjelaskan masalah-masalah kesehatan keluarga dewasa akhir.
e. Menjelaskan cara penyesuaian diri lansia.
f. Menjelskan perana nggota keluarga dalam merawat lansia dirumah.
g. Menjelaskan peran perawat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep keluarga


1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,
2010).
penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan
keluarga saling berhubungan, dan menempati posisi antara individu dan
masyarakat (Harmoko. 2012).
keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan. (WHO, dalam Harmoko 2012).
Keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal dalam satu rumah
tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. (Helvie, dalam
Harmoko 2012).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan sekumpulan
orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi dan tinggal dalam
satu rumah.
2. fungsi keluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu:
a. Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada
anggota keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi
dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat,.

3
d. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,

perawatan kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86; 2010)

3. Tipe dan bentuk keluarga


Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut :
a. Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu
rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu/ keduanya dapat bekerja di laur rumah.
b. Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya
c. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.

d. Middle Age/ Aging Couple


Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meningglakan rumah karena sekolah/
perkawinan/meniti karier.
e. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak, keduanya/slah
satu bekerja di rumah.
f. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-
anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
g. Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.

4
h. Commuter Married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

i. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
j. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k. Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-panti.

l. Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu
kesatuan keluarga dan tiap indivisu adalah menikah dengan yang lain
dan semua adalah orang tua dari anak-anak.

n. Unmarried paret and child


Ibu dan aak dmana perkawinan tidak dikehendaki, anakya di adopsi.
o. Cohibing Cauple
Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.
(Harmoko, hal 23; 2012)

2.2 Tahap perkembangan keluarga dewasa akhir ( lanjut usia)


Tahap perkembangan keluarga usia lanjut menurut Friedman (1998) Tahap
terakhir siklus kehidupan keluarga yang dimulai ketika salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiunan, sampai salah satu pasangan meninggal dan
berakhir ketika kedua pasangan meningggal.Persepsi terhadap siklus kehidupan ini
sangat berbeda dikalangan keluarga lanjut usia. Beberapa orang merasa
menyedihkan, sementara yang lain merasa hal ini merupakan tahun-tahun terbaik
dalam hidup mereka. Banyak dari mereka yang tergantung dari sumber-sumber
finansialyang adekuat, kemampuan memelihara rumah yang memuaskan dan status

5
kesehatan individu. Mereka yang tidak lagi mandiri karena sakit, umumnya memiliki
norma yang rendah dan kesehatan fisik yang buruk sering merupakan antersedan
penyakit mental dikalangan lansia.
Karena proses menua berlangsung dan masa pension menjadi suatu kenyataan,
maka ada beberapa macam stressor atau kehilangan-kehilangan yang dialami oleh
mayoritas lansia dan pasangan-pasangan yang mengacaukan transisi peran mereka.
Hal ini meliputi :
a Ekonomi- Menyesuaikan terhadap pendapatan yang turun secara
substansial, mungkin kemudian menyesuaikan terhadap
ketergantungan ekonomi (ketergantungan pada keluarga atau
subsidi pemerintah)
b Perumahan- Sering pindah tempat tinggal yang lebih kecil dan
kemudian dipaksa pindah ketatanan institusi.
c Sosial-Kehilangan (kematian) saudara, teman-teman dan
pasangan.
d Pekerjaan- Keharusanan pension dan hilangnya peran dalam
pekerjaan dan perasaan produktivitas
e Kesehatan-Menurun fungsi fisik, mental dan kognitif ;
memberikan perawatan bagi pasangan yang kurang sehat.
Orang yang lebih tua mengalami masalah dalam berbagai aktivitas hidup
sehari-hari yang termasuk mandi, berpakaian, makan, toilet. Masalah-masalah ini
kemampuan orang yang lebih tua sering berdampak terhadap hidup mandiri,
karena penurunan fungsional dimana semua mempengaruhi kualitas hidup
individu (Maryam,2008).

Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu pasangan


pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia lanjut dan pensiun
merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai proses stresor dan
kehilangan yang harus dialami keluarga. Stresor tersebut adalah berkurangnya
pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta
perasaan menurunnya produktifitas dan fungsi kesehatan. Mempertahankan
penataan kehidupan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada
tahap ini. Usia lanjut umumnya lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri
daripada tinggal bersama anaknnya.

6
Tugas perkembangan tahap ini adalah :

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan


2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik, dan pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahakan hubungan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review
6) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan
kematian (harmoko, 2012).

2.3 Tugas – tugas perkembangan keluarga dewasa akhir atau usia lanjut
menurut Fiedman (1998) adalah :
1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
Orang tua yang tinggal dirumah sendiri biasanya mempunyai
penyesuaian diri yang baikdari pada tinggal bersama anaknya. Orang tua
yang pindah kerumah anaknya biasanya lansia dengan penurunan kesehatan
atau ekonomi sehingga tidak punya pilihan lain. Hal ini merupakan bukti
pengaturan diri hidup secara mandiri merupakan predictor kesejahteraan
yang ampuh bagi lansia.Perpindahan tempat, merupakan traumatik karena
berarti meninggalkan pertalian tetangga dan persahabatan yang member
kenyamanan dan keamanan.Akan tetapi, jika hal ini harus terjadi maka
menciptakan lingkungan seperti lingkungan lama merupakan hal yang
penting pada saat ini.
2. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
Ketika pensiun, terjadi penurunan pendapatan secara tajam, dan
seiringnya dengan berlalunya tahun, pendapatanpun semakin menuru dan
semakin tidak memadahi karena terus naiknya biaya hidup dan terkurasnya
tabungan. Lansia lebih banyak menghabiskan uang untuk perawatan
kesehatan sehingga perlu menyesuaikan pengeluaran dengan
pendapatannya.Program asuransi atau bantuan orang lain terutami dari
generasinya mungkin sangat dibutuhkan pada saat ini.

7
3. Mempertahankan hubungan perkawinan
Perkawinan yang dirasakan memuaskan memuaskan dalam tahun
tahun berikutnya biasanya mempunyai sejarah positif yang panjang dan
sebaliknya. Riset membuktikan bahwa perkawinan mempunyai kontribusi
yang besar bagi moral dan aktivitas yang berlangsung kedua pasangan lansia.
4. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
Lansia umumnya menyadari bahwa kematian merupakan proses
kehidupan yang normal. Akan tetapi, kematian pasangan merupakan hal-hal
yang sulit untuk diadaptasi.Kehilangan pasangan merupakan hal yang paling
traumatis bagi lansia dan mampu melunturkan semua dukungan, meskipun
anak anak telah mengisi kekosongannya.Mempertahankan ikatan keluarga
antargenerasi.
5. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.
Meskipun ada suatu kecenderunagan bagi lansia untuk menjauhkan
diri dari hubungan sosial, keluarga tetap menjadi fokus interaksi-interaksi
sosisl lansia dan sumber utama dukungan social. Karena lansia menarik dari
aktivitas-aktivitas dunia sekitarnya, hubungan-hubungan dengan pasangan,
anak-anak, cucu-cucu dan saudara-saudaranya menjadi lebih penting.
6. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi
hidup).
Penelaahan hidup merupakan “life review” merupakan aktivitas yang
vital dan umum dilakukan lansia, karena aktivitas ini menggambarkan suatu
penelaahan sentral kehidupan. Aktivitas ini dipandang sebagai tugas
perkembangan “ tipe kognitif” . hal penting dari aktivitas ini terletak pada
fakta bahwa penelaahan kehidupan memudahkan penyesuaian terhadap
situasi-situasi yang sulit dan memberikan pandangan terhadap kejadian-
kejadian masa lalu. Lansia sangat peduli dengan kualitas hidup mereka dan
berharap agar mereka dan berharap agar dapat hidup terhormat dan penuh
arti.

8
2.4 Masalah –masalah kesehatan pada tahap keluarga dewasa akhir atau
menurut Friedman (2010) adalah sebagai berikut :
1. Disabilitas disfungsional meningkat
2. Gangguan mobilitas
3. Penyakit kronik
4. Kekuatan dan fungsi otot menghilang
5. Layanan perawatan dalam jangka panjang
6. Memberikan asuhan
7. Isolasi social
8. Berduka atau depresi
9. Gangguan kognitif

2.5 Cara penyusuaian diri lansia


a. Fisik
1) Kegiatan perawatan diri
2) Melakukan senam
3) Pemeriksaan kesehatan rutin
4) Mengikuti kegiatan yang masih mampu
5) Dilakukan
6) Minum obat secara teratur jika sakit
7) Makan makanan bergizi
8) Minum paling sedikit 8 gelas sehari
b. Psikologi
1) Mengenal masalah
2) Menerima proses penuaan
3) Pemberi nasehat dan pandangan
4) Beribadah secara teratur
5) Terlibat dalam kegiatan sosial maupun keagamaan
6) Sabar dan tawakal
7) Mempertahankan kehidupan social

9
c. Sosial dan masyarakat
1) Memiliki pandangan dan wawasan
2) Saling kunjung mengunjungi
3) Melakukan kegiatan rekreasi
4) Penyesuaian diri terhadap masa pension
2.6 Peran angota keluarga dalam merawat lansia di rumah
a. Melakukan pembicaraan terarah
b. Mempertahankan kehangatan keluarga
c. Membantu dalam melakukan persiapan makanan
d. Membantu kebutuhan transportasi
e. Membantu finansial
f. Memberikan kasih saying

2.7 Peran perawat


Di dalam pembinaan terhadap keluarga tersebut, perawat mempunyai
beberapa peran antara lain :

a. Pendidik : tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah membantu


individu, keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat sehingga
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Untuk mencapai
tujuan tersebut perawat harus mendidik keluarga agar berperilaku sehat
dan selalu memberikan contoh yang positif tentang kesehatan.
b. Konsultan dan Kolaborasi : perawat sebagai nara sumber bagi keluarga
dalam mengatasi masalah keamanan keluarga. Agar keluarga mau
meminta nasehat kepada perawat maka hubungan perawat-keluarga harus
dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya..
c. Pemberi pelayanan kesehatan/peaksana kesehatan : sesuai dengan tugas
perawat yaitu memberi Asuhan Keperawatan yang professional kepada
individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbataan pengetahuan, serta
kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-
hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat "promotif',
`preventif', "curatif' serta "rehabilitatif' melalui proses keperawatan yaitu

10
metodologi pendekatan pemecahan masalah secara ilmiah dan terdiri dari
langkah-langkah sebagai subproses.
d. Pengawas kesehatan : perawat harus melakukan “home visit” atau
kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan
pengajian tentang kebutuhan keamanan kline dan keluarga
e. Role model : perilaku yang ditampilkan perawat dapat dijadikan panutan.
Panutan ini digunakan pada semua tingkat pencegahan terutama PHBS.
Menampilka profesionalisme dalan berkerja
f. Fasilitator : perawat harus mampu menjembatani dengan baik terhadap
pemenuhan kebutuhan keamanan klien dan keuarga sehingga fakto risiki
dalam ketidak pemenuhan kebutuhan keamanan dapat diatasi
g. Modofokasi lingkungan : perawat harus dapat memodifikasi lingkungan
baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar tercipta
lingkungan yang sehat dalam menunjang pemenuhan kebutuhan
keamanan
h. Manajer : perawat mempunyai peran dan tanggu jawab dalam mengelola
pelayan, maupun pendidikan keperawatan yang berada dibawah tanggung
jawabnya sesuai dengan konsep managemen keperawatab dalam kerangka
paradigm keperawatan. Sebagai pengelola perawat berperan dalam
memanta dan menjamin kualitas asuja keperawatan serta organisasi dan
mengendalikan system kesehatan
i. Penemu Kasus : Perawat melakukan identifikasi terhadap fenomena yang
terjadi di masyarakat dan dapat berpengaruh pada penurunan kesehatan,
bahkan mengancam kesehatan. Selanjutnya penelitian dilaksanakan untuk
menemukan faktor yang menjadi pencetus atau penyebab terjadinya
permasalahan tersebut melalui kegiatan penelitian dan hasilnya akan
diaplikasikan dalam praktek keperawatan

11
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Tahap perkembangan keluarga usia lanjut menurut Friedman (1998) Tahap


terakhir siklus kehidupan keluarga yang dimulai ketika salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiunan, sampai salah satu pasangan meninggal dan
berakhir ketika kedua pasangan meningggal. Tugas perkembangan tahap ini adalah
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan, Adaptasi dengan perubahan
kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan pendapatan, Mempertahankan
keakraban suami istri dan saling merawat, Mempertahakan hubungan anak dan sosial
masyarakat, Melakukan life review, Menerima kematian pasangan, kawan, dan
mempersiapkan kematian (harmoko, 2012).

A. Masalah –masalah kesehatan pada tahap keluarga dewasa akhir atau


menurut Friedman (2010) adalah sebagai berikut :
i. Disabilitas disfungsional meningkat
ii. Gangguan mobilitas
iii. Penyakit kronik
iv. Kekuatan dan fungsi otot menghilang
v. Layanan perawatan dalam jangka panjang
vi. Memberikan asuhan
vii. Isolasi social
SARAN.

pada penerapan asuhan keperawatan keluarga pada lansia perawat komunitas


harus berkerja sama pada

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/355253702/Asuhan-Keperawatan-Keluarga-
Dengan-Lansia

https://www.scribd.com/doc/317054294/Laporan-Pendahuluan-Keluarga-Dengan-
Lansia

13

Anda mungkin juga menyukai